Anda di halaman 1dari 1

Efektivitas komunikasi kelompok tidak terlepas dari efektivitas kelompok.

Indikator
keefektifan sebuah kelompok adalah keterlibatan setiap anggota dalam mengemukakan
pendapatnya. Jika situasi dan kondisi kelompok semakin memungkinkan untuk keterlibatan
tiap anggota, kelompok tersebut dapat dikatakan efektif. Rakhmat dalam Riyanto (2011)
menyatakan bahwa keefektifan kelompok dapat diidentifikasi melalui karakteristik
kelompok: (1) ukuran kelompok, (2) jaringan komunikasi, (3) kohesi kelompok, dan (4)
kepemimpinan.
Ukuran kelompok atau jumlah anggota kelompok mempengaruhi efektivitas komunikasi
kelompok. Saleh (2010) menyatakan bahwa ukuran kelompok yang besar akan
memungkinkan adanya anggota yang kurang berpartisipasi aktif terutama dalam
penyampaian gagasan secara lisan. Jumlah anggota kelompok yang sedikit akan
mempermudah pertukaran informasi antar anggota kelompok. Kelompok juga akan lebih
mudah dikendalikan sehingga komunikasi transaksional dapat berlangsung dengan baik.
Noise atau gangguan dalam komunikasi akan semakin sedikit karena penyampaian informasi
cenderung akan lebih efektif. Hal ini memungkinkan informasi-informasi mengenai inovasi
akan mudah diserap dan mempermudah tercapainya konsensus.
Karakteristik kedua yaitu jaringan komunikasi, yang merupakan suatu hubungan yang relatif
stabil antara dua individu atau lebih yang terlibat dalam proses pengiriman dan penerimaan
informasi (Rogers & Kincaid dalam Saleh 2010). Jaringan komunikasi yang efektif adalah
yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar anggota kelompok, dalam arti setiap
anggota kelompok mampu berinteraksi secara baik dengan anggota lainnya. Selain itu, akses
terhadap pemimpin pun turut mempengaruhi efektivitas jaringan. Semakin mudah anggota
berinteraksi dengan pemimpin, semakin efektif komunikasi dalam jaringan tersebut.
Kohesivitas kelompok berkaitan langsung dengan eratnya hubungan antar anggota kelompok.
Collins dan Raven dalam Arishanti (2005) mendefinisikan kohesivitas kelompok sebagai
kekuatan
yang
mendorong
anggota
kelompok
untuk
tetap tinggal di dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok. Semakin tinggi
kohesivitas kelompok akan membuat setiap anggota tetap berusaha mempertahankan
eksitensi kelompok sehingga terjalinlah komunikasi kelompok yang lebih intensif.
Kepemimpinan yang dimaksud terutama adalah kepemimpinan yang dimiliki oleh ketua
kelompok. Kepemimpinan ketua kelompok yang baik akan turut menumbuhkan jiwa
kepemimpinan anggota lainnya Dalam kelompok tani, seorang petani yang berperan sebagai
ketua adalah seorang kontak tani (opinion leader). Apabila kontak tani melibatkan
anggotanya secara aktif dalam kegiatan kelompok tani, termasuk dalam proses pengambilan
keputusan, tujuan kelompok akan lebih mudah terealisasi karena akan menimbulkan
komitmen para anggota untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai