ATAU CA PARU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan wanita.
Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru-paru yang
mengejutkan. American Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus
baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju
sangat tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di inggris 40.000/tahun,
sedangkan di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker
Dharmais Jakarta tahun 1998 tumor paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker
payudara dan leher rahim. Karena sistem pencatatan kita yang belum baik, prevalensi
pastinya belum diketahui tetapi klinik tumor dan paru di rumah sakit merasakan benar
peningkatannya. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (5%), life time risk 1:13 dan
pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang
lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 65 tahun.
Kelompok akan membahas Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker paru dengan
kasus pada tuan J. Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang
efektif dana mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru
melalui upaya preventif, promotof, kuratif dan rehabilitatif.
1.2
Rumusan Masalah
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil sebagai berikut :
1. Mengetahui Penatalaksaan pada klien kanker paru
2. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien kanker paru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Kanker
Kanker adalah suatu pertumbuhan sel0sel abnormal yang cenderung menginvasi
jaringan di sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh. Terdapar beberapa
kategori kanker
Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan
disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena
profilerasi sel tak terkontrol yang terjadi tanpa batas dan tanpa tujuan bagi pejamu.
Istilah kanker menagcu pada lebih dari 100 bentuk penyakit. Meskipun setiap kanker
memiliki ciri unik, kanker muncul melalui beberapa proses yang sama yang pada
akhirnya bergantung pada perubahan genetik secara krusial. (elizabeth, 2008)
PENANDA SEL TUMOR
Sebagian sel kanker mengeluarkan penanda (Marker) sel tumor. Penanda tersebut adalah
zat spesifik yang disekresikam oleh tumor kedalam darah, urine atau cairan spinalis
orang yang mengidap kanker. Penanda sel tumor mungkin merupakan antigen spesifik
yang terdapat di sel kanker. Sebagian antigen tumor serupa denagn antigen janin dan
disebut antigen janin dan disebut antigen onkofetal (onko berarti tumor). Karena
antigen janin sering tidak mencetuskan respon imun, antigen janin tersebut
menyamarkan tumor dari sintem imun penjamu. Penanda sel tumor bahkan dapat
mencakup fragmen DNA yang dapat dideteksi, dengan teknin pengukuran yang sangat
sensitif, dalam sirkulasi jika dihasilkan secar berlebihan oleh tumor tertentu.
DAMPAK KLINIS PENANDA SEL TUMOR
Penanda sel tumor secara klinis penting karna dapat dijadikan alat untuk mendeteksi sel
kanker tertentu, dan perkembangan dapat diikuti sebelum, selama, dan setelah
pengobatan. Misalnya, apabila ditemukan adanya penanda sel tumor spesifik pada
seorang pasien, maka kanker diperkirakan diderita oleh pasien tersebut sehingga
diperlukan evaluasi diagnostig lebih lanjut.
CONTOH PENANDA SEL TUMOR
Contoh penanda sel tumor adalah :
1. Alfa fetoprotein untuk kanker hati dan yolk sac (ovarium dan testis)
2. Antigen karsinoembrionik untu kanker kolorektum
3. HCG (human chorionic gonadotropin) untuk banyak tumor, termasuk
koriokarsinoma (biasanya kanker rahim)
4. Fosfatasea asam dan antigen spesifik prostat (prostate speciftic antigen, PSA)
untuk kanker prostat
5. Imunoglobulin monoklonal (satu subtipe antibodi) untuk melanoma multipe
6. CA-125, sebuah protein yang dilepaskan dari organ reproduksi wanita dan dari
lapisan kavum toraks dan rongga peritoneum. Protein ini meningkat jumlahnya
pada jaringn yang meradang atau cedera dan sebagian penanda untuk kanker
ovarium.
Tumor dapat tumbuh hanya secara lokal atau dapat menyebar ke tempat-tempat jauh
melalui proses yang dinamakan metastasis. Metastasis inilah yang akhirnya
mengantarkan seseorang pada kematian.
Kategori kanker
1. Tumor diindentifikasi berdasarkan jaringan asal, tempat mereka tumbuh. Akhiran
oma biasanya ditambahkan ke istilah jaringn untuk mengidentifikasi suatu kaker.
2. KARSINOMA adalah kanker jaringn epitel, termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium,
kelenjar penghasil mucus, sel penghasil melanin, payudara, serviks, kolon,
rectum, lambung, pangkreas dan esophagus karsinoma in situ adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah
tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif.
3. LIMFOMA adalah kanker jaringn limfe yang mencakup kapiler limfe, lacteal, limpa,
berbagai kelenjar limfe, dan pembuluh limfe. Timus dan sumsum tulang juga
dapat dipengaruhi. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker
kelenjar limfe dan limpa) dan limfoma malignum
4. SARKOMA adalah kanker jaringn ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot dan
tulang
5. GLIKOMA adalah kanker sel-sel glia (penunjang) di susunan saraf pusat
tumbuh retif lambat dan memiliki prognosis yang paling baik, yaitu kemungkinan hidup
lima tahun jika didiagnosos sebelum metastasis.
Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru yang berasal dari kelenjar paru. Tumor ini
biasanya terjadi dibagian perifer paru, termasuk bronkiolus terminal dan alveolus. Kanker
Jenis ini terhitung sekitar 30% dari kanker paru dan lebih tinggi diantara wanita.
Adenokarsinoma biasanya berukuran keci dan tumbuh lambat, tetapi bermetastasis
secara dini dan angka bertahan hidup sampai 5 tahunnya buruk.
Kanker sel besar Takberdiferensiasi sangat anaplastik dan cepat bermetastasis. Tumor ini
sekitar 10-15% dari semua kanker paru, sering terjadi di bagian perifer dan meluas
kearah pusat paru. Tumor ini berkaitan erat dengan merokok dan dapat menyebabkan
nyeri dada. Kanker jenis ini mamiliki prognosis berthan hidup yang sangat buruk.
Karsinoma sel kecil sekitar 25% dari semua sel kanker paru. Tumor jenis ini juga disebut
sebagi karsinoma oat cell dan biasanya tumbuh dibagian tengah paru. Karsinoma sel
kecil sejenis tumor yang bersifat sangat anaplastik, atau embrionik, sehingga
memperlihatkan insiden metastasis yang tinggi. Tumor ini sering merupakan tempat
produksi tumor ektopik dan dapat menyebabkan gejala awal berdasarkan gangguan
endokrin. Metastasis paru yang timbul ada tumor ini juga disebabkan obstruksi aliran
udara. Tumor jenis ini mungkin merupakn jenis yang paling sering dijumpai pada
perokok, dan memiliki prognosis paling buruk. (elizabeth, 2008)
Pembagian praktis untuk tujuan pengobatan :
1. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Gambaran histologinya yang khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya
diisi oleh mucus dengan sebaran kromatin yang sedikit sekali tanpa nucleoli. Disebut
juga oat cell carcinoma karena bentuknya mirip dengan bentuk biji gandum, sel kecil
ini cenderung berkunpul sekeliling pembuluh darah halus menyerupai psedoroset. Sel-sel
yang bermitosis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekrosis. DNA yang
terlepas menyebabkan warna gelap disekitar pembuluh darah
1. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) karsinoma skuamosa, adeno karsinoma,
karsinoma sel besar.
Karsinoma sel skuamosa/karsinoma bronkogenik. Karsinoma sel skuamosa berciri khas
proses keratisasi dan pembentukan bridge intraseluler, studi sitologi memperlihatkan
perubahan yang nyata dari dysplasia skuamosa ke karsinoma insitu
Klasifikasi histologist WHO 1999 untuk tumor paru dan tumor pleura : Epithelia tumors
1. Benign
2. Preinsasive
3. Malignant
4. Large cell carcinoma
5. Adenosquamous carcinoma
6. Carcinoma woth pleomorphic sarcomatoid or sarcomatous element
7. Carcinoid tumor
8. Carcinomas of salicary gland tyepe
2.2 Etiologi
1. 1.
Merokok
Kejadian kanker paru-paru adalah sangat terkait dengan merokok, dengan kira-kira 90%
dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai akibat dari penggunaan tembakau. Risiko
kanker paru-paru meningkat dengan jumlah rokok-rokok yang dihisap melalui waktu;
dokter-dokter merujuk risiko ini dalam hal sejarah merokok bungkus tahunan (jumlah dari
bungkus-bungkus rokok yang dihisap per hari dikalikan dengan jumlah tahun-tahun
penghisapan). Contohnya, seorang yang telah merokok dua bungkus rokok per hari untuk
10 tahun mempunyai suatu sejarah 20 bungkus tahunan. Ketika risiko kanker paru
meningkat bahkan dengan suatu sejarah merokok 10 bungkus tahunan, mereka yang
dengan sejarah-sejarah 30 bungkus tahunan atau lebih dipertimbangkan mempunyai
risiko yang paling besar mengembangkan kanker paru. Diantara merek yang merokok
dua bungkus atau lebih rokok per hari, satu dari tujuh akan meninggal karena kanker
paru.
Menghisap pipa dan cerutu dapat juga menyebabkan kanker paru, meskipun risikonya
tidak setinggi menghisap rokok. Dimana seorang yang merokok satu bungkus rokok per
hari mempunyai suatu risiko mengembangkan kanker paru yang 25 kali lebih tinggi
daripada seorang yang tidak merokok, perokok-perokok pipa dan cerutu mempunyai
suatu risiko kanker paru yang kira-kira 5 kali daripada seseorang yang tidak merokok.
Asap tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia, banyak darinya
telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau karsinogen. Dua karsinogenik-karsinogenik
utama didalam asap tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal
sebagainitrosamines dan polycyclic aromatic hydrocarbons. Risiko
mengembangkan kanker paru berkurang setiap tahun seiring dengan penghentian
merokok ketika sel-sel normal tumbuh dan menggantikan sel-sel yang rusak didalam
paru. Pada mantan-mantan perokok, risiko mengembangkan kanker paru mulai
mendekati yang dari seorang bukan perokok kira-kira 15 tahun setelah penghentian
merokok.
3
Merokok Pasif
Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate fibers) yang dapat
menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring dengan paparan pada asbesasbes. Tempat kerja adalah suatu sumber paparan pada serat-serat asbes yang umum,
karena asbes-asbes digunakan secara meluas di masa lalu untuk kedua-duanya yaitu
sebagai materi-materi isolasi panas dan akustik. Sekarang, penggunaan asbes dibatasi
atau dilarang pada banyak negara-negara, termasuk Amerika. Kedua-duanya kanker paru
dan mesothelioma (suatu tipe kanker dari pleura atau dari lapisan rongga perut yang
disebut peritoneum) dikaitkan dengan paparan pada asbes-asbes. Mehisap rokok
secara dramatis meningkatkan kemungkinan mengembangkan suatu kanker paru yang
Radon Gas
Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu pemecahan
produk uranium alami (Produk radio aktif). Ia pecah/hancur membentuk produk-produk
yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi. Radon gas adalah suatu penyebab
kanker paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12% dari kematian-kematian kanker
paru diakibatkan oleh radon gas, atau 15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang
berhubungan dengan kanker paru setiap tahun di Amerika, membuat radon penyebab
utama kedua dari kanker paru di Amerika. Seperti dengan paparan pada asbes, merokok
yang serentak meningkatkan sangat besar risiko kanker paru dengan paparan pada
radon. Radon gas dapat bergerak melalui tanah dan masuk kedalam rumah melalui
celah-celah diantara fondasi-fondasi, pipa-pipa, saluran-saluran, atau tempat-tempat
terbuka lainnya. The U.S. Environmental Protection Agency memperkirakan bahwa satu
dari setiap 15 rumah-rumah di Amerika mengandung tingkat-tingkat radon gas yang
berbahaya. Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau, namun ia dapat terdeteksi dengan
kotak-kotak tes yang sederhana.
5
Kecenderungan Keluarga
Ketika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan menghisap tembakau, fakta
bahwa tidak semua perokok akhirnya mengembangkan kanker paru menyarankan bahwa
faktor-faktor lain, seperti kepekaan genetik individu, mungkin memainkan suatu peran
dalam menyebabkan kanker paru. Banyak studi-studi telah menunjukkan bahwa kanker
paru kemungkinan terjadi pada saudara-saudara baik yang merokok maupun yang tidak
merokok yang telah mempunyai kanker paru daripada populasi umum. Penelitian akhirakhir ini telah melokalisir suatu daerah pada lengan panjang dari kromosom manusia
nomor 6 yang kemungkinan mengandung suatu gen yang memberikan suatu kepekaan
yang meningkat mengembangkan kanker paru pada perokok-perokok.
6
Penyakit-Penyakit Paru
Orang-orang yang selamat dari kanker paru mempunyai suatu risiko yang lebih besar
daripada populasi umum mengembangkan suatu kanker paru kedua. Orang-orang yang
selamat dari non-small cell lung cancers (NSCLCs, lihat dibawah) mempunyai suatu risiko
tambahan dari 1%-2% per tahun mengembangkan suatu kanker paru kedua. Pada orang-
orang yang selamat dari small cell lung cancers (SCLCs), risiko mengembangkan kankerkanker kedua mendekati 6% per tahun.
8
Polusi Udara
Suatu penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara betakaroten dan vitamin A
dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner dan kanker. Hal ini
terkait dengan fungsi betakaroten dari vitamin A sebagai antioksidan yang mampu
melawan radikal bebas. Pencegahan kanker. Kemampuan retinoid dalam memengaruhi
perkembangan sel epitel dan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan, berpengaruh
terhadap pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantong
kemih. Betakaroten bersama dengan vitamin E dan C telah berperan aktif sebagai
antioksidan untuk mencegah berbagai kanker.
Fakta bahwa hasil kerja NIDDK menunjukkan bahwa vitamin C dosis tinggi telah terbukti
menjadi toksik (racun) bagi sel kanker, tetapi membiarkan sel itu sendiri tetap normal.
Kualitas ini, dengan jelas, sangat dibutuhkan jika kita sedang berusaha memerangi
kanker namun menginginkan tubuh yang normal tidak me-ngalami cedera. Frie dan
Laki-laki
Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif)
Polusi udara
Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan napas
(gangguan respirasi) seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera
meneriksakan diri dan dirujuk ke dokter spesialis paru
2.3 Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini
menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian
distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam,
dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur struktur terdekat
seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
2.4 Manifestasi Klinis
1. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi
pada bronkus.
2. Gejala umum.
1. Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk
mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai
titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap
infeksi sekunder.
2. Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor
yang mengalami ulserasi.
3. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
Definisi
T0
Tx
Karsinoma in situ
T1
yang normal
T2
menyerang pleura viselaris atau mengakibatkan atelektasis yang meluas ke hilus ; harus
berjarak >2 cm distal dari krania
T3
dinding dada, diagram, pleura mediastinalis, atau korpus vertebra ; atau dalam jarak 2
cm dari karina, tetapi tidak mengenai karina
T4
atau mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esophagus, korpus vertebra atau
karina ; atau adanya efusi pleura yang maligna
KETERLIBATAN KELENJAR GETAH BENING REGIONAL (N)
N0
regional
N1
ipsilateral
N2
subkarina
N3
M1
KELOMPOK STADIUM
Karsinoma tersembunyi
Tx,N0,M0
Tis, N0, M0
T1, N0, M0
Karsinoma in situ
Tumor termasuk T1 tanpa adanya
bukti metastasis pada kelenjar getah bening regional atau tempat yang jauh
Stadium IB
T2, N0, M0
bukti metastasis pada kelenjar getah bening regional atau tempat yang jauh
Stadium IIA
T1, N1, M0
bukti hanya terdapat metastasis ke peribrokial ipsilateral atau hilus kelenjar limfe ; tidak
ada metastasis ke tempat yang jauh.
Stadium IIB
T2, NI, M0
T3, N0, M0
T3 dengan atau tanpa bukti metastasis ke peribronkial ipsilateral atau hilus kelenjar limfe
; tidak ada metastasis ke tempat yang jauh
Stadium IIIA
T beberapa pun, N3
T4,N beberapapun,M0Setiap klasifikasi tumor dengan
metastasis hilus kontralateral atau kelenjar getah bening mediastinum atau ke skalenus
atau kelenjar limfe supraklafikular ; atau setiap tumor yang diklasifikasikan sebagai T4
dengan atau tanpa metastasis ke kelenjar getah bening regional ; tidak ad metastasis ke
tempat yang jauh
Stadium IV
jauh beberapa pun, M1
T beberapa pun, N
2.6
Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi.
1. Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara
pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b. Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker
paru).
3. Histopatologi.
a. Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya
karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm,
sensitivitasnya mencapai 90 95 %.
c. Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
d. Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
e. Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam macam prosedur
non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan.
a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
b. MRI, u
2.7 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
1. Kuratif
Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan yang
terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru paru berbentuk baji
(potongan es).
1. Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan bahan fibrin dari pleura viscelaris)
1.
Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga
sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek
obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
1. Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani
pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi
bedah atau terapi radiasi.
DOWNLOAD : WOC ASKEP KANKER PARU
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
Tn.J,
Jenis kelamin
laki laki
Alamat
Surabaya
Status
Menikah
Diagnosa medic
Ca Paru Dextra.
Riwayat kesehatan
berbaring.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Kesadaran
: kompos mentis
Suhu
: 370C
Nadi
: 88x/mnt
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
B1 ( Breathing ) :
RR 26x/mnt
Batuk: (-)
Sputum: (-)
B3 ( Brain ) :
B4 ( Bladder ) :
B5 ( Bowel ) :
tidak kembung
B6 ( Bone ) :
/ml,trombosit,
191000 /ml, kreatinin 2,40 mg/dl
Pengobatan
General umum.
Pemeriksaan Penunjang :
pH
: 7,25
PCO2
: 30mmHg
PO2
: 85mmHg
HCO3
3.2
TCO2
: 23 mmol/L
BE
: 1 mEq/L
saturasi O2
: 95 %
: 23
Analisa data.
Dari keluhan yang didapat maka diagnosa yang dapat timbul yaitu :
1. Kerusakan pertukaran gas
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3.3
Intervensi
Kaji status pernafasan dengan sering, catat
peningkatan frekuensi atau upaya
pernafasan atau perubahan pola nafas.
Rasional
Dispnea merupakan mekanisme kompensasi
adanya tahanan jalan nafas.
Catat ada atau tidak adanya bunyi tambahan dan Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau tak
adanya bunyi tambahan, misalnya
ada pada area yang sakit.Krekels adalah bukti
krekels, mengi.
peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai
akibat peningkatan permeabilitas membrane
alveolar-kapiler. Mengi adalah bukti adanya
tahanan atau penyempitan jalan nafas
sehubungan dengan mukus/ edema serta tumor.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kehilangan fungsi silia,
peningkatan jumlah/viskositas secret paru, meningkatnya tahanan jalan nafas.
Kriteria hasil : Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea.
Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih Mengeluarkan sekret
tanpa kesulitan.
Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersihan
Intervensi
Catat perubahan upaya dan pola bernafas.
jalan nafas.
Rasional
Penggunaan otot interkostal/ abdominal dan
pelebaran nasal menunjukkan
peningkatan upaya bernafas.
Observasi penurunan ekspensi dinding dada dan Ekspansi dad terbatas atau tidak sama
adanya.
sehubungan dengan akumulasi cairan,
edema, dan sekret dalam seksi lobus.
Catat karakteristik batuk (misalnya, menetap,
efektif, tak efektif), juga produksi dan
karakteristik sputum.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN.
Kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada wanita maupun
pria, yang sering kali di sebabkan oleh merokok. Setiap tipe timbul pada tempat atau tipe
jaringan yang khusus, menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda, dan perbedaan
dalam kecendrungan metastasis dan prognosis.
Karena tidak ada penyembuhan dari kanker, penekanan utama adalah pada pencegahan
misalnya dengan berhenti merokok karena perokok mempunyai peluang 10 kali lebih
besar untuk mengalami kanker paru di bandingkan bukan perokok, dan menghindari
lingkungan polusi. Pengobatan pilihan dari kanker paru adalah tindakan bedah
pengangkatan tumor. Sayangnya, sepertiga dari individu tidak dapat dioperasi ketika
mereka pertama kali didiagnosa.
Asuhan keperawatan pascaoperasi klien setelah bedah toraks berpusat pada
peningkatan ventilasi dan reekspansi paru dengan mempertahankan jalan nafas yang
bersih, pemeliharaan sistem drainage tertutup, meningkatkan rasa nyaman dengan
peredaran nyeri, meningkatkan masukan nutrisi, dan pemantauan insisi terhadap
perdarahan dan emfisema subkutan.
4.2 SARAN.
Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kanker Paru diperlukan
pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan kanker paru misalnya
mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, memperhatikan lingkungan kerja
terkait dengan polusinya. Dukungan psikologik sangat berguna untuk klien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2010 http://kankerparu.org/main/index.php?
option=com_content&task=view&id=19&Itemid=3, diakses 17 November 2010 jam:
19.26
Anonymous. 2010 http://www.totalkesehatananda.com/lungcancer2.html,diakses 17
November 2010 jam: 18.35
Anonymous. 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru, diakses tanggal 17
November 2010 jam: 16.41
Carpenito, L. J. 1995. Buku Saku : Diagnosis Keperawatan. Edisi ke-6. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC : Jakarta
Holistik.
Bandung.
Price, Sylvia A and Wilson, Lorraine M. 1988. Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-proses
Penyakit. Jakarta : EGC.
Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B
First
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 3. Balai Penerbit
FKUI : Jakarta.
Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Edisi 2. EGC:Jakarta.
Copyright (c) 2011-2016 Nuzulul Zulkarnain Haq. All rights reserved.
Seluruh artikel di nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id dapat anda perbanyak, cetak, modifikasi dan distribusikan
secara bebas asal tetap mencantumkan nama penulis dan URL lengkap artikel.
Powered by Universitas Airlangga