Fungsi permintaan merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang
yang diminta dengan harga barang.
Fungsi penawaran merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang
yang ditawarkan dengan harga barang.
Untuk barang normal, semakin besar harganya maka jumlah yang diminta akan semakin
berkurang, sehingga kurva permintaan barang normal selalu mempunyai kemiringan
(bergradien) negatif atau bila digambarkan akan berbentuk garis yang terbentang dari kiri
bawah ke kanan atas.
Sebaliknya pada fungsi penawaran, semakin besar harga barang maka akan semakin
besar pula jumlah barang yang ditawarkan sehingga fungsi penawaran memiliki
kemiringan (gradien) positif.
Untuk fungsi permintaan dan penawaran sumbu X diganti dengan sumbu Q (kuantitas),
sedangkan sumbu Y diganti dengan sumbu P (harga), sehingga persamaannya menjadi
Contoh 1 :
Duapuluh unit radio akan terjual bila harganya Rp 60 (dalam ribuan), sedangkan bila harganya
naik menjadi Rp 90 maka radio yang terjual berjumlah 10 unit. Tunjukkan fungsi permintaannya
Jawab :
P1 = 60 Q1 = 20
P2 = 90 Q2 = 10
Kerjakan Sendiri sehingga memiliki jawaban persamaan fungsi permintaannya P = -3Q + 120
Contoh 2 :
Suatu fungsi permintaan dinyatakan dengan persamaan Q = 30 3P.
a. Berapakah jumlah yang diminta bila harga barang Rp 7 ?
b. Bila jumlah barang yang diminta 15 unit, berapakah harga yang berlaku?
c. Bila barang adalah barang bebas, berapakah kuantitas yang diminta?
d. Berapakah harga tertinggi yang akan dibayar oleh konsumen? Jawab :
a. P = 7
Q = 30 3(7)
= 30 21
=9
b. Q = 15
15 = 30 3P
3P = 30 15
3P = 15
P=5
c. Barang bebas P = 0
Q = 30 3(0)
= 30 0
= 30
d. Harga tertinggi Q = 0
0 = 30 3P
3P = 30
P = 10
Contoh 3 :
Jika harga radio yang ditawarkan oleh konsumen Rp 50 (dalam ribuan) maka akan ada 120 radio
yang ditawarkan. Bila harganya naik menjadi Rp 80 maka produsen akan menambah jumlah
radio yang ditawarkan menjadi 150 unit. Tunjukkan fungsi penawarannya !
Jawab :
P1 = 50 Q1 = 120
P2 = 80 Q2 = 150
dilanjutkan sendiri? dan harus bisa
Contoh 4 :
Bila fungsi penawaran ditunjukkan oleh persamaan Q = 5P 10.
a. Bila harga barang Rp 10, berapa jumlah barang yang ditawarkan?
b. Bila produsen menawarkan barang sejumlah 20 unit, berapa harga penawarannya?
c. Berapa harga terendah yang ditawarkan produsen?
a. P = 10
Q = 5(10) 10
Q = 50 10
Q = 40
b. Q = 20
20 = 5P 10
5P = 20 + 10
5P = 30
P=6
c. Harga terendah Q = 0
0 = 5P 10
5p = 0 + 10
5P = 10
P=2
B. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran
Keseimbangan permintaan dan penawaran terjadi pada saat harga permintaan sama dengan harga
Catatan :
Pada contoh di atas fungsi permintaan dan penawarannya dinyatakan dalam fungsi P.
Fungsi permintaan dan penawaran juga dapat diubah dalam bentuk fungsi Q, atau untuk jelasnya
contoh berikut :
Pd = -2Q + 10 2Qd = -P + 10
Qd = -0,5P + 5
Ps = 0,5Q + 5 0,5Qs = P 5
Qs = 2P 10
Dengan diberlakukannya pajak sebesar Rp 1 per unit maka fungsi penawarannya akan menjadi :
Qs = 2(P 1) 10
Qs = 2P 2 10
Qs = 2P 12
Sehingga keseimbangan setelah pajak :
Qd = Qs
-0,5P + 5 = 2P 12
5 + 12 = 2P + 0,5P
17 = 2,5P
P = 6,8
P = 6,8
Q = -0,5(6,8) + 5
Q = -3,4 + 5
= 1,6
Terbukti hasilnya sama jika kita memakai fungsi P atau fungsi Q.
Dengan persamaan di atas yaitu :
Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5 Q + 5
Dan seandainya pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 1 per unit maka hitunglah :
Harga dan kuantitas setelah subsidi.
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen.
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen.
Besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5 Q + 5
Dengan subsidi sebesar Rp 1 per unit maka fungsi penawarannya akan menjadi :
Pss = 0,5Q + 5 1
= 0,5Q + 4
Keseimbangan setelah subsidi :
Pd = Pss
-2Q + 10 = 0,5Q + 4
10 4 = 0,5Q + 2Q
6 = 2,5Q
Q = 2,4
P = -2Q + 10
P = -2(2,4) + 10
P = -4,8 + 10
P = 5,2
Jadi harga keseimbangan setelah subsidi sebesar Rp 5,2 dan kuantitas keseimbangan setelah
subsidi sebesar 2,4. Perhatikan! Subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi turun (dari 6
menjadi 5,2)sedangkan kuantitas keseimbangannya naik (dari 2 menjadi 2,4).
Besarnya subsidi yang dinikmati produsen = besarnya subsidi per unit barang dikurangi besarnya
subsidi yang dinikmati oleh konsumen
= 1 0,8 = 0,2
Jadi besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen adalah Rp 0,2 per unit barang.
Besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah = besarnya subsidi per unit dikali jumlah
keseimbangan
= 1 X 2,4 = 2,4
Jadi besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp 2,4.
Catatan :
Untuk mencari keseimbangan setelah subsidi berlawanan dengan pajak, karena sifat subsidi dan
pajak memang berlawanan.
Pajak adalah sejumlah tertentu yang harus dibayarkan kepada pemerintah, sedangkan subsidi
adalah sejumlah tertentu yang dibayarkan oleh pemerintah.
Subsidi biasanya dilakukan untuk memproteksi produk-produk dalam negeri dari persaingan
dengan produk impor sehingga harga produk dalam negeri bisa lebih kompetitif.
disebutkan diatas. Kita ka harus tahu terlebih dahulu apa yang dimaksud
dengan "Fungsi Keanggotaan".
Representasi Linear
Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotaannya digambarkan sebagai sebuah
garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu
konsep yang kurang jelas.
Ada dua keadaan himpunan fuzzy linear, yaitu linear naik dan linear turun.
a. Linear Naik
Kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0]
bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi yang
disebut dengan representasi fungsi linear naik.
Representasi fungsi keanggotaan untuk linear naik adalah sebagai berikut :
domain
domain
domain
domain
input
terkecil
yang
terkecil
yang
terbesar
yang
terbesar
yang
yang
akan
di
mempunyai
mempunyai
mempunyai
mempunyai
ubah
ke
derajat
keanggotaan
nol
derajat
keanggotaan
satu
derajat
keanggotaan
satu
derajat
keanggotaan
nol
dalam
bilangan
fuzzy
Untuk pemahaman yang lebih, Yuuuk kita lihat contoh soal berikut :
Fungsi keanggotaan untuk himpunan NORMAL pda variabel temperatur ruangan seperti terlihat
pada Gambar dibawah ini :
2. NORMAL
3. PANAS
Itulah pembahasan dari masing-masing fungsi-fungsi keanggotaan fuzzy logic yang direview
oleh kelompok 1. Semoga dari penjelasan tersebut, dapat dengan mudah dimengerti dan
dipahami. :D :D ^_-
Himpunan Fuzzy
Himpunan fuzzy pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 oleh Zadeh, teori
himpunan fuzzy telah banyak dikembangkan dan diaplikasikan dalam berbagai
masalah nyata. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami himpunan
fuzzy (Susilo, 2003), yaitu:
1. Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem
fuzzy. Contoh: permintaan, persediaan, produksi.
2. Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau
keadaan tertentu dalam suatu variabelfuzzy. Himpunan fuzzy memiliki dua
atribut, yaitu (Kusumadewi, 2013): a). Linguistik, yaitu penamaan suatu grup
yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan
bahasa alami. Contoh: muda, parobaya, tua. b). Numeris, yaitu suatu nilai
angka yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel. Contoh: 3, 4, 17.
3. Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk
dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Contoh: semesta pembicaraan
untuk variabel temperatur: X= [0,100]
4. Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diizinkan dalam
semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.
Contoh domain himpunan fuzzy untuk semesta X=[0, 120].
a. Operator AND
Operator AND (intersection) berhubungan dengan operasi irisan pada himpunan.
Intersection dari 2 himpunan adalah minimum dari tiap pasangan elemen pada
kedua himpunan. Contoh: (AB)(x) = min[A(x), B(x)].
b. Operator OR
Operasi OR (union) berhubungan dengan operasi gabungan pada himpunan. Union
dari 2 himpunan adalah maksimum dari tiap pasang elemen pada kedua himpunan.
Contoh: (AUB)(x) = max[A(x), B(x)].
c. Operator NOT
Operasi NOT berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan.
Komplemen himpunan fuzzy A diberi tanda Ac (NOT A) dan didefinisikan sebagai :
Ac (x) = 1 A(x). Derajat keanggotaannya adalah Ac (x) = 1 - A(x).
Fungsi Keanggotaan
Fungsi keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik
input data ke dalam nilai keanggotaannya yang memiliki interval antara 0 sampai 1.
Salah satu cara yang digunakan untuk menggambarkan nilai keanggotaan adalah
dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang digunakan yaitu.
a. Representasi Linier
Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotaannya digambarkan
sebagai suatu garis lurus. Ada dua representasi linier, yaitu:
1. Representasi linear naik, yaitu kenaikan himpunan dimulai dari nilai domain
yang memiliki nilai keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai
domain yang memiliki derajat keanggotaan yang lebih tinggi. Representasi
linier naik dapat dilihat pada Gambar 1.
2. Representasi linear turun, yaitu garis lurus yang dimulai dari nilai domain
dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak turun
ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah.
Representasi linier turun dapat dilihat pada Gambar 2.
Preposisi Fuzzy
Sebuah kalimat logika A B, simbol A disebut preposisi dan A(x) adalah sebuah
preposisi mengenai x. Bentuk sederhana dari preposisifuzzy adalah p: V is G dimana
p adalah sebuah preposisi, V adalah domain dan G adalah fuzzy set. Misal V diganti
mengganti himpunan usia N100={1,2,3,4,5,100} dan G adalah bentuk linguistik
seperti muda yang dimodelkan dengan himpunan fuzzy didefinisikan untuk
himpunan usia, sehingga dapat dibuat kalimat "Adi is muda". Sebagai sebuah
preposisi, kalimat tersebut dibaca "usia (Adi) is muda".
Fungsi Implikasi
Bentuk umum dari aturan yang digunakan untuk fungsi implikasi adalah if x is A
then y is B, dengan x dan y sebagai skalar, sedangkan A dan B adalah himpunan
fuzzy. Proposisi yang terletak setelah if disebut antiseden, dan proposisi yang
terletak setelah then disebut konsekuen. Secara umum ada dua fungsi implikasi
yang digunakan dalam operrasi fuzzy, yaitu:
1. Min (minimum). Fungsi ini memotong output himpunan fuzzy.
2. Dot (product). Fungsi ini menskala output himpunan fuzzy.
Metode Centroid. Pada metode ini, solusi nilai tegas diperoleh dengan
mengambil titik pusat (z*) daerah fuzzy.
Metode Bisektor. Pada metode ini, solusi nilai tegas diperoleh dengan
cara mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai
keanggotaan setengah dari jumlah total nilai keanggotaan pada
daerah fuzzy.
Metode Mean of Maximum (MOM). Pada metode ini solusi nilai tegas
diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki
nilai keanggotaan maksimum.
Metode Largest of Maximum (LOM). Pada metode ini, solusi nilai tegas
diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domain yang
memiliki nilai keanggotaan maksimum.
Tahapan-tahapan dalam sistem inferensi fuzzy secara runtut dapat dilihat pada
Gambar 4.
Daftar Pustaka
http://www.kajianpustaka.com/2014/03/logika-fuzzy.html
http://dokumen.tips/documents/bab-6-logika-fuzzy.html