Anda di halaman 1dari 2

Dulu aku hanya memandangi taburan bintang di langit malam, mereka berkilauan dengan indah

menggoda tanganku yang tidak luas hati untuk menggapainya mimpi seorang astronot mungkin
tidak lebih tinggi dari impianku karena yang kupikirkan pertamakali saat merangkainya adalah
bagaimana caraku untuk melapauinya aku ingin terbang melewati batas kemampuanku aku ingin
mengelilingi dunia dan menemukan hasratku untuk berada di puncaknya.
Tapi selalu saja ada kerikil kecil yang mengusik tekadku saat aku benar benar sudah
membulatkannya. Orangtuaku, bapak dan ibuku belum mengerti atau bahkan acuh dengan apa
yang kucari dalam hidup bagi mereka ketenaran dan kejayaan cukup di akhirat saja tapi salahkah
aku jika aku ingin meraih keduanya di dunia dan juga di kehidupan yang selanjutnya tapi bapak
dan ibu masih begitu kolot untuk mendengar sedikit saja keluhan dariku.
untuk apa sekolah jauh jauh nak? Kau itu perempuan dunia luar begitu liar dan kejam bagaimana
bapak dan ibuk bisa menjagamu? Bagaimana kalau kami merindukanmu? Belum lagi biaya
kuliahmu yang selangit itu, beasiswamu memang bagus tapi bagaimana bisa kau hanya
mengandalkan itu untuk menyambung hidup, sementara untuk makan saja kita sudah susah
tolong menikahlah dengan hasan dia lelaki yang sangat baik agamanya bagus, sopan dan
berpendidikan bapak yakin dia akan membimbingmu ke surga kelak
tapi andini masih belum ingin menikah pak, andini masih muda dan juga belum lulus andini masih
haus dengan ilmu tolong bapak izinkan andini untuk bersekolah sekali lagi, andini ingin merubah
nasib kita pak andini ingin membahagiakan ibu dan bapak aku menangis dalam diam ibu
mengerti deritaku dia mendekatiku lalu membelai kerudungku dengan kelembutannya beliau
berkata
menikah di usia muda justru lebih baik din, kau akan banyak belajar dan akan dewasa dengan
cepat memangnya apa yang akan kau dapatkan dengan mengumpulkan banyak ijazah? Gurumu
tidak akan mengajarkanmu bagaimana cara memasak dan bagaimana menjadi wanita pengurus
rumah yang baik, bahkan jika kau tetap bersekolah kau pasti akan berakhir di dapur juga aku
tidak bisa menahan air mataku yang melesat begitu saja kalimat lembut dari ibu menghancurkan
semangatku hingga menjadi serpihan kecil, aku begitu sakit hati karena sekeras apapun aku
bersuara wanita yang begitu kucintai ini tetap akan membungkamku dengan suara lembut nan
perihnya
kami sudah tua nak, menikahlah dengan hasan maka kau sudah sangat membahagiakan bapak
dengan mata tuanya bapak memohon di depanku, membuatku merasa malu dengan jasa dan
kasih sayangnya yang menyiramiku tanpa pamrih dan ibu juga meletakan beban itu di
punggungku dia membiarkanku berjalan dengan beban yang tak terlihat, di tengah kegalauan
hatiku hanya Allah tempatku untuk bercurah kuserahkan dan kupasrahkan segenap
kebimbanganku hanya kepada-Nya hingga tepat di hari itu aku ikhlas mengambil sebuah
keputusan besar menyangkut kehidupanku.
Minggu ke tiga di bulan oktober, kulepaskan untaian mimpi yang kurangkai dari kecil sejuta
harapan tentang masa depan itu sudah kurelakan sejak aku resmi menjadi istri seorang Hasan
Syafiril Ilmi lelaki yang sebelumnya hanya kutahu dari namanya saja kini beliau sudah bersanding
di sampingku dan berstatus sebagai suamiku tapi entah kenapa hatiku masih saja diselimuti rasa
kelam dan ketakutan, entah kenapa aku tidak bisa merasakan kebahagiaan layaknya pengantin
baru bahkan meski aku melihat senyum damai tak terelakan di wajah orangtua dan mertuaku.
seperti ini bun? suara lembut yang menenangkan milik suamiku terasa membawaku dari
kenangan lima tahun yang lalu aku tersenyum melihatnya sangat semangat memasang foto
malaikat kecil kami yang sudah genap berusia dua tahun
sedikit miring yah aku bersura dan beliau kembali menggerakan figura besar itu
sudah pas? ulanngnya
sempurna jawabku dan beliau tersenyum lalu turun menghampiriku, berdiri di sampingku dan
melihat foto keluarga kecil kami dengan suka cita dan penuh syukur sama sepertinya aku
merasakan hal yang sama, inilah yang terjadi pada hidupku setelah pernikahan itu, dilema besar

yang sempat menimpaku membawaku pada kebahagian ganda yang sudah kudapatkan di dunia
dan yang akan kupertahankan menuju jannah-Nya, aku sempat berpikir hidupku akan terasa
hambar ketika memasuki altar pelaminan aku merasa jiwaku akan terkungkung selamanya di sisi
sesorang yang tidak kukehendaki tapi Allah menangkap satu persatu doaku dan menjawabnya di
waktu yang tepat, sejuta terimakasihku mungkin tidak cukup untuk dihaturkan pada-Nya dan juga
kedua orangtuaku, mereka selalu mengharapkan yang terbaik dan itulah kebenarannya, jika aku
tidak ikhlas di persunting lelaki baik bernama hasan entah lelaki seperti apa yang akan kudapat
kelak aku bersyukur, kebahagiaan keluarga kecilku adalah ridho dari orangtuaku.
Lalu apa kabar dengan impianku? Aku masih ingat betul bahwa hari itu mendung telah datang
mimpi dan harapanku terkulai habis di balik air mata yang kusembunyikan dalam diam, tapi siapa
sangka suamiku justru adalah suami impian yang sebelumnya hanya terlintas semu di balik anganangan beliau berprinsip sama denganku, beliau mampu memahamiku dan melihatku dari sudut
yang sulit terbaca orang lain bahkan keluargaku, sehari setelah pernikahan kami beliau
memutuskan untuk membawaku pindah ke berlin sehubungan dengan tugasnya mengajar di
sebuah universitas dan selain untuk merampungkan gelar S3 nya disana, tanpa disangka beliau
memberikan undangan beasiswa dari universitas berlin ke hadapanku
Andini sudah menjadi istri saya, saya sudah mengkhitbah andini hingga sepenuhnya menjadi milik
saya karena itu sebagai suamimu saya ingin andini tetap menimba ilmu dan meraih gelar phd di
kampus yang sama dengan saya
Rencana tuhan memang misterius tapi di baliknya ada banyak hal luar biasa yang tidak bisa
diduga aku mendapatkan jodoh terbaik sekaligus mimpi yang terwujud aku bahkan mendapatkan
doa orangtuaku tanpa sedikitpun menyakiti hati mereka kadang jalan terjal hitam dan kelam
adalah arah menuju tempat indah yang belum tersentuh, kesabaran dan doa adalah amunisinya,
kadangkala kita harus memilah dari dua sudut jalan yang memang sulit tapi jika kita tetap ada di
jalan tuhan dan kita percaya pada-Nya mendungpun akan berubah menjadi pelangi.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai