Vegetable, Mashed Potato, Devil Egg
Vegetable, Mashed Potato, Devil Egg
14.I2.0026
Nike Chandrawibowo
14.I2.0046
Ruth Jeane S.
14.I2.0056
Vania Junianti H.
14.I2.0072
Kelompok 2
1. TINJAUAN PUSTAKA
Bunga kol atau kembang kol merupakan tumbuhan yang termasuk dalam kelompok
Botrytis dari jenis Brassica oleracea (kelompok Brassicaceae). Kembang kol berasal
dari kawasan Eropa, Mediteran, dan Asia Tengah. Kembang kol merupakan tanaman
dataran tinggi atau pegunungan yang cocok tumbuh di daerah sejuk selama masa
pertumbuhannya dan dapat ditemukan pada ketinggian lebih dari 600 m dibawah
permukaan laut. Kembang kol memiliki bentuk yang mirip dengan brokoli,
perbedaannya yaitu brokoli memiliki warna hijau tua sedangkan kembang kol berwarna
putih sampai putih kekuningan (Pracaya, 2005). Kembang kol merupakan sumber
vitamin dan mineral dan lazimnya dimakan dengan dimasak terlebih dahulu, meskipun
dapat pula dimakan mentah maupun dijadikan acar. Meskipun sayuran ini memiliki
banyak khasiat bila dikonsumsi namun juga tidak baik apabila berlebihan
mengkonsumsinya karena kembang kol mengandung zat anti gizi (goetoregen), yaitu
zat yang menyebabkan kembung. Terdapat beberapa jenis kembang kol yaitu kembang
kol yang berwarna hijau, kembang kol ungu, kembang kol oranye dan kembang kol
romanesco dimana semua jenis kembang kol tersebut memiliki kandungan nutrisi yang
hampir sama, hanya terdapat perbedaan warna pada daunnya.
Baby corn (jagung muda) atau putren merupakan tongkol muda tanaman jagung yang
belum sempurna pertumbuhannya tetapi telah memiliki kandungan gizi yang tinggi,
karena sebagai calon buah jagung, baby corn telah mengandung hampir semua zat-zat
yang terdapat pada jagung. Kandungan dan komposisi zat gizi putren bervariasi
tergantung pada faktor internal dan faktor eksternal (lingkungan). Perbedaan kandungan
gizi hasil tanaman hortikultura ditentukan oleh genetik. Faktor lingkungan juga akan
berpengaruh terhadap kandungan gizi dimana kandungan unsur-unsur hara esensial
yang tersedia dalam tanah akan mempengarui sistesis berbagai senyawa organik, yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (Lakitan, 1995).
Wortel berasal dari daerah yang beriklim sedang (subtropis) yang berasal dari daratan
Asia, selanjutnya menyebar luas ke Eropa hingga ke dataran Afrika dan Amerika hingga
ke seluruh dunia (Cahyono,2002). Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat,
lemak, serat, abu, nutrisi anti kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dekstrosa, laktosa,
dan maltosa), pektin, glutanion, mineral (kalsium, fosfor, besi dan natrium), vitamin
(betakarotein, B1 dan C) serta asparagine. Betakaroten merupakan antioksidan yang
menjaga kesehatan dan menghambat proses penuaan. Selain itu betakaroten juga dapat
mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta melindungi asam lemak tidak
jenuh ganda dari proses oksidasi. Jika tubuh memerlukan vitamin A maka betakaroten di
hati akan diubah menjadi vitamin A. Fungsi vitamin A bisa mencegah buta senja,
mempercepat penyembuhan luka dan mempersingkat lamanya sakit campak. Sebuah
wortel ukuran sedang mengandung sekitar 12000 SI betakaroten (Kumalaningsih,2006).
Brokoli (Brassica oleraceae, L.) merupakan tanaman sayuran yang termasuk dalam
suku kubis-kubisan (Brassicaceae) yang masuk ke Indonesia pada abad 15 oleh
pedagang dari Spanyol dan dikenal sebagai sayuran Eropa (Harjadi, 1990). Brokoli
memiliki kemiripan dengan kubis, yang berbeda adalah pada warna. Sayuran yang
berasal dari daerah Mediterania dan Asia ini tidak tahan terhadap pemanasan serta
memiliki beberapa manfaat antara lain membantu menurunkan resiko gangguan jantung
dan stroke, membantu menyembuhkan anemia. Daun brokoli agak keras dan berlapis
lilin, daun terdalam yang kecil dari brokoli berfungsi untuk melindungi bunga yang baru
terbentuk dari sinar matahari (Rubatzky dan Yamaguchi, 1989).
Blanching merupakan salah satu cara preservasi buah dan sayur. Blanching merupakan
proses termal yang diaplikasikan untuk menginaktivasi enzim browning, perusak, dan
perubah warna pada sayur (Reyes de Corcuera et al., 2004). Proses ini dilakukan
terutama pada bahan pangan segar yang mudah mengalami kerusakan akibat aktivitas
enzim. Tujuan utama blanching adalah untuk menginaktivasi enzim yang menjadi
penyebab penurunan kualitas bahan pangan (warna, tekstur, rasa, nilai gizi) seperti
enzim katalase, oksidase, dan polifenoloksidase dan untuk mengurangi jumlah
mikroorganisme pada permukaan bahan pangan. Enzim peroksidase dan lipoksigenase
merupakan enzim yang paling tahan panas pada sayur sehingga digunakan menjadi
indikator kurang tepatnya suhu pemrosesan sayur. Pemanasan selama proses blanching
menyebabkan bahan menjadi lebih lunak, layu dan secara organoleptik bahan menjadi
lebih baik (Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Suhu dan lama blanching bergantung pada
jenis dan ukuran sayuran atau buah-buahan dan juga metode blanching yang digunakan.
Menurut Jelen (1985), waktu dan suhu pemblanchingan sangat dipengaruhi oleh
komposisi kimia dan karakteristik tekstur bahan. Hal ini menyebabkan waktu dan suhu
blanching untuk setiap jenis buah dan sayuran berbeda-beda. Untuk bahan dengan
tekstur yang keras, blanching dilakukan dengan cara mengukus atau merebus buah
dalam air mendidih selama 3-5 menit pada suhu 700C (Jagtiani dkk, 1988).
Proses blanching dapat menyebabkan degradasi nutrisi, seperti karbohidrat, mineral,
dan vitamin (Cumming et al., 1981). Blanching juga dapat meningkatkan stabilitas
warna dan tekstur, serta menurunkan jumlah mikroorganisme (Gokmen et al., 2005).
Macam-macam blanching antara lain steam blanching, hot water blanching, gas
blanching, dan microwave blanching. Hot water blanching adalah blanching dimana
sayur direndam dalam air mendidih pada suhu dan waktu tertentu. Kualitas air yang
digunakan untuk blanchingi haruslah food grade (Reyes de Corcuera et al., 2004).
Steam blanching merupakan proses blanching dimana bahan pangan tidak bersentuhan
langsung dengan air yang digunakan. Steam blancing biasa digunakan untuk produk
pangan berukuran kecil karena lebih hemat energi dan mengurangi degradasi nutrisi
dibandingkan dengan hot water blanching. Setelah blanching, sayuran didinginkan
dengan perendaman pada air dingin untuk. Aplikasi blanching ditentukan oleh
karakteristik produk dan tujuan akhir produk. Blanching sayur dan buah pada suhu
tinggi dan waktu yang singkat merupakan metode yang tepat untuk preservasi
kandungan nutrisi. Proses blanching yang kurang tepat akan menstimulasi aktivitas
enzimatis yang dapat memberikan hasil yang lebih buruk dibandingkan dengan tidak diblanching, sedangkan blanching yang terlalu lama akan menghilangkan flavor, warna,
vitamin, dan mineral (Steinbuch, 1976). Setelah proses blanching selesai, sayur harus
segera didinginkan secara menyeluruh untuk menghentikan proses pemasakan
(Elizabeth et al, 2006).
Perubahan warna pada sayur yang menjadi lebih cerah merupakan akibat reaksi kimia
pada pigmen alami seperti klorofil, senyawa karotenoid, antosianin dan betalain.
Pemanasan berlebihan mengakibatkan perubahan-perubahan pada klorofil yang
berwarna hijau menjadi feofitin yang berwarna hijau kecoklatan, namun dengan
perendaman air es akan memperbaiki warna menjadi lebih cerah. Pada pigmen
karotenoid, pemanasan dapat menstabilkan warnanya, tetapi dapat pula memucatkan
warnanya tergantung dari jenis reaksi kimia yang terjadi (Tjahjadi dan Marta, 2014)
Kentang merupakan salah satu sayuran yang dikenal oleh seluruh negara dan
konsumsinya cukup tinggi. Kentang mengandung senyawa toksik berupa glikoalkaloid
yaitu -chaconine yang menyebabkan rasa pahit. Senyawa tersebut terakumulasi pada
bagian kulit. Kandungan karbohidrat pada kentang paling banyak adalah dalam bentuk
pati. Meskipun tidak berperan memberi rasa, pati berperan dalam perubahan tekstur.
Pemasakan kentang akan mengubah tekstur kentang menjadi lebih lunak dan mealy.
Ketika diberi perlakuan panas, pati akan tergelatinisasi dan menyebabkan sel
membengkak sehingga mengiat air dan tekstur kentang menjadi lunak. Selain itu juga
terjadi perubahan aroma dimana asam lemak akan terdegradasi sehingga menghasilkan
aldehid dan keton yang berperan memberi aroma khas pada kentang. Kentang yang
direbus akan mengandung lemak lebih rendah karena lipoksigenase mengoksidasi
lemak (Jansky, 2010 dalam Hui, 2010).
Telur merupakan bahan pangan yang sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang
lengkap. Protein telur memiliki susunan asam amino esensial yang lengkap sehingga
dijadikan standar untuk menentukan mutu protein dari bahan lain (Winarno dan
Koswara, 2002).
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui karakteristik bahan yang
digunakan, mengetahui pengaruh blanching terhadap warna dan tekstur sayuran,
mengetahui macam-macam blanching, mengetahui pengaruh pengolahan terhadap
penampilan warna bahan, serta untuk mengetahui hal-hal yang menjadi titik kritis dalam
proses pengolahan bahan.
3. MATERI METODE
3.1.
Materi
3.1.1. Alat
3.1.1.1.
Green Vegetable Butter
Alat-alat yang digunakan adalah panci, pisau, talenan, bowl, saringan, cooking pan,
sutil, sendok, kompor.
3.1.1.2.
Alat-alat yang digunakan adalah panci pengukus, pisau, bowl, sauce pan, sendok,
kompor.
3.1.1.3.
Devil Eggs
Alat-alat yang digunakan adalah panci, bowl, pisau, sendok, piping bag, spuit.
3.1.2. Bahan
3.1.2.1.
Green Vegetable Butter
Bahan-bahan yang digunakan adalah bunga kol, jagung muda (putren), wortel, brokoli,
butter, bawang putih, bawang bombay, garam, merica, chicken powder, gula.
3.1.2.2.
Bahan-bahan yang digunakan adalah kentang, butter, susu, whipping cream, keju
parmesan, seledri, garam, merica, gula, chicken powder (jika ingin lebih tasty).
3.1.2.3.
Devil Eggs
Bahan-bahan yang digunakan adalah telur, mayonnaise (karena tidak ada diganti dengan
susu kental manis), air perasan lemon, garam, lada bubuk.
3.2.
Metode
3.2.1. Green Vegetable Butter
Masing-masing sayuran sebanyak 100 gram direbus satu per satu dari yang warnanya
paling pucat (bunga kol, putren, wortel, brokoli) selama 3 menit kemudian di celupkan
ke dalam air es selama 10-15 detik. Sayuran kemudian ditiriskan dan diamati perubahan
warnanya sebelum dan sesudah direbus. Bawang putih dan bawang bombay dicincang
halus lalu ditumis menggunakan cooking pan yang sudah dipanaskan dan diberi sdm
butter. Setelah layu, sayuran dimasukkan dan ditumis hingga rata. Kemudian sayuran
ditambahkan dengan garam, merica, chicken powder, gula sesuai selera dan diaduk
sampai merata. Sayuran siap disajikan.
3.2.2. Cream Mashed Potato
Kentang sebanyak 500 gram direbus sampai lunak lalu dikupas dan dihaluskan dengan
menggunakan alat mashing. Kemudian sebanyak 50 gram butter, 100 ml susu, 100 ml
whipping cream dipanaskan di sauce pan. Kentang, lada, keju parmesan seanyak 50
gram, dan seledri yang sudah dihaluskan secukupnya dimasukkan ke dalam saus lalu
diaduk sampai rata dan lembut. Kemudian ditambahkan dengan garam dan gula sesuai
selera dan diaduk sampai rata.
3.2.3. Devil Eggs
Sebanyak 2 buah telur untuk masing-masing kelompok direbus sampai matang lalu
setelah agak dingin dikupas. Telur dipotong menjadi 2 bagian kemudian dipisahkan
bagian putih dan kuning telur. Kuning telur dihancurkan kemudian ditambahkan dengan
susu kental manis, perasan lemon, garam, lada dan diaduk rata. Kemudian kuning telur
dimasukkan ke dalam piping bag dan dispuit ke bagian telur putih kembali.
4. HASIL PENGAMATAN
4.1.
Hasil pengamatan warna, tekstur, dan rasa dari green vegetables butter dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengamatan Warna, Tekstur, dan Rasa Green Vegetables Butter
Kel
Bahan
Warna
Sesuda
Sebelum
h
Tekstur
Sesuda
Sebelum
h
Rasa
Sebelum
Putren
++
+++
++
Gurih
Kembang
Kol
++
+++
++
Gurih
Brokoli
++
+++
++++
++
Gurih
Wortel
+++
++++
++
Gurih
Putren
++
+++
++
Asin agak
manis
Kembang
Kol
++
+++
++
Asin
Brokoli
++
+++
+++
+++
Asin agak
manis
Wortel
++
++
++++
++
Manis asin
Putren
++
+++
Gurih
Kembang
Kol
++
+++
Gurih
Brokoli
++
+++
+++
Gurih
Wortel
++
+++
++++
++
Gurih
Putren
++
++
+++
++
Manis
Kembang
Kol
++
+++
++
Gurih
Brokoli
++
+++
+++
++
Gurih
Wortel
++
+++
++++
++
Manis
Keterangan :
Warna
+
: muda
Tekstur
+
: lunak
10
++
+++
++++
: agak muda
: tua
: sangat tua
++
+++
++++
: agak lunak
: keras
: sangat keras
Pada Tabel 1., dapat dilihat bahwa sayuran berupa putren, kembang kol, brokoli, dan
wortel diamati warna, tekstur, dan rasa setelah diolah. Perbedaan warna sayuran antara
sebelum dan setelah direbus dapat dilihat bahwa sayuran yang sudah direbus dan
direndam air es berwarna lebih cerah. Sayuran yang sudah direbus dan direndam air es
oleh semua kelompok didapatkan hasil bahwa warna sayuran putren dan kembang kol
memiliki warna agak muda, sedangkan brokoli dan wortel memiliki warna tua. Dari
hasil pengamatan tekstur, sayuran kelompok 3 memiliki tekstur paling lunak, sedangkan
kelompok 1,2, dan 4 memiliki tekstur agak lunak, serta semua sayuran memiliki rasa
gurih (asin manis).
4.2.
Hasil pengamatan warna, tekstur dan rasa Cream Mashed Potato dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Warna, Tekstur dan Rasa Cream Mashed Potato
Bahan
Kentang
Warna
Tekstur
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
+++
++
+++
++
Rasa
Foto
Sebelum
Gurih
Kentang
++++
++
Asin agak
manis
Kentang
++
++
++
Manis
Sesudah
11
Kentang
+++
++
Keterangan :
Warna :
+
: muda
++
: agak muda
+++
: tua
++++ : sangat tua
+++
Tekstur
+
++
+++
++++
Manis dan
gurih
: agak creamy
: creamy
: tidak creamy
: sangat tidak creamy
Pada Tabel 2., dapat dilihat bahwa kentang yang sudah diolah menjadi cream mashed
potato diamati warna, tekstur, dan rasanya. Warna dari mashed potato pada kelompok
1,3,4 adalah agak muda namun pada kelompok 2 didapatkan hasil berwarna muda
(paling pucat). Dari hasil pengamatan tekstur didapatkan rasa creamy pada kelompok
1,2,3 sedangkan pada kelompok 4 paling kurang creamy. Dari segi rasa, semua
kelompok memiliki rasa yang berbeda, yaitu gurih pada kelompok 1, manis pada
kelompok 2, asin agak manis pada kelompok 3, dan manis gurih pada kelompok 4.
4.3.
Hasil pengamatan warna kuning telur Devil Eggs dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Warna Kuning Telur Devil Eggs
Bahan
Kuning
Telur
Kuning
Telur
Warna
Sesuda
Sebelum
h
++
++
++
+++
Tekstur
Rasa
Sebelum
Sesudah
+++
Manis
+++
Manis agak
asin
Foto
Sebelum
Sesudah
12
Kuning
Telur
++
+++
+++
Manis
asam
Kuning
Telur
++
++
+++
Manis
Keterangan :
Warna :
+
: kuning muda
++
: kuning
+++
: kuning tua
++++ : orange
Tekstur
+
++
+++
+++
: lembut
: agak lembut
: agak kasar
: kasar
Pada Tabel 3., dapat dilihat bahwa bahan yang diamati adalah bagian kuning telur.
Bahan yang sudah diolah diamati warna, tekstur, dan rasanya. Warna kuning telur pada
kelompok 1,2,3 adalah kuning tua, sedangkan yang paling muda adalah pada kelompok
4. Dari segi tekstur, semua kelomok didapatkan hasil yang sama yaitu bertekstur lembut.
Dari segi rasa, semua kelompok memiliki rasa kuning telur yang manis dengan
kombinasi rasa asin pada kelompok 2 dan rasa asam pada kelompok 3.
5. PEMBAHASAN
6.
6.1.
13
merupakan sumber vitamin dan mineral dan biasanya dimakan dengan dimasak
terlebih dahulu, meskipun dapat pula dimakan mentah maupun dijadikan acar.
Meskipun sayuran ini memiliki banyak khasiat bila dikonsumsi namun juga
tidak baik apabila berlebihan mengkonsumsinya karena kembang kol
mengandung zat anti gizi (goetoregen), yaitu zat yang menyebabkan kembung.
Terdapat beberapa jenis kembang kol yaitu kembang kol yang berwarna hijau,
kembang kol ungu, kembang kol oranye dan kembang kol romanesco dimana
semua jenis kembang kol tersebut memiliki kandungan nutrisi yang hampir
sama, hanya terdapat perbedaan warna pada daunnya. Kandungan nutrisi bunga
kol dapat dilihat pada Tabel 1.
8.
9. Tabel 1. Kandungan Nutrisi Bunga Kol
10.
N
11. Kandungan
Nutrisi
12. Jumlah/100
gram
13.
1
16.
2
19.
3
22.
4
25.
5
28.
6
31.
7
34.
8
37.
9
40.
1
15. 25,00
18. 1,92
21. 0,28
24. 4,97
27. 2,00
30. 229,00
33. 0,06
36. 57,00
39. 48,20
42. 22,00
43.
1
45. 0,42
46.
1
48. 15,00
14
55. Kandungan
Nutrisi
56. Jumlah/100
gram
57.
1
60.
2
63.
3
66.
4
69.
5
72.
6
75.
7
78.
8
81.
9
84.
1
59. 81,00
62. 1,90
65. 0,20
68. 8,20
71. 28,00
74. 86,00
77. 0,10
80. 18,00
83. 64,00
86. 0,05
15
87.
1
89. 0,08
90.
1
92. 0,30
93.
1
95. 11,00
96.
1
98. 0,60
Wortel berasal dari daerah yang beriklim sedang (subtropis) yang berasal
dari daratan Asia, selanjutnya menyebar luas ke Eropa hingga ke dataran Afrika
dan Amerika hingga ke seluruh dunia (Cahyono,2002). Wortel segar
mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, nutrisi anti kanker, gula
alamiah (fruktosa, sukrosa, dekstrosa, laktosa, dan maltosa), pektin, glutanion,
mineral (kalsium, fosfor, besi dan natrium), vitamin (betakarotein, B1 dan C)
serta asparagine. Betakaroten merupakan antioksidan yang menjaga kesehatan
dan menghambat proses penuaan. Selain itu betakaroten juga dapat mencegah
dan menekan pertumbuhan sel kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh
ganda dari proses oksidasi. Jika tubuh memerlukan vitamin A maka betakaroten
di hati akan diubah menjadi vitamin A. Fungsi vitamin A bisa mencegah buta
senja, mempercepat penyembuhan luka dan mempersingkat lamanya sakit
campak. Sebuah wortel ukuran sedang mengandung sekitar 12000 SI
betakaroten (Kumalaningsih,2006). Dari hasil pengamatan didapatkan hasil
pengamatan rasa terrhadap wortel adalah cenderung manis. Rasa manis ini
dipengaruhi oleh kandungan gula pada wortel. Kandungan nutrisi wortel dapat
dilihat pada Tabel 3.
102.
103.
104. 105.
Kandunga
N
n Nutrisi
106.
Jumla
h/100 gram
107. 108.
109.
Energi
41,00
16
1
110.
2
113.
3
116.
4
119.
5
122.
6
125.
7
128.
8
131.
9
134.
1
(kkal)
111.
Protein (g)
112.
1,00
114.
115.
0,20
117.
Karbohidr
at (g)
120.
Serat kasar
(g)
123.
Pati (g)
118.
9,00
121.
3,00
124.
5,00
126.
Kalsium
(mg)
129.
Magnesiu
m (mg)
132.
Fosfor
(mg)
135.
Besi (mg)
127.
33,00
130.
18,00
133.
35,00
136.
0,66
139.
0
835,0
140. 141.
Vitamin
1
B1 (mg)
142.
0,04
143. 144.
Vitamin
1
B2 (mg)
145.
0,05
146. 147.
Vitamin
1
B3 (mg)
148.
1,20
149. 150.
1
(mg)
151.
7,00
154.
00
8285,
Lemak (g)
137. 138.
1
(SI)
Vitamin A
Vitamin C
152. 153.
Beta
1
karoten (mg)
155.
156.
157.
17
160. 161.
Kandunga
N
n Nutrisi
162.
Jumla
h/100 gram
163.
1
166.
2
169.
3
172.
4
175.
5
178.
6
181.
7
184.
8
187.
9
190.
1
164.
Energi
(kkal)
167.
Protein (g)
165.
23,00
168.
3,50
170.
Lemak (g)
171.
0,20
173.
Karbohidr
at (g)
176.
Serat (g)
174.
2,00
177.
0,00
179.
Natrium
(g)
182.
Kalsium
(mg)
185.
Magnesiu
m (mg)
188.
Fosfor
(mg)
191.
Besi (mg)
180.
40,00
183.
0
186.
360,0
189.
74,00
192.
1,00
195.
00
3800,
196. 197.
Vitamin
1
B1 (mg)
198.
0,1
199. 200.
Vitamin
1
B2 (mg)
201.
0,1
202. 203.
1
(mg)
204.
0
110,0
193. 194.
1
(SI)
Vitamin A
Vitamin C
18,00
18
205. 206.
1
208.
Air (g)
207.
90,00
209.
210.
karbohidrat, mineral, dan vitamin (Cumming et al., 1981). Blanching juga dapat
meningkatkan stabilitas warna dan tekstur, serta menurunkan jumlah
mikroorganisme (Gokmen et al., 2005). Macam-macam blanching antara lain
steam blanching, hot water blanching, gas blanching, dan microwave blanching.
19
Hot water blanching adalah blanching dimana sayur direndam dalam air
mendidih pada suhu dan waktu tertentu. Kualitas air yang digunakan untuk
blanchingi haruslah food grade (Reyes de Corcuera et al., 2004).
213.
214.
tidak bersentuhan langsung dengan air yang digunakan. Steam blancing biasa
digunakan untuk produk pangan berukuran kecil karena lebih hemat energi dan
mengurangi degradasi nutrisi dibandingkan dengan hot water blanching. Setelah
blanching, sayuran didinginkan dengan perendaman pada air dingin untuk.
Aplikasi blanching ditentukan oleh karakteristik produk dan tujuan akhir
produk. Blanching sayur dan buah pada suhu tinggi dan waktu yang singkat
merupakan metode yang tepat untuk preservasi kandungan nutrisi. Proses
blanching yang kurang tepat akan menstimulasi aktivitas enzimatis yang dapat
memberikan hasil yang lebih buruk dibandingkan dengan tidak di-blanching,
sedangkan blanching yang terlalu lama akan menghilangkan flavor, warna,
vitamin, dan mineral (Steinbuch, 1976).
215.
216.
sayuran direbus satu per satu secara berurutan dari warna yang paling muda
yaitu bunga kol, putren, wortel, dan brokoli selama 3 menit kemudian direndam
dalam air es selama 10-15 detik. Hal ini sesuai dengan pendapat Elizabeth et al
(2006) mengatakan bahwa segera setelah blanching selesai, sayur harus segera
didinginkan secara menyeluruh untuk menghentikan proses pemasakan. Namun
ada beberapa ketidaksesuaian dengan teori yaitu waktu blanching dan perlunya
pengeringan sayur dimana menurut Elizabeth et al (2006) proses mendinginkan
sayuran harus dilakukan selama waktu blansingnya yang berarti seharusnya
perendaman dilakukan selama kurang lebih 3 menit. Setelah didinginkan sayur
harus dikeringkan, karena uap air yang berlebih dapat menyebabkan kerusakan
secara kualitas.
217.
218.
cenderung keras dan berwarna lebih muda atau pucat. Tekstur sayur yang keras
20
disebabkan oleh kerapatan molekul sayuran yang masih rapat karena kandungan
air di dalamnya sedikit. Selain itu, setelah sayuran diblanching maka warnanya
menjadi lebih cerah serta tekstur menjadi lebih lunak. Menurut Rahman (2007),
pelunakkan disebabkan oleh aktivitas pada sel turgor. Sel turgor merupakan
komponen
penting
sebagai
penunjuk
kualitas
sayuran
saat
dimakan.
Perubahan warna pada sayur yang menjadi lebih cerah merupakan akibat
reaksi kimia pada pigmen alami seperti klorofil, senyawa karotenoid, antosianin
dan betalain. Pemanasan berlebihan mengakibatkan perubahan-perubahan pada
klorofil yang berwarna hijau menjadi feofitin yang berwarna hijau kecoklatan,
namun dengan perendaman air es akan memperbaiki warna menjadi lebih cerah.
Pada pigmen karotenoid, pemanasan dapat menstabilkan warnanya, tetapi dapat
pula memucatkan warnanya tergantung dari jenis reaksi kimia yang terjadi
(Tjahjadi dan Marta, 2014)
221.
222.
dan bawang putih yang sudah dicincang lalu dibumbui dengan merica, gula,
garam, dan chicken powder. Penumisan bawang putih dan bawang bombay
menggunakan butter juga akan meningkatkan citarasa dan nilai gizi. Bawang
putih bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung unsur-unsur aktif,
memiliki daya bunuh terhadap bakteri, sebagai bahan antibiotik, merangsang
pertumbuhan sel tubuh, dan sebagai sumber vitamin B1. Selain itu, bawang
putih mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, dan mengandung sejumlah
komponen kimia yang diperlukan untuk hidup manusia. Bawang putih juga
21
Terdapat beberapa hal yang menjadi titik kritis selama pengolahan. Pada
proses pembuatan green vegetable butter, yang menjadi titik kritis yaitu proses
pencucian dan blanching sayuran. Sebelum direbus, sayuran dicuci terlebih
dahulu dengan air mengalir kemudian dipotong-potong. Pemotongan dilakukan
setelah dicuci dengan tujuan untuk mencegah hilangnya vitamin larut air.
Pemotongan sayur itu sendiri bertujuan supaya proses blanching merata
(Haryoto, 1998). Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan jumlah
residu (kotoran dan pestisida) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu daya
larut air pencuci (berkaitan dengan sifat fisik dan kimia air) dan daya hidrolisis
air (residu pestisida dapat terhidrolisis tergantung pada jumlah dan pH air yang
22
ada dan konsentrasi pestisida). Pencucian yang benar adalah dengan air yang
mengalir sehingga dapat membersihkan sisa kotoran serta pestisida dengan
maksimal.
225.
226.
Pada praktikum ini jenis proses blanching yang digunakan adalah hot
water blanching. Proses ini menjadi titik kritis dimana jenis blanching harus
disesuaikan dengan kandungan nutrisi yang ada di dalam bahan. Proses hot
water blanching membutuhkan panas dan air yang sekaligus merupakan faktor
penyebab kehilangan nutrien larut air dan vitamin pada makanan. Blanching
akan berpengaruh terhadap kandungan nutrisi dimana vitamin larut air meluruh
keluar ke air rendaman (Gokmen et al., 2005). Dari teori tersebut maka
seharusnya sayuran putren, wortel dan brokoli diberi perlakuan blanching jenis
steam blanching yang akan mencegah kehilangan vitamin larut air lebih banyak.
227.
227.1. Cream Mashed Potato
228.
Kentang merupakan salah satu sayuran yang dikenal oleh seluruh negara
23
Hal ini disebabkan karena adanya butter, susu, krim dan keju parmesan yang
berperan memberi flavor gurih serta menambah nilai nutrisi pada hasil olahan.
229.
Hal-hal yang menjadi titik kritis pada proses pengolahan cream mashed
232. 233.
Kandunga
N
n Nutrisi
235.
1
238.
2
241.
3
244.
4
247.
5
250.
6
253.
7
256.
8
259.
9
262.
1
236.
Energi
(kkal)
239.
Protein (g)
242.
Lemak (g)
245.
Karbohidr
at (g)
248.
Piridoksin
(mg)
251.
Serat
kasar (g)
254.
Vitamin A
(IU)
257.
Thiamin
(mg)
260.
Kalium
(mg)
263.
Ribovlafin
(mg)
265. 266.
Niacin
234.
Ju
mlah/100
gram
237.
70,
00
240.
1,8
9
243.
0,1
0
246.
15,
90
249.
0,2
4
252.
2,5
0
255.
7,0
0
258.
0,0
8
261.
455
,00
264.
0,0
4
267.
1,1
24
(mg)
268. 269.
Vitamin
1
B6 (mg)
270.
8
0,2
271. 272.
1
(mg)
Vitamin C
273.
40
11,
274. 275.
1
(mg)
Kalsium
276.
00
10,
277. 278.
1
Besi (mg)
279.
3
0,7
280. 281.
Magnesiu
1
m (mg)
282.
00
22,
283. 284.
1
(mg)
Fosfor
285.
00
61,
286. 287.
1
Seng (mg)
288.
3
0,3
289.
290.
290.1. Devil Eggs
291.
zat gizi yang lengkap. Protein telur memiliki susunan asam amino esensial yang
lengkap sehingga dijadikan standar untuk menentukan mutu protein dari bahan
lain (Winarno dan Koswara, 2002).
292.
293.
294.
Karbohidrat
295.
Juml
ah/100 gram
297.
158,
00
299.
13,0
5
301.
11,0
9
303.
0,41
Kalsium/Ca
305.
296.
Energi
(kkal)
298.
Protein (g)
300.
(g)
302.
(g)
304.
Total lemak
64,0
25
(mg)
306.
Besi/Fe
(mg)
308.
Magnesium
/Mg (mg)
310.
Fosfor/P
(mg)
312.
Kalium/K
(mg)
314.
Natrium/Na
(mg)
316.
Seng/Zn
(mg)
318.
Tembaga/C
u (mg)
320.
Mangan/Mn
(mg)
322.
Thiamin
(mg)
324.
Riboflavin
(mg)
326.
Niasin (mg)
328.
Asam
Panthothenat (mg)
330.
Vitamin B6
(mg)
332.
Vitamin E
(mg)
334.
Kolesterol
(mg)
336.
Vitamin
B12 (mkg)
338.
Selenium/S
e (mkg)
340.
Vitamin K
(mkg)
342.
Vitamin A
(IU)
344.
(USDA, 2007)
0
307.
3,65
309.
0
311.
00
313.
00
315.
00
317.
13,0
319.
0,06
321.
0,04
323.
0,07
325.
0,48
327.
329.
0,07
1,44
331.
0,14
333.
1,08
335.
00
337.
844,
339.
0
341.
32,0
343.
00
543,
226,
132,
141,
1,47
1,58
0,30
345.
346.
Dari Tabel 6 di atas, telur ayam memiliki zat gizi yang baik. Kandungan
kolestrol pada telur ayam lebih rendah jika dibandingkan telur puyuh dan telur
bebek. Bagian kuning telur memiliki kadar lemak yang tinggi (11,5% - 12,3%)
dan terdiri atas 65,5% trigliserida, 28,3 % fosfolipid, dan 5,2 % kolestrol (Panda,
1996). Pada kuning telur selain terdapat lemak terdapat pula protein telur dimana
26
kedua komponen gizi inilah yang berperan dalam memberi flavor gurih.
Menurut American Egg Board (2000), kandungan protein telur tersusun atas 18
asam amino, yaitu alanin, arginin, asam aspartat, sistin, asam glutamat, glisin,
histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, prolin, serin, treonin,
triptofan, tirosin, dan valin. Kuning telur juga mengandung pigmen sebanyak
kurang lebih 0,02%. Pigmen kuning telur diklasifikasikan menjadi dua pigmen
yaitu liokrom dan lipokrom. Lipokrom larut dalam lemak (Stadelman dan
Cotterill, 1977). Contohnya adalah karotenoid yang terdapat pada kuning telur
(karoten dan xantofil). Karoten tidak dapat larut dalam asam, air, dan basa.
Liokrom adalah pigmen yang larut dalam air. Jenis pigmen ini adalah ovoflavin
yang juga ditemukan sebagai pigmen pada putih telur (Romanoff dan Romanoff,
1963).
347.
348.
Dari hasil pengamatan didapatkan rasa hasil olahan adalah manis. Rasa
Hal-hal yang menjadi titik kritis dalam pengolahan devil eggs adalah
proses penghalusan kuning telur yang harus sampai benar-benar halus sehingga
tekstur akhir kuning telur menjadi lembut. Kemudian teknik spuit kuning telur
ke dalam putih telur harus rapi dan padat.
351.
352.
353.
354.
KESIMPULAN
355.
Sayur cenderung memiliki rasa agak manis karena adanya kandungan karbohidrat.
Macam-macam blanching antara lain steam blanching, hot water blanching, gas
blanching, dan microwave blanching.
27
Tujuan utama blanching adalah untuk menginaktivasi enzim yang menjadi penyebab
penurunan kualitas bahan pangan (warna, tekstur, rasa, nilai gizi) seperti enzim
katalase, oksidase, dan
mengurangi
jumlah
lebih lunak.
Perubahan warna pada sayuran disebabkan karena adanya reaksi kimia yang
melibatkan pigmen.
356.
357.
358.
1.
2.
3.
4.
359.
360.
Praktikan:
Shannon Setioso
Nike Chandrawibowo
Ruth Jeane S.
Vania Junianti H.
Asisten Dosen:
14.I2.0026
14.I2.0046
14.I2.0056
14.I2.0072
- Almira Prayogo
- Auliana Dhani
361.
362.
363.
364.
365.
DAFTAR PUSTAKA
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Kanisius.
Yogyakarta.
374.
375.
Cumming, D.B., Stark, R., & Sanford, K.A. 1981. The Effect of an Individual
Quick Blanching Method on Ascorbic Acid Retention in Selected Vegetable. J.
Food Process Press; (5), 3137.
28
376.
377.
378.
379.
Elizabeth L., Andress., Harrison J.A. 2006. How to Freeze Blanching. Available
at: http://nchfp.uga.edu/how/freeze/blanching.html (Diakses pada 19 September
2016)
380.
381.
Gkmen, V., Bahceci, K.S., Serpen, A., & Acar, J. 2005. Study of Lipoxygenase
and Peroxidase as Blanching Indicator Enzymes in Peas: Change of Enzyme
Activity, Ascorbic Acid and Chlorophylls during Frozen Storage. LWT-Food Sci.
Technology; (38): 903908.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
Jagtiani, J., Chan jr, H.T., Sakai, W.S. 1988. Tropical Fruit Processing.
Academic Press. San Diego.
390.
391.
Jansky, S.H. 2010. Potato Flavor. Dalam Hui, Y.H. 2010. Handbook of Fruits
and Vegetable Flavors. John Wiley & Sons, Inc. USA.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
29
401.
Panda, P.C. 1996. Text Book on Egg and Poultry Technology. Vikas Publishing
House Pvt. Ltd. Hisar.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
Randle, M.W. 1997. Onion Flavor Chemistry and Factors Influencing Flavor
Intensity. Dalam Risch, S.J. 1997. Spices. American Chemical Society.
Washington DC.
408.
409.
Reyes De Corcuera, J.I., Cavaleri, R.P., & Powers, J.R. 2004. Blanching Of
Foods. In Encyclopedia of Agricultural, Food, and Biological Engineering (D.R.
Heldman, ed.) pp. 15, Marcel Dekker, Inc., New York, NY.
410.
411.
Romanoff, A. L. and A. J. Romanoff. 1963. The Avian Eggs. John Willey and
Sons. Inc. New York.
412.
413.
414.
415.
Stadelman, W.J. and O.J. Cotteriil. 1977. Egg Scince and Technology The 2nd
Edition. The AVI Publ. Co. Inc. New York.
416.
417.
418.
419.
Tjahjadi, C. dan Herlina Marta. 2014. Buku Ajar Pengantar Teknologi Pangan:
Volume 2. Jurusan Teknologi Industri Pangan FTIP Universitas Padjadjaran.
Jatinangor.
420.
421.
United States Department of Agriculture. 2010. Egg Nutrient and Trends. USDA
Publisher. New York.
422.
423.
424.
425.
426.
30
427.
Yodpetch and O.K Bautista. 1983. Young Cob Corn; Suitable Varieties, Nutritive
Value and Optimum Stage Off Maturity. Phil. Agr; 66(3) : 233 244.
428.
429.
443.
LAMPIRAN
444.
444.1. Laporan Sementara
444.2.