Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /

Modul 2 Proses Pembubutan

MODUL II
PROSES PEMBUBUTAN

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikut praktikum ini, seluruh praktikan diharapkan dapat memahami:
1. Mengetahui cara dan prinsip proses pembubutan.
2. Mengetahui paramater pemotongan dan fungsi komponen mesin lathe.
3. Terampil dalam menggunakan pahat pada mesin bubut dan membuat bentuk
yang diinginkan pada benda kerja.
4. Mengetahui jumlah waktu proses yang dibutuhkan untuk membuat sebuah
produk.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan
Jenis-jenis produk yang berbentuk silinder banyak ditemui pada komponenkomponen mesin dari yang ukuran kecil sampai yang ukuran besar, misalnya dari
mulai baut ukuran kecil sampai besar, berbagai jenis poros, piston dan silinder,
selongsong senjata, poros turbin, dan sebagainya. Proses pembuatan produk-produk
tersebut biasa dilakukan dengan proses pemotongan pada mesin bubut dimana proses
berlangsung dengan cara memotong sebagian benda kerja yang berputar pada mesin
sementara pisau potongnya diam. Benda kerja untuk proses bubut merupakan bahan
setengah jadi hasil dari proses pengecoran dan pembentukan.

Gambar 2.1 Berbagai jenis proses pemotongan pada meisn bubut.

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

Gambar 2.1 Berbagai jenis proses pemotongan pada meisn bubut. (lanjutan)

Keterangan :
1. Gambar 2.1 a-d merupakan proses bubut lurus, tirus (conical), kurva, dan
proses pembuatan alur (grooving).
2. Gambar 2.1 e-f adalah proses bubut muka (facing) yaitu meratakan
permukaan ujung benda kerja, serta untuk mebuat tempat O-ring (oil seal).
3. Gambar 2.1 g adalah membuat bentuk benda kerja dengan bentuk tertentu
untuk keperluan fungsi maupun penampilan.
4. Gambar 2.1 h adalah proses pembesaran lobang dan pembuatan alur pada
bagian dalam benda kerja.
5. Gambar 2.1 i dan 2.1 j adalah proses pengeboran dan pemotongan benda
kerja.
6. Gambar 2.1 k-l adalah proses pembuatan baut dan proses knurling.
2.2 Macam-macam Pembubutan
Proses pembubutan ada beberapa macam, yaitu;
1. Bubut silindris (turning) dan bubut tirus (cone).
2. Bubut muka (facing).
3. Bubut alur (grooving)

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

4. Bubut potong (cut off)


5. Meluaskan lubang (booring)

Gambar 2.2 Pembentukan serpih pada pembubutan

2.3 Pengertian mesin bubut konvensional


Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam
proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat
(tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin,
kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat
potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada
benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada
perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat potongnynya, sedangkan
benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan
mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang
diinginkan.
Dikatakan konvensional karena untuk membedakan dengan mesin-mesin yang
dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled) ataupun kontrol
numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin konvensional mutlak diperlukan
keterampilan manual dari operatornya. Pada kelompok mesin bubut konvensional
juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam pergerakkannya bahkan juga ada yang
dilengkapi dengan layanan sistim otomasi baik yang dilayani dengan sistim hidraulik,

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

pneumatik ataupun elektrik. Ukuran mesinnyapun tidak semata-mata kecil karena


tidak sedikit mesin bubut konvensional syang dipergunakan untuk mengerjakan
pekerjaan besar seperti yang dipergunakan pada industri perkapalan dalam membuat
atau merawat poros baling-baling kapal yang diameternya mencapai 1000 mm.

2.4 Mesin Bubut


Komponen utama dari mesin bubut terdiri dari 5 bagian, yaitu: Landasan (bed),
pembawa (carriage), head stock, tailstock, dan poros berulir (lead screw). Landasan
(bed) merupakan komponen utama mesin bubut yang berfungsi sebagai
penopang/dudukan komponen-komponen lainnya. Landasan ini bersifat kaku dan
terbuat dari besi cor dimana pada bagian atasnya dikeraskan supaya tahan gesek dan
tahan aus. Pembawa (carriage) bergerak sepanjang landasan, komponen ini terdiri
dari cross-slide, tool post dan apron. Pahat potong dipasangkan pada tool post dimana
posisinya dapat diatur sesuai dengan arah yang diinginkan. Headstock merupakan
tempat dudukan spindle, motor pengerak dan gigi-gigi transmisi pengatur kecepatan.
Head stock juga merupakan dudukan tempat pemegang benda kerja (chuck) yang
merupakan komponen tambahan pada mesin bubut. Tailstock merupakan tempat
dudukan ujung yang lain dari benda kerja serta berfungsi sebagai titik pusat (center)
dari benda kerja. Poros berulir berfungsi untuk meggerakan carriage (pisau potong)
dengan kecepatan yang telah diatur sesuai dengan jenis pemotongan yang diinginkan.

2.5 Bagian-bagian Mesin Bubut

Gambar 2.3 Mesin bubut

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

Keterangan;
1.

Motor penggerak

10

Eretan dasar

Kepala tetap

11

Chuck

Eretan lintang

12

Batang gigi

Wadah tatal

13

Poros ulir

Saklar motor

14

Poros luncur

Kotak kunci

15

Batang penghubung saklar

Kepala lepas

16

Meja mesin

Kaki

17

Eretan atas

Spindel utama

Spesifikasi mesin :
Ukuran maksimal H (tinggi sumbu) dari meja dikali W (jarak centre kepala tetap dan penjepit). Ukuran
maksimal benda kerja yang dapat dikerjakan 2 H x W.

1. Kepala tetap dengan pembawa

Gambar 2.4 Bentuk jenis buatan dan penempatan jantung bubut.

Keterangan :

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

a. Mantel pengaman, b. Pembawa massif, c. Penumpuan pembawa yang betul, d.


Penumpuan yang benar bagi jarum bubut yang mengandung bidang-bidang rata,
e. Cincin pelindung, f. Pembawa bekerja sendiri.

2. Penjepit Chuck Dependent

Gambar 2.5 Cekam penjepit

3. Kepala lepas
Kepala lepas dipasang di atas meja bubut bagian ujung kanan, berguna untuk :
Menopang benda kerja, pemasangan mata boor /snei dan tap, serta untuk
penyetalan bubut tirus panjang.

Gambar 2.6 Kepala bebas model normal (kiri dan tengah).

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

4. Meja mesin bubut


Berfungsi sebagai dudukan seperangkat eretan yang meluncur memanjang.
Keausan meja mengakibatkan hasil pembubutan tidak presisi (cembung).
Perawatan / pembersihan meja seusai pembubutan penting dilakukan untuk
mencegah keausan.

Gambar 2.7 Bentuk meja mesin bubut.

5. Transmisi Penggerak Poros Kepala Tetap

Gambar 2.8 Transmisi Penggerak Poros Kepala Tetap

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

6. Penjepit Pahat (Tools Post)


Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang
bentuknya ada beberapa macam diantaranya seperti ditunjukkan pada gambar 2.9.
Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus
sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat
dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar 2.9 Penjepit pahat (Tools Post)

7. Eretan atas
Eretan atas sebagaimana gambar 2.10, berfungsi sebagai dudukan penjepit
pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada
proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer dan lain-lain yang ketelitiannya bisa
mencapai 0,01 mm.

Gambar 2.10 Eretan atas

Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan
cara manual. Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360,

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

biasanya digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir dengan


pemakanan menggunakan eretan atas.

8. Transporter dan Sumbu pembawa


Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau
trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan
pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau
pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa
adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya
eretan.

Gambar 2.11 Poros transporter dan Sumbu pembawa

2.6 Model pahat

Gambar 2.12 Cara pembuatan gagang pahat

Model V : Pahat bubut terbuat seluruhnya dari baja olah cepat.


Model S : Kepala penyayat dari baja olah cepat dilas tumpu dengan gagang dari baja
industri mesin.
Model P : Pelat penyayat dari baja olah cepat dilas pada tempat yang disediakan di
ujung gagang dari baja industri mesin.
Model K : Pelat penyayat dijepit.

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

Gambar 2.13 Arah penyayatan pahat bubut


R = Pahat Bubut Kanan L = Pahat Bubut Kiri

2.7 Jenis Pahat Bubut

Gambar 2.15 Jenis jenis pahat bubut dan kegunaannya


Keterangan:
a. pahat kiri., b. Pahat potong., c. Pahat kanan., d. Pahat rata.,
e. pahat radius., f. pahat alur., g. Pahat ulir., h. Pahat muka., i. Pahat kasar

2.8 Jenis-jenis mesin bubut konvensional


Dilihat dari segi dimensinya, mesin bubut konvensional dibagi dalam beberapa
kategori, yaitu : mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut standar, dan
mesin bubut berat. Mesin bubut berat digunakan untuk pembuatan benda kerja yang
berdimensi besar, terbagi atas mesin bubut beralas panjang, mesin bubut lantai,
mesin bubut tegak. Adapun gambarnya dapat dilihat sebagai berikut:
1. Mesin Bubut Ringan
Mesin bubut ringan dapat diletakan di atas meja, dan mudah dipindahkan sesuai
dengan kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi kecil (mini). Jenis ini umumnya

10

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

digunakan untuk membubut benda-benda kecil dan biasanya dipergunakan untuk


industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih
dari 1200 mm, dan karena bebanya ringan dapat diangkat oleh satu orang.

Gambar 2.16 Mesin bubut ringan

2. Mesin Bubut Sedang


Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameter benda kerja sampai dengan
200 mm dan panjang sampai dengan 100 mm cocok untuk industri kecil atau
bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan
pada dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan
mudah dioperasikan.

Gambar 2.17 Mesin bubut sedang

3. Mesin Bubut Standar


Jenis mesin bubut standar (Gambar 2.18) disebut sebagai mesin bubut standar
karena disamping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga
telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu

11

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

kerja, bak penampung beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan
darurat

Gambar 2.18 Mesin bubut standar

2.9 Proses Pembubutan Benda Kerja


1. Kecepatan Sayat Bubut
Kecepatan ditentukan oleh besaran putaran benda kerja dan diameter yang
disayat, hubungannya adalah: Dalam prakteknya nilai kecepatan potong
ditetapkan, dan putaran mesin dicari.
2. Menghitung Angka Putaran Mesin (n)
Benda kerja D = 80 mm, kecepatan sayat v = 43 m/mnt
Jawaban :
Putaran mesin n = 1000.v / . D
= 1000. 43 / 3,14. 80
= 171,1 rpm
Variasi putaran mesin yang tersedia adalah : 31,5 45 63 90 125 180
250 355 500 710 1000 1400. Oleh karena tidak terdapat n = 171,1
rpm, maka dipilih 125 rpm (disebut ne = putaran efektif ). Dengan demikian
kecepatan sayat nyata adalah: V = 80. 3,14. 125 / 1000, V = 31,4 m / mnt.

12

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

2.10

Parameter mesin bubut


Kecepatan pemotongan (cutting speed) adalah kecepatan pemotongan pada

permukaan kontak antara benda kerja dengan pisau potong. V = Do N (m/s)


dimana: Do = dimater luar benda kerja N = putaran benda kerja (rpm) Pemakanan
(feed) adalah tebalnya pemotongan setiap satu putaran benda kerja. Besarnya
pemakanan ini ditentukan oleh jenis poros berulir pada mesin bubut. Satuan dari
pemakanan adalah mm/revolution. Kedalaman pemotongan (depth of cut) adalah
tebal bahan yang dipotong setiap satu siklus pengerjaan, satuannya adalah mm. Waktu
pemotongan (cutting time) waktu yang diperlukan untuk memotong benda kerja
sepanjang L dalam satu kali operasi, dinyatakan dengan: dimana f = pemakanan
Kecepatan pemotongan yang disarankan pada proses bubut dapat dilihat pada tabel
2.1.

Tabel 2.1 Kecepatan pemotongan yang disarankan

13

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

2.11

Perhitungan
Benda kerja terbuat dari stainless steel seri 304 dengan panjang 150 mm dan

diameternya 12 mm dibubut menjadi diameter 11,2 mm. Putaran spindle mesin bubut
adalah N = 400 rpm dan pisau potong bergerak arah aksial dengan kecepatan 200
mm/min. Tentukan:
1. Kecepatan pemotongan
2. Jumlah material terpotong (MRR)
3. Waktu pemotongan
Jawab;
2.12

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan Proses Bubut


Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan suatu proses bubut

diantara adalah sebagai berikut:


1. Komponen yang akan dibubut harus dirancang supaya mudah di cekam pada
chuck. Benda-benda tipis berbentuk pelat sangat sukar ditempatkan pada
chuck sehingga proses bubut untuk bahan pelat supaya dihindari.
2. Toleransi ukuran supaya tidak terlalu kecil sehingga masih memungkinkan
dapat diproses dengan proses bubut.
3. Sudut-sudut tajam pada komponen supaya dihindari oleh karena tidak semua
bentuk sudut bisa dijangkau oleh pisau potong.
4. Ukuran material yang akan dibubut diusahakan sedekat mungkin kepada
ukuran benda kerja supaya jumlah langkah proses pembubutan bisa dikurangi.
5. Bentuk komponen yang akan dibubut harus direncanakan agar bisa
menggunakan bentuk pahat standar yang ada di pasaran.
6. Bahan benda kerja harus dipilih dimana bahan tersebut memiliki kemampuan
mesin (machinability) yang baik.

14

Praktikum Proses Manufaktur 2011 /


Modul 2 Proses Pembubutan

3. PROSEDUR PRAKTIKUM
Untuk dapat mengikuti praktikum, praktikan harus mengikuti prosedur praktikum
seperti berikut :
3.1 Alat dan bahan
a. Alat yang digunakan
1. Mesin Bubut.
2. Kapur
3. Meteran/mistar/Jangka Sorong
b. Bahan yang digunakan
1. Besi silinder diameter 8mm
3.2 Pelaksanaan praktikum
1. Gunakan alat keselamatan kerja (safety).
2. Penentuan komponen yang akan dibentuk.
3. Siapkan mesin yang akan digunakan, ikuti selalu seluruh instruksi asisten.
4. Ukur dan benda kerja sesuai dengan kebutuhan komponen.
5. Catat semua proses yang telah dilakukan.
6. Catat semua waktu dari pemolaan, dari proses set up sampai workin
process.
7. Lalu bubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
8. Catat waktu hasil pembubutan dari proses set up sampai workin process..
9. Rapihkan kembali alat-alat dan bahan yang telah digunakan.
10. Selesai
4. TUGAS
1. Sebutkan tipe-tipe pembubutan lainnya, dan jelaskan kegunaan serta
fungsinya ! (selain yang ada di modul).
2. Bagaimana cara perawatan mesin bubut yang baik ?

15

Anda mungkin juga menyukai