Disusun Oleh:
Nia Apryanti
030.11.213
030.11.126
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 5 SEPTEMBER 12 NOVEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB
tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000
(WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah
kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per tahunnya.1
Estimasi nasional prevalensi HIV pada pasien TB baru adalah 2.8%. Angka
MDR-TB diperkirakan sebesar 2% dari seluruh kasus TB baru (lebih rendah dari
estimasi di tingkat regional sebesar 4%) dan 20% dari kasus TB dengan pengobatan
ulang. Diperkirakan terdapat sekitar 6.300 kasus MDR TB setiap tahunnya. Meskipun
memiliki beban penyakit TB yang tinggi, Indonesia merupakan negara pertama
diantara High Burden Country (HBC) di wilayah WHO South-East Asian yang
mampu mencapai target global TB untuk deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan
pada tahun 2006.
Hasil survei prevalensi TB (2004) mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku
menunjukkan bahwa 96% keluarga merawat anggota keluarga yang menderita TB
dan hanya 13% yang menyembunyikan keberadaan mereka. Meskipun 76% keluarga
pernah mendengar tentang TB dan 85% mengetahui bahwa TB dapat disembuhkan,
akan tetapi hanya 26% yang dapat menyebutkan dua tanda dan gejala utama TB. Cara
penularan TB dipahami oleh 51% keluarga dan hanya 19% yang mengetahui bahwa
tersedia obat TB gratis.2
Dibuatnya Family Folder ini melatih para dokter muda untuk melakukan
kunjungan rumah dalam rangka mempersiapkan diri untuk menjadi dokter keluarga.
Pasien akan memperoleh perhatian yang lebih mengenai kondisi kesehatan terkait
penyakit yang diderita demi mencapai kesembuhan yang optimal. Meningkatkan
pengetahuan mengenai perawatan pasien di rumah, baik dari segi keteraturan minum
obat, pola hidup dan kondisi lingkungan yang baik.
BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
2.1. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
A. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status perkawinan
Alamat
:
:
:
:
:
Tn. AN
43 tahun
Laki-laki
Sudah menikah
Jl. Trijaya II RT 05/ RW 07 No. 36, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
:
:
:
:
Islam
Jawa
SLTA
Security
:
:
:
:
:
Tn. AN
43 tahun
Laki-laki
Sudah menikah
Jl. Trijaya II RT 05/ RW 07 No. 36, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
:
:
:
:
Islam
Jawa
SLTA
Security
: BPJS
Sumber Pembiayaan
Posyandu balita
: Ya
Posyandu lansia
: Tidak
Olah raga
Rekreasi
: Jarang sekali
: Iya
: Tidak
: Tidak
: Tidak
Nama
Kedudukan
dalam
Keluarga
Sex
Umur
Pendidikan
(tahun)
Pekerjaan Ket.
Tempat
Tinggal
1.
Tn. R Ayah
(alm)
58
SD
Kerja
serabutan
Sudah
meninggal
2.
Ny. W
Ibu
62
SLTA
Ibu RT
Sehat
43
SLTA
Security
Sakit
Luar
rumah
Rumah
3.
Tn.
AN
Anak ke I
4.
Ny. J
Anak ke II
39
SMA
Wirausaha
Sehat
Luar
rumah
: Perempuan
1. Ayah pasien
Sudah meninggal
2. Ibu pasien
Sehat
3. Pasien
Sakit
4. Adik pasien
Sehat
: Pasien
berdahak, dengan dahak berwarna putih yang kemudian berubah warna menjadi hijau
kekuningan, 3 hari terakhir dahak bercampur darah saat batuk. Dalam sekali batuk
terdapat sebanyak seperempat sendok teh darah. Selain batuk, pasien merasakan
sesak, sering demam dan meriang saat malam hari. Nafsu makan pasien berkurang
sejak 2 bulan terakhir. Berat badan pasien terus menurun, dalam 3 bulan berat badan
pasien yang sebelumnya 52 kg sekarang menjadi 40 kg.
Pasien sudah mengobati penyakitnya sendiri dengan obat warung, sampai
berganti-ganti obat namun batuk tidak kunjung membaik. Pasien berobat ke
puskesmas kemudian di sarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien mengaku tidak pernah sakit yang berat sebelumnya.
Asma
(-)
Alergi
(-)
: Sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tinggi Badan
: 160 cm
Berat Badan
: 40 kg
Kesan Gizi
: Kurang
Tanda Vital
RR
Suhu
= 22 x/menit
= 36.5 oC
Kepala
: Normocephali
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/Mulut
Dada
Cor
Pa
Pe
: Timpani
Superior
Inferior
Oedema
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Interpretasi Hasil
Satuan
Normal
11.2
g/dL
Normal
5,06
x10^6/uL
Normal
9,8
x10^3/uL
Normal
250
x10^3/uL
Normal
48
%
Normal
0
%
Normal
1
%
Normal
52
%
Normal
24
%
Normal
6
%
Normal
86
fL
Normal
28
pg
Normal
33
g/dL
Tabel 2. Hasil pemeriksaan laboratorium darah
Nilai Rujukan
11,0 17,0
4,00 6,02
3,8-10,6
150 400
35,0 - 55,0
01
13
50 70
20 40
28
82 92
27 31
31 37
Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan :
Terapi medikamentosa :
Paracetamol 3 x 500 mg
Vitamin K 2x1
Terapi edukasi :
Memberi motivasi pada pasien dan keluarganya untuk kembali kontrol saat
obat sudah hampir habis ke Puskesmas
Memberi motivasi serta edukasi untuk senantiasa rutin meminum obat setiap
hari sesuai anjuran dokter
Memberi edukasi untuk pasien agar memakai masker saat di rumah maupun
di luar rumah
Menganjurkan pasien untuk membuka pintu rumah di pagi hari agar terjadi
pertukaran udara di dalam kamar
Menganjurkan pasien untuk rutin berolahraga dan rajin berjemur setiap pagi
hari
Meminta orang terdekat yang sukarela agar menjadi PMO (Pengawas Minum
Obat) pasien
10
11
12
D. Fungsi Pendidikan
Pasien merupakan lulusan SLTA. Adik pasien merupakan lulusan
SMA.
E. Fungsi Religius
Pasien beragama Islam. Istri pasien mengaku pasien masih belum
menjalankan sholat lima waktu. Kegiatan ibadah dilakukan di rumah seperti
sholat dan mengaji.
F. Fungsi Sosial Budaya
Pasien tinggal di tempat pemukiman penduduk yang padat. Hubungan
keluarga dengan tetangga dalam keadaan baik.
2.5. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA
FORMULIR 24 HOUR RECALL
(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga
tidur malam)
Waktu
Jam
Makan Pagi
07.00
Selingan
Makan Siang
10.00
12.00
Selingan
Makan
Malam
13.00
18.30
Selingan
21.30
Jumlah
URT
Nasi, daging ayam, 1 piring
telur, cabai merah,
bawang
putih,
bawang
merah,
garam, kecap.
Buah pisang
Buah pisang
1 buah
Nasi dengan lauk ayam Nasi, daging ayam
1 piring
goreng
Biskuit
Biskuit
3 buah
Nasi
dengan
lauk Nasi, tempe, sayur 1 piring
tempe goreng dan asem
sayur asem
Biskuit
Biskuit
2 buah
Tabel 3. Resume 24 hour recall
13
Penjelasan :
Asupan makan dan minum pasien dalam 24 jam meliputi makan pagi jam 07.00
dengan nasi goreng ayam dan selingan buah pisang. Makan siang dengan nasi dan
lauk ayam goreng dengan selingan biscuit 3 buah. Makan malam jam 18.30 dengan
nasi dan lauk tempe goreng serta sayur asem, dan selingan biscuit 2 buah.
2.6.
IDENTIFIKASI
FAKTOR
FAKTOR
YANG
MEMENGARUHI
KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
Pasien merupakan warga pemukiman wilayah yang padat penduduk dan
kumuh. Sebelum sakit pasien sering bergadang karena pekerjaannya seorang
security, terpapar angin malam, minum kopi dan merokok, tidak memperhatikan
asupan makanan yang dimakan. Kebanyakan teman kerja pasien adalah perokok
dan ada teman pasien yang batuk-batuk namun pasien tidak mengetahui apakah
temannya terkena penyakit paru-paru atau tidak.
Pasien tinggal di rumah kontrakan yang tidak memiliki ventilasi udara dan
pencahayaan yang kurang. Sehingga selain tidak ada cahaya yang masuk ke
kamar, proses pertukaran udara pun kurang optimal.
B. Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan yang dekat dengan rumah pasien adalah
Puskesmas. Apabila ada
sakit biasanya
akan
14
A. Fungsi Sosial
A.
Faktor Perilaku
15
rumah terbuat dari kayu, atap rumah dari seng. Tidak ada jendela di kamar kontrakan.
Ada teras terbuka di depan rumah. Penerangan di ruangan pada siang hari tidak ada
dan malam hari menggunakan lampu listrik.
Pertukaran udara kurang memadai karena pintu kamar jauh dari pintu keluar
ke teras depan. Kebersihan dalam rumah kontrakan kurang terjaga, tata letak barang barang tidak rapi, listrik tiap kamar 200 watt, sumber air dari air PAM. Kamar mandi
berjumlah 1, masing-masing berukuran 2 x 1 m2 dan terdapat kloset jongkok.
Lingkungan di luar rumah dinilai kurang bersih. Jalan di luar rumah lebarnya 3 meter
terbuat dari semen. Air limbah rumahan dialirkan ke sungai. Sampah rumah dibuang
ke tempat pembuangan sampah yang terletak di depan rumah.
B. DENAH RUMAH
2
3
10 m
Keterangan
1. Kamar mandi bersama
2. Dapur bersama
3. Kamar kontrakan A
(tetangga)
4. Kamar kontrakan pasien
5. Kamar kontrakan B
(tetangga)
6. Lorong
5
7m
16
: 1 lantai
3. Kepemilikan rumah
4. Luas rumah
: 70 m2
: 4 orang
: 3 m2
: Semen
: Papan kayu
7. Atap rumah
: Seng
Ruang tamu
: Tidak ada
Kamar mandi
: Ada, ukuran 2 x 1 m2
Ruang keluarga
: Tidak ada
Kamar tidur
: Ada, ukuran 3 x 2 m2
Kamar tidur
:-
: Terasa lembab
: Tidak ada
: Kurang
dahulu
3. Kamar mandi
: Ada
: Ada
: 3 meter
17
: kurang baik
Genetik
Pelayanan Kesehatan
Status Kesehatan
Lingkungan
Jarak puskesmas dan rumah pasien tidak jauh dan biaya terjangkau.
Perilaku
Lingkungan tempat tinggal yang padat pendu
18
19
2.
3.
Kurangnya
kesadaran
untuk membawa anggota
keluarga lain yang sakit
untuk berobat
Rencana Pembinaan
Memberikan
penjelasan
tentang penyakit yang diderita
dan rencana terapi yang
diberikan pada pasien dan
menjelaskan agar teratur
minum obat
Memberikan
penjelasan
apabila ada anggota keluarga
yang sakit, dalam hal ini
penyakit
menular,
dapat
dengan cepat menular karena
kondisi lingkungan yang
padat penduduk
Kurangnya
kesadaran Menjelaskan
pentingnya
tentang
pentingnya cahaya yang cukup dan
ventilasi dan pencahayaan ventilasi yang baik untuk
rumah yang baik
sirkulasi udara bagi anggota
keluarga yang tinggal di
dalam rumah.
4.
Kurangnya
kesadaran
mengenai
menjaga
kebersihan didalam rumah
dan pentingnya olahraga
untuk menjaga kesehatan.
5.
Indikator Keberhasilan
Penilaian
Pasien
minum
obat
secara rutin sesuai dosis
yang
diberikan
dan
datang ke puskesmas
untuk
kontrol
penyakitnya.
Pasien
melakukan pengobatan
dengan OAT selama 6
bulan.
Istri pasien membawa
pasien atau anggota
keluarga di rumah datang
berobat bila ada keluhan
lain yang dirasakan.
20
21
Kegiatan yang
Dilakukan
28 September 2016
-
Keluarga
Hasil Kegiatan
yang
Terlibat
Memperkenalkan diri dan Pasien dan Terbinanya suatu
menjelaskan
maksud keluarga
rapor awal serta
kedatangan
hubungan baik
Identifikasi
anggota
dengan keluarga
keluarga dan kondisi
pasien.
Dan
kesehatannya.
pasien
Melakukan anamnesis dan
memahami
pemeriksaan fisik pada
penjelasan
penderita.
tentang
Memberi
penjelasan
penyakitnya
mengenai
penyakit,
penyebab, faktor risiko,
penatalaksanaan.
Menginformasikan untuk
minum obat dengan rutin
7
Oktober - Evaluasi keluhan dan Pasien dan
2016
keadaan umum pasien. keluarga
Melakukan anamnesis
serta pemeriksaan fisik
pada pasien.
- Memberi motivasi untuk
selalu rutin kontrol ke
puskesmas
- Mengevaluasi
tentang
makanan
yang
dikonsumsi oleh pasien
dengan food recall 1 x
24hours
- Menginformasikan
mengenai
bahaya
merokok dan pentingnya
istirahat saat malam hari
Pasien
mengatakan
keluhan batuk
berdarahnya
sudah
berkurang, obat
diminum teratur.
Pasien
juga
memilih
makanan yang
bergizi
untuk
meningkatkan
kesehatannya.
Pasien berhenti
merokok
dan
mengambil lebih
banyak
shift
pagi
bila
memungkinkan.
Indikator
evaluasi
kegiatan
Pasien
memahami
masalah
yang
sedang dialami.
Pasien
lebih
memahami
penyakitnya
Pasien
memahami
pentingnya
meminum obat
secara
teratur
karena
merupakan jalan
menuju
kesembuhan
penyakitnya.
Pasien
dan
keluarga
memahami
pentingnya
asupan makanan
yang bergizi bagi
pasien.
Pasien
sadar
merokok
tidak
baik
untuk
kesehatan.
22
13 Oktober - Evaluasi
keluhan
dan Pasien dan - Diketahuinya
2016
keadaan umum pasien keluarga
kondisi terkini
serta
melakukan pasien
pasien.
pemeriksaan fisik, serta
- Pasien
dan
mengevaluasi
pasien
keluarga
apakah telah kontrol
mengerti
kembali ke puskesmas
tentang
- Memberikan
penjelasan
pentingnya
mengenai
pentingnya
kebersihan
ventilasi
udara
dan
rumah
kebersihan rumah
Pasien rutin
kontrol
ke
puskesmas
dan
dapat
menerapkan
pola
hidup
bersih
dan
sehat
Keluhan
dirasakan
berkurang.
Keluarga
dapat
menerapkan
perilaku hidup
bersih
dan
sehat.
Diketahuinya
kondisi
terkini
pasien.
Keluarga
memahami
perilaku
hidup
bersih dan sehat
Tingkat pemahaman
Faktor pendukung
Pasien dan keluarga mau dan dapat memahami penjelasan yang diberikan
3.
Faktor penyulit
23
Kondisi sirkulasi udara di rumah yang kurang baik dan tata ruang rumah
yang kurang baik
Kondisi rumah yang tidak dapat dimodifikasi karena merupakan rumah milik
orang lain
4.
Indikator keberhasilan
Keluarga dapat memahami penyakit yang dideritanya dan hal - hal yang
bersangkutan seperti penyebab, faktor risiko, pencegahan, penatalaksanaan,
dan komplikasi yang dapat terjadi.
24
LAMPIRAN
25
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian kesehatan RI. Pedoman Nasional Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta : 2014.
2. Kementrian kesehatan RI. Terobosan Menuju Akses Universal Strategi Nasional
Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia 2010-2014. Kementran Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta :
2011.
27