Anda di halaman 1dari 10

PERAHU RETAK

Perahu negeriku, perahu bangsaku


menyusuri gelombang
semangat rakyatku, kibar benderaku
menyeruak lautan
langit membentang cakrawala di depan
melambaikan tantangan (Reno)
di atas tanahku, dari dalam airku
tumbuh kebahagiaan
di sawah kampungku, di jalan kotaku
terbit kesejahteraan
tapi kuheran di tengah perjalanan
muncullah ketimpangan (Rijal)
aku heran, aku heran
yang salah dipertahankan
aku heran, aku heran
yang benar disingkirkan (Semua)
perahu negeriku, perahu bangsaku
jangan retak dindingmu
semangat rakyatku, derap kaki tekadmu
jangan terantuk batu (Udin)
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan ambil sendiri
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan makan sendiri (Maulana)
aku heran, aku heran
satu kenyang, seribu kelaparan
aku heran, aku heran
keserakahan diagungkan
aku heran, aku heran
yang salah dipertahankan
aku heran, aku heran
yang benar disingkirkan (Semua)

MANUSIA SETENGAH DEWA


Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan (Reno)
Turunkan harga secepatnya (Maulana)
Berikan kami pekerjaan (Rijal)
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa (Udin)
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau (semua)
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini

BENTO
Namaku Bento rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku boss eksekutif
Tokoh papan atas atas segalanya (Andi)
Asyik (semua)
Wajahku ganteng banyak simpanan
Sekali lirik oke sajalah
Bisnisku menjagal jagal apa saja
Yang penting aku senang aku menang
Persetan orang susah karena aku
Yang penting asyik sekali lagi (Andi)
Asyik (semua)
Khotbah soal moral omong keadilan
Sarapan pagiku (Munir)
Aksi tipu tipu lobying dan upeti
Woow jagonya (Fandy)
Maling kelas teri bandit kelas coro
Itu kan TONG sampah (Fahmi)
Siapa yang mau berguru datang padaku
Sebut tiga kali namaku Bento Bento Bento (Andi)
Asyik (semua)

BONGKAR
Kalau cinta sudah di buang
Jangan harap keadilan akan datang
Kesedihan hanya tontonan
Bagi mereka yang diperkuda jabatan (reno)
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar (semua)
Sabar sabar sabar dan tunggu
Itu jawaban yang kami terima
Ternyata kita harus ke jalan
Robohkan setan yang berdiri mengangkang (rijal)
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar (semua)
Penindasan serta kesewenang wenangan
Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan
Hoi hentikan hentikan jangan diteruskan
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan (udin)
Dijalanan kami sandarkan cita cita
Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya
Orang tua pandanglah kami sebagai manusia
Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta (maulana)
Oh oh
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar (semua)

Bajingan Negeri Ku!


Disebuah Negeri dipimpin oleh seorang presiden, yang mana presiden tersebut tidak
maksimal dalam menjalankan amanat yang diberikan oleh rakyat kepadanya dan bisa
dibilang jelek dalam menjalankan kepemipinannya. Akhirnya setelah dilakukan perjuanganperjuangan oleh rakyat negeri tersebut, akhirnya presiden tersebut lengser, dan kemudian
digantikan dengan presiden yang baru. Para rakyat negeri tersebut, merasa bahagia karena
telah tergantinya presiden tersebut. Mimpi-mimpi tentang kesejahteraan hidup, mulai muncul
kembali di benak masing-masing penduduk negeri itu. Mereka sangat berharap presiden
selanjutnya bisa mensejahterakan rakyatnya dan bisa menghilangkan krisis-krisis yang terjadi
saat itu.
Namun ternyata dalam kepemimpinannya, presiden yang baru rupanya lebih buruk
dari yang sebelumnya. Banyak kasus-kasus korupsi, ketidak adilan, janji-janji palsu,
kriminalitas, dan kesombongan pangkat tumbuh subur di negeri tersebut. Rakyat yang
semula bahagia dengan harapan-harapannya, kini akhirnya sadar, bahwa mereka telah lama
ditipu. Para rakyatpun sudah merasa muak dengan ketidak adilan yang mereka rasakan.
Rakyat-rakyat miskin ditelantarkan, rakyat-rakyat yang melawan dibasmi habis oleh aparataparat yang telah disuap untuk membunuh para rakyat yang berani untuk memberontak, dan
uang-uang pajak hinga kebutuhan umum didaikkan hingga tak bisa dijangkau lagi oleh
rakyat-rakyat kecil.
Para orang-orang kaya semakin gila jabatan dan yang miskin menjadi sasaran
kebiadapan. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Akhirnya setelah
rakyat sudah putus asa dengan perjuangan-perjuangan, karena sudah banyak korban yang
bejatuhan, muncullah seorang yang berjiwa reformasi berjuang untuk menegakkan keadilan
di tanah airnya. Perjuangan-perjuangan dilakukan, pemberontakan, hinaan, dan paksaan
untuk pengunduran diri di lakukan dari berbagai media.
Ketika presiden negeri tersebut merasa kalau orang yang berjiwa reformasi tersebut
dapat mengancam kedudukannya, maka dilakukan pemburuan terhadap orang tersebut, yang
akhirnya orang tersebut tertangkap bersama para reformer lainnya, dan dipenjara untuk
akhirnya dihukum gantung didepan umum.
Ketika kematian seorang reformer tersebut, negeri tersebut sudah hilang
semangatnya, sehingga presiden semakin bebas di negeri tersebut, krisis-krisis datang
berkepanjangan dan rakyat-rakyat semakin menderita. Negeri tersebut masih menantika jiwajiwa pemuda yang berani berkata ketika semua dipaksa diam, berani berbuat ketika semua
dihadapkan pada pistol-pistol, negeri tersebut masih berharap bahwa masih ada jiwa-jiwa
reformer yang akan tumbuh pada anak-anak bangsa, dan akan menegakkan keadilan
rakyatnya juga membasmi para pendusta rakyat yang berkeliaran.

PROPERTI
Untuk Pemeran
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rakyat 1 (Pedagang)
: Kaos Oblong, Sarung, Celana Oblong
Rakyat 2 (Tukang Ojek) : Topi, Jaket Kulit, Celana Jeans
Rakyat 3 (Petani)
: Kaos oblong, celana oblong, capel
Presiden
: Peci Hitam, Jas Hitam, Celana Hitam
Aparat 1,2,3
: Seragam Khusus (topi hitam), senjata
Reformer (Guru)
: Batik coklat, Stopmap

Untuk Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Speaker + Musik + Kabel


Kursi + Meja
Karton Demo
Tembak Mainan
Koran
Kardus

Tokoh :

PEMERAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Achmad Sholi Khuddin


Andi Mario Jemadu
Fahmi Achmad Fauzi
Maulana Alfiansyah
M. Mifbachul Munir
M. Arief Ubaiddillah
M. Rijallul Abror
Nur Affandi R.
Reno Akbar Saputra

(02)
(04)
(12)
(20)
(22)
(24)
(28)
(31)

: Sukirman (Rakyat, Pedagang)


: Soeharno Kartolo (Presiden)
: Barkowi (Aparat)
: sarjono (Rakyat, Tukang Ojek)
: Hans (Ketua Aparat)
: Narator
(25) : Sueb (Rakyat, Petani)
: Hadi (Aparat)
: Franky (Guru, Reformer)

Naskah Dialog :
Alkisah disebuah negeri yang rusak, dan banyak terjadi krisis2 yang berkepanjangan,
presiden di negeri tersebut tidak bisa memimpin negerinya dengan baik, kesejahteraan rakyat
kurang diperhatikan, dan dibiarkan begitu saja. Rakyat pun banyak yang mengeluh, namun
apa daya mereka hanya bisa berbicara saja. Diceritakan ada seorang reformer yang berani
menentang lewat kritik2nya yang pedas, dan tidak takut oleh presidennya. Awal kisah sang
reformer sedang duduk di pos pangkalan ojek dengan teaman tukang ojeknya, alias sarjono.
Selamat menyaksikan.
Franky

: (sambil membaca buku), Undang-undang itu tulisannya pemerintah untuk


dipatuhi rakyat, tapi pemerintahnya sendiri gak mau nurutin tulisannya
sendiri, hahahaha..
Sarjono
: (menguap), udah dari dulu pak guru, pemerintah itu sok ngatur, tapi gak
mau diatur, alias gak aturan.
Franky
: Ngomong-ngomong, presiden kita kapan gantinya ya, udah tua kok gak
mau ngalah sama yang muda..
Sarjono
: Yo, mungkin itu orang pada gila jabatan.
Franky & Sarjono : Hahahahahaha..
Kemudian lewat Sueb, dan Sukirman. Sueb adalah seorang petani yang tengah pulang dari
sawahnya, dan Sukirman adalah seorang pedagang asongan yang disiplin.
Sueb
: Woi, jon. Peno ra nyambut gawe ta?
Sarjono
: Ora pak, harga BBM ra iso ditawar..
Franky,Sueb&Sukirman
: Wkwkwkwkwkwk
Franky
: Ya pastilah jon, masa ada BBM ditawar. Emang pemerintah mau rugi
apa, hahaha..
Sueb
: Yo seharusnya gitu toh, wong pemerintah ada supaya rakyat sejahtera,
lha apa guna pemerintah sekarang kalo rakyat pada susah..?
Franky
: Namanya aja pemerintah cap bubur..
Sukirman
: Betul pak Franky, kita ini hanya orang pinggiran. Gak terlihat mata
pemerintah..

(Menyanyikan lagu Perahu Retak Bersama)


Franky
Sukirman
Franky
Sarjono
Sukirman
Sueb
(Semua)

: Walah-walah, pemerintah cuman bisa omong kosong.. (sambil melihat


Koran)
: Kapan rakyat dianggap pemimpin..?
: Nah, ini berita bagus. Presiden dikabarkan mundur dari jabatannya,
karena sakit yang terjadi dimasa tuanya
: Yang bener Pak Guru, ..?
: Wah, aku tak milih wong sing jujur.
: Yo pasti, aku melu nyalon jadi caleg wae.
: Hahahahahaha

Mereka kemudian mengharap-harapkan presiden baru di negeri mereka yang


dikabarkan bernama Soehaarno Kartolo adalah presiden yang bisa mengerti rakyatnya, dan
bisa menghapuskan krisis2 yang melanda rakyat nya. Kesejahteraan rakyat bisa dijunjung
tinggi. Mereka pun mendatangi istana kepresidenan dan menyerukan suara-suara harapan
mereka.
(Rakyat menyanyikan lagu Manusia Setengah Dewa)
Harno
Franky
Harno

Franky
Sueb
Semua
Sueb
Semua

: Baik-baik-baik, saya akan menciptakan lapangan-lapangan kerja baru,


dan akan lebih menjunjung tinggi kesejahteraan kalian.
: Apa bapak benar dengan berbicara seperti itu..?
: Tentu saja, saya akan menghapuskan krisis-krisis yang terjadi di tanah
air ini, pendidikan harus dimajukan, dan hak-hak rakyat harus
diperhatikan dengan seteliti-telitinya oleh pemerintah.
: Baiklah, kami hanya bisa berharap kepada pak Harno.
: Hidup Pak Harno!!!
: Hidup..!!
: Hidup Pak Harno!!!
: Hidup..!!

Rakyat pun pulang dengan membawa beribu-ribu harapan baik, mereka berpikir bahwa
presiden mereka yang baru bisa mengentaskan kemiskinan mereka. Tapi, tanpa mereka
ketahui, Soeharno telah diam-diam membuat siasat, Soeharno tak lebihnya seorang penipu,
dia bila didepan rakyat berlagak membela rakyatnya, namun bila di belakang rakyat, atau di
dalam istana dia tak layaknya seekor binatang.
Harno
Hadi
Harno
Barkowi
Hans
Hadi
Harno

: Hahahaha, ternyata rakyat itu pada bodoh semua, hanya diomongi saja,
mereka pada percaya..
: Anda memang pandai Pak, tapi kami tetap dapat bayaran kan..?
: Tentu saja, kalian aparat-aparat juga gila uang, sama kayak saya,
hahaha..
: Ya pasti kan Pak, belajar darimana dulu, ya kan Hans.?
: oke, apa akan kita lakukan, yang penting fulusnya ngalir.
: Bagus, yang penting jaminan uang kita semakin banyak.
: Hahaha, kalian itu sama saja kayak saya, gila uang. Hahaha.

(menyanyikan lagu Bento)


Samakin lama jabatan Soeharno, semakin banyak janji diobralkan, namun yang didapat
rakyat bukan kesejahteraan, melainkan kekejaman, dan kesengsaraan. Beribu demo, dan
keritikan dilancarkan oleh rakyat kepada presiden. Namun presiden hanya menyuruh untuk
menunggu dan bersabar, akhirnya para rakyat seperti franky dan kawan-kawan nekad
berdemo di istana kepresidenan.
(menyanyikan lagu Bonkar)
Franky
Sukirman
Sueb
Franky
Sarjono

: Turunkan Harno..
: Kami ingin bukti, bukan omong kosong..
: Betul, kalo hanya ngomong burung beo juga bisa..
: Jangan hanya ambil uang kami, namun ambil juga harapan kami.
: Orang miskin juga orang hidup..

Karena takut akan kemarahan rakyat, Soeharno memilih untuk bersembunyi dan tidak ingin
keluar, namun karena Soeharno tidak muncul dari istana kepresidenan, rakyat semakin
beringas dan memaksa masuk kedalam istana kepresidenan. Soeharno merasa terancam,
akhirnya dia nekad menyuruh para aparat untuk menembaki rakyatnya.
Harno
Hans
Harno

: Hans, suruh anak buahmu untuk menembaki mereka..


: Apa..?, apa Bapak sudah gila, mereka tidak salah apa-apa, tapi kita kok
seenaknya menembaki mereka.
: Mereka sudah berani mengancam presidennya, dan telah melanggar
tata tertib.

Tanpa berkata lagi, Hans dan pasukannya yang pertama hanya bertugas mengamankan saja,
namun mereka sudah berani menembaki para rakyat yang mendemo. Para rakyat pun
melarikan diri karena ditembaki, namun Franky yang tidak bisa berlari secara cepat, terkena
tembakan dan mati seketika.
Hans dkk

: (Menembaki dengan brutal)

Franky

: (Berteriak karena kesakitan dan mati seketika)

Akhirnya Franky yang berani mengkritik kini telah mati, para rakyat yang lain sekarang telah
kehilangan semangat untuk melawan pemerintahan, mereka hanya diam saja dengan nasib
mereka. Tak ada yang berani melaporkan kasus Franky dan juga kasus-kasus tentang
kekerasan yang dihadapi para rakyat lainnya. Walaupun mau melapor, mereka tidak tahu juga
melapor kepada siapa. Negeri itupun menjadi negeri yang subur kekerasan, penipuan,
pembodohan, dan KKN. Namun negeri tersebut masih menantika jiwa-jiwa pemuda yang
berani berkata ketika semua dipaksa diam, berani berbuat ketika semua dihadapkan pada
pistol-pistol, negeri tersebut masih berharap bahwa masih ada jiwa-jiwa reformer yang akan
tumbuh pada anak-anak bangsa, dan akan menegakkan keadilan rakyatnya juga membasmi
para pendusta rakyat yang berkeliaran.

Demikian Teater Musikal yang kami sajikan, dengan judul Bajingan NegeriKu.

Anda mungkin juga menyukai