BIOLOGI SEL
RIBOSOM
Dosen Pengampu:
dr. Alvi Milliana, S.Ked
Oleh:
Kelompok 4 :
1. Roihanah Al Firdaus
(12620022)
2. Shofiyatil Khamidah
(12620024)
3. Wahyu Safitri Rahmawati
(12620025)
4. Hikmatul Ihromil Ala
(12620026)
5. Ahmad Ghazali
(12620027)
6. Ahmad Nurudin Khoiri
(12620028)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah
Biologi sel dengan judul Ribosom.
Pemakalah mengucapkan terima kasih kepada dosen pembina Ibu dr. Alvi Milliana
yang telah memberikan bimbingan sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan kami mohon kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, sehingga dapat memberikan bekal bagi pemakalah dalam
pembuatan makalah berikutnya.
Penyusun.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino. Salah satu
prinsip utama biologi, sering disebut sebagai dogma sentral, adalah DNA yang digunakan
untuk membuat RNA, yang, pada gilirannya, digunakan untuk membuat protein. Urutan DNA
gen disalin ke RNA (mRNA). Ribosom kemudian membaca informasi dalam RNA dan
menggunakannya untuk membuat protein. Proses ini dikenal sebagai translasi; yaitu, ribosom
menerjemahkan informasi genetik dari RNA menjadi protein. Ribosom melakukan hal ini
dengan mengikat sebuah mRNA dan menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar
asam amino pada protein tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA transfer (tRNA)
molekul, yang masuk salah satu bagian dari ribosom dan mengikat ke urutan messenger RNA.
Asam amino terlampir yang kemudian bergabung bersama oleh bagian lain dari ribosom.
Ribosom bergerak sepanjang mRNA, membaca urutan dan menghasilkan rantai asam amino.
Ribosom terbuat dari kompleks dari RNA dan protein. Seperti yang dijelaskan pada al quran,
firman Allah bersabda:
mencerminkan asal-usul evolusi kemungkinan organel ini berasal dari kata ribosom asam
ribonukleat (Comarck, 1994).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Struktur Ribosom
Ribosom terbentuk globular dengan dimeter sekitar 250 sampai 350 nm. Ribosom
mampu menyebarkan maupun menyerap electron dengan sangat kuat sehingga mikroskop
electron dapat digunakan secara intensif untuk meneliti ribosom lebih dalam, sebenarnya selain
dengan mikroskop electron, ribosom dapat diteliti dengan berbagai cara antara lain dengan
defraksi sinar X, sentrifugasi atau pemusingan, maupun dengan imunositokimia. Analisis
biokimia juga bisa dilakukan untuk mengetahui jumlah dan mengidentifikasi protein-protein
dalam sub unit ribosom (Geneser, 2009).
Ribosom sub unit kecil, tampilannya mirip embrio yaitu seperti memiliki kepala dan
badan yang dihubungkan dengan leher yang pendek. Leher tersebut dibentuk dengan takikan
(sedikit lekukan) pada satu sisi dan lekukan yang dalam paa sisi yang lain. Badannya berbentuk
batang yang membengkak. Pada subunit kecil terdapat daerah datar pada satu sisi bagian ini
menempel pada sub unit (Geneser, 2009).
Ribosom terdiri dari 2 sub unit yaitu sub unit besar dan kecil. Masing-masing disusun
oleh rRNA dan protein ribosom. Stuktur ribosom merefleksikan fungsinya untuk mengumpulkan
mRNA dengan tRNA pembawa asam amino. Suatu ribosom memiliki satu tempat pengikatan
mRNA (subunit kecil) dan tiga tempat pengikatan tRNA dikenal dengan tempat E (exit), P
(peptidil), dan A (aminosil) yang terdapat pada sub unit besar (Johnson, 1994).
Tempat E merupakan tempat keluar tRNA yang tidak bermuatan. Tempat P merupakan
tempat pengikatan tRNA-peptidil biasanya pengikat tRNA yang melekat pada rantai polipeptida
yang sedang tumbuh. Tempat A merupakan tempat pengikatan tRNA- aminoasil biasanya
mengikat tRNA yang membawa asam amino berikutnya yang akan ditambah pada rantai
polipeptida. Perbedaan pada eukariot dan prokariot terdapat pada ukuran dan jumlah RNA
penyusunnya (Johnson, 1994).
Coba lihat gambar berikut:
(Comarck, 1994)
Stuktur ribosom merefleksikan fungsinya untuk mengumpulkan mRNA dengan tRNA
pembawa asam amino. Suatu ribosom memiliki satu tempat pengikatan mRNA (subunit kecil)
dan tiga tempat pengikatan tRNA dikenal dengan tempat E (exit), P (peptidil), dan A (aminosil)
yang terdapat pada sub unit besar. Tempat E merupakan tempat keluar tRNA yang tidak
bermuatan. Tempat P merupakan tempat pengikatan tRNA-peptidil biasanya pengikat tRNA yang
melekat pada rantai polipeptida yang sedang tumbuh. Tempat A merupakan tempat pengikatan
tRNA- aminoasil biasanya mengikat tRNA yang membawa asam amino berikutnya yang akan
ditambah pada rantai polipeptida (Geneser, 2009).
Strukur dari ribosom memilki sifat sebagai berikut (Geneser, 2009):
1.
2.
Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada sumbu,
terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
3.
Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S).
Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk
sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan
ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
4.
Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom adalah 29
nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm.
5.
Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2 ekstremitas,
memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit besar menyerupai ribosom
E. Coli (Comarck, 1994).
B.
X 21 nanometer. Ribosom sel sel eukariota lebih besar dari pada ribosom sel sel prokariota
tersebut. Massa molecular ribosom sel eukariot berkisar antara 4.220.000 dalton dan matranya 32
X 22 nanometer. Ukuran ukuran ribosom ditentukan dengan jalan analisis sedimentasi
(pengendapan). Analisis ini mendasarkan pada pengukuran pada laju pengendapan suatu molekul
atau zarah didalam larutan kental, biasanya larutan sukrosa yang dipusing dengan kecepatan
yang sangat tinggi (70 gr atau lebih). Konfesiensi sedimentasi dinyatakan dalam S yaitu kesatuan
atau unit Swedberg. Selain koefisien Swedberg, laju pengeendapan juga dipengaruhi oleh factor
factor lain yaitu berat molekul, berat makro molekul, atau rakitan makro molukernya. Ribosom
prokariota memiliki koevisien sedimentasi 70S, sedangkan pada sel eukariota koefisien
sedimentasinya 80S (Johnson, 1994).
Ribosom sel prokariota, bila berada di dalam larutan dengan kadar Mg ++ rendah misalnya
0,2 mm akan mengalami tersepai (terdisosiasi) menjadi 2 sub unit yang berbeda ukuran maupun
koefisien sedimentasinya. Sub unit besar memiliki koefisien sedimentasi 50S, sedangkan pada
yang kecil koefisien sedimentasinya 30S.
Sejak Semua protein dan RNA dari sub unit ribosom prokariot dapat di isolasi hal ini
yang memungkin untuk menerangkan proses penyususnan ribosom melalui studi rekombinasi.
Hal ini menunjukkan bahwa penyusunan sub unit dan penggabungan membentuk ribosom yang
fungsional (mampu mentranslasi mRNA menjadi protein) yang terjadi secara spotan secara
invitro bila komponen rRNA dan protei dapat digunakan. Penyusunan dapat dilakukan dengan
sendiri dan struktur komplomen dari molekul protein dan RNA ribosom yang diproses melalui
pembentukan ikatan hydrogen dan interaksi hidrofobik (Comarck, 1994).
Penambahan protein tertentu pada pembentukan sub unit dapat memudahkan
penambahan dan pengikatan lain. Bila protein L ditambahkan pada RNA 16S atau bila protein S
ditambahkan pada RNA 5S dan 23S, maka tidak akan terjadi penyusunan. RNA sub unit 20S dari
satu jenis spesies dapat bergabung dengan protein S dari prokariot yang lain akan membentuk
subunit-subunit fungsional, juga untuk protein dan RNA 50S dari prokariot yang berbeda
(Johnson, 1994).
Penyusunan sub unit dan pembentukan monomer fungsional hibrida ini ternyata sulit
karena protein dan dan RNA ribosom dari prokariot yang berbeda pada kenyataannya
mempunyai struktur primer yang berbeda. Jadi jelas bahwa struktur sekunder dan tersier yang
sangat amat mirip lebih penting dalam interaksi rRNA protein, Jadi meskipun beberapa protein
ribososm dari sel ragi, retikolosit, dan hati tikus dapat diganti oleh protein dari E.coli, namun
monomer hibrida yang terbentuk dari sub unit prokariot dan eukariot ini tadak akan berfungsi
dalam sistesis protein (Comarck, 1994).
Struktur Ribosom Prokariotik
Ribosom prokariot mengandung RNA dan protein. Pada subunit ribosom prokariot
mengandung satu molekul RNA yaitu RNA 16S (BM 0.6 X 10 6) sedangkan subunit besar
mengandung 2 molekul RNA yaitu RNA 23S (BM 1.6 X 10 6) dan RNA 5S (BM 3.2 X 104).
Ketiga RNA merupakan produk transkripsi secara tertutup dari rantai gen dalam urutan 16 S - 23
S - 5 S (Geneser, 2009).
Protein sub unit kecil memiliki berat molekul antara 10.900 (S17) sampai 65.000 (S1),
sedangkan protein sub unit besar antara 9600 (L 34) sampai 31500 (L2). Umumya protein ribosom
bersifat basah, kaya akan asam amino basah dan mempunyai titik isoelektrik pada ph 10 atau
lebih, kira kira 33 dari 55 protein telah diurut (13 dari sub unit kecil dan 20 dari sub unit besar).
Bersamaan dengan penelitian mengenai RNA, dengan anggapan bahwa ribosom prokariot
merupakan organel yang dipahami dengan baik dalam hal struktur dan fungsinya (Geneser,
2009).
Model Ribosom Prokariotik
Meskipun komposisi ribosom dan interaksi dari komponennya sudah diketahui, namun
masih sulit untuk mengusulkan suatu model dari struktur ribosom, karena terlalu kexcil untuk
diamati dengan mikroskop electron dan dalam tekhnik isolasi serta penyediaan ribosom untuk
dapat merubah bentuk dan organisasi ribosom. Suatu model usulan yang sesuai dengan monomer
ribosom dan sub unit-unit berdasarkan data pengamatan mikroskop (Johnson, 1994).
Sub unit 30S mempunyai bentuk olipsoid mempunyai dimensi 60 X 200. Pada poros
yang panjang terdapat bagian yang menjorok kedalam.sehingga bagian itu membagi sub unit
dalam 1/3 dan 2/3 bagian. Sub unit besar bentuknya lebih bulat, mempunyai dimensi 150 x 200 x
200 dan memiliki bagian dan menarik pada salah satu permukaannya. Penggabungan sub unit
membentuk monomer 70S terjadi pada kedua sisi sub unit-subunit tersebut dan terbentuk suatu
lorong. Monomer 70S mempunyai diameter maksimum sekitar 400 (Geneser, 2009).
Model ini merupakan bukti morfologi dan biokimia yang mendukung pendapat bahwa
lorong pada monomer digunakan pada mRNA dan amino asil tRNA selama sintesis protein
(Geneser, 2009).
Firman Allah :
Artinya: Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah
lebih baik, Maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan
dinding antara kamu dan mereka. (Q.S. Al-kahf : 95). (Al Qadir, 2011).
2. Ribosom Pada Sel Eukariotik
Ribosom pada sitoplasma sel eukariotik yang mempunyai koefisien sedimentasi 80S yang
tersusun dari sub unit masing masing koefisien sedimentas 40S dan 60S. sedangkan pada sel
prokariot adalah 70S. dan dibentuk oleh sub unit 30S dan 50S. ribosom yang lengkap, yang
dibentuk oleh sub unit unitnya yang disebut monomer.
Kadar protein pada ribosom dari ke dua sumber prokariot dan eukariot hamper sama
yaitu sekitar 30 45 % (berat), dan sisa nya berupa RNA. Perbedaaan antara ke 2nya terletak
pada komponen protein dan RNA Spesifik yang tidak mengandung karbohidrat dan lipid. Ion Mg
yang berfungsi untuk mempertahan struktur ribosom. Penguraian menjadi sub unit unit terjadi
bila Mg++ di keluarkan. Tempat yang tepat untuk Mg ++ ini belum diketahui pasti mungkin
berinterksi dengan ion fosfat yang terionisasi RNA sub unit(Geneser, 2009).
Ribosom sitoplasma memiliki koefisien sedimentasi 80S yang terbentuk dari sub unit
40S. selain itu didalam sitoplasma ribosom terdapat dalam dua keadaan yaitu (Comarck, 1994):
a.
Berhubungan dengan membran sel, pada retikulum endoplasma serta dalam sintesis protein
Tahap awal membagi 45S RNA menjadi dua bagian yaitu bagian besar (41S) yang akhirnya akan
menjadi RNA 5.8S dan 28S. Dan bagian kecil menghasilkan 18S (Johnson, 1994).
Ribosom selain mengandung RNA juga protein. Subunit kecil mengandung 30 protein
(S1, S2, dan lain-lain) dan subunit besar mengandung 40 protein (L 1, L2, dan lain-lain). Selain
jumlahnya lebih banyak , protein ribosom eukariot juga memiliki berat molekul yang sangat
besar (Geneser, 2009).
Tiap ribosom mempunyai dua tempat pengikatan tRNA, yang masing-masing dinamakan
tapak aminoasil (tapak A) dan tapak peptidil (tapak P). Molekul aminoasil-tRNA yang baru
memasuki ribosom akan terikat di tapak A, sedangkan molekul tRNA yang membawa rantai
polipeptida yang sedang diperpanjang terikat di tapak P(Geneser, 2009).
Contoh pada gambar dibawah ini :
a.
Fragmen pertama (1), berisi spacer RNA nukleolar protein (spacer RNA dihasilkan dari
transkripsi rDNA dan bukan spacer DNA diantara gen). spacer RNA di hidrolisis dan nukleolar
b.
lebih besar. Sub unit 40S berbentuk elips soid yang agak pipih berdimensi 115 x 140 x 230A, dan
seperti ribosom prokariot terdapat lekukan yang menjorok yang membagi ribosom menjadi
segmen 1/3 dan 2/3. sub unit 60S umumnya lebih bulat, mempunyai diameter 200A. terdapat
bagian agak datar dan menarik pada salah satu sisinya. Jika kedua segmen ini bergabung maka
terbentuk monomer yang memiliki lorong. Lorong ini digunakan untuk akomodasi rantai mRNA
selama translasi(Geneser, 2009).
3. Perbedaan Ribosom Prokariotik dan Eukariotik
Prokariotik
Koefisiensi sedimentasi
80S
70S
Berat Molekul
4,5 x 106
2,6 x 106
Jumlah RNA
Jumlah Protein
70
55
Koefisiensi sedimentasi
40S
30S
Berat Molekul
1,5 x 106
0.9 x 106
Jumlah RNA
Jumlah protein
30
21
Koefisiensi sedimentasi
60S
50S
Berat Molekul
3,0 x 103
1.7 x 106
Jumlah RNA
Monomer
40
34
Prokariotik
18.900
Eukariotik
25.300
16.400
28.100
C.
Macam macam Ribosom (Geneser, 2009) :
a. Ribosom terikat
Ribosom ini tergabung dengan membrane intra seluler, terutama dengan reticulum
endosplasma (RE)
b. Ribosom bebas
Ribosom ini teresebar menembus Hyaoplasma atau sitosol. Ribosom bebas maupun
terikat secara struktural identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah
relatif dari masing-masing jenis ribosom bengitu metabolismenya berubah.
D.
Biogenesis Protein
Biogenesis ribosom merupakan salah satu yang paling penting dan memakan energi
proses dari setiap sel. Biogenesesis ribosom adalah proses pembentukan sub unit ribosom.
Pembentukan sub unit ribosom merupakan fungsi nukleolus. Nukleolus dibentuk dari konstriksi
sekunder kromatin tertentu. Pada sel eukariota, biogenesis ribosom memerlukan aktivitas dari
ketiga RNA polimerase. RNA polimerase II mensintesis pre-mRNA protein ribosom dan faktor
tambahan yang terlibat dalam biogenesis ribosom, RNA polimerase III menghasilkan
prekursor untuk 5S rRNA ribosomal (rRNA), dan RNA polimerase I (RNA Pol I)
menghasilkan
prekursor umum untuk rRNA 5.8S, 18S dan 25S (ragi) / 28S (mamalia)
(Johnson, 1994).
Biogenesis pada sel eukariotik dan prokariot berbeda (Campbell,2004).
Proses biogenesis pada sel eukariotik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Lucia,2006):
1. Lebih kompleks
2. Waktu lebih panjang
3. Pembentukan 18S dan 28S rRNA terjadi di nucleolar organizer
4. Pembentukan 5S rRNA terjadi di sisi luar nukleolus
Proses biogenesis pada sel prokariotik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Lucia,2006):
1. Gen RNA yang mengkode untuk 5S, 23S dan 16S rRNA ribosom secara ketat bergerombol di
wilayah kromosom dan yang hadir hanya dalam beberapa salinan.
2. Gen ribosom berada dalam operon tunggal yang ditranskripsi sebagai satu unit, yang
segera secara langsung dibentuk molekul RNA dari DNA dan langsung terbentuk
ribosom
E.
Fungsi Ribosom
Ribosom mempunyai fungsi sebagai berikut (Comarck, 1994) :
1.
2.
Protein yang dihasilkan oleh ribosom pada jalinan endoplasma kasar dirembeskan dalam bentuk
enzim atau hormon.
3.
Protein yang dihasilkan oleh ribosom bebas digunakan oleh sel itu untuk pembesaran dan
memungkinkan tindak balas yang dijalankan di dalam sel itu.
Sebagian besar protein dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sedang
ribosom terikat umumnya membuat protein yang dimasukkan ke dalam membran, untuk
pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom atau dikirim ke luar sel (Johnson, 1994).
Ribosom berperan dalam proses sintesis protein atau tepatnya perakitan polipeptida.
Ribosom mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam proses perakitan polipeptida.
Untuk perakitan polipeptida memerlukan pemandu yang diperlukan untuk menentukan apakah
kodon yang terdapat pada mRNA dapat tepat berpasangan dengan anti kodon yang terdapat pada
tRNA, sehingga penerjemahannya tidak meleset. Kejadian ini difasilitasi dan dikatalisis oleh
ribosom, rRNA yang terkandung dalam ribosom akan bertindak sebagai katalisator. Dalam
proses penerjemahan ini sub unit kecil ribosom berperan mengikat mRNA, sedangkan sub unit
besar berpern sebagai tempat masuk dan keluarnya tRNA untuk membentuk ikatan polipeptida
(Geneser, 2009).
Sebelum membahas lebih jauh lagi tentang proses sintesis protein maka sebagai langkah
awal kita harus mengingat dulu pengetahuan yang sudah kita peroleh tentang pasangan kodon
dan anti kodoon molukul mrna akan mengandung adenine (A).urasil (U).guanin (G)dan cytosine
(C). Tiga basa ini akan bergabung membentuk kodon misalnya , UUC, merupakan kodon untuk
asam amino fenilalanin (phe).UGC, untuk asam amino triptofan (Try), sebagai contohnya mRNA
Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt yang memuat
asam amino pertma dari polipeptida, dan dua subunit ribosom. Pertama, subunit ribosom kecil
mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt inisiator.Di dekat tempat pelekatan ribosom subunit
kecil pada RNAd terdapat kodon inisiasi AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses
translasi.RNAt inisiator, yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi
AUG (Johnson, 1994).
Oleh karenanya, persyaratan inisiasi adalah kodon RNAd harus mengandung triplet AUG
dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon UAC yang membawa metionin. Jadi pada setiap
proses translasi, metionin selalu menjadi asam amino awal yang diingat. Triplet AUG dikatakan
sebagai start codon karena berfungsi sebagai kodon awal translasi (Johnson, 1994).
tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.
Pertama, sub unit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus. Sub
unit ribosom kecil melekat pada segmen leader pada ujung 5(upstream) dari mRNA. Pada arah
downstream dari mRNA terdapat kodon inisiasi, AUG, yang memberikan sinyal dimulainya
proses translasi. tRNA inisiator yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon
inisiasi. Penyatuan mRNA, tRNA inisiator, dan sub unit ribosom kecil diikuti oleh perlekatan
subunit ribosom besar, menyempurnakan proses inisiasi translasi (Johnson, 1994).
2.
Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino ditambahkan satu peratu pada asam amino
a)
dengan anti kodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat.
b) Pembentukan ikatan peptida : molekul rRNA dari subunit ribosom besar, berfungsi sebagai
ribozim, mengkatalis pembentukan ikatan peptide yang menggabungkan polipeptida memanjang
dari tempat P keasam amino yang baru tiba di tempat A. pada tahap ini polipeptida memisahkan
diri dari tRNA tempat perlekatannya semula, dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan
c)
Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai
tempat A di ribosom. Triplet basa yang istimewa ini yaitu UAA, UAG, UGA, tidak mengkode
suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan transasi. Suatu
protein yang disebut sebagai faktor pelepas langsung mengikatkan diri pada kodon stop ditempat
A. faktor pelepas ini menyebabkan penambahan molekul air, bukan asam amino, pada rantai
polipeptida. Reaksi ini menghidrolisis polipeptida yang sudah selesai ini dari tRNA yang berada
ditempat P, melepaskan polipeptida dari ribosom. Sisa-sisa penyusunan translasi kemudian
terpisah-pisah (Geneser, 2009).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino. Ribosom
umumnya terdapat terikat ke retikulum endoplasma dan selaput inti, dan sebagian lainnya
terdapat bebas dalam sitoplasma.
2.
Ribosom bertindak sebagai mesin produksi protein dan akibatnya ribosom sangat melimpah
pada sel yang sedang aktif dalam sintesis protein. Sejumlah protein yang dihasilkan, diangkut ke
luar
sel.
Salah satu sifat Struktur dari ribosom adalah yaitu Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi
sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari
prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk
yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan
40S untuk yang kecil).
5.
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak
bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam
sitoplasma maupun melekat pada RE.
6. Ribosom juga dapat melakukan Transkripsi, Terminasi, Inisiasi, Elogasi dan Elongasi.
3.2 Saran
Semoga materi ini bermanfaat bagi kita semua. amin
DAFTAR PUSTAKA
Al Qadir. 2011. Al Quran dan Terjemahannya. Jakarta : Ilmu Pustaka.
Comarck, David .H. 1994. Histologi Jilid 1 Edisi ke-9. Jakarta : Binarupa Aksara.
Geneser, Finn. 2009. Buku Teks Histologi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Johnson. E, Kurt. 1994. Histologi dan Biologi Sel. Jakarta : Nuha Post.
Campbell, Reece, & Mitchell. (2004). Biologi edisi kelima-jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Lucia, MS. (2006). Buku ajar biologi sel. Palembang: Universitas Sriwijaya