Laprak Analisis Kimia
Laprak Analisis Kimia
Disusun oleh :
Dwi Helmi Reynaldi
NIM: 151710101126
THP-C/Kelompok (8)
Asisten :
1. Shelvy Khadijah U.
2. Merynda Kurnianthy A. P.
3. Lusianti
4. Awi Metalisa
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Bahan pangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia.
Sebagian besar bahan pangan terdiri dari unsur-unsur pokok yaitu air, vitamin,
mineral, karbohidrat, lemakdan protein. Kelima unsure ini dibutuhkan oleh
manusia untuk pertumbuhan, produksi, reproduksi dan hidup pokok. Bahan
pangan berisi zat nutrisi dengan kandungan yang berbeda-beda karena itu perlu
dilakukan analisis untuk mengetahui kualitas dan kuantitas zat gizi yang
dibutuhkan oleh manusia. Kualitas bahan pangan dan komponennya ini dapat
dinilai melalui tiga tahapan penilaian, yaitu secara fisik, kimia, dan biologis. Salah
satu tahapan dari penilaian ini dapat dilakukan melalui analisis proksimat.
Analisis
proksimat adalah
suatu
metode
analisis
kimia
untuk
2.1.1
Kadar Air
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen
(Syarif dan Halid, 1993).
Kadar air dalam bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpan dari pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu
bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun
pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Semakin banyak kadar air yang
terkandung, umur simpannya semakin sebentar, karena kalau suatu bahan banyak
mengandung kadar air, maka sangat memungkinkan adanya mikroba yang
tumbuh. Oleh karena itu kita harus mengetahui kandungan air dalam suatu bahan
agar dapat memprekdisikan umur simpannya.(Christian 1980).
Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan pengeringan. Menurut Ihma
(2010), Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas
dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat
cawan kosong. Apabila suatu sampel di dalam cawan abu porselen dipanaskan
pada suhu tinggi sekitar 650C akan menjadi abu berwarna putih. Ternyata di
dalam abu tersebut dijumpai garam-garam atau oksida-oksida dari K, P, Na, Mg,
Ca, Fe, Mn, dan Cu, disamping itu terdapat dalam kadar yang sangat kecil seperti
Al, Ba, Sr, Pb, Li, Ag, Ti, As, dan lain-lain. Kadar abu/mineral merupakan bagian
berat mineral dari bahan yang didasarkan atas berat keringnya. Abu yaitu zat
organik yang tidak menguap, sisa dari proses pembakaran atau hasil oksidasi.
Penentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.
Soxhlet
termasuk
jenis
ekstraksi
menggunakan
pelarut
efek
perendaman
contoh
dan
tidak
menyebabkan
2.2 Sampel
2.2.1 Tahu
Tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok yang termasuk dalam
empat sehat lima sempurna. Tahu juga merupakan makanan yang mengandung
banyak gizi dan mudah diproduksi. Untuk memproduksi tahu bahan-bahan yang
dibutuhkan hanya berupa kacang kedelai, sehingga saat ini dapat ditemukan
banyak pabrik pembuat tahu baik dalam bentuk usaha kecil maupun usaha
menengah yang masih menggunakan cara konvensional(Lehniger. 1982).
Bahan bahan dasar pembuatan tahu antara lain kedelai, bahan penggumpal
dan pewarna (jika perlu). Kedelai yang dipakai harus bermutu tinggi (kandungan
gizi memenuhi standar), utuh dan bersih dari segala kotoran. Senyawa
penggumpal yang biasa digunakan adalah kalsium sulfat (CaSO4), asam cuka, dan
biang tahu, sedangkan zat pewarna yang dianjurkan dipakai adalah kunyit.
Tahaptahap dalam pembuatan tahu antara lain merendam kedelai, mengupas,
menggiling, menyaring, memasak, menggumpalkan, mencetak dan memotong
(Santoso, 2005).
Syarat Mutu Tahu menurut SNI 01-3142-1998 dan SII No. 0270-1990
Kriteria uji
Satuan
Persyaratan
Keadaan:
1.1 Bau
Normal
1.2 Rasa
Normal
1.3 Warna
1.4 Penampakan
berjamur
Abu
%b/b
Maks. 1,0
Protein
%b/b
Min. 9,0
Lemak
%b/b
Min. 0,5
Serat kasar
%b/b
Maks. 0,1
BTP
%b/b
Cemaran logam:
7.1 Timbal (Pb)
mg/kg
Maks. 2,0
mg/kg
Maks. 30,0
mg/kg
Maks. 40,0
mg/kg
mg/kg
Maks. 1,0
APM/g
Maks. 10
Cemaran Mikrobia
8.1 Escherichia coli
8.2 Salmonella
8.3 Angka Lempeng
Total
/25 g
koloni/g
Negatif
Maks. 1,0 x 106
2.2.2 Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu tanaman yang sangat
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun pemanfaatannya hanya sebatas
sebagai lalap dan bahan tambahan dalam masakan. Kandungan senyawa dalam
buah tomat di antaranya solanin (0,007 %), saponin, asam folat, asam malat, asam
sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, dan -karoten), protein, lemak, vitamin,
mineral dan histamine. Tomat mengandung komponen nutrisi terutama kaya akan
vitamin dan mineral. Dalam satu buah tomat segar ukuran sedang (100 gram)
mengandung sekitar 30 kalori, 40 mg vitamin C, 1500 SI vitamin A, 60 ug tiamin
(vitamin B), zat besi, kalsium dan lain-lain (Depkes RI, 1972).Komposisi zat gizi
yang terkandung di buah tomat cukup lengkap. Vitamin A dan C merupakan zat
gizi yang jumlahnya cukup dominan dalam buah tomat. Vitamin C dapat
berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat yang keduanya
mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Kandungan asam klorogenat dan asam
p-kumarat di dalam
tomat mampu melemahkan zat nitrosamin penyebab kanker (Tri Dewanti, 2010).
1.
Jenis uji
Kesamaan
satuan
sifat, -
Persyaratan
Mutu I
Mutu II
Seragam
Seragam
varietas
2.
Tingkat ketuaan
tidak dan
lunak
lunak
3.
Ukuran
Seragam
Seragam
4.
Kotoran
Tidak ada
Tidak ada
5.
Kerusakan
Maks. 5
Maks. 10
Maks. 1
Maks. 1
(jumlah/jumlah)
6.
Busuk (jumlah/jumlah)
tidak
3.1.2 Bahan
a. Tahu
b. Tomat
c. Petroleum Ether
d. n-Heksana
e. Kertas saring
f. Tissue
g. H2SO4pekat
h. Larutan asam borat jenuh
i. Selenium
j. HCL 0,02 N
k. Reagen Nelson
l. Aquades
m. NaOH
n. Molibdine blue
o. CaCO3
p. Na Oksalat
q. Pb Asetat
r. Iodin 0,01 N
s. Arsenomolibdat
t. Amilum 1%
u. Indikator Metil blue
Pengovenan 20 menit
pada suhu 105C
Eksikator 15 menit
Tahu
Penimbangan botol
timbang
Penghalusan Tahu
Penimbangan dalam
botol timbang 5gram
Eksikator 15 menit
Penimbangan botol
timbang + tahu
Pengovenan 20 menit,
105C
Eksikator 15 menit
Tahu
Penimbangan botol
timbang
Penghalusan Tahu
Penimbangan dalam
botol timbang 5gram
Eksikator 15 menit
Dicuci
Ampas
Ekstrak tahap 2
dengan 50 mL
aquadest
Filtrat
Disentrifuge
+ CaCO3 1 gram
Penyaringan
dengan kertas
saring
Pendinginan
Filtrat
Penyaringan
Sentrifuge
Saring
Pendinginan
Pengovenan
Eksikator
Penimbangan a
b. Persiapan Bahan
Kertas
Saring
Pengovenan 20 menit
Eksikator
Penimbangan
Penambahan Sampel 5g
Pengovenan 24 jam
Eksikator 15 menit
Penimbangan b
c. Ekstraksi Soxhlet
Sampel b
Saring
Peletakkan dalam tabung ekstraksi Soxhlet
Distilasi pelarut
Eksikator 15 menit
Penimbangan 1 (gram)
Pengovenan (2)
Eksikator 15 menit
Penimbangan 2 (gram)
Destruksi 1 jam
Pendinginan 1 jam
Penambahan 5 ml aquades
Destilasi 4 menit
Ekstraksi ,penyaringan
Ekstraksi, penyaringan
Filtrat 1
Filtrat 2
Diterasampaitandabataspadalabuukur 100ml
+1 ml larutan amilum 1%
Ampas
Ulangan
Berat cawan +
Berat cawan +
Berat cawan
bahan sebelum
bahan setelah
(a gram)
pengeringan
pengeringan
(b gram)
(c gram)
23,0570
28,0616
23,7556
10,1216
15,1321
10,8548
16,9124
22,0034
17,6456
10,2268
15,3029
10,9984
10,2325
15,2400
10,6555
9,9131
14,9997
10,8638
10,1338
15,1447
10,9759
11,6092
16,6055
12,3564
[A]
[B]
[C]
10.4552
15.4534
10.4679
8.2358
13.2530
8.2503
9.8087
14.8164
9.8238
8.8625
13.8441
8.8760
10.4697
15.4697
10.4845
9.2951
14.2951
9.3103
8.4920
13.4920
8.5070
8.7427
13.7427
8.7586
Volume
Absorbansi
1
0,000
0,000
0,1
0,021
0,010
0,25
0,060
0,052
0,5
0,152
0,148
0,75
0,196
0,191
0,407
0,406
1,5
0,630
0,628
0,781
0,797
0,000
0,000
10
0,1
0,043
0,026
11
0,25
0,109
0,105
12
0,5
0,209
0,206
13
0,75
0,384
0,383
14
0,454
0,445
15
1,5
0,646
0,644
16
0,827
0,821
b. Sampel
Absorbansi
Ulangan
Volume
(ml)
0,1
0,162
0,156
0,15
0,223
0,23
0,2
0,342
0,396
0,1
0,247
0,246
0,15
0,34
0,342
0,2
0,442
0,464
kosong (g)
5,0789
33,8348
34,0627
5,0375
32,2012
32,4135
5,077
34,7571
35,6962
5,0662
32,2330
32,9787
5,0942
34,7724
35,0734
5,0424
32,2368
32,5227
5,0539
33,8408
34,0129
5,0182
33,6141
33,8948
Titrasi sampel
Titrasi blanko
(mL)
(mL)
540
27,5
0,5
533,6
27,3
0,5
510
26
0,5
516,7
25
0,5
596
31,3
0,2
502,4
22,4
0,2
529,5
26,4
0,2
591,6
31,2
0,2
BeratSampel
Filtrat
Ml Titrasi I2
(gram)
(mL)
(mL)
20
20
1,5
20
20
1,5
20
20
1,4
20
20
1,4
20
20
1,2
20
20
1,8
20
20
1,3
20
20
2,0
Berat bahan
bahan
setelah
awal
pengeringan
(% atau
(g)
(g)
g/100g)
5,0046
0,6986
86,04
616,37
5,0105
0,7322
85,34
583,37
5,0910
0,7322
85,60
594,35
5,0761
0,7716
84,80
557,87
5,0075
0,4230
91,55
1083,81
5,0866
0,9507
81,31
435,04
Ulangan
Kadar air BB
Kadar air BK
(% atau g/100g)
5,0109
0,8421
83,20
495,05
4,9963
0,7472
85,05
568,67
Rata-rata
85,36
616,82
SD
2,93
197,49
RSD
3,44
32,02
Kadar abu BB
Kadar abu BK
[D]
[E]
(%)
(%)
[F]
[G]
4.9982
0.0127
0.2541
1.2554
5.0172
0.0145
0.2890
1.4278
5.0077
0.0151
0.3015
1.4896
4.9816
0.0135
0.2710
1.3389
0.0148
0.296
1.4624
0.0152
0.304
1.502
0.0150
0.3
1.4822
0.0159
0.318
1.5711
Rata-rata
0.2917
1.4412
Standar Deviasi
0.02
0.1
6.86
6.94
Konsentrasi (x)
Absorbansi (Rata-rata)
0,01
0,016
0,025
0,056
0,05
0,15
0,075
0,194
0,1
0,4065
0,15
0,629
0,2
0,789
10
0,01
0,0345
11
0,025
0,107
12
0,05
0,2075
13
0,075
0,3835
14
0,1
0,4495
15
0,15
0,645
16
0,2
0,824
Rata Rata
0,076
0,30566
SD
0,068
0,2426
RSD
89,383
79,37
b. Sampel
Ulangan
1
Konsentrasi (v/10)
0
Absorban (rata-rata)
0
0,01
0,159
0,015
0,2265
0,02
0,37
0,01
0,2465
0,015
0,341
0,02
0,453
Rata-rata
0,01125
0,2245
SD
0,0079
0,1653
RSD
70,22
73,63
Kadar lemak (% bb )
0,2279
4,487
22,435
0,2123
4,214
21,07
0,9391
18,497
92,485
0,7457
14,720
73,6
0,301
5,908
29,54
0,2859
5,7
28,5
0,1721
3,405
17,025
0,2807
5,594
27,97
Rata-rata
7,815
39,078
Standar deviasi
5,584
27,923
RSD
71,452
71,454
%N
(%)
(%)
0,014007
0,079840
0,399200
0,014070
0,080199
0,400995
0,014007
0,079840
0,399200
0,013283
0,075714
0,378570
0,014618
0,083323
0,416615
0,012379
0,070559
0,352795
0,013862
0,079011
0,395055
0,014679
0,083673
0,418365
Rata-rata
0,079020
0,395099
Standar Deviasi
0,004232853
0,021164264
RSD
5,356685337
5,356698893
Kadar viamin % bb
Kadar vitamin % bk
0,033
0,55
0,033
0,55
0,031
0,52
0,031
0,52
0,026
0,43
0,04
0,67
0,029
0,48
0,044
0,73
Rata-rata
0,033
0,57
SD
0,006
0,098
RSD
18
17,19
BAB 5. PEMBAHASAN
pengaruh lain
Menurut Departemen Kesehatan bahwa Kadar air pada tahu sebesar 80%
85 % . Pada pengamatan didapat kadar air sebesar 86,04%; 85,34%; 85,6%;
84,8%;91,55%;81,31%;83,2% . Dari data di atas dapat disimpulkan kan bahwa
tahu yang kita analisa tidak berbeda jauh dengan kadar air tahu menurut Depkes.
Sehingga tahu yang kita analisa memenuhi standar dari departemen kesehatan.
Nilai standar deviasi yang di peroleh yaitu 2,93 sehingga tingkat ke akurasian dari
data tersebut rendah karena nilai standar deviasi dapat dikatakan memiliki
ketelitian tinggi yaitu jika kurang dari 0,5 (AOAC,1980). Hal tersebut disebabkan
karena kurangnya ketelitian dan pada praktikan.
5.2 Abu
Pada data hasil perhitungan, kadar abu pada basis basah pada tahu dari
ulangan pertama sampai ke-delapan secara berturut-turut adalah
0,2541% ,
0,2890% , 0.3015% , 0.2710% , 0.296% , 0.304% , 0.3% dan 0.318%. hal ini
sudah sesuai
maksimal 1,0%. Kadar abu berat keringpada tahu dari ulangan pertama sampai kedelapan secara berturut-turut adalah
1.4624%, 1.502%, 1.4822% dan 1.5711%. pada hasil kadar abu bb dan bk hasilya
agak berbeda jauh , hal ini dikarenakan berat bahan yang digunakan berbeda.
Nilai SD untuk bahan sampel tahu dengan basis basah dan basis kering didapatkan
nilai 0,02 dan 0,1. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tahu telah
sesuai dengan literatur yaitu nilai SD kurang dari 1.Literatur dari Puspita (2015)
yang menyatakan bahwa nilai SD yang memenuhi dan dapat diterima yaitu yang
memiliki nilai SD<1.
Dari bahan sampel tahu yang digunakan nilai RSD untuk kadar abu basis
basah 6,86%, sedangkan untuk basis kering nilai kadar abu sebesar 6,94 %.
Mengacu AOAC (1980) nilai % RSD adalah sebagai berikut sangat teliti % RSD
< 1, teliti % RSD 1, sedang: % RSD 2 - 5, dan tidak teliti % RSD >5. Nilai RSD
% >5 maka artinya tidak teliti karena data yang dihasilkan sampel tahu baik basis
basah maupun basis kering sangat tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan.
5.3 Karbohidrat
Metode Nelson-Somogyi digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi
dengan menggunakan pereaksi tembaga-arsenol-molibdat. Reagen nelson
somogyi berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi dengan
gula reduksi membentuk endapan merah bata.
Percobaan penetapan kadar gula reduksi pada praktikum kali ini dengan
menggunakan sampel buah tomat. Proses pengujian sampel dilakukan dengan 2
kali pengujian dan 8 kali pengulangan. Hal pertama yang harus dilakukan
menyiapkan tabung reaksi dan diisi dengan larutan sampel 0,2; 0,4; 0,6; dan 1 ml.
Kemudian ditambahkan 1 ml reagen Nelson untuk mereduksi kuprioosida menjadi
kuprooksida setelah itu dipanaskan pada air selama 20 menit. kemudian
didinginkan dan ditambahkan 1 ml arsenomolybdat untuk mereduksi endapan
kuprooksida menjadi molibdine blue berwarna biru. Kemudian menera larutan
dengan 10 ml aquades, agar larutan tidak terlalu pekat. Setelah itu divortex untuk
menghomogenkan dan masukan ke dalam kuvet yaitu tempat untuk pembacaan
absorbansi dan tahap terakhir masukan ke spektrofotometer yaitu alat untuk
mengukur absorbansinya dengan panjang gelombang 540 nm. Pengukuran
absorbansi didasarkan pada warna biru yang dihasilkan dari proses reduksi
arsenomolybdat menjadi molybdine blue.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada percobaan ini setelah dilakukan
sebanyak 8 kali, dengan konsentrasi berturut-turut 0; 0,01; 0,015; 0,02; 0; 0,01;
0,015; 0,02 nilai adsorban yang diperoleh berturut-turut 0; 0,159; 0,2265; 0,37; 0;
0,2465; 0,341; 0,453. Sehingga didapatkan rata-rata pada buah tomat sebesar
0,2245. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
nilai adsorban yang didapatkan juga akan semakin tinggi. Kemudian dapat
diketahui nilai SD dan RSD pada tomat sebesar 0,1653 dan 73,63%. Nilai standar
deviasi yang didapatkan sudah cukup akurat karena kurang dari 0,5 (Sumardjo,
2006) sehingga tingkat ketepatan pada saat praktikum sudah cukup baik.
5.4 Lemak
Metode Soxhlet merupakan metode kuantitatif untuk menentukan kadar
lemak dalam bahan pangan. Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan sampel
dalam pelarut organik yang telah dipanaskan. Keuntungan dari metode soxhlet
yaitu : metode ini dapat digunakan untuk sampel yang lunak dan yang tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung, menggunakan pelarut yang lebih sedikit,
dan pemanasan dapat diatur sederhana dan mempunyai ketepatan yang baik
(Harper et al. 1979).
Perhitungan kadar lemak menggunakan metode soxhlet menggunakan
sampel tahu sebanyak 5 gram pada 8 pengulangan. Dengan menggunakan pelarut
heksan. Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata kadar lemak bk 39,078% dan
kadar lemak bk 7,815. Menurut SNI, kadar lemak pada tahu sekitar 0,5 %. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata kadar lemak basis basah tidak sesuai dengan SNI.
Dari data SD tersebut dapat disimpulkan bahwa SD pada tahu
mempunyai
ketepatan dan ketelitian yang rendah. Ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa suatu bahan pangan yang dianalisis memiliki nilai SD melebihi 0,5 maka
data tersebut memiliki ketepatan dan ketelitian data yang rendah dan suatu bahan
pangan yang di analisis memiliki nilai SD < 0,5 maka data tersebut memiliki
ketepatan dan ketelitian data yang digunakan tinggi. Pada analisis kadar lemak
memiliki nilai SD sebesar 5,584. Hal ini menunjukakan bahwa data tersebut
memiliki ketepatan dan ketelitian data yang rendah. Nilai RSD 71,452 %. Hal ini
menunjukakan bahwa data tersebut memiliki ketepatan dan ketelitian data yang
rendah, Berdasarkan Apriyanto (1989) menyatakan, bahwa suatu bahan pangan
yang di analisis memiliki nilai RSD < 5,0 % maka data tersebut memiliki
ketetapan dan ketelitian data yang digunakan tinggi.
5.5 Protein
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan
nitrogen total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen.
Dari data hasil perhitungan yang didapatkan, kadar protein tahu didapatkan bahwa
rata-rata kadar protein pada sampel tahu sebesar 0,079 % (bb) dan 0,395 % (bk).
Data tersebut menunjukkan bahwa kadar protein tahu belum sesuai dengan syarat
mutu menurut SNI (1998) yaitu kadar protein tahu kedelai min 9,0 % (b/b),
sementara pada sampel tahu dalam praktikum ini diperoleh data kadar protein
sebesar 0,079 % (bb). Kadar protein berat basah dan berat kering diperoleh nilai
tertinggi pada ulangan ke-8 sebesar 0,083673% (bb) dan 0,418 % (bk), sebab
berat bahan yang digunakan sebagai sampel ke-8 juga yang terbesar yaitu 591,6
mg, begitu pula sebaliknya berat bahan sampel awal yang memiliki nilai terendah
maka kadar protein berat basah dan berat kering yang dihasilkan juga akan
memiliki nilai terendah yaitu pada ulangan ke-6 dengan berat bahan sampel 502,4
mg dengan kadar protein sebesar 0,0705 % (bb) dan 0,353 % (bk).
Nilai SD pada tahu dalam bb dan bk yaitu sebesar 0,004 dan 0,021. Nilai SD
berat basah dan berat kering pada bahan tidaklah jauh berbeda, sehingga nilai SD
dari tahu dapat diterima. Sesuai AOAC (2005) menyatakan bahwa nilai SD yang
memenuhi dan dapat diterima yaitu yang memiliki nilai SD <1.
Nilai RSD pada tahu dalam berat basah dan berat kering yaitu sebesar
5,357% dan 5,357 %. Namun pada pengujian sampel tahu termasuk didalam
kategori tidak teliti karena % RSD yang dihasilkan melebihi angka 5. Sesuai yang
tercantum dalam AOAC (1980) adalah sebagai berikut % RSD <1, teliti %RSD 1,
sedang % RSD 2 - 5, dan tidak teliti % RSD > 5.
disebut reaksi iodimetri karena terjadi perubahan dari tidak berwarna (bening)
menjadi berwarna biru tua.
Proses pengujian untuk sample tomat dilakukan dengan 2 kali pengenceran
yaitu masing-masing 50 mL, dan dilakukan 8 kali pengujian sehingga saat
praktikum dilakukan 8 kali titrasi.
Setelah sample ditimbang dan diencerkan, selanjutnya sample dipipet
sebanyak 20 mL dan dimasukan dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 1 mL
amilum 1% sebagai indikator, setelah itu dititrasi dengan menggunakan I2 0,01
N. Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam erlenmeyer berubah warna
menjadi biru, warna biru yang dihasilkan merupakan iod-amilum yang
menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir, indikator yang
dipergunakan dalam analisa vitamin C dengan metode iodimetri adalah larutan
amilum.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan ini, setelah dilakukan
sebanyak 8x, ml titran yang digunakan mempunyai rata-rata 1,5 ml. Kadar
vitamin C setelah perhitungan diperoleh hasil berturut-turut 33; 33; 31; 31; 26,4;
39,6; 28,6; 44 mg/100 gr sampel. Sehingga didapat rata-rata vitamin c pada 100
gram buah tomat terkandung 33 miligram Vitamin C. Sedangkan menurut SNI
kadar vitamin c pada 100 gram tomat adalah 34 miligram. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa semakin kecil volume titrasi maka semakin kecil kadar vitamin C
pada bahan tersebut. Sedangkan, kadar vitamin c tertinggi diperoleh pada ulangan
ke-8 yaitu sebesar 44 mg/100 gr sampel hal ini dikarenakan memilki volume titrsi
yang paling besar. Dari data tersebut jika dihitung dalam Berat basah kemudian di
hitung rata-rata, SD dan RSD di dapatkan hasil perhitungan berturutturut0,033;0,006, dan 18.
Vitamin C memiliki sifat yang mudah rusak dan mudah larut dalam air,
sehingga mudah teroksidasi.Pada saat titrasi, warna yang diperoleh adalah pada
saat 15 detik pertama. Sehingga jika lebih hasil yang diperoleh juga akan berbeda
yang dapat mempengaruhi hasil yang sesungguhnya. Hal tersebut di atas juga
dapat disebabkan oleh jenis sample (tomat) yang digunakan mungkin saja berbeda
baik dari segi jenis, varietas, tingkat keasaman, dan hal-hal lainnya yang
menyebabkan ketidaksamaan data yang didapat.
Kadar dari vitamin C, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Keadaan buah
tersebut, semakin layu/kusut atau tidak segarnya vitamin menyebabkan kadar
vitamin C yang terkandung dalam buah tersebut berkurang. Waktu dalam
mengekstrasi juga mempengaruhi kadar vitamin C, semakin lama waktu
mengekstrasi kandungan vitamin C akan semakin berkurang (Sudarmadji, 1989)
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kadar air tahu rata-rata bb & bk berturut-turut 85,36%; 616,82 %.
2. Kadar abu tahu rata-rata bb & bk berturut-turut 0,292 %; 1,441%
3. Kadar karbohidrat tomat 0,225 %
4. Kadar lemak tahu rata-rata bb & bk berturut-turut 7,815%; 39,078%
5. Kadar protein tahu rata-rata bb & bk berturut-turut 0,0,079%; 0,395%
6. Kadar vitamin c tomat rata-rata bb & bk berturut-turut 0,033% %; 0,57%
6.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah agar pada saat praktikum
keadaan dikondusifkan.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC, 1980.Official Methods of Analysis of the Association of OfficialAnalytical
Chemist. Washington DC. USA.
AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of The Association of Official
Analytical
Apriyanto, Anton, et al. 1989. Analisis Pangan. Bogor: IPB-press
BSNI. 1998.SNI 01-3142-1998: Syarat Mutu Tahu. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional Indonesia.
Christian, J.H.B. 1980. Reduced water activity. In J.H. Silliker, R.P. Elliot,
A.C.p79-90
Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97
24.pdf.
Fauzi, M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout.Jember: FTP
UNEJ.
Guenther,E. 2006. Minyak Atsiri, Jilid 1. Jakarta: UI-Press
Herlina, N dan H. S. Ginting, 2002. Lemak dan Minyak. Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Kimia USU, Medan.
Harper V, Rodwell W, dan Mayes PA. 1979. Biokimia. Jakarta (ID): EGC
Ihma. 2010. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Jeanist. 2012. Analitik Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1.Jakarta :Penerbit Erlangga.
Nielsen. 1998. Basic Principles of Chromatography.Food Analysis Second
Edition. Kluwer Academic/ Plenum Publisher. New York
Poedjiadi. 1994. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga .
Santoso. 2005. Pengantar Kimia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sudarmadji, S. 1989.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta :
Liberty
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 2003. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Sudarmadji.
S.
2009.
Analisis
bahan
makanan
dan
pertanian.
Yogyakarta:Liberty.
Sumardjo. 2006. Pengantar Kimia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Syarief, R. dan Halid Hariyadi., 1993.Teknologi Penyimpanan Pangan, Jakarta:
Arcan,
Team Laboratorium Kimia UMM. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia Bioligi.
Malang: Laboratorium Kimia UMM.
Tri Dewanti. 2010. Studi Kandungan Vitamin C pada Tumbuhan Kol.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wijanarko.
2002. Kimia
Analisis
Kuantitatif
Dasar
Penguasaan
Aspek
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Kadar Air
A. Berat Bahan Awal
Berat bahan awal = (berat cawan + bahan sebelum pengeringan) berat
cawan
U1 = 28,0616 23,0570 = 5,0046 g
U5 = 15,2400 10,2325 = 5,0075 g
U2 = 15,1321 10,1216 = 5,0105 g
U6 = 14,9997 9,9131 = 5,0866 g
U3 = 22,0034 16,9124 = 5,0910 g
U7 = 15,1447 10,1338 = 5,0109 g
U4 = 15,3029 10,2268 = 5,0761 g
U8 = 16,6055 11,6092 = 4,9963 g
B. Berat Bahan Setelah Pengeringan
Berat bahan setelah pengeringan = (berat cawan + bahan setelah pengeringan)
berat cawan
U1 = 23,7556 23,0570 = 0,6986 g
U5 = 10,6555 10,2325 = 0,4230 g
U2 = 10,8548 10,1216 = 0,7322 g
U6 = 10,8638 9,9131 = 0,9507 g
U3 = 17,6456 16,9124 = 0,7322 g
U7 = 10,9759 10,1338 = 0,8421 g
U4 = 10,9984 10,2268 = 0,7716 g
U8 = 12,3564 11,6092 = 0,7472 g
C. Kadar Air BB
BB =
U1 =
U2 =
U3 =
U4 =
U5 =
U6 =
U7 =
U8 =
(12)
5,0046
5,0105 (10,854810,1216)
5,0105
5,0910 (17,645616,9124)
5,0761
5,0075 (10,655510,2325)
5,0075
5,0866 (10,86389,9131)
5,0866
5,0109 (10,975910,1338)
5,0109
4,9963 (12,356411,6092)
4,9963
100 % = 86,04%
100 % = 85,34%
100 % = 85,60%
5,0910
5,0761 (10,998410,2268)
Rata-rata =
=
100 %
5,0046 (23,755623,0570)
100 % = 84,80%
100 % =91,55%
100 % = 81,31%
100 % = 83,20%
100 % = 74,72%
U1+U2+U3+U4+U5+U6+U7+U8
86,04 +85,34+85,60+84,80+91,55+81,31+83,20+74,72
672,56
8
= 84,07
SD =
(U1)+(U2)+(U3)+(U4)+(U5)+(U6)+(U7)+(U8)
(1)
=
=
(81)
(3,88)+(1,61)+(2,34)+(0,53)+(55,95)+(7,62)+(0,76)+(87,42)
160,11
7
RSD =
= 22,87 = 4,78
4,78
D. Kadar Air BK
BK =
U1 =
U2 =
U3 =
U4 =
U5 =
U6 =
U7 =
U8 =
100 %
12
5,0046 (23,755623,0570)
(23,755623,0570)
5,0105 (10,854810,1216)
(10,854810,1216)
5,0910(17,645616,9124)
(10,998410,2268)
5,0075 (10,655510,2325)
(10,655510,2325)
5,0866 (10,86389,9131)
(10,86389,9131)
5,0109 (10,975910,1338)
(10,975910,1338)
4,9963 (12,356411,6092)
(12,356411,6092)
100 % = 616,37%
100 % = 583,37%
100 % = 594,35%
(17,645616,9124)
5,0761 (10,998410,2268)
Rata-rata =
=
(12)
100 % = 557,87%
100 % = 1083,81%
100 %
= 435,04%
100 % = 495,05%
100 % = 568,67%
U1+U2+U3+U4+U5+U6+U7+U8
616,37+583,37+594,35+557,87+1083,81+435,04+495,05+568,67
4934,53
8
SD =
= 616,82
(U1)+(U2)+(U3)+(U4)+(U5)+(U6)+(U7)+(U8)
(1)
=
=
(81)
(0,2)+(1118,9)+(504,9)+(3475,1)+(218079,66)+(32681,41)+(14827,93)+(2318,42)
7
273006,52
7
RSD =
= 39000,93 = 197,49
197,49
Kadar Abu
A. Berat sampel sebelum pengabuan (g)
D=BA
Ulangan 1
Ulangan 2
D = 13.2530 8.2358
D = 15.4534 10.4552
= 5.0172
= 4.9982
Ulangan 3
Ulangan 4
D = 14.8164 9.8087
D = 13.8441 8.8625
= 5.0077
= 4.9816
Ulangan 5
Ulangan 6
D = 15.4697 10.4697
D = 14.2951 9.2951
=5
=5
Ulangan 7
Ulangan 8
D = 13.4920 8.4920
D = 13.7427 8.7427
=5
=5
Ulangan 2
E = 8.2503 - 8.2358
= 0.0145
Ulangan 4
E = 8.8760 - 8.8625
= 0.0151
Ulangan 5
Ulangan 6
E = 10.4845 - 10.4697
= 0.0148
Ulangan 7
E = 9.3103 - 9.2951
= 0.0152
Ulangan 8
E = 8.5070 - 8.4920
= 0.0150
E = 8.7586 - 8.7427
= 0.0159
F = 100%
Ulangan 1
Ulangan 2
0.0127
F = 4.9982 100%
= 0.2541%
Ulangan 3
0.0151
= 0.3015%
Ulangan 5
0.0148
5
100%
Ulangan 7
0.0150
5
= 0.3%
0.0135
F = 4.9816 100%
= 0.2710%
Ulangan 6
= 0.296%
F=
= 0.2890%
Ulangan 4
F = 5.0077 100%
F=
0.0145
F = 5.0172 100%
F=
0.0152
5
100%
= 0.304%
Ulangan 8
100%
F=
0.0159
5
100%
= 0.318%
G = 100. 100%
Ulangan 1
0.2541
G = 10079.76 100%
= 1.2554%
Ulangan 3
0.3015
G = 10079.76 100%
= 1.4896%
Ulangan 5
0.296
G = 10079.76 100%
= 1.4624%
Ulangan 7
0.3
G = 10079.76 100%
= 1.4822%
Ulangan 2
0.2890
G = 10079.76 100%
= 1.4278%
Ulangan 4
0.2710
G = 10079.76 100%
= 1.3389%
Ulangan 6
0.304
G = 10079.76 100%
= 1.502%
Ulangan 8
0.318
G = 10079.76 100%
= 1.5711%
Kadar abu
BB
(%)
(x-)2
0.2541
0.001414
0.2890
Basis kering
Ulangan
Ulangan
Kadar abu
BK
(%)
(x-)2
1.2554
0.0345
0.00000729
1.4278
0.00018
0.3015
0.000096
1.4896
0.00234
0.2710
0.000428
1.3389
0.01046
0.296
0.00001849
1.4624
0.000449
0.304
0.000151
1.502
0.003696
0.3
0.00006889
1.4822
0.001681
0.318
0.00062
1.5711
0.016874
x = 2.3336
(x-)2 = 0.00288
= 0.2917
x = 11.5292
(x-)2 = 0.07018
= 1.4412
1. SD =
=
()2
1
.
81
= 0.00041
= 0.02
2. RSD =
100%
0.02
SD =
=
()2
1
.
81
= 0.01004
= 0.1
RSD =
100%
= 0.2917 100%
= . 100%
= 6.86%
= 6.94%
Ulangan 1 : 0/10 = 0
Ulangan 2 : 0,1/10 = 0,01
Ulangan 3 : 0,25/10 = 0,025
Ulangan 4 : 0,5/10 = 0,05
Ulangan 5 : 0,75/10 = 0,075
Ulangan 6 : 1/10 = 0,1
Ulangan 7 : 1,5/10 = 0,15
Ulangan 8 : 2/10 = 0,2
b. Konsentrasi (Sampel)
Ulangan 1 : 0/10 = 0
Ulangan 2 : 0,1/10 = 0,01
Ulangan 3 : 0,15 /10 = 0,015
Ulangan 4 : 0,2/10 = 0,02
Ulangan 5 : 0/10 = 0
Ulangan 6 : 0,1/10 = 0,01
Ulangan 7 : 0,15 /10 = 0,015
Ulangan 8 : 0,2/10 = 0,02
1. Kurva Standart
Rata-rata Konsentrasi
0 + 0,01 + 0,025 + 0,05 + 0,075 + 0,1 + 0,15 + 0,2 + 0 + 0 + 0,01 + 0,025 + 0,05 + 0,075 + 0,1 + 0,15 + 0,2
16
= 0,076
1
)
(
+ (0,05-0,076)2 + (0,075-
SD konsentrasi =
= 0,00453
= 0,068
RSD konsentrasi =
x 100%
0,068
= 0,076 100%
= 89,383 %
Rata Rata Absorbansi 1
Ulangan 1 : 0+0 = 0
Ulangan 2 : (0,021+0,010)/2 = 0,0155
Ulangan 3 : (0,060+0,052)/2 = 0,056
Ulangan 4 : (0,152+0,148)/2 = 0,150
Rata-rata absorbansi 2
(0+0,0155+0,056+0,15+0,1935+0,4065+0,629+0,789+0+0,0345+0,107+0,2075+
0,3835+0,4495+0,645+0,824)/16 = 0,30566
2
SD = 161
= 0,0588467
= 0,2426
RSD =
x 100%
0,2426
= 0,0,30566 100%
= 79,37%
2. Sampel
Rata-rata konsentrasi
0+0,01+0,015+0,02+0+0,01+0,015+0,02
8
= 0,01125
(
)2 = ((0-0,01125)2 + (0,01-0,01125)2 + (0,015-0,01125)2 + (0,020,01125)2 + (0-0,01125)2 + (0,01-0,01125)2 + (0,015-0,01125)2 +
(0,02-0,01125)2 = 0,0004375
0,0004375
7
= 0,0000625
= 0,0079
RSD =
x 100%
0,0079
= 0,01125 100%
= 70,22%
Rata-rata absorbansi 1
Ulangan 1 : 0+0 = 0
Ulangan 2 : (0,162+0,156)/2 = 0,159
Ulangan 3 : (0,223+0,23)/2 = 0,2265
Ulangan 4 : (0,342+0,396)/2 = 0,37
Ulangan 5 : 0+0 = 0
Ulangan 6 : (0,247+0,246)/2 = 0,2465
Ulangan 7 : (0,34+0,342)/2 = 0,341
Ulangan 8 : (0,442+0,462)/2 = 0,453
Rata-rata absorbansi 2
= 0+0,159+0,2265+0,37+0+0,2465+0,341+0,453
8
= 0,2245
2
0,191718
81
SD =
= 0,027339
= 0,1653
RSD =
x 100%
0,1653
= 0,2245 100%
= 73,63%
Kurva dengan nilai R terbesar
0.4
0.3
Absorban (rata-rata)
0.2
0.1
0
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
Kadar Lemak
Berat lemak = berat labu lemak dan ekstrak
lemak berat labu lemak kosong
0,301 g
Kadar lemak bb =
100%
Ulangan 5
berat lemak = 35,0734 34,7724 =
kadar lemak bb =
0,301
5,0942
100%
= 5,908 %
Kadar lemak bk =
29,54 %
100
100%
kadar lemak bk =
5,908
10080
100% =
Ulangan 6
Ulangan 1
0,2859 g
kadar lemak bb =
0,2859
5,0424
100% = 5,7
%
kadar lemak bb =
0,2279
5,0789
100% = 4,487 %
kadar lemak bk =
5,7
10080
100% = 28,5
kadar lemak bk =
4,487
10080
Ulangan 2
0,1721 g
kadar lemak bb =
0,1721
5,0539
100% =
3,405 %
kadar lemak bb =
0,2123
100% = 4,214 %
5,0375
kadar lemak bk =
3,405
10080
100% =
17,025 %
kadar lemak bk =
4,214
10080
100% = 21,07 %
Ulangan 8
Ulangan 3
0,2807 g
kadar lemak bb =
0,2807
5,0182
100% = 5,594
%
kadar lemak bb =
0,9391
5,077
100% = 18,497 %
kadar lemak bk =
5,594
10080
100% =
27,97 %
kadar lemak bk =
18,497
10080
100% = 92,485%
Ulangan 4
berat lemak = 32,9787 32,2330 = 0,7457 g
kadar lemak bb =
0,7457
5,0662
100% = 14,720 %
Rata-rata
Kadar lemak bb = 4,487 + 4,214 + 18,497 + 14,720 + 5,908 +5,7 +3 ,405 + 5,594 = 7,815
8
Kadar lemak bk = 22,435 + 21,07 +92,485 + 73,6 + 29,54 + 28,5 + 17,025 + 27,97 =
39,078
8
Standar Deviasi
Bb =
=
=
, + , + , + , + , + , + , + ,
RSD =
5,584
7,815
= 5,584
100% = 71,452 %
Bk =
, + , + , + , + , + , + , + ,
RSD =
27,923
39,078
= 27,923
100% = 71,454 %
Kadar Protein
N Total (%) =
( ) 14,008
N Total (%) =
= 0,014007%
540
Kadar Protein (%) = 0,014007 5,7 = 0,07984%
Ulangan 2
N Total (%) =
= 0,01407%
N Total (%) =
= 0,014007%
510
Kadar Protein (%) = 0,014007 5,7 = 0,07984%
Ulangan 4
N Total (%) =
= 0,013283%
N Total (%) =
= 0,014618%
596
Kadar Protein (%) = 0,014618 5,7 = 0,083323%
Ulangan 6
N Total (%) =
= 0,012379%
= 0,013862%
= 0,014679%
=
= 0,55 %
=
=
=
=
= 0,033 %
100 %
100
Ulangan 3 dan 4
db
wb
100
=
= 0,52 %
=
=
=
=
= 0,031 %
wb
100 %
Ulangan 5
db
=
= 0,43 %
=
=
=
=
= 0,026 %
100 %
100
Ulangan 6
db
wb
100
=
= 0,67 %
=
=
=
100 %
Ulangan 7
wb
= 0,04 %
=
db
=
= 0,48 %
=
=
=
=
= 0,029 %
100 %
100
Ulangan 8
db
wb
100
=
= 0,73 %
=
=
=
100 %
Rata
= 0,044
% Rata
wb
8
0,267
8
= 0,033 %
Db
= 0,57 %
Standart Deviasi
(X - x1)
(X x2)
(X x3)
(X x4)
(X x5)
(X x6)
(X x7)
= (0,033 0,033)
= (0,033 0,033)
= (0,033 -0,031)
= (0,033 -0,031)
= (0,033 0,026)
= (0,033 0,040)
= (0,033 0,029)
=0
=0
= 4.10-6
= 4.10-6
=4,9.10-5
=4,9.10-5
=1,6.10-5
(X x8)
(X xn)
1
0,000243
bb =
= 81
= (0,57 0,55)
= (0,57 0,55)
= (0,57 - 0,52)
= (0,57 - 0,52)
= (0,57 0,43)
= (0,57 0,67)
= (0,57 0,48)
= (0,57 0,73)
(X xn)
(X - x1)
(X x2)
(X x3)
(X x4)
(X x5)
(X x6)
(X x7)
(X x8)
(X xn)
1
0,87
bk =
bb =
= 0,0000347 = 0,006
bk =
0,006
0,033
100 = 18
0,098
0,57
= 4 10-4
= 2.5 10-3
= 2.5 10-3
= 2 10-2
= 1 10-2
= 8,1 10-1
= 2,6 10-2
= 0,87
= 81 = 0.1243 = 0.353
RSD
= 4 10-4
100 = 17,19
LAMPIRAN FOTO
a. Kadar Air
No.
1.
Gambar
Keterangan
Penimbangansampel
2.
Penimbangandalambotoltimbang
5g
3.
Di eksikatorselama 15 menit
b. Kadar abu
No.
1.
Gambar
Keterangan
Penimbangansampel
2.
Penimbangandalambotoltimbang
5g
4.
Di eksikatorselama 15 menit
c. Kadar Karbohidrat
N
o
Gambar
Keterangan
1.
Persiapansampel
2.
Penambahan CaCO3
4.
Pengukurannilaiabsorbansmenggunakanrefrakto
meter
Ektraksi
5.
d. Kadar Lemak
No
.
Gambar
Keterangan
1.
Sampel (Tahu)
2.
Penimbangansampeldankertassaringsebelumdiekstr
aksi
3.
4.
Eksikatorselama 15 menit
Pengovenansampelselama 6 jam
5.
PenambahanLarutanHeksan
6.
EkstraksiSoxhlet
7.
8.
Lemakdiovendandieksikator
9.
Lemakditimbangsampaidiperolehberat yang
konstan
e. Kadar Protein
No
1
Gambar
Keterangan
Pengecilan ukuran tahu
Labu Kjeldahl
Destilator
Biuret
Titrasi
f. Vitamin C
No
Gambar
Keterangan
Larutan Iodin
Labu Takar
Proses sentrifugasi
Proses penyaringan
Penambahan amilum 1 %
Proses Titrasi