Anda di halaman 1dari 13

Makalah Kinetika Kimia dan Katalisis

KINETIKA ADSORPSI

YOGI SANTOSO
H31113021

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
i

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat yaitu
antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang murni dari campuran adalah larutan.
Larutan memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam
kebanyakan berlangsung dalam larutan air. Tubuh menyerap mineral, vitamin dan
makanan dalam bentuk larutan. Pada tumbuhan, nutrisi diangkut ke dalam larutan
air ke seluruh bagian jaringan. Obat-obatan biasanya merupakan larutan air atau
alkohol dalam senyawa fisiologis aktif (Yazid, 2005).
Pada saat teradsorpsi, zat terlarut dipaksa untuk berpindah oleh aliran maju
fase bergerak, akibatnya hanya molekul-molekul dengan afinitas yang lebih besar
terhadap adsorben yang akan secara selektif tertahan. Gaya-gaya intra molekul
terjadi karena sifat alamiah permukaan memasukkan suatu diskontinuitas ke
dalam sistem, pada setiap bidang datar muka terdapat efek energi permukaan,
pada gaya London yang relatif lemah berbentuk antara semua permukaan dengan
setiap molekul polar yang teradsorpsi (Khopkar, 1990).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1

Apakah adsorpsi itu?

Apa yang mempengaruhi besar kecilnya adsorpsi?

Bagaimana proses adsorpsi arang aktif?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu zat, ion atau molekul
yang melekat pada permukaan. Sedangkan bila penyerapan sampai ke bawah
disebut absorpsi. Partikel koloid mempunyai permukaan yang luas, sehingga
mempunyai daya adsorpsi yang besar. Suatu koloid umumnya mengadsorpsi
ion-ion positif dan negatif (Yazid, 2005).
Misalnya sol Fe(OH)3 dalam air mampu menyerap ion H +, sehingga
bermuatan positif. Sedangkan sol As2S3 mampu mengadsoprsi ion-ion negatif S2sehingga mejadi bermuatan negatif. Partikel-partikel koloid juga mudah
mengadsorpsi zat warna, misalnya pada peristiwa pencelupan warna tekstil. Sifat
adsorpsi partikel koloid banyak dimanfaatkan pada proses-proses seperti
penjernihan

air,

pemutihan

suatu

bahan

yang

masih

mengandung

pengotor (Yazid, 2005).


Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau porositas,
menyebabkan sebagian molekul terikat lebih kuat pada permukaan dari pada
molekul lainnya. Adapun syarat-syarat untuk berjalannya suatu proses adsorbsi,
yaitu terdapat (Hartini, 2011):
1. Zat yang mengadsorbsi (adsorben)
2. Zat yang teradsorbsi (adsorbat)
3. Waktu pengocokan sampai adsorbsi berjalan seimbang.
Adsorbsi dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu adsorbsi secara kimia
dan secara fisika. Adsorbsi secara kimia (kemisorbsi) adalah adsorbsi yang terjadi
karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh reaksi kimia. Adsorbsi jenis ini

mengakibatkan terbentuknya ikatan secara kimia, sehingga diikuti dengan reaksi


berupa terbentuknya senyawa baru. Pada kemisorbsi permukaan padatan sangat
kuat mengikat molekul gas atau cairan sehingga sukar untuk dilepas kembali
2
sehingga proses kemisorbsi sangat sedikit (Hartini, 2011).
Adsorbsi fisika (fisiosorbsi) adalah adsorbsi yang terjadi karena adanya
gaya-gaya fisika. Adsorbsi ini dicirikan adanya kalor adsorbsi yang kecil
(10 kkal/mol). Molekul-molekul yang diadsorbsi secara fisik tidak terikat secara
kuat pada permukaan dan biasanya terjadi pada proses reversible yang cepat,
sehingga mudah diganti dengan molekul-molekul yang lain (Hartini, 2011).
2.2 Kinetika Adsorpsi
Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan
laju reaksi. Hanya saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas
sifat penting dari permukaan zat. Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu
fluida oleh adsorben dalam suatu jangka waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu
zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan konsentrasi zat teradsorpsi
tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) serta memplotkannya
pada grafik. Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan
adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan
waktu. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya:

Macam adsorben

Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate)

Luas permukaan adsorben

Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate)


3

Temperatur

2.3 Adsorben
Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik
cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik,
hanya menyerap zat tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi,
disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi. Adsorben yang
paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang. Karbon
aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya dibuat dengan cara
membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang
terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena
terjadi interaksi tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk
menghilangkan zat-zat warna dalam larutan.
2.4 Karbon Aktif
Karbon aktif merupakan arang dengan struktur amorphous atau
mikrokristalin yang sebagian besar terdiri karbon bebas dan memiliki permukaan
dalam (internal surface), biasanya diperoleh dengan perlakuan khusus dan
memiliki luas permukaan berkisar antara 300-2000 m 2/gr. Secara umum, ada dua
jenis karbon aktif yaitu karbon aktif fasa cair dan karbon aktif fasa gas
(Ramdja dkk., 2008).
Karbon aktif fasa cair dihasilkan dari material dengan berat jenis rendah,
seperti arang dari bambu kuning yang mempunyai bentuk butiran (powder), rapuh
(mudah hancur), mempunyai kadar abu yang tinggi berupa silika dan biasanya
digunakan untuk menghilangkan bau, rasa, warna, dan kontaminan organik

lainnya. Sedangkan karbon aktif fasa gas dihasilkan dari material dengan berat
jenis tinggi (Ramdja dkk., 2008).
Karbon aktif (AC) dibuat dari kulit hazelnut menggunakan dua langkah
karbonisasi diikuti oleh aktivasi uap. Pewarna Metilen biru digunakan sebagai
pemeriksaan untuk evaluasi karbon aktif yang disiapkan. Sebagai perbandingan,
4
karbon aktif (bubuk) kelas komersial yang diperoleh dari Perusahaan Merck juga
digunakan dalam penelitian sebagai standar. Dalam penelitian ini, adsorpsi ion
merkuri oleh karbon aktif diresapi dengan bahan kimia yang berbeda. Ditemukan
bahwa penyerapan ion merkuri dari larutan oleh karbon aktif dapat ditingkatkan
dengan meresapi AC dengan bahan kimia yang sesuai seperti senyawa yang
mengandung sulfur (Khalkhali dan Omidvari, 2005).
Ada tiga bentuk umum dari unsur karbon yaitu karbon hitam, grafit dan
berlian. Karbon tidak dapat membentuk ikatan ionik, tetapi hanya ikatan kovalen
setiap atom. Pengaturan empat ikatan kovalen memberikan kemampuan geometris
pada karbon untuk membentuk banyak senyawa yang biasanya disebut sebagai
senyawa organik (Kislaya, 2011).
Secara umum dan sederhana, proses pembuatan arang aktif terdiri dari 3
tahap, yaitu (Atkins, 1997):
1

Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai


temperatur 170 C.

Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas


170 C akan menghasilkan CO dan CO2. Pada suhu 275 C, dekomposisi
menghasilkan tar, methanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan
karbon terjadi pada temperatur 400-600 C.
5

Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan


uap atau CO2 sebagai aktifator.
Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang

yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan
hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang
mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya
bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.
Menurut Brady (1999), dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
daya serap adsorpsi, yaitu:
Sifat serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi
kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa.
Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul
serapan dari struktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga
dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, dan struktur
rantai dari senyawa serapan.

Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur

pada saat berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses


adsorpsi adalah viskositas dan stabilitas senyawa serapan. Jika pemanasan tidak
mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna
maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk
senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila
memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.

pH (derajat keasaman)
6

Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan,


yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan
asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya
apabila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi
akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.

Waktu singgung
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk

mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan


jumlah arang yang digunakan.
Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi
waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada
partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan.
Secara garis besar penyerapan arang aktif terhadap zat yang terlarut adalah:
1

Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju lapisan luar dari


adsorben (arang).

Zat teradsorpsi diserap oleh permukaan arang aktif.

Zat teradsorpsi akhirnya diserap oleh permukaan dalam atau permukaan


porous arang.

Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap dari arang
aktif adalah :
1

Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya besar pada arang aktif sehingga
menimbulkan gejala kapiler yang menyebabkan adanya daya serap.

Adanya permukaan yang luas (300 3500 cm2/gram) pada arang aktif
sehingga mempunyai kemampuan daya serap yang besar.

Menurut SII No.0258-79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan


seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Spesifikasi karbon aktif
JENIS

PERSYARATAN

Bagian yang hilang pada pemanasan 950 C

Maks. 15%

Air

Maks. 10%

Abu

Maks. 2,5%

Bagian yang tidak diperarang

Tidak nyata

Daya serap terhadap larutan

Min. 20%

BAB III
8

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya yaitu:
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu zat, ion atau molekul
yang melekat pada permukaan. Sedangkan bila penyerapan sampai ke bawah
disebut absorpsi. Partikel koloid mempunyai permukaan yang luas, sehingga
mempunyai daya adsorpsi yang besar. Suatu koloid umumnya mengadsorpsi ionion positif dan negatif. Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh
adsorben dalam suatu jangka waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat
diketahui dengan mengukur perubahan konsentrasi zat teradsorpsi tersebut, dan
menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) serta memplotkannya pada grafik.
Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat
didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan
atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya macam
adsorben dan zat yang diadsorpsi (adsorbate), luas permukaan adsorben,
konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate), dan temperatur.
Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik
cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik,
hanya menyerap zat tertentu. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi,
yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan
persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh
molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik menarik.
DAFTAR PUSTAKA
9

Atkins, P.W., 1997, Kimia Fisika Jilid 2, Erlangga, Jakarta.


Brady, James, 1999, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.

Hartini, Y., 2011, Adsorpsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari
Sabut Kelapa, Prosiding Seminar Nabional Teknik Kimia Kejuangan, 2
(5), 1-5.
Khalkhali RA, Dan Omidvari, R., 2005, Adsorpsi Merkuri Ion dari berair Solusi
Menggunakan Karbon Aktif, Polandia Journal of Environmental Studies,
14 (2), 185-188.
Kislaya, S., 2011, Basic Chemistry, Shree Balaji Art Press, Delhi.
Ramdja, A.F., Halim, M., dan Handi, J., 2008, Pembuatan Karbon Aktif dari
Pelepah Kelapa, Jurnal Teknik Kimia, 2 (15), 1-8.
Yazid, E., 2005, Kimia Fisika untuk Paramedis, Andi, Yogyakarta.

KATA PENGANTAR
10
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan

makalah

ilmiah

tentang

adsorpsi

dengan

baik.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah

berkontribusi

dalam

pembuatan

makalah

ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar

kami

dapat

memperbaiki

makalah

ilmiah

tentang

adsorpsi

ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang adsorpsi ini
dapat

memberikan

manfaat

maupun

inpirasi

terhadap

pembaca.

Makassar, November 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
ii

SAMPUL HALAMAN.........................................................................................i
KATA PENGANTAR .....................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................2
2.1 Adsorpsi............................................................................................................2
2.2 Kinetika Adsorpsi ............................................................................................3
2.3 Adsorben...........................................................................................................4
2.4 Karbon aktif......................................................................................................4
BAB III. KESIMPULAN.....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10

iii

Anda mungkin juga menyukai