Anda di halaman 1dari 13

Latar Belakang

Menulis merupakan salah kegiatan penyampaian pesan melalui bahasa


tulis sebagai alat atau medianya. Tulisan yang terdiri dari beberapa kalimat itu
akan membentuk sebuah karangan, dan di dalam karangan sendiri terdapat
paragraf. Paragraph merupakan suatu bagian karangan yang digunakan untuk
mengungkapkan sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat. Menyusun
paragraph hakikatnya adalah menyusun sejumlah gagasan . paragraph sendiri
terbagi meenjadi paragraph deskripsi, paragraph narasi, paragraph eksposisi,
paragraf argumentasi, dan paragraph persuasi. Namun dalam makalah ini yang
akan dibahas adalah paragraph narasi.
B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:
1.

Apa yang dimaksud paragraph narasi?

2.

Apa saja ciri-ciri narasi?

3.

Bagaimana langkah menulis narasi?

C.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan pembuatan makalah ini,


sebagai berikut:
1.

Mengetahui apa yang dimaksud narasi

2.

Mengatahui apa saja ciri-ciri dari paragraph narasi

3.

Mengetahui bagaimana langkah menulis narasi

BAB II
NARASI
A.

Pengertian Narasi

Istilah narasi atau sering disebut juga naratif berasal dari bahasa Inggris
narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Narasi adalah salah satu

jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa


dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir. Namun
ada juga yang berpendapat bahwa secara sederhana, narasi dikenal sebagai
cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di
dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur
berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika
ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi
adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Pola narasi yang secara sederhana berbentuk susunan dengan urutaan
awal-tengah-akhir, sebagai berikut:

Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan


tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.

2.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik
lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai
klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda

Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam.


Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang
berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk
menebaknya sendiri.

B.

Macam-macam Narasi
Berdasarkan jenisnya narasi terbagi menjadi:

1.

Narasi Ekspositorik atau informatif

Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian


informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas
pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis
menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang
ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat
ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh
eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi
ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat
objektif. Paragraf Narasi Espositoris disebut juga narasi teknis adalah karangan
yang mencoba menyajikan sebuah peristiwa kepada pembaca apa adanya.
Contoh paragraph narasi ekspositorik, sebagai berikut:

Aku berjalan menuju halaman rumah-rumah yang sunyi. Aku terus berjalan d
kota kecil yang sunyi, hingga kutemukan patung sepeda-sepedaan di tengah
taman. Ada seorang gadis berbaju hijau mengintipku dari balik rerimbun daun.
Aku mengejarnya. Lantas, ia berhenti di salah satu sudut taman. Kami
berpandang-pandangan sebelum aku tahu ia benar-benar hilang. Bolak-balik aku
mencoba untuk mencarinya. Sebelum aku benar-benar menemukannya, dering
jam weker cukup mengejutkanku. Cahaya matahari sudah menerobos masuk
jendela kamarku.
2.

Narasi artistik atau sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu


maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para
pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,
tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
Contoh paragaraf narasi artistic, sebagai berikut:
Sehabis menimang buah hatinya, Ibu menggelar tikar di halaman pinggiran
rumah yang sempit itu, kemudian merebahkan badannya tanpa bantal dan
selimut, menengadah ke langit. Di langit, bulan yang masih jauh dari purnama
itu seperti sabit yang kehilangan tangkainya. Dia berjalan melawan gumpalangumpalan awan. Siapa yang berjalan, pikirnya. Bulan atau awan? Tiba-tiba angin
sejuk mendesir dan hawa yang sejak siang agak gerah menekan jadi lumayan
enaknya. Ibu menguap, dan ia pun terlelap.

Pembagian narasi berdasarkan materi pengembangannya, paragraph


narasi terbagi menjadi:
1.

Narasi Fiksi

Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa


imajinatif.
Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif. Contohnya : novel dan cerpen.
Ciri-ciri paragraf narasi fiksi sendiri adalah:
a)
Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana rekreasi
rohaniah.
b)

Menggugah imajinasi.

c)
Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat
diabaikan.
d)

Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.

2.

Narasi Nonfiksi

Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa


faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga narasi
ekspositori. Contoh dari narasi nonfiksi adalah biografi, laporan perjalanan,
autobiografi dan kisah pengalaman.
Ciri-ciri narasi nonfiksi adalah:
a)

Menyampaikan informasi yang menambah pengatahuan pembaca.

b)
Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan
rasional.
c)
Bahasanya cenderung informatif dan lebih menitikberatkan pada makan
denotasi.

C.

Ciri-ciri Karangan Narasi.

Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika
tidak ada konflik. Selain alur cerita, konflik dan susunan kronlogis, ciri-ciri narasi
lebih lengkap sebagai berikut:
1.

Berupa cerita pengalaman atau peristiwa penulis.

2.
Untuk karangan narasi yang nonfiksi cerita yang yang disampaikan harus
benar-benar terjadi, sedangkan unuk karangan narasi yang fiksi bersifat
imajinasi.
3.

Berdasarkan konflik, karena tanpa konflik narasi tidak akan menarik

4.

Memiliki nilai estetika

5.

Menekankan susunan secara kronologi.

D.

Langkah-langkah menulis karangan Narasi

Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung


dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan
menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5
W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba.
1.

(What) Apa yang akan diceritakan,

2.

(Where) Di mana setign/ lokasi cerita,

3.

(When) Kapan peristiwa itu terjadi,

4.

(Who) Siapa pelaku daalm cerita tersebut,

5.

(Why) Mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi,

6.

(How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.

Namun lebih lengkapnya lagi, langkah-langkah dalam menyusun


paragraph narasi adalah sebagi berikut:

Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan

2.

Tetapkan sasaran pembaca,

3.
Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk
skema alur
4.
Bagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan dan akhir
cerita,
5.
Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai
pendukung cerita,
6.

Susun tokoh dan perwatakan, latar dan sudut pandang.

BAB III
PENUTUP
A.

Simpulan

Berdasarkan isi makalah diatas dapat di simpulkan bahwa paragraph


narasi mrupakan suatu paragraph yang menceritakan suatu peristiwa secara
runtut atau berurutan. Dan hanya menggunakan satu alur saja. Bentuk
paragraph narasi sendiri dapat berbentuk cerpen, novel maupun teks berita.
B.

Saran

Dalam membuat suatu karangan menggunakan pargraf narasi,


hendaknya kita memerhatikan apa saja yang ada dalam paragaraf narasi.
Misalnya dalam membuat cerpen menggunakan narasi kita harus memerhatikan
unsur-unsurya.

DAFTAR PUSTAKA

Yunus, Mohamad dan Suparno. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Universitas Terbuka.
http://carapedia.com/paragraf_narasi_info693.html (Di unduh pada 04 April
2012)

PEMBAHASAN
1. Pengertian Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupakan salah satu jenis paragraf yang mengisahkan
suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Secara sederhana, narasi
dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu
urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah
narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi,
narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Contoh narasi:
1. Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
2. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.

Pengertian narasi para ahli:


1. Menurut Keraf
Karangan narasi merupakan bentuk karangan yang sasaran utamanya adalah
tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam
suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain;narasi adalah
suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa.
2. Menurut Widyamartaya
Narasi bertujuan menyampaikan gagasan dalam urutan waktu dengan
maksud menghadirkan didepan mata angan-angan pembaca serentetan peristiwa
yang biasanya memuncak pada kejadian utama.
3. Menurut Finoza

Karangan narasi (berasal dari naration berarti bercerita) adalah suatu bentuk
yang

berusaha

menciptakan,mengisahkan,dan

merangkaikan

tindak

tanduk

perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung


dalam suatu kesatuan waktu.

2. Ciri-ciri Paragraf Narasi


Menurut Keraf (2000:136) ciri-ciri narasi adalah:
1.
2.
3.
4.

Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.


Dirangkai dalam urutan waktu.
Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
Ada konfiks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak
ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronlogis, ciri-ciri narasi lebih
lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:

1.

Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar

terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.


2. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
3. Memiliki nilai estetika.
4. Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa
narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari
waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang
menonjolkan pelaku.

3. Pola Pengembangan Paragraf Narasi


Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:
1.

Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan


penjelas.

2.

Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan


penjelas.
Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian
yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola
pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh
gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang

hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang
sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses (eksposisi). Lain lagi
apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang
dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, Argumentasi). Pilihan pola pengembangan
ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak
disampaikannya.
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri
kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yaitu
tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua
jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi. Narasi fiksi adalah narasi yang
mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif disebut juga narasi sugestif. Contohnya:
novel dan cerpen. Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwaperistiwa faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi disebut juga narasi
ekspositori. Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah sebagai
berikut:
a.

Narasi Fiksi:

1.

Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana rekreasi


rohaniah.

2. Menggugah majinasi.
3.

Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat


diabaikan.

4. Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.

b. Narasi Nonfiksi:
1. menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
2. memperluas pengetahuan atau wawasan.
3. Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional.
4. Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.

4. Langkah-Langkah Menyusun Paragraf Narasi


Langkah-langkah menulis karangan narasi:
1. Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan.
2. Tetapkan sasaran pembaca kita.
3.

Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema


alur.

4. Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.
5.

Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai


pendukung cerita.

6. Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.


Langkah menyusun narasi (fiksi):
Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari,
menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan rumus 5 W
+ 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan
diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu
terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

5. Jenis-jenis Paragraf Narasi


Jenis-jenis Karangan Narasi:
a.

Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)


Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian
informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas
pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis
menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang
ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini
sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi,
maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik.
Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta
yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

b.

Narasi Sugesti
Narasi sugesti adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu
maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca
atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Melalui paragraf narasi
sugesti kita dapat menyampaikan peristiwa pada suatu waktu dengan makna yang
tersirat atau tersurat dengan bahasa yang lebih condong ke bahasa figuratif dengan
menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif. Narasi sugesti berupa wacana fiktif
seperti

dongeng,cerpen,novel,dan

roman.

Dongeng,cerpen,novel,dan

roman

merupakan bentuk narasi fiktif dengan ciri khas yang dimilikinya yaitu adanya alur
dan suspensi,latar dan waktu,tokoh dan karakter,sudut pandang dan makna yang
terkandung di dalamnya.
Berdasarkan jenis cerita, narasi dibagi menjadi dua macam.
1.

Narasi yang mengisahkan peristiwa yang benar-benar terjadi atau cerita nonfiksi.
Misalnya, cerita perjuangan pahlawan, riwayat atau laporan perjalanan, biografi, dan
autobiografi.

2.

Narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi
pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng,
dan novel. Jenis karangan narasi ini disebut karangan narasi sugestif.

6. Contoh-contoh paragraf narasi


Contoh dari paragraf Narasi, baik contoh paragraf narasi kejadian maupun
contoh paragraf narasi runtut cerita
1. Contoh Paragraf Narasi Runtut cerita
Lahir di Yogyakarta, 18 Septemberr 1943, Kuntowijoyo sudah bergelut
dengan kegiatan tulis-menulis sejak 1958 ketika ia masih duduk di kelas tiga SMP.
Cerpen-cerpen awalnya muncul di majalah Sastera dan Horison. Meraih gelar doktor
dalam bidang sejarah pada Universitas Columbia (1980) dengan disertasi berjudul
Social in An Agrarian Society Madura 1 1 (kini dalam proses penerjemahan ulang
untuk diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia), Kunto dikenal sebagai sejarawan
sekaligus sastrawan andal. Beberapa karya sastranya sudah dibukukan, di
antaranya Dilarang Mencintai Bunga- Bunga (kumpulan cerpen); umput- umput
Danau Bento (1968) dan Topeng (1973): naskah drama; Kereta Api yang Berangkat
Pagi Hari (1966), Pasar (1972), dan Khotbah di Atas Bukit (1976): novel; Isyarat dan
Suluk Awang- wung (kumpulan puisi). Buku-bukunya di bidang sejarah, sosial, dan

budaya juga telah terbit, seperti Dinamika Sejarah mat Islam Indonesia (1985);
Budaya dan Masyarakat (1987); Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi (1991), dan
adikalisme Petani (1993). Tiga di antara sekian banyak cerpennya yang dimuat di
Kompas terpilih sebagai cerpen terbaik Kompas dalam tiga tahun berturut-turut,
yakni Laki-laki yang Kawin dengan Peri (1995); Pistol Perdamaian (1996); dan
Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan (1997). Ketika novel ini dalam prosespenerbitan,
Kuntowijoyo yang kini tercatat sebagai Koordinator Mata Kuliah Jurusan Sejarah
Fakultas Sastra UGM tengah mempersiapkan naskah pidato untuk upacara
pengukuhan dirinya sebagai guru besar tetap pada Fakultas Sastra UGM.
(" Terampil Berbahasa Indonesia 2 " karangan Gunawan Budi Santoso, Wendi Widya
R.D, Uti Darmawati)
2. Contoh Paragraf Narasi Kejadian
Dalam setting budaya Jawa berikut warna Islam yang selalu mewarnai karyakarya Kuntowijoyo, tokoh Abu Kasan Sapari tumbuh dalam suatu proses dialektika
dengan zamannya ketika bumi gonjang-ganjing, langit megap-megap. Sebagai
pegawai di sebuah kecamatan di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah, Abu
berkesempatan tampil sebagai saksi sejarah menjelang tumbangnya kejayaan
sebuah orde yang kemaruk. Orde Baru! Sampai akhirnya tanda-tanda zaman itu
muncul, isyarat bahwa pemerintah yang tengah berkuasa akan segera ambruk. Lalu,
pada suatu malam pada musim kemarau, hujan lebat oleh masyarakat dinamakan
hujan salah musim itu datang disertai angin ribut. Pagi hari, hujan dan angin reda.
Orang-orang keluar ke terminal. Beringin itu tumbang! Pohon yang selama ini tegak
menghadapi musim hujan dan angin.
3. Contoh Narasi Berisi Fakta
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang
nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya
di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang
dinamakan
Soekarno

Pancasila
bersama

pada

sidang

Mohammad

Hatta

BPUPKI
sebagai

tanggal
wakil

Juni

bangsa

1945.

Indonesia

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia


ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno

dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada


tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno
bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negaranegara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh
perjalanan

hidupnya

dihabiskan

untuk

berbakti

dan

Berjuang.

4. Contoh Narasi Fiksi


Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa,
membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua
telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa
begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza
membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke
tanah

air.

Tapi

wajah

ayu

di

hadapanku,

akankah

kurindui

juga?

Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya.
Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia
tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan isi pembahasan makalah di atas, dapat kita tarik kesimpulan
1.

bahwa sebenarnya paragraf narasi itu adalah.


Bentuk kisahan mengenai peristiwa atau kejadian berdasarkan urutan waktu atau

secara kronologis.
2. Jenis-jenis paragraf narasi ada dua yaitu, paragraf narasi ekspositoris dan paragraf
3.

narasi sugestif.
Ciri-ciri narasi adalah: Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan,dirangkai dalam
urutan waktu,berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"dan ada konfiks.

4.

Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama,yakni: Kemampuan


memerinci

gagasan

utama

paragraf

ke

dalam

gagasan-gagasan

penjelas,kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasangagasan penjelas.

5.

Jenis-jenis Karangan Narasi: narasi ekspositorik (narasi teknis),dan narasi


sugestif.

B. SARAN
Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat suatu keurangan, maka kami
sebagai penyusun menerima dengan besar hati apabila ada kritik, dan saran dari
pembaca

guna

kesempurnaan

dari

makalah-makalah

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
www.sentra-edukasi.com/2010/04/paragraf-narasi.html
adegustiann.blogsome.com/.../ciri-tulisan-narasi-deskripsi-eksposisi-d...
adegustiann.blogsome.com/2009/02/.../pola-pengembangan-paragraf...
id.wikipedia.org/wiki/Narasi
www.scribd.com/doc/9407510/jenisjenis-paragraf

Anda mungkin juga menyukai