Anda di halaman 1dari 8

A.

Definisi cairan tubuh


Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah
esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk
menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan
homeostasis. (Efendi.2008)
Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas cairan, persentasenya dapat berubah,
tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi
usia <1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi
usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 70-75%. Seiring dengan pertumbuhan
seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur
turun yaitu pada laki-lakidewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita
dewasa 50 % berat badan. (Anonim. 2012)
Cairan tubuh merupakan istilah secara umum untuk semua cairan yang normal
yang terdapat dalam tubuh. Cairan tubuh tersebut antara lain termasuk air
ludah, liur Lambung, liur pencernaan lain dan cairan-cairan dalam rongga sendi,
air mata,
cairan hidung, keringat dan kemih.

B. Fungsi cairan tubuh


Cairan itu mempunyai banyak fungsi bagi tubuh kita diantaranya :
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
2. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini
disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses
tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun
dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan
pernafasan..
4.Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air
dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas
kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

5.Perncernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel sel tubuh. Konsumsi air yang cukup
akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan
usus menjadi lebih lancer sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6.Pernafasan
Paru paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru paru harus
basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel - sel tubuh dan memompa
karbondioksida keluar tubuh.

7.Sendi dan otot


Cairan tubuh melindungi dsan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot
tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Sebaliknya konsumsi
air selama beraktivitas untuk meminimalisasi risiko kejang otot dan
kelelahan. (Dyah.2011)
Selain fungsi cairan diatas ada fungsi-fungsi cairan yang lain, yaitu sebagai
berikut :
Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
Transpor nutrisi ke sel
Transpor hasil sisa metabolisme
Transfor hormon
Pelumas antar organ
Mempertahankan tekanan hidrostastik dalam system kardiovaskuler.
(tarwoto&wartonah,2006).
C. Komposisi cairan tubuh
Cairan tubuh mengandung :
oksigen yang berasal dari paru-paru
nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan
produk metabolisme seperti karbondioksida
ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul disebut juga
elektrolit.(Tarwoto&Wartonah.2008)
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)
diantaranya :

1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir
60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air
dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut)
elektrolit dan non-elektrolit.

a. elektrolit :
Merupakan substansi yang berdiasosiasi (terpisah). Elektrolit berdisosiasi
menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling
berikatan satu sama lain atau dengan berat molekul dalam garam.
- Gangguan kebutuhan Elektrolit:
1. Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar Natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L,
mual, muntah dan diare.
2. Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar Natrium dalam plasma tinggi, yang
ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan
permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.
3. Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar Kalium dalam darah. Hipokalemia
ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang
mengalami diare berkepanjangan.
4. Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar Kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini
sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik.
Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan,
dll.
5. Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar Kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia
ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll.
6. Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar Kalsium dalam darah. Hal ini terjadi
pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin
D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang,
relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3
mEq/L.
7. Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar Magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai
dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar
magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
8. Hipermagnesia

Merupakan kelebihan kadar Magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan
adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5
mEq/L. (Robby.2011)

b. Non-elektrolit :
Merupakan substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam
larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit
lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
D. JENIS CAIRAN TUBUH

1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total


Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3
dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria
dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi adalah cairan
intraselular.

2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB


Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan
usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung didalam (CES).
Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari
volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70
kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :
a. Cairan Interstisial (CIT)
Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe
termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT)
kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.

b. Cairan Intravaskular (CIV)


Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari
(CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang
dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah
PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit)
yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel
darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat
bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat
badan dan faktor-faktor lain.
c. Cairan Transelular (CTS) :
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh
(CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan
cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati
jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan
keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal
(GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Tabel.Distribusi Cairan Tubuh

ket: Berat Badan normal 70 Kg.

Tabel. Nilai rata-rata cairan ekstraseluler(CES) dan cairan

intraseluler(CIS) pada dewasa normal terhadap BB

Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed.
McGraw Hill, 1987, p.9.

E. Pengaturan elektrolit dalam tubuh(kation & anion)


Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting,
yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraselular utama
adalah kalium (K). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa
natrium ke luar dan kalium ke dalam
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraselular utama adalah klorida ( Cl ), sedangkan anion intraselular utama
adalah ion fosfat (PO4)

1) Pengaturan keseimbangan natrium


Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfngsi dalam pengaturan
osmolaritas dan volume cairan tubuh.
2) Pengaturan keseimbangan kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan
berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Aldosteron juga berfungsi
mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). Sistem
pengaturannya melalui tiga langkah:

a) Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang


menyebabkan
peningkatan produksi aldosteron.
b) Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium
yang
dikeluarkanmelalui ginjal.
c) Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan
ekstrasel menurun.
3) Pengaturan keseimbangan kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang.
4) Pengaturan keseimbangan magnesium

Magnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam


cairan intrasel.
5) Pengaturan keseimbangan klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida
dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya
bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic
dalam darah.
6) Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga)
dalam tubuh.
7) Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)
Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan
tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.
Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :

Natrium

: 135 145 m Eq/L

Kalium

: 3,5 - 5,3 m Eq/L

Klorida

: 100 106 m Eq/L

Bikarbonat arteri : 22 - 26 m Eq/L


Bikarbonat vena

: 24 - 30 m Eq/L

Kalsium

: 4 5 m Eq/L

Magnesium

: 1,5 - 2,5 m Eq/L

Fosfat

: 2,5 - 4,5 mg/100ml. (Robby.2011)

Anda mungkin juga menyukai