BAB I PENDAHULUAN
yang
menjalankan
somatotropic
axis
bertanggungjawab
terhadap
2141 (transverse: sitosin ke guanin), dideteksi oleh restriksi endonuklease AluI dan
memberi perubahan dari leusin (L) ke valin (V) pada urutan asam amino di posisi 127
rantai protein GH sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi polimorfisme
Leu / Val dari growth hormone (GH) gen persilangan sapi limosin lokal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut ;
1. Apakah polimorfisme Leu / Val dari growth hormone (GH) gen pada
persilangan sapi limousin lokal dapat terjadi ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui polimorfisme Leu / Val dari growth
hormone (GH) gen pada persilangan sapi limousin lokal dapat terjadi
kelamin betina. Secara umum yang dimaksud dengan pemuliaan ternak adalah
aktivitas perbaikan mutu genetik ternak dalam suatu usaha peternakan melalui seleksi
dan atau sistem perkawinan yang kemudian diikuti dengan pengafkiran
(culling), sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan ternak yang baik dan
unggul mutu genetiknya yang akan dijadikan sebagai bibit atau tetua bagi generasi
selanjutnya, Metoda pemuliaan ternak melalui sistem perkawinan dapat dilakukan
dengan cara inbreeding, crossbreeding, grading up, out breeding.
Perkawinan yang lazim digunakan pada ternak ada dua, yaitu :
1. Perkawinan Alam
Perkawinan
alami
merupakan
perkawinan
dimana
pejantan
ternak
jantan.
Perkawinan
alam
ini
tidak
diragukan
sebagainya.
Namun
diluar
permasalahan
yang
ada,
sebenarnya cara ini lebih efektif dan paling banyak dilakukan para
peternak terutama masyarakat tradisional.
2.
Grading up
Grading up adalah
sistem
perkawinan
silang
yang
3.
sifat-sifat
pertumbuhan,
reproduksi,
metabolisme,
laktasi
dan
perkembangan kelenjar susu (Burton et al., 1994). Menurut Sumantran et al. (1992)
gen GH merupakan pengatur utama pada pertumbuhan pasca kelahiran, metabolisme
pada mamalia, kecepatan pertumbuhan, susunan tubuh dan kesehatan. Pertumbuhan
juga diatur oleh gen POU1F1 (juga dinamakan pit-1 atau GHF-1) yang merupakan
utas ganda (putusnya hidrogen dari kedua utas tunggal DNA yang komplementer)
yang umumnya terjadi pada suhu 950C. Tahap annealing yaitu pelekatan primer yang
terjadi pada suhu 35-65oC. Suhu annealing ditentukan oleh panjang pendeknya 9
oligonukleotida primer yang digunakan sedangkan tahap ekstensi yaitu pemanjangan
primer terjadi sebagai hasil aktivitas polimerisasi oleh enzim Taq polimerase, yang
pada umumnya dilakukan pada suhu 70C (Madigan et al., 1997).
kemungkinan penyimpangan dari frekuensi genotip didapatkan dengan uji chisquare. frekuensi genotip merupakan rasio dari genotip total populasi. frekuensi
alel adalah rasio alel untuk alel keseluruhan pada populasi lokus. Frekuensi alel
(1) dan frekuensi genotip dapat (2) dihitung sebagai berikut:
p = (2LL + LV)/ 2N ; q = (2VV + LV)/ 2N (1)
LL = n p2 ; VV = n q2 ; LV = 2n p q (2)
Keterangan :
p dan q adalah frekuensi L dan V alel dalam populasi yang diamati; LL, LV dan
VV adalah jumlah genotip hewan; N adalah jumlah hewan yang diamati
3.2 Hasil
Hasil dari analisis GH-AluI yang terdeteksi oleh Polyacrylamid gel (PAGE) 12% dan penanda
DNA (X174 DNA / BsuRI (HaeIII), lajur no.1 DNA Genom, jalur no.2 produk PCR, jalur
no.3-11 LL / LV genotipe.
situs pembatasan sementara yang tidak ditugaskan sebagai alel V. Dalam alel
L situs pembatasan mengandung nukleotida C sementara yang ditransisi
dengan G di situs yang sama dengan ditunjukkan tidak adanya dari AluI situs
pembatasan. Ditunjukkan adanya nukleotida C dalam panjang total growth
hormone gen (191) yang terjadi di posisi 127 dari polipeptida. Dengan
ditunjukkan Adanya nukleotida (C) pada triplet kodon encoded asam amino
leucine sementara dan pada nukleotida G mengkodekan asam amino valine.
substitusi leucine / valine menunjukkan polimorfik. Polimorfik dalam
penelitian ini telah diidentifikasi pada satu sapi lokal dan semua persilangan
sapi Limousine lokal. Perkawinan silang pada hewan adalah persilangan dari
sapi lokal dan eksotis, polimorfik pada lokus limosin didapatkan. Dalam
penelitian ini (lihat Tabel 1) polimorfik leu / val growth hormone gen telah
diidentifikasi pada bull limousin, sapi PO dan persilangan sapi lokal. Sapi
Madura yang monomorfik untuk lokus ini memproduksi hanya satu genotipe
LL (100%). Dua genotipe LL dan LV diamati pada PO (96.15% LL, 3,85%
LV), Limousin-Madura (81,46% LL, 18,52% LV), sapi Limousin-PO (78,57%
LL, 21,43% LV), dan Limousin (66,67% LL, 33,33% LV). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah genotipe LV pada persilangan
limousin dengan sapi lokal sekitar 17,58% dan 18,52% pada sapi LimousinPO dan Limousin-Madura, Namun, genotipe LV pada Limousin-PO (21,43%)
yang lebih tinggi dari pada Limousin-Madura (18,52%). Frekuensi alel yang
mirip statistik seperti ini diungkapkan dengan uji Chi-Square.
Tabel 1 . frekuensi alel dan hasil uji X 2 untuk perbandingan proporsi
antara sapi
Sapi
Limosin
Madura
N
6
65
X2
Observed
Expected
Observed
Expected
LL
4
(66,67%)
4,13
(68,95%)
100
(100%)
LV
2
(33,33%)
1,69
(28,21%)
-
VV
-
L
0,83
V
0,17
0,23
0,17
(2,84%)
-
1,00
Ongole
PO
52
Limura
81
Limosin
PO
56
Observed
Expected
Observed
Expected
Observed
Expected
50
(96,15%)
49,94
(96,04%)
66
(81,48%)
67,08
(82,81%)
44
(78,57%)
44,4
(79,21%)
2
(3,85%)
2,04
(3,92%)
15
(18,52%)
13,27
(16,38%)
12
(21,43%)
10,96
(19,58%)
0,98
0,02
0,02
0,02
(0,04%)
-
0,91
0,09
0,90
0,66
(0,81%)
-
0,89
0,11
0,78
BAB IV PENUTUP
0,68
(1,21%)
4.1 Kesimpulan
Kesimpulannya, diketahui bahwa growth hormon gen adalah polimorfik pada
sapi persilangan limosin lokal dan ternak PO dan monomorfik pada sapi Madura.
Hasil penelitian ini akan berguna sebagai kontrol untuk keseimbangan genetik pada
populasi sapi Madura dan untuk melindungi persilangan yang tidak terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Aruna Pal, A.K. Chakravarty, T.K. Bhattacharya, B.K. Joshi and A. Sharma. 2004.
Detection of polymorphism of growth hormone gene for the analysis of
relationship between allele type and growth traits in Karan Fries cattle.
AsianAust J. Anim. Sci. 17 (10): 1334-1337.
Biswas T.K., T.K. Bhartacharya, A.D. Narayan, S. Badola, P. Kumar and A. Sharma.
2003. Growth hormone gene polymorphism and its effect on birth weight in
cattle and buffalo. Asian-Aust J. Anim. Sci. 16 (4): 494-497.
Oleh:
FAHMI ARIEF
061614353007