PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Artritis gout merupakan penyakit heterogen sebagai akibat deposisi
kristal monosodium urat pada jaringan atau supersaturasi asam urat didalam
cairan ekstarseluler (Anastesya W, 2009).
Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung meningkat.
Penyakit gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia.
Prevalensi asam urat cenderung memasuki usia semakin muda yaitu usia produktif
yang nantinya berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Prevalensi asam
urat di Indonesia terjadi pada usia di bawah 34 tahun sebesar 32% dan kejadian
tertinggi pada penduduk Minahasa sebesar 29,2%. Pada tahun 2009, Denpasar,
Bali, mendapatkan prevalensi hiperurisemia sebesar 18,2%. (Pratiwi VF, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari artritis gout?
2. Apa etiologi dari artritis gout?
3. Bagaimana prognosis dari artritis gout?
4. Apa saja manifestasi klinis dari artritis gout?
5. Bagaimana klasifikasi dari artritis gout?
6. Bagaimana patofisiologi dari artritis gout?
7. Bagaimana komplikasi dari artritis gout?
8. Bagaimana pemeriksaan lab dari artritis gout?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari artritis gout?
10. Bagaimana pengkajian dari artritis gout?
11. Apa saja diagnosa keperawatan yang ditemukan pada artritis gout?
12. Bagaimana rencana asuhan keperawatan pada artritis gout?
C. Tujuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
D. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak baik penulis maupun pembaca. Manfaat lain dari penulisan
makalah
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Anastesya (2009) menjelaskan bahwa Artritis
Gout
merupakan
penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan
atau supersaturasi asam urat didalam cairan ekstarseluler.
B. Etiologi
Andry (2009) mengungkapkan bahwa faktor yang menyebabkan orang
terserang penyakit artritis gout adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Usia
Asupan senyawa purin berlebihan
Konsumsi alkohol berlebih
Kegemukan (obesitas)
Kurangnya aktivitas fisik
Hipertensi dan penyakit jantung
Obat-obatan tertentu (terutama diuretika)
Gangguan fungsi ginjal
C. Prognosis
Tanpa pengobatan, serangan akut gout biasanya sembuh dalam lima
sampai tujuh hari. Namun, 60% dari orang mengalami serangan kedua dalam satu
tahun. Mereka dengan gout berada pada peningkatan risiko hipertensi, diabetes
mellitus, sindrom metabolik, dan ginjal dan penyakit kardiovaskular, dan dengan
demikian akan meningkatkan risiko kematian. Hal ini mungkin sebagian karena
hubungannya dengan resistensi insulin dan obesitas, tetapi beberapa dari
peningkatan risiko tampaknya independen. (Misnadiarly, 2008)
Tanpa pengobatan, episode gout akut dapat berkembang menjadi gout
kronik dengan kerusakan permukaan sendi, deformitas sendi, dan tophi
menyakitkan.Tophi ini terjadi pada 30% dari mereka yang tidak diobati selama
lima tahun, sering dalam helix telinga , atas olecranon proses, atau pada tendon
Achilles. Dengan pengobatan agresif, mereka dapat membubarkan. Batu ginjal
juga sering menyulitkan gout, mempengaruhi antara 10 dan 40% dari orang, dan
terjadi karena pH urin rendah mempromosikan pengendapan asam urat.Bentuk
lain dari disfungsi ginjal kronis dapat terjadi. (Misnadiarly, 2008)
D. Manifestasi Klinis
Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari artritis gout, antara lain:
1. Tanpa gejala
Pada tahap ini terjadi kelebihan asam urat tetapi tidak
menimbulkan gejala klinik. Penderitan harus di upayakan untuk
(Suntoko, 2010)
Artritis gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan
kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic
yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam
kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat
lainnya
adalah
obesitas
(kegemukan),
penyakit
kulit
Alkohol
Makanan
(kepiting, seafood, dll.)
Proses peradangan
Penimbunan pd membran sinovial & tl. Rawan artikular
MencapaiKurang
hipotalamus
pengetahuan/pemahaman trhdap penyakit
Pelepasan MUS
Erosi tl. Rawan, poliferasi sinovial & pembentukan panus
Penimbunan kristal urat
Cemas
Terbentuk tofus, fibrosis, akilosis pd tulang
Hipertermi
Ansietas
Meransang nosiseptor
6
Medulla spinalis
Kortex serebri
Tofus-tofus mengering
Nyeri di persepsikan
Nyeri
G3 Citra Tubuh
Resiko jatuh
(resmisari T. Liena. Editors. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC: 2007. p.250)
G. Komplikasi
Ada beberapa masalah kesehatan lainnya yang bisa muncul akibat
penyakit asam urat atau gout. Komplikasi tersebut diantaranya adalah penyakit
batu ginjal, munculnya benjolan-benjolan di bawah kulit yang disebut tofi dan
kerusakan
sendi
yang
dapat
memengaruhi
kehidupan
sehari-hari.
(Misnadiarly,2008)
1. Penyakit Batu Ginjal
Gout dapat menciptakan endapan-endapan di dalam ginjal,
terlebih jika kadarnya yang tinggi. Umumnya endapan-endapan tersebut
berukuran mikro dan dapat secara alami dikeluarkan melalui saluran
kemih. Namun jika ukurannya terlalu besar, maka akan menimbulkan
masalah kesehatan yaitu penyakit batu ginjal. Menurut data, sekitar 10%25%
penderita
gout
turut
mengalami
masalah
batu
ginjal.
(Misnadiarly,2008)
2. Munculnya Benjolan-benjolan Tofi
Tofi adalah gumpalan yang terbentuk akibat endapan kristalkristal asam urat di bawah kulit. Biasanya tofi muncul pada penderita
gout parah atau gout yang sudah lama tidak ditangani. Namun ada juga
tofi yang muncul pada penderita yang bahkan belum pernah mengalami
serangan akut. (Misnadiarly,2008)
3. Kerusakan pada Sendi
Kerusakan sendi terjadi akibat penyakit gout yang tidak kunjung
ditangani. Kristal-kristal natrium urat yang terus menumpuk dan
membentuk tofi di dalam tulang rawan dan tulang sendi, lambat laun
akan terus merusak sendi dan bahkan kerusakan tersebut pada akhirnya
menjadi permanen. (Misnadiarly,2008)
H. Pemeriksaan Lab
Agar diagnosis tepat biasanya akan dilakukan tes atau pemeriksaan lebih
lanjut untuk memastikan apakah pasien terkena penyakit asam urat atau
kondisi lainnya. Beberapa tes tersebut diantaranya adalah pemeriksaan darah,
bisa
lebih
mengarah
pada
penyakit
asam
urat.
(Misnadiarly,2008)
4. Pemindaian ultrasound
Pemindaian ultrasound pada sendi yang mengalami radang kini
marak digunakan. Alasannya adalah metode ini dianggap sederhana dan
aman untuk mendeteksi keberadaan kristal-kristal natrium urat di dalam
tulang rawan sendi atau di bawah kulit yang biasanya tidak akan terlihat
melalui pemeriksaan fisik. (Misnadiarly, 2008)
I. Penatalaksanaan
Anastesya (2009) mengungkapkan Penatalaksanaan ditujukan untuk
mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang dan
pencegahan komplikasi.
1. Penatalaksanaan farmakologi
Pilihan terapi gout akut adalah NSAID, COX2 inhibitor,
colchicines, dan kortikosteroid sitemik atau intraartikular. Pada
kebanyakan pasien tanpa komplikasi atau komorbid, NSAID merupakan
obat pilihan. (Anastesya, W. 2009)
Faktor terpenting untuk keberhasilan terapi adalah kecepatan
pemberian NSAID, harus segera digunakan pada saat timbul gejala
serangan.
Kolkisin
merupakan
alternatif,
tapi
sifat
toksiknya
adalah
urikosurik
(probenesid,
benzbromarone).
(Anastesya,W.2009)
2. Penatalaksanaan non farmakologi
Terapi nonobat merupakan strategi esensial dalam penanganan
gout. Gout adalah gangguan metabolik, yang dipengaruhi oleh diet,
asupan alkohol, hiperlipidemia dan berat badan. Intervensi seperti
istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin, modifikasi diet,
mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada pasien
yang kelebihan berat badan terbukti efektif. (Anastesya, W. 2009)
10
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas : Data identitas pasien secara lengkap
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama :
Klien mengatakan terasa nyeri hebat pada persendian dan
disekitarnya.
2) Riwayat keluhan utama :
11
Q
R
T
hiperurisemia
: nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk
: nyeri pada sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki.
: nyeri yang dirasakan antara 1-3 pada rentang
pengukuran 0-5. Tidak ada hubungan antara
beratnya nyeri dan luas kerusakan yang terlihat
sampai
kaki
(menggunakan
Data
fokus)
dengan
:
12
: 5-20 ,mg/dl
:0,5-1 mg/dl
b. Pemeriksaan radiologi
Gambar 1 dan Gambar 2
Baca 1)
Baca 2)
Gambar 1
Gambar 2
Foto Konvensional (X-Ray)
1) Ditemukan pembengkakan jaringan lunak dengan kalsifikasi
(tophus) berbentuk seperti topi terutama di sekitar sendi ibu
jari kaki.
2) Tampak pembengkakan sendi yang asimetris dan kista
arthritis erosif.
3) Peradangan dan efusi sendi
c. Hasil konsultasi
d. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
B. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri Akut (00132)
Domain
: 12 Kenyamanan
13
Kelas
: 1 Kenyamanan Fisik
2. Hipertermia (00007)
Domian
: 11 Keamanan/Perlindungan
Kelas
: 6 Termoregulasi
: 4 Aktivitas/Istrahat
Kelas
: 2 Aktivitas/Latihan
: 6 Presepsi/Kognisi
Kelas
: 3 Citra Tubuh
: 11 Keamanan/Perlindungan
Kelas
: 2 Cedera Fisik
6. Ansietas (00145)
Domain
: 9 Koping/Toleransi Stres
Kelas
: 2 Respons Koping
14
15
Diagnosa
Nyeri Akut (00132)
NIC
Pain level
Pain Menegement
Pain control
Comfort level
Tujuan :
termasuk lokasi,
Setelah
frekuensi, kualitas
presipitasi
Kriteria Hasil :
dilakukan
(tahu
untuk
Lakukan pengk
karakteristik, duras
tindakan
penyebab
Observasi reaks
nonverbal dari
ketidaknyamanan
nyeri,
menggunakan
mampu
tehnik
Intervensi
non
menemukan dukun
nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan
farmakologi
mengurangi
Bantu pasien da
Kontrol lingkun
bahwa nyeri
dapat mempengaru
dengan
menggunakan management
pencahayaan dan k
berkurang
nyeri
Mamp
mengenali
nyeri
16
(skala
diamati
nyeri,
intensitas,
intervensi
Berikan analge
mengurangi nyeri:
Tingkatkan isti
Gangguan tidur
2.
NOC
NIC
Domain 11:
Thermoregulation
Fever treatment
Keamanan/Perlindungan
Tujuan :
Kelas 6: Termoregulasi
Setelah
Monitor warna
masalah
Monitor intake
Batasan karakteristik :
teratasi.
Konvulsi
Kriteria Hasil :
Kulit kemerahan
3.
Penyakit
Peningkatan laju
dilakukan
hipertermi
tindakan
Monitor suhu s
mungkin
dapat
normal
output
Kompres pasien
normal
Tidak ada perubahan warna
kulit dan tidak ada pusing
inflamasi
Monitor TD, na
metabolisme
Hambatan Mobilitas Fisik
NOC
NIC
(00085)
Exercise therapy : am
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Mobility Level
Kelas 2 : Aktivitas/Latihan
Transfer performance
ambulasi sesuai de
Konsultasikan d
17
Tujuan :
Setelah
menggunakan tong
Batasan Karakteristik :
fisik teratasi.
cedera
Keterbatasan kemampuan
Kriteria Hasil :
melakukan keterampilan
Klien
Keterbatasan rentan
pergerakan sendi
Ketidakstabilan postur
Pergerakan lambat
Intoleran aktivitas
Ansietas
kebutuhan
dilakukan
tindakan
meningkat
dalam
dari
peningkatan mobilitas
Kaji kemampua
dalam mobilisasi
Memverbalisasikan
perasaan
Ajarkan pasien
tenaga kesehatan la
aktivitas fisik
Mengerti
Dampingi dan B
dalam
meningkatkan kemampuan
berpindah
Memperagakan penggunaan
alat bantu untuk mobilitas
(walker)
Kontraktur
Kaku sendi
Gangguan musculoskeletal
Agens obat
18
4.
NIC
Domain 6 : Persepsi/kognisi
Body image
Self esteem
Tujuan
Setelah
fisik individu.
Batasan Karakteristik
teratasi.
individu
Kriteria Hasil
dilakukan
Mampu
struktur, fungsi)
yang mencerminkan
tubuh
dirinya
Jelaskan tentang p
secara
perubahan
Mempertahankan
prognosis penyaki
Dorong klien
mengungkapkan
mengidentifikasi
Mendiskripsikan
faktual
kekuatan personal
Mengungkapkan persepsi
perubahan pandangan tentang
tindakan
perawatan kemaju
nonverbal terhadap
perasaannya
Identifikasi arti
pengurangan mela
fungsi
bantu
interaksi
social
penampilan
5.
NOC
NIC
Fall Prevention
Keamanan/Perlindungan
Tujuan :
Definisi : Peningkatan
pasien
Faktor Resiko:
Kriteria Hasil :
Medikasi
Gerakan terkoordinasi :
Domain 11 :
Penggunaan alkohol
Fisiologis
Atritis
Sarankan
Mendorong pas
menggunakan ton
Ajarkan
bagaimana
jatuh
meminimalkan ced
Mengidentifika
19
Penurunan kekuatan
ekstremitas bawah
6.
karakteristik
li
penggunaan alcohol
untuk
(misalnya, lantai y
Ansietas (00145)
NOC
NIC
Domain 9 : Koping/Toleransi
Anxiety Reduction
Stres
Kelas 2 : Respons Koping
Definisi : Perasaan tidak nyaman
atau kekhawatiran yang samar
disertai respons autonon (sumber
sering kali tidak spesifik atau
tidak diketauhi oleh individu) ;
perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya.
Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan
memampukan individu untuk
bertindak menghadapi ancaman.
Tujuan :
memberikan keam
mengurangi takut
Identifikasi tingka
kecemasan
Instruksikan pasie
Kriteria Hasil :
Klien mampu
engidentifikasi,
menggunakan tekn
mengungkapkan gejala
relaksasi
cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tekhnik untuk
mengontrol cemas
Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan
Perilaku
tingkat aktivitas
Penurunan produktivitas
Mengekspresikan
Pahami prespektif
Batasan Karakteristik :
menunjukkan berkurangnya
kecemasan
kekhawatiran karena
prubahan dalam peristiwa
hidup
Tampak waspada
20
Afektif
Gelisah
Ketakutan
Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidakberdayaan
kesehatan
Ancaman pada status
kesehatan
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan :
1. Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria
dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan
pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
2. Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat
dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik.
3. Tujuan dari pengobatan asam urat adalah membatasi serangan akut,
mencegah kekambuhan (khususnya serangan gout artritis), dan mencegah
komplikasi yang terkait dengan pengendapan kristal urat di jaringan.
Edukasi pasien dan pemahaman mengenai dasar terapi diperlukan untuk
menjamin keberhasilan terapi gout.
4. Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal
terjadi keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga
(2/3) Jumlah yang, diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal
dan sisanya melalui feses. Serum asam urat normal dipertahankan antara
3,4 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 6,0 pada wanita, pada level lebih dari
7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai
bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti
tentang
rencana
keperawatan
pada
pasien
dengan
artritis
gout,
22
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan artritis
gout maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan
kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.
3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis
dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan
memotivasi klien dalam proses penyembuhan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anastesya, W. 2009. Artritis Pirai (Gout) dan Penatalaksanaannya. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Andry, Saryono, Arif S. U. 2009. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi
Kadar
Asam
Urat
pada
Pekerja
Kantor
di
Desa
KarangTuri,
2008.
Mengenal
Penyakit
Artritis.
Online
Journals,
24
25