PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan layanan umum adalah instansi di lingkungan pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas. Berdasar PP no: 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, tujuan BLU adalah
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan
umum
dan
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dengan
pengorganisasian,
pelaksanaan,
pengendalian
dan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.1.1
Secara sederhana unit cost dapat diartikan sebagi biaya per unit produk atau biaya
per
pelayanan.
Sedangkan
menurut
Hansen&Mowen
(2005)
unit
cost
didefinisikan sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan
jumlah unit produk yang dihasilkan. Produk yang dimaksud dapat berupa barang
ataupun jasa.
UC=
TC
Q
Penentuan besar unit cost pada institusi sektor publik berbeda-beda berdasarkan
jenis layanan yang diberikan. Secara umum, unit cost diperoleh dari jumlah biaya
yang diberikan untuk memberikan layanan dibagi jumlah unit layanan yang
diberikan. Namun komponen-komponen biaya yang dapat dibebankan untuk
menghasilkan layanan berbeda beda untuk masing masing jenis layanan.
Komponen biaya tersebut diatur lebih lanjut oleh peraturan peraturan yang
terkait.
Tujuan dari penentuan unit cost ini adalah untuk mengetahui nilai rupiah yang
digunakan atau layak dibebankan untuk menghasilkan suatu produk/jasa yang
diberikan kepada masyarakat.
Hasil perhitungan biaya satuan (unit cost) terdapat dua macam biaya satuan yaitu
biaya satuan normatif dan biaya satuan aktual
1. Unit Cost Normatif
Disusun dengan terlebih dahulu menghitung prediksi beberapa besar biaya
tetap dan berapa besar biaya variabel. Untuk mendapat biaya tetap per satuan
produksi dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan tanpa merubah
biaya tetap total atau tanpa perlu penambahan kapasitas. Sedangkan untuk
mendapatkan biaya variabel per satuan dihitung dengan menelusur beberapa
biaya variabel yang dibutuhkan per satuan produksi atau dengan membagi
total biaya variabel dengan jumlah output yang akan diproduksi dengan total
biaya variabel tersebut
2. Unit Cost Aktual
Suatu hasil perhitungan berdasarkan atas pengeluaran nyata untuk
menghasilkan produk pada kurun waktu tertentu. Biaya satual actual dapat
dijadikan dasar dalam penetapan tarif pelayanan kesehatan, namun perlu
mempertimbangkan
kemampuan
membayar
(ability
to
pay)
dan
Pengertian Biaya
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang
atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa kini dan masa
datang untuk organisasi. Kita sebut ekuivalen kas karena aset non kas
dapat ditukar untuk barang atau jasa yang diinginkan. Misalnya, untuk
menukar peralatan dengan bahan baku yang digunakan dalam produksi.
2.2.2
Objek Biaya
Sistem akuntansi manajemen dirancang untuk mengukur dan
membebankan biaya pada entitas, disebut objek biaya. Objek biaya adalah
segala hal, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, kegiatan, dan
lain-lain, kemana biaya-biaya diukur dan dibebankan.
Suatu kegiatan adalah suatu unit dasar dari kerja yang
dilakukan dalam suatu organisasi. Kegiatan dapat pula didefinisikan
sebagai keseluruhan tindakan dalam organisasi yang berguna bagi manajer
untuk maksud perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
2.2.3
Perilaku Biaya
langsung ke obyek biaya disebut Alokasi Biaya. Karena tidak ada hubungan
penyebab antara biaya dan obyek biaya maka pengalokasian biaya tidak
langsung didasarkan hubungan dekat atau beberapa asumsi. Pengalokasian
biaya tidak langsung yang dilakukan secara acak akan mengurangi
keakuratan secara keseluruhan dari pembebanan biaya. Yang terbaik
mungkin hanya mebebankan biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri
pada obyek biaya. Namun untuk kepentingan pelaporan eksternal alokasi
biaya tidak langsung pada obyek biaya perlu dilakukan. Secara ringkas
hubungan
antara
ketiga
metode
Metode
Penelusuran
Langsung,
2.3
yang
berguna
untuk
menilai
efisiensi
produksi,
yaitu
dengan
membandingkannya dengan biaya rata-rata di Rumah Sakit lain dan biaya satuan
ini dapat diperoleh dengan rumus berikut:
Disamping itu, ada juga biaya satuan normatif (normative unit cost) yaitu
biaya satuan yang secara normatif dihitung untuk menghasilkan suatu jenis
pelayanan kesehatan menurut standar baku. Biaya satuan normatif ini terlepas dari
apakah pelayanan kesehatan tersebut dipergunakan oleh pasien atau tidak. Biaya
satuan normatif ini berguna untuk menemukan tarif (pricing) ini dapat diperoleh
dengan rumus berikut:
Adapun beberapa metode yang dapat digunakan mendistribusikan biaya dari unitunit penunjang ke unit produksi dari metode yang sederhana sampai yang amat
rumit, antara lain sebagai berikut:
a) Simple Distribution Method
dalam
susunan
alokasi
biaya,
sedangkan
yang
paling
kecil
biaya yang ada di unit penunjang dipindahkan ke seluruh unit produksi terkait
untuk mendapatkan biaya total dari unit produksi.
Setelah didapat biaya asli dan biaya alokasi yang didapat maka biaya satuan
dari jasa layanan tersebut dapat diketahui dengan membagi jumlah layanan yang
diberikan unit tersebut selama kurun waktu tertentu.
d) Multiple Distribution
Alokasi biaya dilakukan berulang-ulang termasuk juga antara sesama unit
produksi.
Dari keempat metode tersebut, berdasarkan beberapa pengalaman ternyata metode
distribusi ganda (double distribution method) yang cocok untuk dilakukan karena
alokasi antar unit produksi tidak perlu dilakukan.
2.4
c)
d)
e)
sasaran kebijakan.
Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan.
Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan.
Mengukur dampak suatu kebijakan. Disini dapat berarti dampak positif
ataupun dampak negatif.
Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses
kebijakan ke depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik. Lebih lanjut
disebutkan perlunya melakukan evaluasi kebijakan adalah :
a)
b)
c)
d)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Apabila dibuat dalam bentuk pertanyaan maka dapat dirangkum seperti dalam
Tabel berikut ini :
No
Kriteria
Pertanyaan
1.
Efektivitas
2.
Efisiensi
3.
Kecukupan
Seberapa jauh
memecahkan persoalan.
4.
Pemerataan
5.
Responsivitas
6.
Ketepatan
Meskipun dalam teori tentang evaluasi kebijakan ada berbagai jenis atau tahapan
kegiatan yang bisa dailakukan, akan tetapi dalam kaitannya dengan kajian BLU
tidak semua data bisa ditemukan dalam pelaksanaannya. Tidak semua satuan kerja
BLU memaparkan implementasi
kebijakan secara lebih detail terkait dengan peraturan yang sudah dibuat mulai
dari Undang-undang sampai tingkat Kementerian Keuangan sebagai kebijakan
operasional dari BLU.Untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi maka
metodologi evaluasi sudah harus menetapkan kriteria-kriteria yang dijadikan
sebagai tolok ukur untuk melakukan penilaian tentang sebuah program.
Untuk mengetahui pencapaian hasil akhir sebuah program yang cocok digunakan
adalah analisis kualitatif karena lebih peka dengan isu-isu social politik dan
kelembagaan yang sangat terkait dengan kebijakan public. Evaluasi secara
lengkap mengandung tiga pengertian yaitu :
1.
2.
3.
4.
proses
b)
sendirinya.
Evaluasi formal (formal evaluation) juga menggunakan metode
deskriptif dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang
valid dan terpercaya mengenai hasil suatu kebijakan. Asumsi
kebijakan program.
Evaluasi keputusan teoritis (decision theoretic evaluation)
menggunakan metode deskriptif juga untuk menghasilkan
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid
menangani hasil-hasil kebijakan yang secara ekplisit dinilai dari
pelaku kebijakan.
2.
program.
Evaluasi single program after-before dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan kelompok sasaran sebelum menerima program
3.
4.
diketahui.
Evaluasi comparative before-after merupakan gabungan dari ketiga
kelompok diatas. Sehingga kelemahan yang ada diketiga desain diatas
dapat diatasi oleh desain evaluasi ini.
sehingga perlu adanya evaluasi karena dapat memberikan tanggapan baik itu
berupa usulan, kritik dan saran terhadap kebijakan yang dibuat mulai dari
implementasi sampai dengan dampak hasil kebijakan yang terjadi.
Disusun Oleh:
Prajna Pramitha
(145020300111025)
Maya Aulia
(145020301111021)
Iin Mutmainnah
(145020301111023)
Roofi Indah L.
(145020301111061)
Silfi Zuhaira D.
(145020301111077)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016