2
2
hanya memerlukan sedikit handling dan sistim burner nya sangat sederhana dan
hampir bebas perawatan. Gas dikirimkan melalui jaringan pipa distribusi sehingga
cocok untuk wilayah yang berpopulasi tinggi atau padat industri. Walau begitu,
banyak pemakai perorangan yang besar memiliki penyimpan gas, bahkan
beberapa diantara mereka memproduksi gasnya sendiri. Bahan bakar gas ada dua
jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG).
CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari
propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor
rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan
untuk sebagian kendaraan bermotor.
2.3.1 Jenis-Jenis Bahan Bakar Gas
Berikut adalah daftar jenis-jenis bahan bakar gas:
Bahan bakar yang secara alami didapatkan dari alam:
Gas alam
Metan dari penambangan batubara
Bahan bakar gas yang terbuat dari bahan bakar padat
Gas yang terbentuk dari batubara
Gas yang terbentuk dari limbah dan biomasa
Dari proses industri lainnya (gas blast furnace)
Gas yang terbuat dari minyak bumi
Gas Petroleum cair (LPG)
Gas hasil penyulingan
Gas-gas dari proses fermentasi
Bahan bakar bentuk gas yang biasa digunakan adalah gas petroleum cair
(LPG), gas alam, gas hasil produksi, gas blast furnace, gas dari pembuatan kokas,
dll. Nilai panas bahan bakar gas dinyatakan dalam Kilokalori per normal meter
kubik (kKal/Nm3) ditentukan pada suhu 'normal (20 0C) dan tekanan normal (760
mm Hg).
Masa Jenis
Relatif
Gas alam
Propan
Butan
Nilai Kalor
yang
lebih tinggi
kkal/Nm3
0.6
1,52
1,96
9350
22200
28500
Perbandingan
Udara/Bahan bakar
- m3 udara terhadap
m3 Bahan Bakar
10
25
32
Suhu
Nyala
api
o
C
1954
1967
1973
Kecepatan
Nyala api
m/s
0,290
0,460
0,870
2.3.3 CNG
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif
bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai
bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan
dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah
lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang
diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan,
biasanya berbentuk silinder.
CNG (Commpressed Natural Gas) atau Gas Alam Padat merupakan gas
bumi yang telah dimurnikan dan dimampatkan pada tekanan 250 bar sehingga
aman, bersih dan murah untuk dipakai sebagai bahan bakar yang bisa
menggantikan Premium, Solar (HSD) , Diesel Fuel (MDF) , LPG, atau Minyak
Bakar (MFO). Secara umum CNG mengandung komponen utama berupa metana
(CH4) dan etana (C2H8) dengan fraksi sekitar 90%. CNG merupakan bahan bakar
ramah lingkungan, mengurangi emisi CO2 sekitar 60% dibanding Premium, bebas
dari emisi Pb, Sox dan Nox Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga
yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar),
peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus
berkembang.
Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran
lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan
truk barang berdaya ringan hingga menengah. Sesungguhnya di Indonesia, CNG
bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya
lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM)
sudah dilakukan sejak tahun 1986.
2.3.4 LPG
LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Gas dari hasil distilasi ( adalah
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap ) yang dipergunakan untuk keperluan bahan bakar rumah
adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri darimetana CH4). Ia
dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara.
Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). LPG juga
mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6)
dan pentana (C5H12). LPG merupakan campuran dari hidrokarbon tersebut yang
berbentuk gas pada tekanan atmosfir, namun dapat diembunkan menjadi bentuk
cair pada suhu normal, dengan tekanan yang cukup besar. Walaupun digunakan
sebagai gas, namun untuk kenyamanan dan kemudahannya, disimpan dan
ditransport dalam bentuk cair dengan tekanan tertentu. LPG cair, jika menguap
membentuk gas dengan volume sekitar 250 kali.
Dalam kondisi atmosfer, LPG akan berbentuk gas. Volume LPG dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu LPG dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam
bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion)
dari cairan yang dikandungnya, tabung LPG tidak diisi secara penuh, hanya
sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan
gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur,
tetapi biasaya sekitar 250:1. Tekanan di mana LPG berbentuk cair, dinamakan
tekanan uapnya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai
contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada
20 C (68 F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada
55 C (131 F).
Menurut spesifikasinya, LPG dibagi menjadi tiga jenis yaitu LPG
campuran, LPG propana dan LPG butana. Spesifikasi masing-masing LPG
tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor:
25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah LPG campuran.
Menurut penggunaannya, LPG dibagi menjadi:
a) LPG mix / LPG campuran.
b) LPG propana.
c) LPG butane.
LPG mix adalah campuran dari 70-80% Propana dan Butana dan 20 30%
ditambahkan Mercaptant dan biasanya digunakan dalam rumah tangga. LPG
propana dan butana mengandung 95% propana dan 97,5% butana, biasanya
digunakan dalam industri.
Uap LPG lebih berat dari udara butan beratnya sekitar dua kali berat udara
dan propan sekitar satu setengah kali berat udara. Sehingga, uap dapat mengalir
didekat permukaan tanah dan turun hingga ke tingkat yang paling rendah dari
lingkungan dan dapat terbakar pada jarak tertentu dari sumber kebocoran. Pada
udara yang tenang, uap akan tersebar secara perlahan. Lolosnya gas cair walaupun
dalam jumlah sedikit, dapat meningkatkan campuran perbandingan volum
uap/udara sehingga dapat menyebabkan bahaya. Untuk membantu pendeteksian
kebocoran ke atmosfir, LPG biasanya ditambah bahan yang berbau. Harus tersedia
ventilasi yang memadai didekat permukaan tanah pada tempat penyimpanan LPG.
Karena alasan diatas, sebaiknya tidak menyimpan silinder LPG di gudang bawah
tanah atau lantai bawah tanah yang tidak memiliki ventilasi udara.
Sifat LPG terutama adalah sebagai berikut:
Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
CNG memiliki bagian besar dari Hidrogen dan karena itu lebih ringan
daripada udara (atribut ini sebenarnya membuat CNG sangat aman:
sekali ada kebocoran dalam sistem, gas hanya akan dilepas ke
atmosfer). LPG di sisi lain adalah dua kali lebih berat seperti udara. Gas
ini biasanya merupakan produk hasilan yang menumpuk dari
pengeboran minyak serta penyempurnaan minyak.
Properties
Value
1
2
3
4
Calorific value
Composition
Hydrogen
Ethylene
Mehane
Carbon Monoxide
Temperature reactions
Heating Value
2.3.7 Biogas
Biogas merupakan bahan bakar gas (biofuel) dan bahan bakar yang dapat
diperbaharui (renewable fuel) yang dihasilkan secara anaerobic digestion atau
fermentasi anaerob dari bahan organik dengan bantuan bakteri metana seperti
Methanobacterium sp. Bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan biogas yaitu bahan biodegradable seperti biomassa (bahan organik
bukan fosil), kotoran, sampah padat hasil aktivitas perkotaan dan lain-lain. Akan
tetapi, biogas biasanya dibuat dari kotoran ternak seperti kerbau, sapi, kambing,
kuda dan lain lain. Kandungan utama biogas adalah gas metana (CH 4) dengan
konsentrasi sebesar 50 80 % vol. Gas dalam biogas yang dapat berperan sebagai
bahan bakar yaitu gas metana (CH4), gas hidrogen (H2) dan gas karbon monoksida
(CO) (http://en.wikipedia.org, 2009 dan http://www.bioenergy.org.nz, 2009).
Proses pembuatan biogas dilakukan secara fermentasi yaitu proses
terbentuknya gas metana dalam kondisi anaerob dengan bantuan bakteri anaerob
di dalam suatu digester sehingga akan dihasilkan gas metana (CH4) dan gas
karbon dioksida (CO2) yang volumenya lebih besar dari gas hidrogen (H2), gas
nitrogen (N2) dan gas hydrogen sulfida (H2S). Proses fermentasi memerlukan
waktu 7 sampai 10 hari untuk menghasilkan biogas dengan suhu optimum 35 oC
dan pH optimum pada range 6,4 7,9. Bakteri pembentuk biogas yang digunakan
yaitu
bakteri
anaerob
seperti
Methanobacterium,
Methanobacillus,
(N2) dan gas gas lain. Panas yang dihasilkan sebesar 600 BTU/cuft. Sedangkan,
biogas yang dibuat dari gas alam mengandung gas CH4 sebesar 80 % dengan
panas sebesar 1000 BTU/cuft. Kandungan gas CH 4 dari biogas dapat ditingkatkan
dengan memisahkan gas CO2 dan gas H2S yang bersifat korosif.
Reaksi pembentukan metana (Price and Paul, 1981) dari bahan bahan
organik yang dapat terdegradasi dengan bantuan enzim maupun bakteri dapat
dilihat sebagai berikut:
Metana (CH4)
55-75
25-45
Nitrogen (N2)
0-0.3
Hidrogen (H2)
1-5
0-3
Oksigen (O2)
0.1-0.5
Gasifikasi adalah suatu teknologi proses konversi bahan padat menjadi gas
yang mudah terbakar. Bahan padat yang dimaksud dari bahan bakar padat
misalnya, biomassa, batubara, dan arang yang mengandung karbon (C),
sedangkan gas yang dimaksud adalah gas-gas yang dihasilkan dari proses
gasifikasi seperti CO, H2, dan CH4. Melalui gasifikasi, kita dapat mengkonversi
hampir semua bahan organik kering menjadi bahan bakar, sehingga dapat
menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber bahan bakar. Bahan baku untuk
proses gasifikasi dapat berupa limbah biomassa, yaitu potongan kayu, tempurung
kelapa, sekam padi maupun limbah pertanian lainnya.
Gasifikasi umumnya terdiri dari empat proses, yaitu pengeringan, pirolisis,
oksidasi, dan reduksi. Pada gasifier jenis unggun terfluidakan, kontak yang terjadi
saat pencampuran antara gas dan padatan sangat kuat sehingga perbedaan zona
pengeringan, pirolisis, oksidasi, dan reduksi tidak dapat dibedakan. Salah satu
cara untuk mengetahui proses yang berlangsung pada gasifier jenis ini adalah
dengan mengetahui rentang temperatur masing-masing proses, yaitu:
Reduksi (Gasifikasi)
Reduksi atau gasifikasi melibatkan suatu rangkaian reaksi endotermik
yang disokong oleh panas yang diproduksi dari reaksi pembakaran. Reduksi
terjadi pada suhu < 800 0C dan menghasilkan gas mampu bakar (syngas) berupa
H2, CO, dan CH4. Reaksi berikut ini merupakan empat reaksi yang umum telibat
pada gasifikasi.
Water-gas reaction
Water-gas reaction merupakan reaksi oksidasi parsial karbon oleh kukus yang
dapat berasal dari bahan bakar padat itu sendiri (hasil pirolisis) maupun dari
sumber yang berbeda, seperti uap air yang dicampur dengan udara dan uap yang
diproduksi dari penguapan air. Reaksi yang terjadi pada water-gas reaction
adalah:
C + H2O
H2 + CO
Boudouard reaction
2CO
172.58 kJ/mol
Shift conversion
CO + H2O
CO2 + H2
41.98 kJ/mol
Methanation
Methanation merupakan reaksi pembentukan gas methan. Reaksi yang
terjadi pada methanation adalah:
C + 2H2
CH4
+ 74.90 kJ/mol
CO2
+ 393.77 kJ/mol
H2O + 742 kJ/mol
Ada tiga elemen penting untuk melakukan reaksi pembakaran ini, yaitu
panas (heat), bahan bakar (fuel), dan udara (oxygen). Reaksi pembakaran hanya
akan terjadi jika ketiga elemen tersebut tersedia. Didalam udara tidak hanya
terkandung oksigen ( O2) saja, tapi juga terdapat nitrogen (N2) dengan
berbandingan 21% dan 79%. Nitrogen ini jika terikat dengan O 2 akan menjadi
polutan yaitu NO2 yang bisa menjadi racun dan mencemari udara. Disamping
menjadi polutan, N2 juga dapat menyerap panas pada proses pembakaran sehingga
bisa menurunkan efisiensi pembakaran. Dalam perhitungan neraca massa dan
energi jumlah nitrogen yang masuk sama dengan yang keluar dan sedikit
membentuk NO2 atau dengan kata lain gas ini hanya lewat dalam proses dan
mengurangi efisiensi pembakaran.