Anda di halaman 1dari 24

PENGGUNAAN PLC DAN APLIKASINYA

DEPARTEMEN KETENAGALISTRIKAN PPPPTK BMTI


2015

Penggunaan PLC & Aplikasinya | Didi Kurniadi _ Dept.KTL 1

LESSON1
PENGENALAN PLC
1.1

Definisi dan Sejarah PLC


Kemajuan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, mengakibatkan

industri

sebagai

produsen/penghasil

barang

menggunakan

cara-cara

otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang


dihasilkannya.Salah satu peralatan kontrol otomatis yang saat ini banyak
digunakan adalah PLC (Programmable Logic Control).
PLC yaitu kendali logika terprogram merupakan suatu piranti elektronik
yang dirancang untuk dapat beroperasi secara digital dengan menggunakan
memori

sebagai

media

penyimpanan

instruksi-instruksi

internal

untuk

menjalankan fungsi-fungsi logika seperti fungsi pencacah, fungsi pewaktu, fungsi


urutan proses, fungsi aritmatika, dan fungsi yang lainnya dengan cara
memprogramnya.Program-program dibuat kemudian dimasukan (di-download)
ke dalam PLC melalui programmer/monitor. Pembuatan program dapat melalui
console maupun computer sehingga dapat mempercepat pekerjaan. Fungsi lain
pada PLC dapat digunakan untuk memonitor jalannya proses pengendalian
yang sedang berlangsung, sehingga dapat dengan mudah dikenali urutan kerja
(work sequence) pada proses pengendalian secara real time.
PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. Alasan utama
perancangan PLC adalah untuk menghilangkan beban ongkos perawatan dan
penggantian

system

control

mesin

berbasis

relai.

Bedford

Associate

(Bedford,MA) mengajukan usulan yang diberi nama MODICON (Modular Digital


Controller) untuk perusahaan-perusahaan mobil di Amerika. Sedangkan
perusahaan lain mengajukan system berbasis computer (PDP-8). MODICON
084 merupakan PLC pertama di dunia yang digunakan pada produk komersial.
Pada tahun 1980-an harga PLC masih terhitung mahal, namun saat ini
dapat dengan mudah ditemukan dengan harga yang relatif murah dengan
berbagai merek dan type PLC, seperti National, Festo, Omron, Siemens, LG,

Penggunaan PLC & Aplikasinya | Didi Kurniadi _ Dept.KTL 1

Mitsubishi, Alan Bradley, Matshusita-Panasonic, Tele-mechanique, Wago,


HollySys dan lain sebagainya.
Pabrik pembuat PLC mendesain sedemikian rupa sehingga pengguna
(user) dapatdengan mudah menguasai fungsi-fungsi logika hanya dalam
beberapa jam saja. Fungsi-fungsi dasar yang banyak digunakan antara lain :
kontak-kontak

logika,

pewaktu

(timer),

pencacah

(counter),

Komparasi

(compare), dsb. Bagi yang menguasai dasar logika-logika digital akan lebih
cepat menguasainya.
Seperti halnya computer, PLC juga mempunyai kelengkapan yaitu CPU
(Central Precessing Unit), memori (RAM dan ROM), programmer/monitor, dan
modul I/O (input/output).Komponen-komponen pada PLC ditunjukkan pada
gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Komponen PLC

1.2

Kelebihan PLC

Beberapa kelebihan PLC dibandingkan dengan sistem hard wired diantaranya


adalah :
1. Fleksibilitas sangat tinggi
Sebelum

ditemukannya

PLC,

setiap

mesin

memiliki

alat

control/pengendali tersendiri, dimisalkan jika terdapat 10 buah mesin


maka alat pengendali yang digunakan adalah sebanyak 10 buah.Lain
halnya sekarang ini dengan adanya PLC maka untuk beberapa mesin
hanya memerlukan 1 buah PLC saja.

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 2

2. Deteksi dan koreksi kesalahan lebih mudah


Setelah desain program kontrol selesai dibuat, kemudian di-download ke
dalam PLC, maka program tersebut dapat dengan mudah diubah dengan
menggunakan

keyboard

dan

mouse

dalam

waktu

yang

relatif

cepat.Setelah itu program kembali dapat dijalankan. Jika masih terdapat


kesalahan maka dapat dikoreksi melalui diagram tangga (ladder diagram)
sehingga koreksinya dapat dengan segera dilakukan.
3. Kecepatan Operasi (speed of operation/respons time)
Kecepatan

operasi

PLC

sangat

cepat.Kecepatan

operasi

untuk

mengaktifkan fungsi-fungsi logika hanya dalam waktu beberapa milidetik,


jauh lebih cepat dibanding sistem control dengan menggunakan relai
magnetik.
4. Dokumentasi mudah
Hasil pemrograman PLC dapat dengan mudah disimpan (di-save) pada
media penyimpanan (hard disk, flash disk, dll.) maupun dicetak apabila
dibutuhkan. Proses pencarian arsip gambar control dapat dengan mudah
dilakukan.
5. Pengamatan Visual (visual observation)
Operasi PLC saat menjalankan program yang telah dibuat dapatdilihat
dengan teliti melalui layar/monitor, sehingga mempermudah proses
pencarian, koreksi program dan monitoring proses operasi sistem kontrol
yang sedang berjalan.
6. Lebih sederhana dan mudah dalam penggunaannya, memodifikasi
lebih mudah tanpa mendesain Hard ware.
7. Storage space lebih kecil.

1.3 Sistem Pengontrolan Pada PLC


Pada pengendali terprogram dengan PLC , fungsi pengendali tidak
tergantung dari pengawatannya. Elemen input ( tombol tekan, sensor ) dan elemen
output (motor, pompa, pemanas, relai, koil, solenoid, dll) dihubungkan ke peralatan
PLC. Hubungan elemen input dan output tidak dilakukan dengan pengawatan
tetapi melalui pemrograman dengan peralatan pemrogram ( Personal Komputer
Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 3

atau peralatan khusus ).

Gambar 1.2 Pengendali Dengan PLC

1.4

Bahasa Pemrograman PLC


Bahasa pemrograman PLC berdasarkan Standar Internasional (IEC61131-3), sebagai berikut:

Ladder Diagram (LD)

Instructional List (IL)

Function Block Diagram (FBD)

Sequential Functional Chart (SFC)

Structure Text (ST)

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 4

LESSON2
PENGGUNAAN &APLIKASI PLC

2.1 PENDAHULUAN
Untuk mendukung pelaksanaan praktikum khususnya aplikasi kontrol
dengan

PLC.

Departemen

Ketenagalistrikan

PPPPTK

BMTI

telah

mendesain dan menyiapkan Trainer untuk keperluan ini, diantaranya


Trainer PLC Dasar dan Advanced PLC sebagai controller (saat ini
menggunakan PLC Omron CPM2A/C), yang dilengkapi dengan berbagai
trainer miniature plant kontrol diantaranya: Conveyor Trainer, Elevator
trainer, Traffic light trainer, Basic Industrial Automation trainer, dll. Hal ini
akan

mempermudah

peserta

dalam

meningkatkan

pengetahuan,

keterampilan dan pengalaman belajarnya dalam aplikasi controller


kaitannya dengan perangkat input dan actuator pada sebuah plant control.

2.2 PROSEDUR IMPLEMENTASI SISTEM KONTROL


Pada hakekanya sistem kontrol merupakan suatu upaya yang dilakukan
secara sistematis untuk memecahkan masalah-masalah di bidang otomasi
proses manufaktur. Jadi sistem kontrol merupakan sebuah proses
pemecahan masalah (problem solving) otomasi. Para pengguna (user)
harus memulai proses problem solving dengan mendefinisikan control
task, yakni menentukan what needs to be done ?. Informasi ini akan
memberikan fondasi dan landasan untuk pembuatan kontrol program.
Bila saat ini aktivitas control task dilakukan secara manual atau
menggunakan sistem kontrol berbasis hard wired control (relay logic), maka
programmer (user)harus mereview urutan langkah (step) dari sistem
manual tersebut termasuk aktivitas pengembangannya bila ada. Walaupun
sistem berbasis hard wired dapat diubah secara langsung ke sistem
berbasis PLC, tetapi step

sequence-nya

harus

di re-disain,

bila

memungkinkan, untuk melihat kebutuhan plant saat ini dan untuk membuat

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 5

kapitalisasi penerapan sistem berbasis programmable controller.


Setelah control taskselesai didefinisikan, maka perancangan proyek untuk
membuat solusi cerdas dapat dimulai. Prosedur ini lazimnya mencakup
penentuan control strategy, dan urutan langkah (step-sequence) yang
diinginkan. Urutan step harus dapat dipenuhi oleh control program untuk
menghasilkan output control yang diinginkan. Kegiatan pengembangan ini
lazim disebut juga sebagai pengembangan algoritma.

Strategi implementasi kontrol baik menggunakan PLC maupun relai logic


untuk memenuhi control task yang diinginkan mengikuti tata cara tersebut
berdasarkan Algoritma Kontrol. Dengan adanya urutan langkah yang logis
dan sistematis (algoritma), maka memudahkan programmer (user)untuk
membangun sistem kontrol. Dalam hal ini programmer harus dapat
menterjemahkan control algoritma melalui serangkaian penerapan instruksi
(Basic and advance instruction) untuk mengimplementasikan program
kontrol.
Teknik yang digunakan untuk membangun kontrol program bervariasi
sesuai kreatifitas programmer. Walaupun begitu, para programmer harus
mengkuti salah satu cara yang lazim digunakan orang.
Berikut ini diberikan pedoman yang lazim dilakukan banyak programmer
ketika harus membuat desain baru atau membuat modifikasi suatu
manufactured plant.

Merancang Sistem (Manufactured Plant)

Memahami fungsi sistem

Me-review kemungkinan penggunaan metode kontrol tertentu dan untuk


optimalisasi proses produksi.

Membuat flowchart (algoritma) untuk poroses operasi yang diinginkan.

Mengimplementasikan

flowchart

dengan

menerapkan

relai

logic

diagram atau ladder diagram.

Menentukan internal interface addresses, dan operator interface


addresses.
Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 6

Menterjemahkan algoritma kontrol (control algorithm) ke dalam sistem


pengkodean PLC atau step-sequencial control berbasis relai.

Memodifikasi Sistem (Manufactured Plant)

Memahami actual process atau fungsi mesin

Me-review operasi mesin dan upaya optimalisasinya.

Menentukan internal interface addresses, dan operator interface


addresses.

Menterjemahkan algoritma kontrol (control algorithm) ke dalam sistem


pengkodean PLC atau step-sequencial control berbasis relai.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa pemahaman proses atau


operasi mesin merupakan langkah awal di dalam pendekatan sistematik
untuk menyelesaikan masalah-masalah kontrol.

Untuk menyatakan suatu algoritma kontrol dapat digunakan beberapa cara.


Selain flowchart ada beberapa cara lain yaitu :timing diagram, logic gate
diagram, state diagram atau bentuk lain yang sangat popular yakni ladder
diagram. Logic gate mengimplementasikan sequence logika output melalui
penerapan gerbang-gerbang logika, sedangkan ladder diagrammelalui
simbologi elemen-elemen grafis berupa contact

dan coil, yang secara

langsung mengimplementasikan logika tersebut untuk mengekseskusi


output.

Berikut ini diberikan urutan langkah yang harus dilakukan ketika akan
mendesain kendali task, sebagai berikut :

Langkah 1: Memahami sistem yang harus dikendalikan (Plant)


Langkah 2: Menentukan variable yang dikendalikan (process variable)
Langkah 3: Menentukan persyaratan teknis yang diperlukan
Langkah 4: Menentukan I/O yang dibutuhkan.

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 7

2.3

Contoh Aplikasi PLC

Project 1:
Nama Plant :Konveyor dan Sorting Sistem
Langkah 1: Memahami system yang harus dikendalikan.
Gambar Plant Konveyor & Sorting sbb:

Gambar 2.1 Konveyor & Sorting System

Pada kasus ini, diberikan suatu system konveyor dan sorting system.Dimana
apabila objek terdeteksi oleh sensor S1, maka ban konveyor mulai berjalan.
Kemudian objek yang mengikutinya akan melalui proses sorting. Untuk objek
logam akan dideteksi oleh Sensor S2 dan didorong oleh piston C1, objek warna
putih akan dideteksi oleh sensor S3 dan didorong oleh piston C2, dan objek
warna hitam akan dideteksi oleh sensor S4 dan didorong oleh piston C3.
Apabila objek yang terdeteksi oleh sensor S1 kemudian menjadi tidak terdeteksi
(karena sudah diluar jangkauan deteksi sensor S1) ban konveyor akan berhenti
setelah 15 detik dari saat objek diluar jangkauan deteksi sensor S1.
Langkah 2:Menentukan variable yang dikendalikan (process variable)
Dimana pada plant di atas (gambar 2.1) terdapat 4 buah sensor (S1,S2,S3,S4)
dengan rincian sebagai berikut:

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 8

Simbol

Jenis Sensor

Fungsi

Sensor
S1

Photoelectric Sensor

Mendeteksi objek/material

S2

Induktif Proximity Switch

Mendeteksi objek logam

S3

Sensor Warna (Fiber optic sensor)

Mendeteksi objek warna putih

S4

Sensor Warna (Fiber optic sensor)

Mendeteksi objek warna hitam

Memiliki satu buah motor listrik penggerak ban konveyor, dan tiga buah
piston/silinder (C1, C2, C3) pendorong objekdengan tenaga udara (pneumatic
system) yang dikontrol melalui Kontrol Katup Arah-KKA (single solenoid with
spring). Dimana apabila Sensor S1 mendeteksi objek maka ban konveyor mulai
berjalan.
Simbol

Jenis Piston/silinder

Fungsi

Simbol

piston

KKAwith
Solenoid

C1

Double acting cylinder

Mendorong objek logam

SC1

C2

Double acting cylinder

Mendorong objek warna putih

SC2

C3

Double acting cylinder

Mendorong objek warna hitam

SC3

Setiap piston dilengkapi dengan 2 buah reed switch, sebagai berikut:

Simbol

Simbol reed switch

Fungsi

piston
C1

C2

C3

C1.0

Sensor maju C1 (ejecting cylinder)

C1.1

Sensor mundur C1 (retract cylinder)

C2.0

Sensor maju C2 (ejecting cylinder)

C2.1

Sensor mundur C2 (retract cylinder)

C3.0

Sensor maju C3 (ejecting cylinder)

C3.1

Sensor mundur C3 (retract cylinder)

Langkah 3: Menentukan persyaratan teknis yang diperlukan

Motor konveyor harus dapat diatur kecepatannya, terkait dengan

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 9

perubahan kuantitas objek dan waktu produksi.

Kecepatan piston pendorong harus disesuaikan (dapat diatur) dengan


posisi dan kecepatan objek yang berjalan di atas ban konveyor.

Apabila ada objek yang lolos dari proses sorting, di akhir ban konveyor
diperlukan rel pengarah menuju tempat penampung objek.

Saat ban konveyor masih berjalan (SV timer < 15 detik), sinyal objek
masuk berikutnya akan me-reset on-delay timer dan mulai menghitung
berdasarkan objek baru tersebut sampai motor konveyor berhenti.

Langkah 4: Menentukan I/O yang dibutuhkan.


Pada bagian ini tahap-tahap yang harus dilakukan adalah:
1. Buatlah Algoritma Kontrol
2. Buat rangkaian pengawatan dan komisioning (commissioning)
3. Buat Diagram/Program Kontrol
4. Tes I/O

Algoritma Kontrol
Algoritma yang disajikan berupa flowchart (diagram alir) sebagai berikut:

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 10

START

Input Objek/benda

S1
aktif?
Y
Motor
Konveyor On

S2
aktif?

S3
aktif?

Y
SC1,Piston
C1Aktif

SC2,Piston
C2Aktif

SC3, Piston
C3Aktif

N
Timer?
SV=15 s
Y
Motor
Konveyor Off

STOP

Gambar 2.2 Diagram alir (Flowchart) Konveyor dan sorting system

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 11

Rangkaian Pengawatan dan komisioning

Gambar 2.3 Wiring Diagram perangkat I/O dengan Controller


Tabel 2.1 Tabel Kebutuhan Input/Output
Tabel Pengadresan I/O
Alamat
000.00
000.01
000.02
000.03
000.04
000.05
000.06
000.07
000.08
000.09
010.00
010.01
010.02
010.03

Nama Simbol
S1
S2
S3
C2.1
C2.0
C1.1
C1.0
C3.1
C3.0
S4
M
SC1
SC2
SC3

Deskripsi
Sensor Photoelectric (sensor objek/material)
Sensor logam (Induktif proximity switch)
Sensor Objek Warna Putih (FO Sensor)
Sensor mundur C2 (retract cylinder)-reed switch
Sensor maju C2 (ejecting cylinder)-reed switch
Sensor mundur C1 (retract cylinder)-reed switch
Sensor maju C1 (ejecting cylinder)-reed switch
Sensor mundur C3 (retract cylinder)-reed switch
Sensor maju C3 (ejecting cylinder)-reed switch
Sensor objek Warna Hitam (FO Sensor)
Motor penggerak ban konveyor
Solenoid valve (KKA-1) penggerak piston C1
Solenoid valve (KKA-2) penggerak piston C2
Solenoid valve (KKA-3) penggerak piston C3

Catatan :
Penentuan COM pada penyambungan perangkat/terminal input PLC tergantung
dari jenis sensor yang digunakan. Sensor PNP dipasang Common negative (-),
apabila Sensor NPN dipasang Common positive (+).
Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 12

Perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.4 Diagram hubungan sensor untuk tiga penghantar, L = Beban

Diagram/Program Kontrol
Program control yang akan digunakan saat ini adalah Ladder diagram. Program
Ladder ditulis dengan menggunakan software Omron CX-Programmer.
Berdasarkan algoritma dan kebutuhan I/O yang telah dijelaskan, maka diagram
Ladder-nya sebagai berikut:

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 13

1. Ladder diagram deteksi objek/material (sensor S1)

2. Ladder diagram deteksi objek logam (sensor S2)

3. Ladder diagram deteksi objek warna putih (sensor S3)

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 14

4. Ladder diagram deteksi objek warna hitam (sensor S4)

Tes I/O
Lakukan Tes Input Output, dan selanjutnya bandingkan diagram rangkaian
(wiring diagram) hasil identifikasi I/O pada gambar 2.3. dengan wiring diagram
yang tersedia pada Job Sheet Conveyor Trainer. Jika rangkaian hasil analisis
telah berjalan dengan baik sesuai sequence (urutan) control yang direncanakan,
silakan operasikan system konveyor dan sorting system. Lakukan analisis
berdasarkan diskusi kelompok dan laporkan hasilnya.

Pertanyaan:
1. Sebutkan fungsi masing-masing timer yang ditunjukan pada diagram
ladder tersebut.
2. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan di atas.

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 15

Project 2:
Nama Plant :Lampu lalulintas (Traffic Light)
Langkah 1: Memahami system yang harus dikendalikan.
Pada contoh kasus ini, diberikan suatu sistem lampu lalu lintas jalan raya, yang
mengontrol lalu lintas mobil (car) dan penyeberang jalan (pedestrian crossing)
seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Sistem Lampu Lalulintas


Langkah 2: Memahami variable yang dikendali.
Sistem lampu lalu lintas (Gambar 2.5) ini mengendalikan dua jenis lampu lalu
lintas, yaitu lampu tanda bagi para pengemudi

dan lampu tanda bagi para

penyeberang jalan .

Lampu lalu lintas untuk kendaraan (car light) dilengkapi dengan tiga jenis lampu
yaitu lampu merah (red signal), lampu kuning (yellow signal) dan lampu hijau
(green signal).
Lampu lalu lintas untuk penyeberang jalan (pedestrian light) hanya terdiri dari
dua lampu yaitu lampu merah (red signal) dan lampu hijau (green signal).Untuk
keperluan penyeberang jalan disediakan sakelar tombol tekan untuk meminta
(request) lampu hijau (green signal).

Jadi variable yang harus dikendalikan ada lima, yaitu tiga lampu tanda (merah,
kuning dan hijau) untuk para pengendara mobil dan dua lampu tanda (merah
Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 16

dan hijau) untuk para penyeberang jalan.

Langkah 3: Memahami persyaratan teknis yang diinginkan


Untuk alasan keamanan (safety) bagi para penyeberang jalan, yaitu mencegah
bahaya yang dapat terjadi pada para penyeberang jalan termasuk juga bagi para
pengendara mobil maka sistem tersebut harus mempertimbangkan dua syarat
sebagai berikut:
-

Agar supaya titik awal sistem dapat menjamin keamanan bagi penyeberang
jalan dan juga bagi pengendara, maka pengaturan awal harus di set sebagai
berikut, lampu hijau pada lampu tanda bagi pengendara harus menyala (ON)
dan lampu merah pada lampu tanda bagi penyeberang jalan juga harus
menyala (ON).

Bila sistem ini menerima permintaan dari penyeberang yang menekan


tombol tekan yang ada di sisi jalan (request button) untuk merubah lampu
tanda bagi penyeberangan, dan juga lampu tanda bagi pengendara, maka
sistem kendalinya harus dapat mengubah lampu tanda bagi pengendara,
yaitu dari lampu hijau berubah menjadi lampu merah tetapi harus melalui
lampu kuning terlebih dahulu dan dari sisi penyeberang jalan, lampu tanda
berubah dari warna merah ke warna hijau.

Persayaratan lain yang harus dipenuhi dalam kasus ini merupakan bagian dari
persyaratan kemanan, yaitu menentukan berapa lama selang waktu menyala
dan padam (ON/OFF) bagi masing-masing lampu, mulai titik awal hingga
kembali ke posisi awal.

Untuk keperluan tersebut ditetapkan sebagai berikut:


- Lampu kuning bagi pengendara mobil menyala selama 3 detik.
- Lampu merah bagi pengendara menyala selama 16 detik

dan saat

menyalanya bersamaan dengan lampu hijau untuk penyebaran jalan.


- Lampu hijau bagi penyeberang jalan menyala selama 10 detik.

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 17

- Begitu selang waktu menyala lampu hijau bagi penyeberang selesai, maka
lampu tanda bagi penyeberang berubah menjadi merah yang menyala.
- Perubahan fasa sinyal dari merah ke kuning lampu tanda bagi pengendara
paling tidak selama 3 detik.
- Penundaan waktu untuk permintaan lampu hijau untuk penyeberang jalan
berikutnya adalah 1 detik.
- Gambar 2.6 memperlihatkan gambaran singkat tentang sekuen atau urutan
operasi dari setiap variabel yang dikendalikan.

Gambar 2.6 Alur Diagram Urutan Operasi Lampu


Langkah 4: Menentukan Alamat dari I/O yang digunakan.
Untuk keperluan pengalamatan input/output, maka kita harus menetapkan daftar
I/O yang digunakan pada sistem lampu lalu lintas tersebut, yaitu:
- 2 input (I) untuk permintaan lampu hijau bagi penyeberang jalan yang
terdapat di sisi kanan dan kiri jalan.

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 18

- 5 output (Q) untuk mengontrol indikator sinyal dari masing-masing lampu


merah, kuning, dan hijau bagi pengendara serta lampu merah, dan hijau bagi
penyeberang jalan.
- 1 bit memory (M) untuk pensakelaran sinyal setelah adanya permintaan sinyal
hijau dari penyeberang jalan.
- 5 rele waktu (timer) untuk menentukan durasi dari setiap fasa lampu sinyal.

Gambar 2.7 memperlihatkan jenis Input/Output yang diperlukan.

Gambar 2.7Indikator Lampu dan I/O yang diperlukan


Urutan Program:
Bila input I0.0 atau I0.1 di set (status 1) oleh penyeberang jalan, maka
kejadiannya berlangsung sebagai berikut:
-

Lampu bagi pengendara akan berubah dari Q0.4 (hijau) berubah via Q0.3
(kuning) ke Q0.2 (merah) dan

Lampu bagi penyeberang berubah dari Q0.0 (merah) berubah ke Q0.1


(hijau)

Output di set sesuai pengaturan waktu rele timernya.


Gambar 2.8 memperlihatkan algoritma kontrol yang menyatakan status sinyal
input dan output selama program berlangsung.

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 19

Gambar 2.8 Algoritma Kontrol Traffic Ligt System

Tabel 2.2Kebutuhan I/O (Pengadresan I/O)


alamat
Q0.0
Q0.1
Q0.5
Q0.6
Q0.7
I0.0
I0.1
F0
T2
T3
T4
T5
T6

Deskripsi

Nama Simbol

Lampu Merah (penyeberang)


Lampu Hijau (penyeberang)
Lampu Merah (pengendara)
Lampu Kuning (pengendara)
Lampu Hijau (pengendara)
Pushbutton sisi kanan jalan
Pushbutton sisi kiri jalan
Work bit untuk menyimpan sinyal dari request
button yang ditekan penyeberang
Alokasi waktu lampu kuning pengendara
Alokasi waktu lampu Hijau penyeberang
Tunda waktu, lampu merah pengendara
Alokasi waktu red/yellow pengendara
Tunda waktu lampu Hijau penyeberang

Red_Ped
Green_Ped
Red_Car
Yellow_Car
Green_Car
Pushbt_R
Pushbt_L

Setelah desain bangunan sistem selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah


membuat program kendali untuk PLC. Berikut ini (Gambar 2.9) diberikan contoh
desain program yang ditulis dengan ladder editor Ladsim. Bila kontrol program
sudah

selesai dibuat,

langkah

selanjutnya

melakukan

wiring I/O dan

commissioning PLC. Kemudian mentransfer kontrol program dari terminal


Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 20

pemrograman ke PLC, dan dilanjutkan dengan test I/O.


Contoh kontrol program, yang ditulis dengan software LADSIM3S

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 21

Gambar 2.9 Program Kontrol dalam Ladder diagram


Lembar Tugas:
1. Implementasikan hasil rancangan project 2: Sistem Lalulintas (Traffic
Light) secara simulasi melalui lampu pada trainer traffic light. Buatlah
program control (Ladder diagram) dengan menggunakan Omron CXProgrammer.
2. Test I/O, demonstrasikan kepada fasilitator. Buat laporan secara lengkap.

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 22

DAFTAR PUSTAKA

Afgianto Eko Putra. (2004). PLC Konsep


Aplikasinya.Yogyakarta : Gava Media.
Balza

Achmad.
(2007).
Pemrograman
Simulator.Yogyakarta : Andi.

Pemrograman

PLC

dan

Menggunakan

Erfi Ilyas. (2004). Dasar-dasar Programmable Logic Control.Bandung : P4TKBMTI


M. Budiyanto, A. Wijaya. (2003). Pengenalan Dasar-dasar PLC Disertai
Contoh Aplikasinya.Yogyakarta : Gava Media.
MH.Sapto widodo, M.Sc. (2012).Aplikasi PLC. Bandung : P4TK-BMTI

Penggunaan PLC & Aplikasinya | : Didi Kurniadi-Dept. KTL 23

Anda mungkin juga menyukai