Catatan Instrumen
Catatan Instrumen
sampelnya ditambah kalium banyak2 jadi api nya sibuk mengionkan kalium
sehingga melupakan magnesium nya. Sehingga magnesiumnya tidak terionisasi.
(harus tau sifat-sifat periodik unsur). Membakar gas itu gak sederhana. Terlalu
cepat gak bisa malah mati.
Kalo analisa Mg dipanasi yg jd atom sedikit.
Panjang gelombang Yg diserap logam yg dianalisa pasti sama dg panjang
gelombang yg dipancarkan sumber cahaya (fluoresensi resonansi)
PR : bgmna hollow kathod bs menimbulkan cahaya yg spesifik?
- Katode dan anode nya diberi tegangan minimal 0,5 kV. Kalo diberi tegangan
tinggi maka akan terjadi loncatan elektron dari katode anode. Gas
pengisinya biasanya argon , helium. Ion-ion positif gas pengisi akan mengisi
dan menumbuk
- Untuk apa atom menyerap cahaya?
Makin panjang pindahnya makin pendek lamdanya. Makin besar energi makin
besar frekuensi.
Kalo yg non logam yg tdk mudah menguap sulit di analisis dg AAS krna ketika
diatomkan dia musnah.
Knpa monokromatornya dibelakang flame? Karena kalo apinya didepan yg terukur
bukan cahayanya tapi apinya. Bagian HCL :
-wadah, katoda, anoda, diisi gas Ne atau Ar pd tekanan rendah. 1mmHg. Quortz.
Katoda dan anoda diberi tegangan min 1 kV. Akibtnya dari katoda terjadi loncatan
eektron ke anoda. Sebagian katoda akan menabrak atom pengisi, akan terionisasi
shga trjadi ion positif. Akan bergerak ke katoda, masuk ke lobangnya
Nebulizer pembuat kabut.
Nebula=kabut (fog)- campuran titik2 cairan yg lembut dengan gas.
Furnace terbuat dr karbon. Dilindungi oleh gas inert supaya tdk terbakar.
Detectornya canggih multichannel detector. Pemansannya dengan listrik.
Overlap : bertumpuk.
Serapan latar : base land. Alat gak tau kalo dia ngukurnya molekulnya ter ikut.
Misalnya ada a b c. sebetulnya serapannya tu Cuma b c aja. Nah supaya kita bisa
mengukur a b caranya dg mengukur absorbansi disekitarnya. Baru tu ac-ab.
Kenapa asetilen? Krna pembakarannya jauh lebih tinggi suhu dg kecepatannya yg
sama jika dibandingkan dg gas alam lainnya.
Semua alat instrumen harus dikalibrasi.
H dan He ,
Semakin kecil jari2 semakin sulit dilepas elektronya dari protonnya. Release :
membebaskan.
Ca3(PO4)2 sukar menguap.
Tranlasi= berpindah tempat. Pusat massanya berpindah tempat.
IR nya bluetooth lebih kecil.
Vibrasi itu ada dua macam.
F=-kx
m.a=-kx
m d2x/dt2=kx
misal.
X= A cos wt
Dx/dt=A 1/w sin wt
D2x/dt2=-A 1/w2 cos wt
N=banyaknya atom
Kemampuan suatu atom untuk menarik elektron ikatan disebut elektronegatifitas.
(F yg paling besar.) Dari kiri ke kanan semakin besar. Atas ke bawah semakin
kecil. Gas mulia tidak pernah berikatan.
Momen dipol itu vektor.
PR tentukan berapa jumlah vibrasi pada CO2. Apa apa aja vibrasinya. Trus dia IR
aktif atau gak.
H2O
Formaldehid vibrasi sebanyak 6 asimetrik
-serapan latar
Kan 321 gak ada jadi pake lampu h2/d2
AESPrinsipnya emisi cahaya oleh atom.
Diagram energi level molekul.
Yg tdk memancarkan cahaya itu dijadikan energi gerak. Karena gerak itu suhunya
naik. Suhu itu dicerminkan dengan gerak yg ada didalam sana. Makin banyak
gerak makin tinggi suhu. Kalo beku geraknya terbatas. Vibrasi itu tidak bisa nol.
ECD
Cara kerja : Dalam detektor ini gas yang berasal dari kolom akan
terionisasi oleh partikel yang dihasilkan zat radioaktif misalnya 3H atau 63Ni.
Elektron terbentuk oleh tabrakan dengan nitrogen, karena nitrogen pemeran
energi eksitasi yang rendah, sehingga mudah untuk menghilangkan elektron
dari molekul nitrogen. Elektron kemudian tertarik bermuatan positif anoda,
yang menghasilkan sebuah keadaan stabil. Oleh karena itu, selalu mempunya i
latar belakang menunjukkan sinyal dalam kromatogram. Sebagian sampel
dibawa ke dalam detektor oleh aliran gas nitrogen atau 5% metan, 95% organ
campuran, molekul analit sebanding dengan tingkat menangkap elektron.
Keunggulan : -Detektor yang selektif dan peka terhadap senyawa yang
mengandung halogen, fosfor, timbal, gugus nitro dan senyawa aromatik yang
berinti ganda.
-Detektor ini juga sangat ideal untuk mendeteksi residu
insektisida kandungan yang kecil.
Kelemahan :
FID
Cara Kerja : Pada dasarnya detektor ini terdiri dari nyala gas hydro gen dengan
pengaliran O2 dalam keadaan berlebih. Senyawa organic akan mengalami
pirolisis dalam api hydrogen tersebut dan menghasilkan ion. Ion -ion yang
terbentuk dapat dikumpulkan pada suatu elektroda, sehingga menghasilkan
arus listrik yang dapat diukur dengan suatu electrometer
Keunggulan : kepekaan dan reabilitasnya yang tinggi.
Kelemahan : pengrusakan setiap hasil yang
keluar sebagaimana yang terdeteksi. Jika dikirimkan hasil ke spectrometer
massa, misalnya untuk analisa lanjut, maka detektor ini tidak dapat digunakan.
TCD
Detektor pada GC :
Thermal Conductivity Detector (TCD)
Prinsip dasar adalah perubahan konduktivitas panas dari gas yang mengalir
lewat detektor ini karena adanya solute didalamnya. Memiliki respon yang
baik terhadap zat organic maupun anorganik pada umumnya, dan senyawasenyawa yang memiliki gugus halogen, N, dan S, sifatnya sederhana, non
destruktif terhadap sample.
Flame Ionization Detektor (FID)
Detektor ini tidak sensitive terhadap gas yang tidak terbakar seperti H2O,
CO2, SO2, dan NO2. Detektor ini berguna sebagai detektor umum untuk zatzat organic,senyawa hidrokarbon, termasuk yang terkontaminasi dengan uap
air, oksida nitrogen, dan belerang. Kelemahan destruktif terhadap sample.
Thermionic Detector (TD)
Detektor ini sensitive terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor
dan nitrogen. Respon terhadap atom phosphor kiri-kira 10 kali lebih besar
daripada respon terhadap atom nitrogen dan 104 sampai 106 lebih besar
daripada responya terhadap atom karbon. Dibandingkan dengan FID, maka
TD detector 500 kalli lebih sensitive daripada FID untuk senyawa yang
mengandung fosfor dan 50 kali untuk senyawa yang mengandung nitrogen.
Sifat ini menyebabkan TD cocok untuk analisis pestisida yang mengandung
phosphor.
Electron Capture Detector (ECD)
Detektor ini sangat sensitive terhadap molekul yang mengandung gugus
fungsional elektronegatif, seperti halogen, peroksida, quinon, dan nitro
group. Tidak sensitive terhadap amine, alcohol, hidrokarbon. ECD sangat
cocok untuk analisis insektisida terklorinasi
I. Detektor FID (Flame Ionization Detector)
Prinsip kerja detector FID :
Senyawa yang terbawa fasa gerak diionisasi dengan nyala (H2 + udara/O2)
Perubahan arus akibat ionisasi diukur sebagai respon analit
Tidak senstif terhadap karbon yang teroksidasi penuh
FID merupakan detektor yang paling luas penggunaannya, bahkan dianggap sebagai
detektor yang universal untuk analisis obat dalam cairan biologis menggunakan GLC. Pada
detector ini, komponen-komponen sampel yang keluar dari kolom dibakar dalam nyala
(campuran gas hidrogen dan udara atau oksigen). Sejumlah besar ion yang terbentuk dalam
nyala masuk ke dalam celah elektrode dan menurunkan tegangan listrik dari celah elektrode
mula-mula. Penurunan tegangan ini yang kemudian dicatat sebagai sinyal oleh rekorder.
Intensitas sinyal ini berbanding lurus dengan konsentrasi solute dalam gas pembawa.