Anda di halaman 1dari 8

I.

II.

NILAI RUJUKAN
Serum:
Laki-laki
: 3,5 - 7,2 mg/dl
Perempuan
: 2,5 6.0 mg/dl
HASIL PENGAMATAN
a. Identitas sampel
Nama
Umur
Jenis Kelamin

: Rina Widhiasih
: 20 tahun
: Perempuan

b. Hasil pemeriksaan
Absorbansi blanko
Absorbansi standar
Absorbansi sampel
Konsentrasi sampel

: 0,0208 mg/dl
: 0, 1389 mg/dl
: 0, 1422 mg/dl
: 6,17 mg/dl

c. Gambar pemeriksaan

Reagen untuk pemeriksaan asam urat

Reagen standar untuk pemeriksaan asam


urat

Aquadest yang digunakan sebagai blanko

Sampel serum pasien atas nama Rina


Widhiasih

Hasil absorbansi larutan blanko

Hasil absorbansi larutan standar

Hasil pemeriksaan sampel

III.

Pembahasan
Pemeriksaan asam urat adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui kadar asam
urat dalam tubuh biasanya diperlukan pemeriksaan darah. Asam urat adalah hasil
metabolisme purin dalam tubuh. Namun asam urat akan tergangu pengelurannya jika
fungsi kerja ginjal tergangu atau tubuh sedang sakit diabetes, kelainan genetik (kelainan
enzim), obesitas dan konsumsi makanan tinggi purin secara berlebihan. Hal lain yang
dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak (Rahmat
Nugraha)
Asam urat terutama disintesis dalam hati yang dikatalisis oleh enzim xantin
oksidase. Asam urat diangkut ke ginjal oleh darah untuk filtrasi, direabsorbsi sebagian,
dan diekskresi sebagian sebelum akhirnya diekskresikan melalui urin. Peningkatan kadar
asam urat dalam urin dan serum bergantung pada fungsi ginjal, kecepatan metabolisme
purin, dan asupan diet makanan yang mengandung purin ( Hamdani, 2012)
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal
dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin.
Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau
karena penyakit tertentu.

Pada manusia dan mamalia, nukleotida purin disintesis untuk memenuhi


kebutuhan organisme akan precursor monomer asam nukleat dan untuk fungsi-fungsi
lain. Pada beberapa organisme (burung, amfibi, dan reptile), sintesis nukleotida purin
mempunyai fungsi tambahan untuk berfungsi sebagai wahana kimia mengekskresi
produk sisa nitrogen sebagai asam urat. Pada manusia, katabolit akhir (produk akhir) dari
purin adalah asam urat. Pertimbangan dari pengamatan yang dilakukan pada manusia
dengan defisiensienzim herediter, nyata bahwa lebih dari 99% asam urat berasal dari
substrat untuk purin nukleosida fosforilase. Produk purin dari purin nukleosida
fosforilase, guanin dan hipoxantin, dikonversi menjadi asam urat melalui xantin dalam
reaksi yang dikatalisis oleh enzim guanase dan xantin oksidase. Xantin oksidase sangat
aktif dalam hati, usus halus, dan ginjal, dan tanpa kehadirannya asam urat tak dibentuk
(Yaenz, 2010).
Kelainan-kelainan metabolism purin, aktivitas xantin oksidase adalah tempat
penting untuk intervensi farmakologik para pasien dengan hiperurikemia dan gout. Pada
primata yang lebih rendah dan mamalia lain, enzim urikae bertanggung jawab untuk
hidrolisis asam urat menjadi alantoin, produk akhir katabolisme purin yang sangat larut
dalam air pada hewan-hewan ini mengekskresi asam urat dan guanin sebagai produk
akhir metabolism purin maupun metabolism nitrogen (protein).
Organisme yang membentuk asam urat sebagai produk sisa nitrogen utama
disebut urikotelik. Metabolisme asam urat pada manusia telah dipelajari dengan
penggunaan asam urat berlabel isotop sebagaimana prekursornya, glisin dan format.
Dosis tunggal N15 asam urat disuntikan intra vena ke dalam tubuh manusia normal dan
pasien yang menderita gout, penyakit yang ditandai dengan penimbunan asam urat dan
natrium urat yang meningkat. Penatalaksanaan natrium urat, garam dari asam urat, oleh
ginjal mamalia telah banyak diselidiki. Nyata dari penyelidikan terbaru bahwa natrium
urat difiltrasi bebas oleh glomerulus mamalia, direabsorpsi banyak dan sebagian disekresi
dalam tubulus proksimal, disekresi lebih lanjut dalam lengkung Henle, dan mungkin
direabsorpsi lagi sebagian dalam tubuli kontorti distal. Ekskresi bersih asam urat total
pada manusia normal adalah 400-600 mg/24 jam. Banyak senyawa farmakologi dan
alamiah mempengaruhi absorpsi dan sekresi natrium urat oleh ginjal. Aspirin dalam dosis
tinggi secara kompetitif menghambat ekskresi dan reabsorpsi urat (Rara, 2015).

Pemeriksaan kadar asam urat darah di laboratorium bisa dilakukan dengan 2


metode yaitu cara cepat menggunakan stik dan metode enzimatik. Pada praktikum
pemeriksaan asam urat kali ini dilakukan dengan metode enzimatik. Prinsip pemeriksaan
kadar asam urat metode enzimatik adalah uricase memecah asam urat menjadi allantoin
dan hidrogen peroksida. Selanjutnya dengan adanya peroksidase, peroksida, Toos dan 4aminophenazone membentuk warna quinoneimine. Intensitas warna merah yang
terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam urat. Nilai rujukan untuk laki laki : 3.5
7.2 mg/dl, sedangkan untuk perempuan : 2.5 6,0 mg/dl
Persiapan bagi penderita yang akan diambil sampelnya yaitu puasa 10 - 12 jam
dan tidak mengkonsumsi makanan tinggi purin (misalnya : daging, jerohan, sarden,
otak) minimal 24 jam sebelum uji dilaksanakan, oleh karena dapat mempengaruhi
terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan (Yaenz, 2010).
Pada saat praktikum pemeriksaan, sampel yang diperiksa diperoleh dari
Mahasiswa atas nama probandus Rina Widhiasih (perempuan, 20 tahun). Pemeriksaan
asam urat ini dilakukan menggunakan metode Kinetik Enzimatik Talke and Schubert,
Tiffany et al dengan reagen ERBA dan alat spektrofotometer. Sampel yang digunakan
adalah serum pasien sejumlah 12,5 ml dan reagen sebanyak 500 ml. Pemeriksaan ini
menggunakan 3 buah tabung diantaranya tabung untuk pemeriksaan sampel, blanko dan
juga tabung untuk standar.
Pada saat praktikum dilakukan, pemeriksaan diawali dengan mempersiapkan
semua alat dan bahan. Kemudian masing masing tabung dibeli label dengan blanko,
sampel dan standar. Kemudian pada masing masing tabung diberi reagen sebanyak
500 ml dan sampel, blanko dan standar sebanyak 12,5 ml, kemudian dihomogenkan dan
dilakukan inkubasi selama 5 menit. Alat spektrofotometer kemudian dipersiapkan.
Setelah pemeriksaan di setting, dimasukkan tabung blanko untuk yang pertama. Setelah
diperoleh absorbansinya kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan standar dan sampel.
Setelah diperoleh hasil, alat kemudian di bersihkan dengan di Wash menggunakan
aquadest. Kemudian hasil yang didapat dicatat dan tabung yang digunakan dapat
dibersihkan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar asam urat dengan alat spektrofotometer,
hasil yang didapat pada probandus atas nama Rina Widhiasih (perempuan, 20 tahun)
tersebut adalah sebesar 6,17 mg/dl, dengan nilai normal kadar asam urat untuk

perempuan dewasa adalah 2,5 - 6.0 mg/dl, maka hasil tersebut diaktakan melebihi nilai
normal (meningkat).
Apabila kadar asam urat berada diatas nilai normal disebut hiperurisemia. Pada
hiperurisemia, kadar urat serum melebihi batas kelarutanmya. Kristalisasi natrium urat
yang terjadi di dalam jaringan lunak dan persendian akan membentuk endapan yang
dinamakan tofus. Proses ini menyebabkan suati reaksi peradangan akut, yaitu artritis
gout akut, yang dapat berlanjut menjadi artritis gout kronis
Dua faktor penyebab hiperurisemia yaitu :
1. Sintesis meningkat yang bersifat metabolis
a. Asupan atau diet yang kaya dengan nukleosida purin
b. Penghancuran sel yang meningkat seperti leukemia
c. Hiperaktif enzim, seperti pada gout
d. pH darah yang asam seperti laktat asidosis, ketoasidosis
2. Faktor ekskresi oleh tubuli ginjal. Jika ginjal gagal dalam membuang asam urat ke urine,
kadar asam urat darah akan naik.
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati
sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya
ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristalkristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel
tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua
makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan)
atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil
metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki
asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat.
Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung
purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap
hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen. Penyakit
asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder
Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi

asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari
tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi
asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti
dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab
lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang
tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar
benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda
keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi. Umumnya yang
terserang asam urat adalah para pria, sedangkan pada perempuan persentasenya kecil dan
baru muncul setelah menopause (Yaenz, 2010).
Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan
usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause. Hal ini karena
perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat
lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada
perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut. Jadi selama seorang
perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol
Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah
perempuan terkena asam urat. Kalau peningkatan asam urat ini melewati ambang batas
yang bisa ditolerir, persoalan akan timbul pertama pada ginjal, sendi, dan saluran kemih.
Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan Teknik
Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan
pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan
menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan
mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 6
mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia. Perjalanan penyakit yang
klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah
cek asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl, dan makin lama makin tinggi (Imamri, 2014).

IV.

SIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan kadar asam urat pada sampel atas nama Rina Widhiasih
( perempuan, 20 tahun) hasil meningkat yaitu 6,17 mg/dl.
DAFTAR PUSTKA

Imamri,

2014.

Pemeriksaan

Kadar

Asam

Urat.

(online).

https://imamri.wordpress.com/tag/pemeriksaan-kadar-asam-urat-dengan-plasma-darah/
[diakses 29 Oktober 2016 17:03 WITA]
Rara, 2015. Laporan Besar Biokimia Gizi : Pemeriksaan Kadar Asam Urat Serum (online)
http://raraaqamaraa.blogspot.co.id/2015/11/laporan-besar-biokimia-gizipemeriksaan.html [diakses 29 Oktober 2016 16:53 WITA]
Rahmat

Nugraha.

2013.

Laporan

kimia

klinik

modul

http://www.academia.edu/8855763/Laporan_kimia_klinik_modul_2

2.

(online)

[diakses

29

Oktober 2016 16:58 WITA]


Yaenz, 2010. Laporan Praktikum Biokimia Keperawatan Pemeriksaan Asam Urat Darah (online)
https://www.scribd.com/doc/32422166/9-asam-urat [diakses 29 Oktober 2016 17:10
WITA]

Anda mungkin juga menyukai