Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Menghitung karakteristik dari pompa sentrifugalhead / flowrate characteristic dari


pompa sentrifugal untuk variasi pompa single pump, parallel pump, seri pump pada
berbagai variasi laju alir
Menghitung effisiensi dari pompa single pump, seri pump dan parallel pump

1.2 Dasar Teori


1.2.1

Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal merupakan alat pemindah fluida dengan menggunakan gaya

sentrifugal yang diakibatkan gerak putar impeler. Seluruh impeler berputar dalam
rumah pompa (chasing) dengan kecepatan tinggi, sehingga memberikan percepatan
pada fluida yang dialirkan. Energi yang ditransfer dari motor penggerak ke impeler
melalui percepatan sentrifugal. Fluida yang dialirkan dikonversikan menjadi energi
kinetik dan energi tekan. Tinggi tekan (head) yang dicapai suatu pompa tergantung
pada putarannya, diameter, dan bentuk lengkungan impeler. Karena tinggi tekan
pompa terbatas, maka dengan menghubungkan beberapa impeler saling berurutan
pada suatu poros akan didapatkan tinggi tekan yang lebih besar. Pompa sentrifugal
tidak dapat menghisap sendiri, hal ini disebabkan oleh konstruksinya. Pompa ini
tidak memiliki chek valve dalam keadaan diam, cairan mengalir ke tangki yang
besar. Bila pompa dioperasikan dalam keadaan kosong, vakum yang dihasilkan tidak
cukup untuk mengisap fluida yang dialirkan masuk ke rumah pompa.
1.2.2

Reynold Number
Reynold Number adalah rasio antara gaya inersia (vs) terhadap gaya viskos

(/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi
aliran tertentu. Bilangan Reynolds ini dapat digunakan untuk mengidentikasikan
jenis aliran yang berbeda, seperti jenis aliran laminar, turbulen atau transisi.

NRe=

vD

Dimana :

V = kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)


D = diameter dalam pipa (m)
= masa jenis fluida (kg/m3)
= viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/ m2)

Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds) diasumsikan/dikategorikan :


Aliran laminer, dengan Re < 2300.
Aliran turbulen, dengan Re > 4000.
Aliran transisi, dengan Re diantara 2300 dan 4000.

1.2.3

Persamaan Bernoulli
Syarat syarat berlakunya persamaan Bernoulli adalah:

Aliran steady

Aliran incompressible

Aliran tanpa gesekan

Aliran menurut garis arus (sepanjang streamline)


Suatu aliran fluida incompresible yang memiliki tekanan (P), kecepatan (v), dan
beda ketinggian (z) mempunyai energi aliran fluida sebesar :

Persamaan energi :
mv 2
=c
2

(1)

m m v2
w=m . g . z+ P . +
=c

(2)

w=m . g . z+ P . +

Persamaan energi spesifik tiap satuan massa:


P v2
Nm
w=g . z + + =c (
)
2
kg
Persamaan energi spesifik tiap satuan berat (head):

(3)

w=z+

P v
+ =c( m)
g 2 g

(4)

Persamaan Bernoulli umumnya ditulis dalam bentuk :


2

z1

P1
v
P
v
1 z2 2 2
g 2g
g 2g

(5)
dengan :

z adalah head elevasi

P
g

adalah head tekanan


v2
2g

adalah head kecepatan


Sebagai contoh adalah aliran air di dalam pipa, pada posisi 1 air mempunyai
tekanan P1, luas penampang A1, dan kecepatan v1. Perubahan bentuk energi akan
terjadi bila pada posisi 2 penampangnya diperkecil. Dengan demikian, kecepatan air
akan naik menjadi v2 dan tekanan P2 akan berkurang. Hal ini dapat terlihat jelas
apabila letak pipa dalam keadaan horizontal (z1=z2). Jadi, persamaan Bernoulli dapat
dinyatakan sebagai berikut: pada tiap saat dan tiap posisi yang ditinjau dari suatu
aliran di dalam pipa tanpa gesekan yang tidak bergerak akan mempunyai jumlah
energi ketinggian tempat, tekanan, dan kecepatan yang sama besarnya.
1.2.4

Karakteristik Sistem Pemompaan


Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan
karena ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam bentuk losis. Efisiensi
pompa adalah suatu faktor yang dipergunakan untuk menghitung losis ini.
Efisiensi pompa terdiri dari :

a) Efisiensi hidrolis, memperhitungkan losis akibat gesekan antara cairan dengan


impeler dan losis akibat perubahan arah yang tibatiba pada impeler.

b) Efisiensi volumetris, memperhitungkan losis akibat resirkulasi pada ring, bush, dll.
c) Efisiensi mekanis, memperhitungkan losis akibat gesekan pada seal, packing
gland,bantalan, dll.
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun dapat juga
dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Pada keadaan ideal dimana aliran
pada pompa sentrifugal tanpa gaya gesek, effisiensi mekanik pompa tentulah 100
%. Pompa ideal yang bekerja kecepatan tertentu akan memberikan buangan
dengan laju tertentu pada tinggi tekan bangkitan tertentu. Pada kenyataannya,
dengan adanya gesekan atau friksi dan penyimpangan penyimpangan, maka nilai
effisiensi pompa akan jauh dibawah kondisi ideal. Efisiensi pompa adalah
perbandinga antara daya hidrolis pompa dengan daya poros pompa.

1.2.5 Konfigurasi Pompa


1. Susunan Tunggal
Pompa yang digunakan hanya satu pompa karena head dan kapasitas yang
diperlukan sudah terpenuhi.

2. Susunan Seri
Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh satu pompa, maka
dapat digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri. Penyusunan
pompa secara seri dapat digambarkan sebagai berikut :

3. Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang tidak
dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cadangan yang
akan dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki. Penyusunan pompa
secara paralel dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB II
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
Pompa Sentrifugal
Hydraulic Bench
Watt Meter
Thermometer
Stopwatch

Bahan yang digunakan :


Air
3.2 Prosedur Kerja
A.

Pengoperasikan Single Pump.


1.
2.
3.
4.
5.

Buka penuh valve yang menghubungkan pompa 1 dengan sumber air


Konfigurasi semua control valve sesuai dengan pengoperasian Single Pump
Sambungkan pompa 1 dengan arus listrik
Aktifkan pompa 1
Hitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai volume mulai 0-10 liter

menggunakan stopwatch
6. Ambil data dengan cara membaca dan mencatat daya pompa melalui wattmeter,
P1 dan P2 melalui barometer
7. Ukur dan mencatat suhu air output menggunakan thermometer
8. Matikan pompa 1
9. Matikan koneksi pompa 1 ke arus listrik
10. Tutup semua valve
11. Lakukan langkah 1-10 untuk setiap variasi laju alir linear (bukaan valve output)

B.

Pengoperasikan Series Pump.


1. Buka penuh valve yang menghubungkan pompa 1 dengan sumber air dan
2.
3.
4.
5.

memastikan pompa 2 telah terhubung dengan pompa 1


Konfigurasi semua control valve sesuai dengan pengoperasian Series Pump
Sambungan pompa 1 dan pompa 2 dengan arus listrik
Aktifkan pompa 1 dan pompa 2
Hitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai volume mulai 0-10 liter

menggunakan stopwatch
6. Ambil data dengan cara menbaca dan mencatat daya pompa melalui wattmeter, P1
dan P2 melalui barometer
7. Ukur dan mencatat suhu air output menggunakan thermometer
8. Matikan pompa 1 dan pompa 2
9. Mematikan koneksi pompa 1 dan pompa 2 ke arus listrik
10. Tutup semua valve
11. Lakukan langkah 1-10 untuk setiap variasi laju alir linear (bukaan valve output)
C.

Pengoperasian Paralel Pump


1. Buka penuh valve yang menghubungkan pompa 1 dan pompa 2 dengan sumber
2.
3.
4.
5.

air
Konfigurasi semua control valve sesuai dengan pengoperasian Paralel Pump
Sambungkan pompa 1 dan pompa 2 dengan arus listrik
Aktifkan pompa 1 dan pompa 2
Hitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai volume mulai 0-10 liter

menggunakan stopwatch
6. Ambil data dengan cara membaca dan mencatat daya pompa melalui wattmeter
P1 dan P2 melalui barometer
7. Ukur dan mencatat suhu air ouput menggunakan thermometer
8. Matikan pompa 1 dan pompa 2
9. Matikan koneksi pompa 1 dan pompa 2 ke arus listrik
10. Tutup semua valve
11. Lakukan langkah 1-10 untuk setiap variasi laju alir linear (bukaan valve ouput).

BAB III
DATA PENGAMATAN
3.1 Data Pengamatan
Tabel 1 Data Pengamatan untuk Reynold Number
Control
Valve
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5

Rangkaian

Singel Pump

Series Pump

Paralel Pump

Volume
(L)
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

Waktu
(s)
253,40
18,40
10,40
7,80
70,20
17,40
9,20
7,80
381,20
17,00
8,80
11,20

Suhu
(oC)
27
27
27
28
28
28
29
29
32
32
32
32

Diameter Pipa
Dalam (m)
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02

Tabel 2 Data Pengamatan untuk Efisiensi

Rangkaian

Singel
Pump
Series
Pump
Paralel
Pump

Control
Valve

Tekanan
Pompa Input
P1abs
(Pa)

1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5

101325,00
101325,00
81734,49
81734,49
297230,12
228663,33
12915,51
71939,23
101325,00
101325,00
91529,74
62143,98

Tekanan
Pompa
Output
P2abs
(Pa)
297230,12
258049,09
204175,19
155198,91
473544,73
395182,68
238458,58
150301,28
297230,12
228663,33
218868,07
111120,26

Tinggi
Cairan
Input
(m)

Tinggi
Cairan
Output
(m)

Jumlah
Elbow

Jumlah
Tee

0,225
0,225
0,225
0,225
0,225
0,225
0,225
0,225
0,225
0,225
0,225
0,225

0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84
0,84

3
3
3
3
6
6
6
6
3
3
3
3

1
1
1
1

Rangkaian

Control
Valve

Jumlah
Angle Valve

Jumlah Gate
Valve

Panjang Pipa
(m)

1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5

1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2

2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3

2,93
2,93
2,93
2,93
3,72
3,72
3,72
3,72
3.31
3.31
3.31
3.31

Singel
Pump
Series
Pump
Paralel
Pump

Daya
Pompa
(Watt)
250
600
650
700
950
1100
1200
1250
850
950
1050
700

Tabel 3 Data Perhitungan


Rangkaian

Singel
Pump
Series
Pump
Paralel
Pump

Rangkaian
Singel
Pump
Series
Pump

Control
Valve

Viscositas
(kg/ms)

Densitas
(kg/m3)

1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5

9,20x10-4
9,20x10-4
9,20x10-4
8,70x10-4
8,70x10-4
8,70x10-4
8,50x10-4
8,50x10-4
8,20x10-4
8,20x10-4
8,20x10-4
8,20x10-4

996,51
996,51
996,51
996,23
996,23
996,23
995,03
995,95
995,026
995,026
995,026
995,026

Control Valve
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2

Faktor Friksi
(m)
0,02
2,20
6,23
10,45
0,27
3,63
11,29

Laju Alir
Volumetri
k (m3/s)
3,95x10-5
5,43x10-4
9,62x10-4
1,28x10-3
1,42x10-4
5,88x10-4
1,14x10-3
1,28x10-3
2,62x10-3
5,88x10-4
1,14x10-3
8,93x10-4

Kecepatan
Linear (m/s)

Friksi

0,11
1,57
2,78
3,70
0,41
1,70
3,14
3,70
0,08
0,04
3,28
2,579

Tenaga yang Diterima Fluida


(Watt)
7,96
100,05
63235,25
232,31
26,32
122,41
253,75

Paralel
Pump

2,5
1
1,5
2
2,5

15,33
8,42x10-3
3,43x10-3
10,80
6,912

299,51
5,30
118,77
268,38
153,91

Tabel 4 Data Hasil Perhitungan


Rangkaian
Singel
Pump
Series
Pump
Paralel
Pump

Control Valve
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5
1
1,5
2
2,5

Reynold Number
25931,10
35711,99
63235,25
88973,91
9883,32
40879,91
77261,89
91041,09
1936,66
917,36
83582,18
65719,04

Efisiensi (%)
3,20
16,675
28,02
33,19
2,77
11,13
21,15
23,960
0,623
12,50
25,56
15,61

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan percobaan single pump (effisiensi pompa) yang bertujuan
menghitung karakteristik dari pompa sentrifugalhead / flowrate characteristic dari pompa
sentrifugal untuk variasi pompa single pump, parallel pump, seri pump pada berbagai variasi
laju alir serta menghitung effisiensi dari pompa single pump, seri pump dan parallel pump.
Untuk menyatakan tujuan pertama digunakan persamaan Reynold Number. Dimana
data Nre yang diperoleh tidak memiliki satuan. Hal ini sangat mempengaruhi dalam
penentuan aliran laminer, transisi atau turbulen dalam menghitung friksi sehingga dapat
diperoleh faktor friksi dari masing masing aliran. Untuk laju alir yang dihasilkan pada single
pump untuk bukaan 1; 1,5; 2; 2,5 dimana nilai Q pada bukaan 1 single pump adalah 3,95x10 5

diperoleh Nre 25931,10. Untuk bukaan 1,5 single pump dengan Q sebesar 5,43x10 -4

diperoleh Nre 35711,99. Pada bukaan 2 dengan Q sebesar 9,62x10 -4 diperoleh Nre 63235,25.
Dan pada bukaan 2,5 single pump dengan Q sebesar 1,28x10 -3 diperoleh Nre 88973,91. Jika
diamati dimana nilai Q yang didapatkan pada bukaan 1; 1,5; 2; 2,5 maka Nre yang diperoleh
juga semakin meningkat. Hal ini dapat juga dilihat pada tabel data perhitungan dan tabel data
hasil perhitungan untuk rangkaian series pump dan paralel pump. Hal ini dikarenakan Nre
pompa merupakan fungsi dari kecepatan alir linear yang dipengaruhi oleh laju alir volumetrik
(Q). Berdasarkan teori dimana Nre akan meningkat bersamaan dengan pertambahan laju
aliran. Namun, terlihat pada tabel 3 dan tabel 4 bahwa paralel pump bukaan 2,5 mengalami
penurunan laju alir volumetrik (Q) sehingga Nre yang diperoleh juga menurun. Hal ini bisa
disebabkan karena laju alir telah mencapai maksimum dan tinggi tekanan mendekati nol atau
kurang dari nol. Selain itu faktor lain yang menyebabkan hal ini terjadi adalah kebocoran
pada sambungan pipa yang mengakibatkan air pada bak penampung tidak terisi maksimal
sehingga pada volume tertentu mengalami penurunan laju alir volumetrik.
Untuk menyatakan tujuan kedua digunakan persamaan Bernouli hasil penjabaran
neraca energi dalam. Dimana kerja yang diterima fluida (Ws) nantinya memiliki satuan
panjang (m), sehingga dalam penentuan efisiensi dari kerja pompa nilai Ws perlu dikalikan
dengan laju alir massa dan percepatan grafitasi. Hal ini sangat mempengaruhi dalam

penentuan Ws adalah kecepatan linear dan tekanan pada inlet dan outlet dari pompa karena
data kecepatan linear diperoleh dari hasil perhitungan antara volume tertentu persatuan waktu
yang dibagi dengan luas pipa, maka laju alir volumetric (Q) ikut berperan dalam penentuan
nilai Ws dan efisiensi nantinya. Untuk laju alir yang dihasilkan pada single pump untuk
bukaan 1; 1,5; 2; 2,5 dimana nilai Q pada bukaan 1 single pump adalah 3,95x10 -5 diperoleh
efisiensi 3,20%. Untuk bukaan 1,5 single pump dengan Q sebesar 5,43x10-4 diperoleh
efisiensi 16,675%. Pada bukaan 2 dengan Q sebesar 9,62x10 -4 diperoleh efisiensi pompa
28,02%. Dan pada bukaan 2 single pump dengan Q sebesar 1,28x10 -3 diperoleh efisiensi
pompa 33,19%. Jika diamati dimana nilai Q yang didapatkan pada bukaan 1; 1,5; 2; 2,5 maka
efisiensi yang diperoleh juga semakin meningkat. Hal ini dapat juga dilihat pada tabel data
perhitungan dan tabel data hasil perhitungan untuk rangkaian series pump dan paralel pump.
Hal ini dikarenakan efisiensi pompa merupakan rasio antara daya fluida dan daya total yang
diberikan. Berdasarkan teori dimana efisiensi akan meningkat sangat cepat bersamaan
dengan pertambahan laju aliran. Namun, terlihat pada tabel 3 dan tabel 4 bahwa paralel pump
bukaan 2,5 mengalami penurunan laju alir volumetrik (Q) sehingga efisiensi yang diperoleh
juga menurun. Hal ini bisa disebabkan karena laju alir telah mencapai maksimum dan tinggi
tekanan mendekati nol atau kurang dari nol. Selain itu faktor lain yang menyebabkan hal ini
terjadi adalah kebocoran pada sambungan pipa yang mengakibatkan air pada bak penampung
tidak terisi maksimal sehingga pada volume tertentu mengalami penurunan laju alir
volumetrik.
Pembahasan selanjutnya mengenai pengaruh konfigurasi terhadap nilai NRe,
konfigurasi yang digunakan adalah single pump, series pump dan paralel pump. Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan terlihat pada table 4 bahwa pada saat bukaan 1 putaran
diperoleh nilai Nre tertinggi, hal ini juga terjadi pada bukaan 1,5 dan 2,5 putaran, sedangkan
pada bukaan 2 nilai NRe tertinggi diperoleh pada konfigurasi paralel. Perbedaan ini
dikarenakan nilai laju alir pada bukaan 1 ; 1,5 ; dan 2,5 putaran memiliki nilai laju alir
tertinggi ketika konfigurasi yang digunakan adalah series pump sehingga nilai NRe yang
diperoleh juga besar, sedangkan pada bukaan 1 putaran laju alir tertinggi terjadi pada saat
konfigurasi paralel pump sehingganilai NRe tertinggi pada bukaan 1 putaran terjadi pada
konfigurasi paralel pump.

Untuk Pembahasan yang terakhir mengenai pengaruh konfigurasi terhadap efisiensi ,


dapat diketahui dari konfigurasi single pump, seri pump, dan pararel pump yang efisiensinya
tertinggi terjadi pada konfigurasi single pump. Dengan nilai efisiensi pada putaran 1 sebesar
3,190 %, putaran 1,5 sebesar 16,675 %, putaran 2 sebesar 28,02 % dan putaran 2,5 sebesar
33,19 %. Berdasarkan teori, hal ini terjadi dikarenakan efisiensi pompa merupakan rasio
antara kerja yang diterima fluida (Ws) dengan kerja yang dilakukan oleh alat (Wp) semakin
besar sehingga efisiensi semakin besar. Dan dipengaruhi oleh panjang lintasan yang dialiri
fluida. Pada praktikum ini panjang lintasan dari konfigurasi single pump yang terpendek
yaitu 2,93 m, kemudian pararel pump yaitu 3,31 m dan seri pump yaitu 3,72 m. Untuk nilai
efisiensi yang diperoleh dari konfigurasi single pump dan seri pump nilainya semakin tinggi
sedangkan pada pararel pump nilai efisiensinya semakin tinggi tetapi padaputaran 2,5 nilai
efisiensinya menurun, dapat dilihat pada table 4. Hal ini disebabkan karena laju alir yang
tidak konstan, nilai Ws besar sedangkan nilai Wp kecil akibat gaya pembebanan yang kecil
dan karena terjadinya gesekan fluida pada pipa, perubahan pada pipa dan katup pengatur
debit serta banyaknya belokan. Untuk menghasilkan pompa mencapai 100 % maka aliran
harus dalam keadaan ideal, dimana aliran pada pompa sentrifugal tanpa gaya gesek. Namun
pada kenyataan sangat sulit menghilangkan gesekkan atau friksi dan penyimpangan lainnya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1
2
Konfigurasi Series pump memiliki nilai NRe tertinggi pada putaran 1 ; 1,5 ; dan 2;5
dengan nilai sebesar 25931,10 ; 35711,99 ; 88973,91 sedangkan pada putaran 2 dengan

nilai NRe tertinggi sebesar 83582,18 diperoleh pada konfigurasi paralel pump.
Konfigurasi single pump memiliki efisiensi tertinggi yaitu pada putaran 1 sebesar
3,190 %, putaran 1,5 sebesar 16,675 %, putaran 2 sebesar 28,02 % dan putaran 2,5
sebesar 33,19 %.

DAFTAR PUSTAKA

http://elearning.gunadarma.ac.id
http://es.scribd.com/doc/87011673/Karakteristik-Aliran-Fluida1
http://en.wikipedia.org/wiki/Osborne_Reynolds
http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operation. Third Edition. New Delhi:
Prentice-Hall of India
Tim Penyusun. 2016. Penuntun Praktikum Perpindahan Panas dan Termodinamika.
Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda
Warren L. McCabe, dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia Jakarta : Penerbit Erlangga.

PERHITUNGAN
1) Rangkaian Single Pump Variasi Bukaan 2,5
a) Diketahui :

air ( 28c ) = 996,233 kg/m3

air ( 28c ) = 0,87 cP = 8,7 10-4 kg/m3


103 m 3
= 10 L = 10 dm3 1 dm 3

V air
t

= 7,8 s

39,37
1m
= 0,824 in
= 0,021 m

Q
A

v
t
1
2
4. . D

= 0,01 m3

0,01m3
7,8 s
1
2
4. 3,14 .(0,021 m)

= 3,70 m/s

Ditannya : NRE.?
Jawab :
NRe

. . D

kg
m
3,70 0,021 m
3
s
m
kg
8,7 104
m.s

996,233
=

= 88973,913
b) Diketahui :
P

= 1 atm = 1,01325

P1

= - 2 mH2O |

Pabsolut

= Patmosfer
= 1,01325

105 Pa

39,37 H 2 O
1 m H2 O

248,8 Pa
| 1H 2 O

Pgauge

105 Pa + ( - 19590,512 Pa)

= 81734,488 Pa = 81734,488 kg/ms2

= - 19590,512 Pa

P2

39,37 H 2 O
= 5,5 mH2O |
1 m H2 O

Pabsolut

= Patmosfer
= 1,01325

248,8 Pa
| 1H 2 O

= 53873,908 Pa

Pgauge

105 Pa + 53873,908 Pa

= 155198,908 Pa = 155198,908 kg/ms2

air

( 28c )

= 996,233 kg/m3
= 9,8 m/s

102 m
= 22,5 cm | 1 cm

z1

z2

= 84 cm

= 2,93 m

102 m
1 cm

4000 (turbulen) = f

NRe

= 0,225 m

= 0,840 m

= 0,0056 +

= 0,0056

0,5
0,32
N

0,5
( 88973,913 )0,32

= 0,0186
Untuk rangkaian single pump
Elbow 90

=3

Valve sudut = 1
Valve gate

Kf = 2,0
=2

Kf

Kf = 0,75
Kf = 0,17

=(3

0,75

+ ( 1 2,0 ) + ( 2 0,17 )

= 4,59
Ditannya : Efisiensi Pump.?
F

= ( 4

L
D

Kf )

2,93 m

= ( 4 0,0186
0,021 m

+ 4,59 )

m
s
m2
2 9,8
s

3,70

= 10,456 m

P1
.

Ws

12
2.

P2 P
.

+ z1

FWs=

P2 12
+
. 2.

+ z2

+ (z2 z1) + F

( 155198,90881734,488 ) kg/m . s 2
Ws =
kg
m
996,233 2 9,8 2
m
s

+ ( 0,840 m 0, 225

m) + 10,456 m
7,525 m + 0,615 m + 10,456 m
18,596 m
Ws

= - Ws

= - Ws
= 18,596 m

996,233 kg/m3 1,28 10-3 m3/s 9,8 m/s2

= 232,389 kg.m2/s3 = 232,389 Watt


Ws

WS
WP

232,389 Watt
700 Watt

100

= 33,198 %
2) Rangkaian Seri Pump Variasi Bukaan 2,5
a) Diketahui :

100

air ( 29c ) = 995,945 kg/m3


air ( 29c ) = 0,85 cP = 8,5 10-4 kg/m3
103 m 3

= 10 L = 10 dm
1 dm 3

V air

= 7,8 s

39,37
1m
= 0,824 in
= 0,021 m

Q
A

v
t
1
2
4. . D

0,021m

2
. 3,14 .

0,01 m3
7,8 s

= 0,01 m3

= 3,70 m/s

Ditannya : NRE.?
Jawab :
NRe

. . D

kg
m
3,70 0,021 m
3
s
m
kg
8,5 104
m. s

995,945
=

= 91041,09
b) Diketahui :
P

= 1 atm = 1,01325

P1

=- 3

Pabsolut

= Patmosfer

mH2O |

= 1,01325

105 Pa

39,37 H 2 O
1 m H2 O

248,8 Pa
| 1 H 2 O

Pgauge

105 Pa + (- 29385,768 Pa )

= 71939,232 Pa = 71939,232 kg/ms2

= - 29385,768 Pa

P2

39,37 H 2 O
= 5 mH2O |
1 m H2 O

Pabsolut

= Patmosfer
= 1,01325

248,8 Pa
| 1 H 2 O

Pgauge

105 Pa + 48976,28 Pa

= 150301,28 Pa = 150301,28 kg/ms2

air

( 29c )

= 995,945 kg/m3
= 9,8 m/s
2

10 m
= 22,5 cm | 1 cm

z1

102 m
1 cm

z2

= 84 cm

102 m
= 372 cm | 1 cm

4000 (turbulen) = f

NRe

= 0,225 m

= 0,840 m

= 3,72 m

= 0,0056 +

= 0,0056

0,5
0,32
N

0,5
( 91041,09 )0,32

= 0,0185
Untuk rangkaian single pump
Elbow 90

=6

Valve sudut = 2
Valve gate

Kf = 2,0
=2

Kf

Kf = 0,75
Kf = 0,17

=(6

0,75

+ ( 2 2,0 ) + ( 2 0,17 )

= 8,84
Ditannya : Efisiensi Pump.?
F

= ( 4

L
D

Kf )

2
2

= 48976,28 Pa

3,72 m

= ( 4 0,0185
0,021 m

+ 8,84 )

m
s
2
m
2 9,8
s

3,70

= 15.330 m

P1
.

Ws

12
2.

P2 P
.

+ z1

FWs=

P2 12
+
. 2.

+ z2

+ (z2 z1) + F

( 150301,2871939,232 ) kg /m. s2
Ws =
kg
m
995,945 2 9,8 2
m
s

+ ( 0,840 m 0, 225

m) + 15,330 m
8,029 m + 0,615 m + 15,330 m
23.974 m
Ws

= - Ws

= - Ws
= 23,974 m

995,945 kg/m3 1,28 10-3 m3/s 9,8 m/s2

= 299,510 kg.m2/s3 = 299,510 Watt


Ws

WS
WP

299,510 Watt
1250 Watt

= 23,961 %

100

100

3) Rangkaian Pararel Pump Variasi Bukaan 2,5


a) Diketahui :

air ( 32c ) = 995,026 kg/m3

air ( 32c ) = 0,82 cP = 8,2 10-4 kg/m3


103 m 3

3
= 10 L = 10 dm
1 dm

V air

= 11,2 s

39,37
1m
= 0,824 in
= 0,021 m

Dit : NRE.?
Jawab :
NRe

Q
A

v
t
1
2
4. . D

0,021m

2
. 3,14 .

0,01 m3
11,2 s

= 0,01 m3

= 2,579 m/s

. . D

995,026

kg
m
2,579 0,021 m
3
s
m
4 kg
8,2 10
m. s

= 65719,040
b) Diketahui :
P

= 1 atm = 1,01325

P1

=- 4

Pabsolut

= Patmosfer

mH2O |

= 1,01325

105 Pa

39,37 H 2 O
1 m H2 O

248,8 Pa
| 1H 2 O

Pgauge

105 Pa + (-39181,024 Pa )

= 62143,976 Pa = 62143,976 kg/ms2

= - 39181,024 Pa

P2

39,37 H 2 O
= 1 mH2O |
1 m H2 O

Pabsolut

= Patmosfer
= 1,01325

248,8 Pa
| 1 H 2 O

= 9795,256 Pa

Pgauge

105 Pa + 9795,256 Pa

= 111120,256 Pa = 111120,256 kg/ms2

air

( 29c )

= 995,026 kg/m3
= 9,8 m/s

102 m
= 22,5 cm | 1 cm

z1

102 m
1 cm

z2

= 84 cm

10 m
= 331 cm | 1 cm

= 0,225 m

= 0,840 m

NRe

4000 (turbulen) = f

= 3,31 m

= 0,0056 +

= 0,0056

0,5
N 0,32

0,5
( 65719,040 )0,32

= 0,020
Untuk rangkaian single pump
Elbow 90
Valve sudut = 2

=3

Kf = 0,75

Kf = 2,0

Valve gate

=3

Kf = 0,17

Tee

=1

Kf = 1

=(3

0,75

Kf

= 7,76
Ditanya : Efisiensi .?
Jawab :

+ ( 2 2,0 ) + ( 3 0,17 )+(1 1)

= ( 4

L
D

Kf )

3,31 m

= ( 4 0,020
0,021 m

+ 7,76 )

m
s
m2
2 9,8
s

2,579

= 6,912 m

P1
.

Ws

12
2.

P2 P
.

+ z1

FWs=

P2 12
+
. 2.

+ z2

+ (z2 z1) + F

( 111120,25662143,976 ) kg /m. s 2
Ws =
kg
m
995,026 2 9,8 2
m
s

+ ( 0,840 m 0, 225

m) + 6,912 m
5,023 m + 0,615 m + 6,912 m
12,550 m
Ws

= - Ws

= - Ws
= 12,550 m

995,026 kg/m3 8,929 10-4 m3/s 9,8 m/s2

= 109,272 kg.m2/s3 = 109,272 Watt


Ws

WS
WP

100

109,272 Watt
700 Watt

= 15,610 %

100

Anda mungkin juga menyukai