Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI

PEMERIKSAAN PLASMA PROTOMBIN TIME


(PPT) DENGAN ALAT SEMI OTOMATIS

OLEH :
KELOMPOK IV GENAP
PUTU RINA WIDHIASIH

(P07134014002)

KOMANG OKTARINA PUTRI

(P07134014004)

LUH PUTU DEVI KARTIKA

(P07134014006)

A.A LIDYA NIRMALA DEWI

(P07134014008)

I DEWA AYU RIANITA PUTRI

(P07134014010)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2016

Hari, tanggal

: Selasa, 20 September 2016

Tempat praktikum

: Laboratorium Hematologi JAK Poltekkes Denpasar

PRAKTIKUM VI
PEMERIKSAAN PLASMA PROTOMBIN TIME (PPT) DENGAN ALAT SEMI
OTOMATIS
I.

TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan faal hemostasis.
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan PPT/PT

II.

METODE
Pemeriksaan PPT/PT dilakukan dengan menggunakan metode fotooptik atau
elektromekanik.

III.

PRINSIP
Pemeriksaaan PPT/PT dilakukan dengan menilai terbentuknya bekuan apabila
dalam plasma yang telah diinkubasi ditambahkan campuran tromboplastin
jaringan dan ion kalsium.

IV.

DASAR TEORI
1.
Darah
Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

badan, dangan viskositas darah 4,5 kali lebih besar daripada air. Darah merupakan
jaringan yang berbentuk cairan, terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel
darah. Plasma darah meliputi 55% volume darah merupakan substansi nonseluler,
sedangkan 45% dari volume darah meliputi sel darah. Sel darah terdiri dari sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Johan Sitompul, 2001).
Komponen cairan darah dinamakan plasma, 91-92% terdiri dari air sebagai
medium transport dan 7-9% terdiri dari zat padat. Zat-zat padat itu adalah proteinprotein seperti albumin, globulin, dan fibrinogen serta unsure anorganik berupa
natrium, calcium, kalium, fosfor, besi, dan yodium. Unsur organik berupa zat-zat
nitrogen, non protein, urea, asam urat, xantin, kreatinin, asam amino, lemak netral,
fosfolipid,

kolesterol,

glukosa, dan berbagai

enzim. Fibrinogen

yang

hanya

berjumlah 4% penting untuk pembentukan darah (Sylvia A. Price, dkk, 2005).


2.
Plasma
Darah disusun oleh 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler dengan volume 5%
dari berat badan. Apabila jumlah volume darah ditambah dengan zat pencegah

anti pembekuan darah secukupnya dalam satu wadah, misalnya tabung, kemudian
diputar(setrifuge) dengan kecepatan 3000rpm selama 20 menit maka setelah itu
akan terdapat bagian cairan yang terpisah dari bagian korpuskuli yang terdapat
pada bagian bawah. Cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma
darah mengandung fibrinogen. Oleh karena itu dalam memperoleh plasma, darah
dicampur dengan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah
(Depkes RI, 2001).
3.
Pembekuan Darah (Hemostasis)
Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada
lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor
koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan
aktivasi jalur koagulasi. Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah menjaga keenceran
darah (blood fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta
membentuk thrombus sementara atau hemostatic thrombus pada dinding pembuluh
darah yang mengalami kerusakan (vascular injury).
Hemostasis terdiri dari enam komponen utama, yaitu: trombosit, endotel
vaskuler, procoagulant plasma protein faktors, natural anticoagulant proteins, protein
fibrinolitik dan protein antifibrinolitik. Semua komponen ini harus tersedia dalam
jumlah cukup, dengan fungsi yang baik serta tempat yang tepat untuk dapat
menjalankan faal hemostasis dengan baik. Interaksi komponen ini dapat memacu
terjadinya thrombosis disebut sebagai sifat prothrombotik dan dapat juga menghambat
proses thrombosis yang berlebihan, disebut sebagai sifat antithrombotik. Faal
hemostasis dapat berjalan normal jika terdapat keseimbangan antara faktor
prothrombotik dan faktor antithrombotik.

4.
Mekanisme Hemostasis
Urutan mekanisme dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Segera setelah pembuluh darah terpotong atau pecah, rangsangan dari
pembuluh darah yang rusak itu menyebabkan dinding pembuluh darah yang
pecah akan berkurang ( terjadi vasokontriksi ).
2) Setelah itu, akan diikuti oleh adhesi trombosit, yaitu penempelan trombosit
pada kolagen ADP (adenosin difosfat) kemuadian dilepaskan olleh
trombosit kemidian ditambah dengan tromboksan A2 menyebabkan
terjadinya agregasi (penempelan trombosit satu sama lain). Proses aktivasi

trombosit ini terus terjadi sampai terbentuk sumbat trombosit, di sebut


hemostasis primer.
3) Setelah ituu dimulailah dekade koagulasi yaitu hemostasis sekunder,
diakhiri dengan pembentukan fibrin. Produksi fibrin dimulai dengan
perubahan faktor X menjadi Faktor Xa. Faktor X diaktifkan melalui dua
jalur, yaitu jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik. Jalur ekstrinsik dipicu oleh
tissue factor atau tromboplastin. Kompleks lipoprotein tromboplastin
selanjutnya bergbung dengan faktor VII bersamaan dengan hadirnya ion
kalsium yang nantinya akan mengaktifkan faktor X. Jalur intrinsil diawali
oeh keluarnya plasma atau kolagen melalui pembuluh darah yang rusak dan
mengenai kulit. Paparan kolagen yang rusak akan mengubah faktor XII
menhadi faktor XII yang teraktivasi. Selanjutnya faktor XIIa akan bekerja
secara enzimatik dan mengaktifkan faktor XI. Faktor Xia akan mengubah
faktor IX menhadi faktor Ixa.
4) Faktor Ixa akan bekerja sama dengan lipoprotein trombosit, faktor VIII,
serta ion kalsium untuk mengaktifkan faktor X menjadi faktor Xa.
5) Faktor Xa akan dihasilkan dua jalur berbeda itu akan memasuki jalur
bersama. Faktor Xa akan berikatan dengan fosfolipid trombosit, ion
kalsium, dan juga faktor V sehingga membentuk aktivator protombin.
6) Selanjutnya senyaa itu akan mengubah protombin menjad trombin. Trombin
selanjutnya akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin (longgar), dan
akhirnya dengan bantuan faktor VIIa dannion kalsium, fibrin tersebut
menjadi kuat. Fibrin inilah yang akan menjrat sumbat trombosit sehingga
menjadi kuat.
7) Selanjutnya apabila sudah tidak dibutuhkan lagi, bekuan darah akan
dilisiskan melalui proses fibrinolitik. Proses ini dimulai dengan adanya
proaktivator plasminogen yang kemuadian dikatalis menjadi aktivator
plasminogen dengan adanya menjadi plasmid dengan bantuan enzim seperti
urokinase. Plasmin inilah yang akan mendegradasi fibrinogen/fibrin
menjadi fibrin produk degradasi.
5.
Faktor-faktor pembekuan
Pembagian faktor-faktor pembekuan adalah sebagai berikut:
Faktor I : disebut fibrinogen, adalah suatu glikoprotein dengan
berat molekul 330.000 dalton, tersusun atas 3 pasang rantai
polipeptida.

Kadar

fibrinogen meningkat pada keadaan yang

memerlukan hemostasis dan pada

keadaan

nonspesifik,

misalnya

inflamasi, kehamilan, dan penyakit autoimun.


Faktor II : Disebut dengan protrombin, dibentuk di hati dan memerlukan
vitamin K. Faktor ini merupakan prekusor enzim proteolitik tromion
dan mungkin asselerator konversi protrombin lain.
Faktor III: Merupakan tromboplastin Jaringan
lipoprotein

jaringan

yang

berupa

activator protombin. Sifat produk jaringan ini

dalam kaitannya dengan aktivitas

pembekuan

belum

banyak

diketahui, sehingga sulit dinyatakan sebagai faktor spesifik.


Faktor IV : Merupakan Ion kalsium yang diperlukan untuk
mengaktifkan protrombin dan pembentukan fibrin.
Faktor V : Dikenal sebagai proasselerin atau faktor labil, protein ini
dibentuk oleh hati dan kadarnya menurun pada penyakit hati. Faktor
ini

merupakan faktor

plasma

yang

mempercepat perubahan

protrombin menjadi trombin.


Faktor VI : Istilah ini tidak dipakai
Faktor VII : Merupakan asselerator koversi protrombin serum,
dibuat di hati dan memerlukan vitamin K dalam pembentukannya.
Faktor ini merupakan faktor serum yang mempercepat perubahan
protrombin.
Faktor VIII

Dikenal

sebagai

faktor

antihemofili,

tidak

dibentuk di hati. Merupakan faktor plasma yang berkaitan dengan


faktor

III

trombosit

dan faktor chrismas (IX), mengaktifkan

protrombin.
Faktor IX : Disebut dengan faktor chrismas, dibuat di hati memerlukan
vitamin K. Merupakan faktor serum yang berkaitan dengan faktor III
trombosit dan VII AHG mengaktifkan protrombin.
Faktor X : Disebut dengan faktor stuart-power, dibuat di hati dan
memerlukan vitamin K. Merupakan kunci dari semua jalur aktivasi
faktor-faktor pembekuan.
Faktor XI : Sebagai antisenden tromboplastin plasma, dibentuk di hati
tetapi tidak memerlukan vitamin K.
Faktor XII : Disebut faktor Hageman. Merupakan faktor plasma
mengaktifkan PTA (faktor XII)

Faktor

XIII

Merupakan

faktor

untuk

menstabilkan

fibrin,

diproduksi di hati maupun megakariosit. Faktor ini menumbulkan


bekuan fibrin yang lebih kuat yang tidak larut dalam urea.
Faktor-faktor pembekuan dengan pengecualian faktor III (tromboplastin)
dan faktor IV (ion Ca), merupakan protein plasma. Mereka bersirkulasi dalam
darah

sebagai

molekul-molekul

nonaktif.

Prekalikrein

dan

koninogen

berat

molekul besar, bersama-sama dengan faktor XI dan faktor XII dinamakan faktor
kontak. Pengaktifan faktor pembekuan diduga terjadi karena enzim memecahkan
fragmen. Bentuk prekusor yang tidak aktif karena alasan ini dinamakan
prokoagulan. Tiap faktor yang sudah diaktifkan, kecuali V, VIII, dan XIII serta
fibrinogen (faktor I), dalah enzim pemecah protein (protease serin), yang dengan
demikian mengaktifkan prokoagulan berikutnya.
Hati adalah tempat sintesis semua faktor pembekuan kecuali faktor VIII
atau mungkin XI dan XIII. Vitamin K mempertahankan kadar normal atau sintesis
faktor-faktor protrombin (faktor II, VII, IX, dan X) (Sylvia A.Price,dkk ,2005).

3.
Plasma Prothrombin Time (PPT)
Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif dalam
proses pembekuan. Protrombin (F II) dikonversi menjadi thrombin oleh tromboplastin
untuk membentuk bekuan darah. Pemeriksaan PT digunakan untuk menilai kemampuan
faktor koagulasi jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor I (fibrinogen), faktor II
(prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor VII (prokonvertin), dan faktor X (faktor
Stuart). Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama 2 detik atau 10%
dari nilai normal.PT diukur dalam detik. Dilakukan dengan cara menambahkan
campuran kalsium dan tromboplastin pada plasma. Tromboplastin dapat dibuat dengan
berbagai metoda sehingga menimbulkan variasi kepekaan terhadap penurunan faktor
pembekuan yang bergantung pada vitamin K dan menyebabkan pengukuran waktu
protrombin yang sama sering mencerminkan ambang efek antikoagulan yang berbeda.
Usaha untuk mengatasi variasi kepekaan ini dilakukan dengan menggunakan sistem
INR (International Normalized Ratio). International Committee for Standardization in
Hematology (ICSH) menganjurkan tromboplastin jaringan yang digunakan harus
distandardisasi dengan tromboplastin rujukan dari WHO dimana tromboplastin yang

digunakan dikalibrasi terhadap sediaan baku atas dasar hubungan linier antara log rasio
waktu protrombin dari sediaan baku dengan dari tromboplastin lokal.
Bahan pemeriksaan PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari sampel darah
vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2% (0.109 M) dengan perbandingan 9:1.
Sitrat memiliki pH netral sedangkan EDTA yang memiliki pH basa yang akan
megakibatkan pemanjangan PPT negatif. Plasma yang diabsorbsi dengan barium
sulfa mengandung fibrinogen, faktor V, VIII, XI, XII, XIII. Plasma ini tidak
dapat membeku karena tidak mengandung protrombin, faktor X dan faktor VII
yang diperlukan untuk aktivasi intrinsik. Faktor XI dan XII stabil dalam plasma
simpan, tidak diabsorsi oleh barium dan tidak habis oleh proses pembekuan
(Frances K. Widman, 1999).

I.

ALAT DAN BAHAN


A. Phlebotomi Koagulasi
1. Alat :
a. Jarum vacutainer
b. Holder
c. Tourniquet
d. Tabung vakum :
Tutup merah : untuk dibuang karena masih mengandung cairan

2.

Tutup biru

jaringan
: untuk pemeriksaan PPT, APTT dan Fibrinogen

Bahan :
a.
b.
c.

Alcohol swab 70%


Kapas Kering
Plaster

B. Pemeriksaan PPT, APTT dan Fibrinogen


a. Preparasi Sampel
1. Alat :
a. Centrifuge
2. Bahan :
a. Darah Natrium Sitrat

b. Analisis pada alat Automatic Koagulasi Merck Sysmex Ca 500

II.

1.

Alat :
a. alat Automatic Koagulasi Merck Sysmex Ca 1500

2.

Bahan :
a. Plasma Natrium Sitrat

LANGKAH KERJA
A. Phlebotomi Koagulasi
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja kerja.
2. Jarum vacutainer dipasang pada holder dan dipastikan terpasang erat.
3. Identitas pasien dipastikan sesuai dengan data di lembar permintaan.
4. Dilakukan pendekatan pada pasien dengan tenang dan ramah serta
5.

diusahakan pasien senyaman mungkin.


Dilakukan verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat.

6.

Dicatat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.


Pasien diminta meluruskan lengannya diatas meja dan dipilih lengan yang

7.
8.
9.

lebih banyak melakukan aktifitas.


Pasien diminta mengepalkan tangan.
Tourniquet dipasang kira-kira 10 cm (3 jari) di atas lipatan siku.
Dipilih bagian vena mediana cubiti atau cephalic. Dilakukan palpasi
(perabaan) untuk memastikan posisi dan arah vena (vena teraba seperti

sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal).


10. Bagian kulit yang akanditusukdidesinfeksi dengan alcohol swab 70%
dengan gerakan memutar dari tengah ke tepi dan dibiarkan beberapa menit
hinggasisa alcohol mengering. Kulit yang sudah didesinfeksi jangan
dipegang lagi.
11. Dilakukan pungsi vena sesuai dengan arah vena dengan posisi lubang
jarum menghadap ke atas.
12. Setelah darah memasuki jarum, tabung vacutainer dipasang pada holder
dengan cara ibu jari kanan mendorong tabung, sedangkan jari telunjuk dan
jari tengah (kanan) tertumpu pada kedua sisi holder, ibu jari tangan kiri
memegang holder dengan sedikit menekan agar holder tidak bergerak
sehingga darah akan mengalir masuk ke dalam tabung.

13. Turniquet dilepas dan pasien diminta membuka kepalan tangannya. Untuk
phlebotomi koagulasi digunakan 3 macam tabung vacutainer yaitu tabung
vacutainer tutup merah, tutup biru dan tutup hijau. Setelah tabung pertama
terisi, tabung dicabut dan diganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
Setiap pengisian tabung, ditunggu sampai darah berhenti mengalir dengan
sendirinya. Volume darah yang diambil harus sesuai dengan batas volume
yang tertera di tabung vakum.
14. Luka bekas tusukan ditutup dengan kapas kering, kemudian jarum
dilepaskan/ditarik dari tempat tusukan. Kapas ditekan beberapa saat lalu
diplester.
B. Pemeriksaan PT ( Protombin Time) menggunakan Reagen PT- S (Dried)
(TECO)
1. Disiapkan sampel plasma sitrat 50 L dan dimasukkan ke dalam cuvet
2. Disiapkan reagen dan Inkubasi PT-S liquid Reagent selama 10 menit pada
3.
4.
5.
6.

alat [37C] (prewarm) 100 L


Buka light protection cap
Letakkan kuvet kedalam channel pengukuran
Tutup light protection cap
Pada display akan tertera Timer incubation Count-down
Incu
120

Adj
S

GO S

7.

Setelah mucul GO-S masukkan reagen PT-S liquid yang sudah diinkubasi

8.

pada alat sebanyak 100 L


Dicatat hasil detik INR

Note :

Gunakan Pipet Tip, kuvet dan stir bar yang selalu baru.

Penambahan reagen ke dalam cuvette harus dilakukan dengan cepat.

Volume pemipetan reagen dan plasma harus tepat.

Perhatikan STABILITAS reagent and control terhadap SUHU (lihat tabel).

REAGENT
CONTROL
CALIBRATOR

Catalog No.
A0230-040
P6000-010
P8000-010

Produk
TEClot PT-S
TEControl N
TECal Normal

Ukuran
10 X 4 ml
10 X 1 ml
10 X 1 ml

STABILITAS
TEClot PT-Sensitive
TEControl N
TECal Normal

2-8C
7 hari
24 jam
24 jam

20-25C
36 jam
8 jam
8 jam

37C
8 jam
2 jam
2 jam

Persiapan Sampel :
Tabung penampung Plasma Sitrat harus terbuat dari plastik, bertutup rapat
(Centrifuge Tube).
Segera lakukan pemeriksaan, bila ditunda hanya dalam batas waktu 2 jam setelah
pengambilan pada suhu kamar.
Jangan menginkubasi Plasma pada suhu 37C > 2 menit

Persiapan & Penyimpanan Control / Calibrator :


Larutkan Control / Calibrator dengan 1,0 ml aquabidest dan diamkan selama 5
menit pada suhu kamar agar terjadi rehidrasi.
Homogenkan hingga larut dengan sempurna selama 15 menit dengan menggunakan
Mixer Roller.
Diamkan kembali pada suhu kamar selama 15 menit.
Bagilah sebanyak yang dibutuhkan ke tabung plastik bertutup rapat (Centrifuge
Tube) dan segera simpan pada suhu 2 - 8 .
Ambil bila dibutuhkan dan diamkan pada suhu kamar sebelum digunakan. Control /
Calibrator yang sudah dipakai tidak boleh disimpan kembali ke lemari es.
Stabilitas bahan Control / Calibrator hanya 24 jam pada suhu 2 8 C dan rentan
terhadap perubahan suhu.
Persiapan & Penyimpanan Reagen :
Larutkan reagen dengan aquabidest sesuai dengan ukuran yang terdapat pada botol
dan diamkan selama 5 menit agar terjadi rehidrasi pada suhu kamar.
Homogenkan hingga larut dengan sempurna selama 15 menit dengan menggunakan
Mixer Roller, diamkan selama 5 menit pada suhu kamar.

Pindahkan seperlunya untuk pemeriksaan ke tabung reagent yang baru


(penambahan reagent baru harus menggunakan tabung baru, jangan dicampur
dengan yang lama ).
Simpan kembali sisa reagen ke lemari es dengan segera pada suhu 2 8 C (jangan
dibekukan).
Inkubasi reagen PT pada alat (suhu 37 C ) tidak boleh lebih dari 30 menit.,
bila lebih dari 30 menit reagen akan rusak
PARAMETER
PPT
Kontrol PPT

V.

NILAI RUJUKAN
Normal = perbedaan dengan
control < 2 detik

HASIL PENGAMATAN
a. Identitas Probandus
Nama
: Luh Putu Devi Kartika
Usia
: 20 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Jenis sampel : plasma sitrat
b. Hasil pemeriksaan PPT Kontrol
Waktu Inkubasi reagen : 10 menit
Waktu inkubasi kontrol : 120 detik
ISI value
: 0,93
PPT Kontrol
: 14,7 s
INR
: 1,01
c. Hasil pemeriksaan PPT Sampel
Waktu Inkubasi reagen : 10 menit
Waktu inkubasi sampel : 120 detik
ISI value
: 0,93
PPT Sampel
: 13,3 s
INR
: 0,92
d. Foto Hasil pengamatan

Sampel Plasma Sitrat a.n Devi Kartika


(Waktu pengambilan sampel : 07.15 WITA, waktu pemeriksaan : 11.11 WITA]

Reagen PPT

Control PPT

Reagen dalam Pemeriksan PPT


Kuvet
Magnet
Fungsi: membantu
menghomogenkan
reagen dan sampel/
control

Fungsi: sebagai
wadah untuk
menampung
reagen dan
sampel/control

Tempat
kuvet saat
pembacaan

Tempat
kuvet saat
inkubasi

Tombol next
utk memilih
parameter
pemeriksaan

Tampilan awal alat sebelum dilakukann pemeriksaan PT


(merk : CoaDATA 4004)

Hasil pemeriksaan PT probandus a.n Devi Kartika

Hasil pemeriksaan kontrol PT probandus

VI.

PEMBAHASAN
Prothrombin merupakan protein yang dihasilkan hati untuk membekukan

darah. Produksi prothrombin dipengaruhi oleh konsumsi dan penyerapan Vitamin K


yang adekuat. Selama proses pembentukan clot, prothrombin dipecah menjadi
thrombin. Selanjutnya thrombin akan memecah fibrinogen menjadi fibrin clot. Kadar
prothrombin di darah dapat berkurang pada pasien-pasien dengan penyakit hati. (Owen
C.A.,2001).
Prothrombin Time adalah satu dari empat test yang digunakan untuk
mempelajari proses koagulasi. Prothrombin time secara langsung menunjukkan defek
potensial pada tingkat II mekanisme pembentukan clot (jalur ekstrinsik) melalui analisis
kemampuan membentuk clot dari faktor-faktor koagulasi lain yaitu prothrombin,
fibrinogen, faktor V, faktor VII, dan factor X. Kekurangan prothrombin juga dapat

digunakan untuk memantau keadan-keadaan seperti disfibrinogenemia, efek heparin


dan coumarin, gangguan fungsi hati, dan defisiensi Vitamin K. (Fishbach FT., 2003)
Pada keadaan dimana terbentuk clot di darah, nilai PT dipertahankan sekitar 2
sampai 2,5 kali nilai normal. Jika nilai PT dibawah nilai tersebut, pengobatan yang
dilakukan akan tidak efektif, dan clot akan terbentuk lebih luas atau kan terbentuk clotclot baru. Secara berlawanan jika nilai PT melebihi 30 detik perdarahan mungkin
timbul.(Fishbach FT.,2003)
Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lamanya terbentuk bekuan bila ke
dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 37C, ditambahkan reagen tromboplastin
jaringan dan ion kalsium. Hasil pemeriksaan ini dipengaruhi oleh kepekaan
tromboplastin yang dipakai oleh teknik pemeriksaan. Karena itu pemeriksaan ini harus
dilakukan duplo dan disertai kontrol dengan plasma normal.
Nilai normal tergantung dari reagen, cara pemeriksaan dan alat yang
digunakan. Sebaiknya tiap laboratorium mempunyai nilai normal yang ditetapkan
sendiri dan berlaku untuk laboratorium tersebut. Jika hasil PT memanjang maka
penyebabnya mungkin kekurangan faktor-faktor pembekuan di jalur ekstrinsik dan
bersama atau adanya inhibitor. Untuk membedakan hal ini, pemeriksaan diulang sekali
lagi dengan menggunakan campuran plasma penderita dan plasma kiontrol dengan
perbandingan 1:1. Bila ada inhibitor, maka masa protombin plasma tetap memanjang.
Selain dilaporkan dalam detik, hasil PT juga dilaporkan dalam rasio, aktivitas
protombin dan indeks. Rasio yaitu perbandingan antara PT penderita dengan PT
kontrol. Aktivitas protombin dapat ditentukan dengan menentukan menggunakan kurva
standart dan dinyatakan dalam %. Pemeriksaan PT juga sering dipakai untuk memantau
efek pemberian antikoagulan oral. Pemberian kepekaan reagen tromboplastin yang
dipakai dan perbedaan cara pelaporan menimbulkan kesulitan bila pemantauan
dikerjakan di laboratorium yang berbeda-beda. Untuk mengatasi masalah tersebut ICTH
(International Comittee on Thrombosis and Haemostasis) dan ICSH (International
Comitte for Standardization in Haematology) menganjurkan agar tromboplastin
jaringan yang akan digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu terhadap tromboplastin
rujukan untuk mendapatkan ISI (International Sensitivity Index). Juga dianjurkan agar
hasil pemeriksaan PT dilaporkan secara seragam dengan menggunakan INR

(International Normalized Ratio), yaitu rasio yang dipangkatkan dengan ISI dari
reagens tromboplastin yang digunakan.
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan PT (Prothrombin time) pada
plasma pasien atas nama Luh Putu Devi Kartika, jenis kelamin perempuan, usia 20
tahun. Pertama-tama disiapkan terlebih dahulu sampel plasma yang akan diuji. Sampel
yang dapat digunakan dalam pemeriksaan ini adalah plasma dengan antikoagulan Na
citrate dengan perbandingan antikoagulan dalam darah yaitu 1:9. Alasan penggunaan
antikoagulan Na sitrat dikarenakan Na sitrat dapat menghambat aktivitas faktor
pembekuan dengan mengikat kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat, sehingga
menghambat aktifitas fibrinogen menjadi fribrin (bekuan). Sampel harus dicampur
segera setelah pengambilan untuk mencegah aktivasi proses koagulasi dan
pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid. Pencampuran
dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sebanyak 4-5 kali secara perlahan, karena
pencampuran yang terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat mengaktifkan
penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu pembekuan. Perlu diperhatikan
bahwa batas waktu untuk melakukan pemeriksaan PT adalah maksimal 2 jam dari
setelah sampel darah diambil. Karena apabila analisa dilakukan lebih dari 2 jam, dapat
mempengaruhi hasil yang disebabkan oleh telah terbentuknya fibrinogen dalam darah.
Adapun dalam praktikum kali ini, pemeriksaan PT pada sampel dilakukan
dengan alat semi otomatis dengan metode fotootik atau elektromekanik. Sebelum diuji,
sampel darah dicentrifuge terlebih dahulu untuk mendapatkan plasma yang jernih.
Setelah itu, disiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan termasuk melakukan
pemanasan (running alat) pada alat pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan. Hal
ini bertujuan agar saat melakukan pemeriksaan, alat telah dalam keadaan siap, sehingga
tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan atau menghindari trouble pada alat. Setelah itu
disiapkan reagen sebanyak 100 l dan dimasukkan ke dalam kuvet tanpa biji magnet.
Kemudian diinkubasi reagen selama 10 menit pada suhu 37C. Sampel plasma sitrat 50
l dimasukkan ke dalam kuvet dengan biji magnet didalamnya kemudian dibuka light
protection cap dan letakkan kuvet ke dalam channel pengukuran, lalu tutup light
protection cap. Biji magnet yang terdapat dalam kuvet sampel berfungsi untuk
homogenisasi saat pencampuran reagen ke dalam sampel. Sedangkan pada inkubasi
reagen tidak diisi biji magne karena, saat inkubasi reagen tidak terjadi homogenisasi.

Pada display akan tertera perintah berturut-turut mulai dari Incu 120 Adj S
GO S. setelah muncul perintah GO-S reagen yang telah diinkubasi selama 10 menit
dimasukkan ke dalam kuvet sampel sebanyak 100 l . kemudian ditunggu hingga layar
menampilkan nilai INR sampel.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui nilai INR sampel atas nama Devi
Kartika adalah 0,93 detik sedangkan untuk hasi pemeriksaan Protrombin Time didapat
hasil 13,3 detik. Jika dibandingkan dengan nilai control yaitu 14,7, dapat dikatakan
bahwa hasil PT dari probandus atas nama Devi Kartika memiliki nilai PT dalam batas
normal. Hal ini dikarena hasil PT dikatakan normal apabila memiliki selisih 2 detik
dari nilai control, berarti antara 12,7-16,7 detik. Nilai INR yang didapat dalam
pemeriksaan ini digunakan sebagai uji terstandardisasi internasional untuk PT.
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan kenaikan nilai PT antara lain :
Defisiensi faktor II (prothrombin), V, VII, atau X , Defisiensi Vitamin K, bayi-bayi
dengan ibu yang kekurangan Vitamin K, Penyakit hati (seperti hepatitis karena alkohol),
kerusakan hati , Terapi antikoagulan dengan warfarin (Coumadin), Penyumbatan
kantung empedu , Penyerapan lemak yang buruk (contohnya sprue, celiac disease, diare
kronis) , Terapi dengan antikoagulan heparin, Hypofibrinogenemia (defisiensi faktor I),
dan Bayi premature.

Sedangkan factor-faktor yang dapat mempengaruhi PT :

Konsumsi

sayur-sayuran

berupa

daun-daunan

hijau

yang

berlebihan

meningkatkan penyerapan Vitamin K, yang menimbulkan pembentukan clot di

darah.
Alcoholism atau konsumsi alkohol berlebihan dapat memperpanjang nilai PT.
Diare dan muntah menurunkan PT karena proses dehidrasi.
Jika prosedur pengambilan sampel darah menyebabkan trauma dan jika tabung

tidak pada keadaan yang dianjurkan.


Membiarkan sampel darah sitrat disimpan pada suhu kamar selama beberapa

jam,
Diet tinggi lemak (pemendekan PT) dan penggunaan alkohol (pemanjangan PT)
dapat menyebabkan perubahan endogen dari produksi PT.

Pengaruh obat-obatan seperti antibiotic, aspirin, cimetidine, isoniazid,


phenothiazides, cephalosporin, cholestyramine, phenylbutazone, metronidazole,

obat anti diabetic, phenytoin.


Penyimpanan sampel yang terlalu lama pada suhu 4C sehingga faktor VII
teraktivasi dan PT memendek.(Fishbach FT.,2003).

VII.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT) pada sampel

serum sitrat probandus, diperoleh hasil PPT dalam batas normal.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2001. Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI. [online]. tersedia:
https://www.box.com/s/r82fxj2zd5hrs4935rvl[diakses: 3 Oktober 2016. 15:00]
Johan

Sitompul.

2001.

Fisiologi

Darah.

[online].

tersedia:

file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR.../FISIOLOGI_DARAH_new.pdf [diakses: 3
Oktober 2016. 14:00]
Price, Sylvia A. Dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit, Volume 2. Jakarta : EGC.
Putu Mahendra. 2016. Pemeriksaan Plasma Protrombin Time [online] tersedia:
https://www.scribd.com/doc/312067972/Pemeriksaan-Plasma-ProtrombinTime [diakses: Sabtu, 15 Oktober 2016; 08:43]

Riswanto.

2010.

Masa

Protrombin

Plasma.

[online]

tersedia:

http://labkesehatan.blogspot.co.id/2010/01/masa-protrombin-plasma.html
[diakses: Sabtu, 15 Oktober 2016; 08:24]
Reza

Ulfajri.

2014.

Fungsi

PT,

APTT,

Tt.

[online]

https://www.scribd.com/doc/213744747/Fungsi-Pt-Aptt-Dan-Tt
Sabtu, 15 Oktober 2016; 08:35]

Denpasar, 29 Mei 2016


Praktikan

a.n Kelompok IV Genap

LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing I

Pembimbing II

(Dr. dr. Sainny Herawati, Sp. PK)

(Rini Riowati, B.Sc.)

tersedia:
[diakses:

Pembimbing III

Pembimbing IV

(I Ketut Adi Santika, A.Md. A.K.)

(Luh Putu Rinawati, S.Si.)


Pembimbing V

(Putu Ayu Suryaningsih, S.ST)

Anda mungkin juga menyukai