Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KUNJUNGAN KESEHATAN KELUARGA

SEORANG LAKI-LAKI USIA 43 TAHUN DENGAN


TUBERKULOSIS PARU

Disusun Oleh:

Nia Apryanti

030.11.213

Hena Tri Hardiyanti

030.11.126

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 5 SEPTEMBER 12 NOVEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB
tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000
(WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah
kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per tahunnya.1
Estimasi nasional prevalensi HIV pada pasien TB baru adalah 2.8%. Angka
MDR-TB diperkirakan sebesar 2% dari seluruh kasus TB baru (lebih rendah dari
estimasi di tingkat regional sebesar 4%) dan 20% dari kasus TB dengan pengobatan
ulang. Diperkirakan terdapat sekitar 6.300 kasus MDR TB setiap tahunnya. Meskipun
memiliki beban penyakit TB yang tinggi, Indonesia merupakan negara pertama
diantara High Burden Country (HBC) di wilayah WHO South-East Asian yang
mampu mencapai target global TB untuk deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan
pada tahun 2006.
Hasil survei prevalensi TB (2004) mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku
menunjukkan bahwa 96% keluarga merawat anggota keluarga yang menderita TB
dan hanya 13% yang menyembunyikan keberadaan mereka. Meskipun 76% keluarga
pernah mendengar tentang TB dan 85% mengetahui bahwa TB dapat disembuhkan,
akan tetapi hanya 26% yang dapat menyebutkan dua tanda dan gejala utama TB. Cara
penularan TB dipahami oleh 51% keluarga dan hanya 19% yang mengetahui bahwa
tersedia obat TB gratis.2
Dibuatnya Family Folder ini melatih para dokter muda untuk melakukan
kunjungan rumah dalam rangka mempersiapkan diri untuk menjadi dokter keluarga.
Pasien akan memperoleh perhatian yang lebih mengenai kondisi kesehatan terkait
penyakit yang diderita demi mencapai kesembuhan yang optimal. Meningkatkan
pengetahuan mengenai perawatan pasien di rumah, baik dari segi keteraturan minum
obat, pola hidup dan kondisi lingkungan yang baik.

BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
2.1. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
A. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status perkawinan
Alamat

:
:
:
:
:

Tn. AN
43 tahun
Laki-laki
Sudah menikah
Jl. Trijaya II RT 05/ RW 07 No. 36, Kecamatan Tebet,

Jakarta Selatan
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan

:
:
:
:

Islam
Jawa
SLTA
Security

B. Identitas Kepala Keluarga


Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status perkawinan
Alamat

:
:
:
:
:

Tn. AN
43 tahun
Laki-laki
Sudah menikah
Jl. Trijaya II RT 05/ RW 07 No. 36, Kecamatan Tebet,

Jakarta Selatan
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan

:
:
:
:

Islam
Jawa
SLTA
Security

C. Sumber Pembiayaan Kesehatan


Jaminan

: BPJS

Sumber Pembiayaan

: Gaji sebagai security dan Bantuan Pemerintah

D. Perilaku Kesehatan Keluarga


1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan :
-

Membeli obat-obatan yang dapat dibeli di warung, namun bila tidak


membaik maka pasien akan pergi berobat ke Puskesmas terdekat.

2. Keikut sertaan pada program Kesehatan di lingkungan rumah :

Posyandu balita

: Ya

Posyandu lansia

: Tidak

Perkumpulan kesehatan lainnya : Tidak

3. Pemanfaatan waktu luang :


-

Olah raga

: Tidak, waktu luang digunakan untuk tidur.

Rekreasi

: Jarang sekali

Melakukan hobi : Tidak.

Aktifitas Sosial di Lingkungan pemukiman :


- Arisan
- Pertemuan RT
- Organisasi
- Pengajian

: Iya
: Tidak
: Tidak
: Tidak

2.2. PROFIL KELUARGA


No

Nama

Kedudukan
dalam
Keluarga

Sex

Umur
Pendidikan
(tahun)

Pekerjaan Ket.

Tempat
Tinggal

1.

Tn. R Ayah
(alm)

58

SD

Kerja
serabutan

Sudah
meninggal

2.

Ny. W

Ibu

62

SLTA

Ibu RT

Sehat

43

SLTA

Security

Sakit

Luar
rumah
Rumah

3.

Tn.
AN

Anak ke I

4.

Ny. J

Anak ke II

39

SMA

Wirausaha

Sehat

Luar
rumah

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung

Skema 1. Genogram Keluarga Kandung Pasien


Keterangan
: Laki-laki

: Perempuan

1. Ayah pasien

Sudah meninggal

2. Ibu pasien

Sehat

3. Pasien

Sakit

4. Adik pasien

Sehat

: Pasien

2.3 RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH


DILAKUKAN
Dilakukan alloanamensis dengan Pasien pada Selasa, 28 September 2016.
Keluhan Utama
Batuk berdarah sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Saat Datang ke Klinik Kedokteran Keluarga
Seorang laki-laki berusia 43 tahun datang dengan keluhan batuk berdarah
sejak 3 hari yang lalu. Batuk dirasakan sudah sekitar

3 bulan, awalnya batuk

berdahak, dengan dahak berwarna putih yang kemudian berubah warna menjadi hijau

kekuningan, 3 hari terakhir dahak bercampur darah saat batuk. Dalam sekali batuk
terdapat sebanyak seperempat sendok teh darah. Selain batuk, pasien merasakan
sesak, sering demam dan meriang saat malam hari. Nafsu makan pasien berkurang
sejak 2 bulan terakhir. Berat badan pasien terus menurun, dalam 3 bulan berat badan
pasien yang sebelumnya 52 kg sekarang menjadi 40 kg.
Pasien sudah mengobati penyakitnya sendiri dengan obat warung, sampai
berganti-ganti obat namun batuk tidak kunjung membaik. Pasien berobat ke
puskesmas kemudian di sarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien mengaku tidak pernah sakit yang berat sebelumnya.

Darah tinggi (-)

Kencing manis (-)

Asma

(-)

Alergi

(-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak terdapat riwayat kencing manis, tekanan darah tinggi, asma, alergi dan
penyakit paru pada keluarga pasien.
Riwayat Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien berada di wilayah padat penduduk di
daerah kumuh dan satu kontrakan yang tidak terdapat ventilasi dan lembab dihuni
oleh 4 anggota keluarga.

Hasil Pemeriksaan Fisik


Hari Rabu, 28 September 2016 di poli umum
Keadaan Umum

: Sakit sedang

Kesadaran

: Compos Mentis

Tinggi Badan

: 160 cm

Berat Badan

: 40 kg

Kesan Gizi

: Kurang

Tanda Vital

: Tensi = 120/70 mmHg


Nadi = 80 x/menit

RR
Suhu

= 22 x/menit
= 36.5 oC

Kepala

: Normocephali

Mata

: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor

Telinga

: Normotia, serumen -/-, sekret -/-

Hidung

: Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi -

Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/Mulut

: Bibir kering (-), sianosis (-)

Dada

Cor

I : Iktus kordis tak tampak


Pa : Iktus kordis teraba di SIC V 2 jari medial dari LMCS
Pe : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Au : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo I : Simetris saat statis dan dinamis


Pa : Gerak nafas simetris, vokal fremitus simetris
Pe : Sonor pada kedua hemisfer paru
Au: Ka: Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
Ki: Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
Abdomen I : Datar

Pa

: Supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)

Pe

: Timpani

Au : Bising usus (+) normal


Ekstremitas

Superior

Inferior

Oedema

-/-

-/-

Akral dingin

-/-

-/-

Pemeriksaan Laboratorium (28 September 2016)


Hematologi
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Basofil
Eosinofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
MCV
MCH
MCHC

Interpretasi Hasil

Satuan

Normal
11.2
g/dL
Normal
5,06
x10^6/uL
Normal
9,8
x10^3/uL
Normal
250
x10^3/uL
Normal
48
%
Normal
0
%
Normal
1
%
Normal
52
%
Normal
24
%
Normal
6
%
Normal
86
fL
Normal
28
pg
Normal
33
g/dL
Tabel 2. Hasil pemeriksaan laboratorium darah

Nilai Rujukan
11,0 17,0
4,00 6,02
3,8-10,6
150 400
35,0 - 55,0
01
13
50 70
20 40
28
82 92
27 31
31 37

Kesan : Tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan darah.


Hasil pemeriksaan sputum (3 Oktober 2016)
Sewaktu (++)
Pagi (+++)
Sewaktu (++)
Kesan: positif Tuberkulosis paru

Pemeriksaan Foto Rontgen Thorax PA

Kesan: TB paru dupleks aktif


Diagnosis :
-

Tuberkulosis paru dupleks aktif

Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan :
Terapi medikamentosa :

Paracetamol 3 x 500 mg

Vitamin K 2x1

Pemberian OAT Kombinasi Dosis Tetap (FDC) Kategori 1


2RHZE + 4 R3H3 untuk pasien 40 kg yaitu
Tahap Intensif (56 hari) diminum setiap hari : 3 Tablet 4FDC
Tahap Lanjutan (3 kali seminggu) selama 16 minggu : 3 Tablet 2FDC

Terapi edukasi :

Penjelasan mengenai keadaan penyakit yang sedang dialami oleh pasien

Penjelasan mengenai penyebab penyakit dan akibat yang dapat ditimbulkan


apabila penyakit tidak diobati
9

Menjelaskan apa yang dapat dilakukan untuk kesembuhan penyakit

Memberi motivasi pada pasien dan keluarganya untuk kembali kontrol saat
obat sudah hampir habis ke Puskesmas

Memberi motivasi serta edukasi untuk senantiasa rutin meminum obat setiap
hari sesuai anjuran dokter

Memberi motivasi serta edukasi terhadap keluarga pasien mengenai kondisi


pasien dan juga pentingnya dukungan keluarga dalam kesembuhan
penyakitnya

Memberi edukasi untuk pasien agar memakai masker saat di rumah maupun
di luar rumah

Menganjurkan pasien untuk membuka pintu rumah di pagi hari agar terjadi
pertukaran udara di dalam kamar

Menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungannya

Menganjurkan pasien untuk rutin berolahraga dan rajin berjemur setiap pagi
hari

Meminta orang terdekat yang sukarela agar menjadi PMO (Pengawas Minum
Obat) pasien

Hasil Penatalaksanaan Medis


Pasien sudah mengerti dan memahami penyakitnya dan berkomitmen untuk
patuh minum obat secara rutin dan teratur demi kesembuhannya. Keluhan batuk
berdarah sudah tidak ada saat kunjungan kedua, tetapi pasien masih batuk. Sesak
sudah berkurang.
Faktor Pendukung : Pasien dapat mengerti tentang penyakit yang dialaminya dan
menyadari bahwa aturan minum obat harus dipatuhi agar dirinya dapat sembuh dari
sakitnya. Pasien mau berkomitmen untuk rutin minum obat setiap hari selama 2 bulan
pertama dan dan tiga kali seminggu selama 4 bulan berikutnya agar penyakitnya
dapat tuntas diatasi. Istri pasien mendukung penuh pengobatan ini dan mau menjadi
pengawas minum obat pasien.

10

Faktor Penghambat : Lingkungan tempat tinggal pasien berada di wilayah padat


penduduk dan kumuh, rumah yang hanya terdapat 1 kamar yang tidak terdapat
ventilasi dan lembab.
Indikator Keberhasilan: Pasien menuntaskan pengobatan Tuberkulosis paru dengan
OAT (Obat Anti Tuberkulosis) selama 6 bulan. Setelah pengobatan 6 bulan
diharapkan hasil pemeriksaan BTA dan rontgen thorax menjadi negatif.
2.4. IDENTIFIKASI FUNGSI FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien dan istrinya, didapatkan
informasi bahwa pasien batuk berdarah sejak 3 hari sebelum datang ke
puskesmas. Batuk dirasakan sudah sekitar 3 bulan, awalnya batuk berdahak,
dengan dahak berwarna putih yang kemudian berubah warna menjadi hijau
kekuningan, 3 hari terakhir dahak bercampur darah saat batuk. Dalam sekali
batuk terdapat sebanyak seperempat sendok teh darah. Selain batuk, pasien
merasakan sesak, sering demam dan meriang saat malam hari. Nafsu makan
pasien berkurang, berat badan pasien terus menurun. Pasien akhirnya pergi ke
Puskesmas. Setelah ditegakkan diagnosis Tuberkulosis paru maka pasien
mendapatkan pengobatan dari Puskesmas dan istri pasien bersedia menjadi
pengawas minum obatnya.
B. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal di rumah kontrakan bersama istri dan dua anak pasien.
Serta penghuni kontrakan lainnya. Hubungan dengan keluarga dan tetangga
dalam keadaan baik.
C. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga pasien seluruhnya ditanggung oleh pasien yang
bekerja sebagai security. Menurut pengakuan istri pasien, penghasilan tersebut
dirasa pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan makan
sekeluarga.

11

12

D. Fungsi Pendidikan
Pasien merupakan lulusan SLTA. Adik pasien merupakan lulusan
SMA.
E. Fungsi Religius
Pasien beragama Islam. Istri pasien mengaku pasien masih belum
menjalankan sholat lima waktu. Kegiatan ibadah dilakukan di rumah seperti
sholat dan mengaji.
F. Fungsi Sosial Budaya
Pasien tinggal di tempat pemukiman penduduk yang padat. Hubungan
keluarga dengan tetangga dalam keadaan baik.
2.5. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA
FORMULIR 24 HOUR RECALL
(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga
tidur malam)
Waktu

Jam

Nama makanan atau


Bahan makanan
minuman

Makan Pagi

07.00

Nasi goreng ayam

Selingan
Makan Siang

10.00
12.00

Selingan
Makan
Malam

13.00
18.30

Selingan

21.30

Jumlah

URT
Nasi, daging ayam, 1 piring
telur, cabai merah,
bawang
putih,
bawang
merah,
garam, kecap.
Buah pisang
Buah pisang
1 buah
Nasi dengan lauk ayam Nasi, daging ayam
1 piring
goreng
Biskuit
Biskuit
3 buah
Nasi
dengan
lauk Nasi, tempe, sayur 1 piring
tempe goreng dan asem
sayur asem
Biskuit
Biskuit
2 buah
Tabel 3. Resume 24 hour recall

13

Penjelasan :
Asupan makan dan minum pasien dalam 24 jam meliputi makan pagi jam 07.00
dengan nasi goreng ayam dan selingan buah pisang. Makan siang dengan nasi dan
lauk ayam goreng dengan selingan biscuit 3 buah. Makan malam jam 18.30 dengan
nasi dan lauk tempe goreng serta sayur asem, dan selingan biscuit 2 buah.
2.6.

IDENTIFIKASI

FAKTOR

FAKTOR

YANG

MEMENGARUHI

KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
Pasien merupakan warga pemukiman wilayah yang padat penduduk dan
kumuh. Sebelum sakit pasien sering bergadang karena pekerjaannya seorang
security, terpapar angin malam, minum kopi dan merokok, tidak memperhatikan
asupan makanan yang dimakan. Kebanyakan teman kerja pasien adalah perokok
dan ada teman pasien yang batuk-batuk namun pasien tidak mengetahui apakah
temannya terkena penyakit paru-paru atau tidak.
Pasien tinggal di rumah kontrakan yang tidak memiliki ventilasi udara dan
pencahayaan yang kurang. Sehingga selain tidak ada cahaya yang masuk ke
kamar, proses pertukaran udara pun kurang optimal.
B. Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan yang dekat dengan rumah pasien adalah
Puskesmas. Apabila ada

anggota keluarga yang

sakit biasanya

akan

memeriksakan diri di Puskesmas terdekat dengan rumah pasien adalah


Puskesmas, karena dekat dan biayanya terjangkau. Jarak dari rumah ke
Puskesmas sekitar 1 kilometer.

2.7. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Biologis

Pasien diketahui mengalami keluhan batuk disertai darah, sesak,


demam dan meriang di malam hari dan berat badan terus menurun.

14

Pasien berobat ke Puskesmas dan didiagnosis menderita Tuberkulosis


paru aktif.
A. Fungsi Psikologis

Hubungan antar anggota keluarga cukup baik.

B. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Kebutuhan sehari-hari pasien ditanggung oleh penghasilannya sebagai


security dan bantuan pemerintah.

A. Fungsi Sosial

Para anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar


dengan baik.

A.

Faktor Perilaku

Tidak berobat sebelum penyakitnya parah

Keadaan kamar yang berantakan dan kurang bersih

Jarang keluar rumah di pagi dan siang hari, jarang berjemur

Tidak memperhatikan kebutuhan makanan gizi seimbang

Tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup atau olahraga

A. Faktor Non Perilaku

Tidak ada masalah

2.8. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH


A. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien merupakan kontrakan yang terletak di pemukiman penduduk
yang padat dengan ukuran 10 x 7 m2. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 3
kamar kontrakan, satu kamar mandi, satu dapur. Lantai terbuat dari semen, dinding

15

rumah terbuat dari kayu, atap rumah dari seng. Tidak ada jendela di kamar kontrakan.
Ada teras terbuka di depan rumah. Penerangan di ruangan pada siang hari tidak ada
dan malam hari menggunakan lampu listrik.
Pertukaran udara kurang memadai karena pintu kamar jauh dari pintu keluar
ke teras depan. Kebersihan dalam rumah kontrakan kurang terjaga, tata letak barang barang tidak rapi, listrik tiap kamar 200 watt, sumber air dari air PAM. Kamar mandi
berjumlah 1, masing-masing berukuran 2 x 1 m2 dan terdapat kloset jongkok.
Lingkungan di luar rumah dinilai kurang bersih. Jalan di luar rumah lebarnya 3 meter
terbuat dari semen. Air limbah rumahan dialirkan ke sungai. Sampah rumah dibuang
ke tempat pembuangan sampah yang terletak di depan rumah.
B. DENAH RUMAH

2
3

10 m

Keterangan
1. Kamar mandi bersama
2. Dapur bersama
3. Kamar kontrakan A
(tetangga)
4. Kamar kontrakan pasien
5. Kamar kontrakan B
(tetangga)
6. Lorong

5
7m

16

Analisis Keadaan Rumah :


1. Letak rumah di daerah

: Pemukiman padat penduduk

2. Bentuk bangunan rumah

: 1 lantai

3. Kepemilikan rumah

: Milik orang lain (kontrakan)

4. Luas rumah

: 70 m2

Jumlah orang dalam satu rumah


Luas halaman rumah

: 4 orang
: 3 m2

5. Lantai rumah dari

: Semen

6. Dinding rumah dari

: Papan kayu

7. Atap rumah

: Seng

8. Pembagian ruangan rumah

Ruang tamu

: Tidak ada

Kamar mandi

: Ada, ukuran 2 x 1 m2

Ruang keluarga

: Tidak ada

Kamar tidur

: Ada, ukuran 3 x 2 m2

9. Jendela rumah : Tidak ada


Penerangan di dalam rumah tidak memadai.
1. Listrik di rumah : Ada 200 watt
2. Lubang ventilasi :
-

Kamar tidur

:-

Kelembaban dalam rumah

: Terasa lembab

Kesan ventilasi di dalam rumah

: Tidak ada

1. Kebersihan dalam rumah

: Kurang

2. Sumber air minum dari

: Air PAM yang di masak terlebih

dahulu
3. Kamar mandi

: Ada

4. Limbah rumah tangga di alirkan ke : Sungai


5. Tempat sampah diluar rumah

: Ada

6. Jalan di depan rumah lebarnya

: 3 meter
17

Kesan kebersihan lingkungan pemukiman

: kurang baik

2.9. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

Genetik

Pelayanan Kesehatan

Status Kesehatan

Lingkungan

Jarak puskesmas dan rumah pasien tidak jauh dan biaya terjangkau.
Perilaku
Lingkungan tempat tinggal yang padat pendu

Tidak ada jendela dan ventilasi udara di dalam


Kebersihan rumah kurang terjaga

Tidak segera berobat sebelum penyakit menjadi parah


Tidak memperhatikan kebersihan rumah
Tidak memperhatikan asupan makanan dengan gizi seimbang
Merokok, bergadang tidak bisa dihindari karena tuntutan pekerjaan

18

19

2.10. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA


No
1.

2.

3.

Resiko dan Masalah


Kesehatan
Kurangnya pengetahuan
tentang gejala penyakit
sehingga tidak segera
diobati

Kurangnya
kesadaran
untuk membawa anggota
keluarga lain yang sakit
untuk berobat

Rencana Pembinaan
Memberikan
penjelasan
tentang penyakit yang diderita
dan rencana terapi yang
diberikan pada pasien dan
menjelaskan agar teratur
minum obat

Memberikan
penjelasan
apabila ada anggota keluarga
yang sakit, dalam hal ini
penyakit
menular,
dapat
dengan cepat menular karena
kondisi lingkungan yang
padat penduduk
Kurangnya
kesadaran Menjelaskan
pentingnya
tentang
pentingnya cahaya yang cukup dan
ventilasi dan pencahayaan ventilasi yang baik untuk
rumah yang baik
sirkulasi udara bagi anggota
keluarga yang tinggal di
dalam rumah.

4.

Kurangnya
kesadaran
mengenai
menjaga
kebersihan didalam rumah
dan pentingnya olahraga
untuk menjaga kesehatan.

5.

Merokok dan bergadang

Indikator Keberhasilan
Penilaian
Pasien
minum
obat
secara rutin sesuai dosis
yang
diberikan
dan
datang ke puskesmas
untuk
kontrol
penyakitnya.
Pasien
melakukan pengobatan
dengan OAT selama 6
bulan.
Istri pasien membawa
pasien atau anggota
keluarga di rumah datang
berobat bila ada keluhan
lain yang dirasakan.

Pasien dapat pindah ke


kamar kontrakan yang
berada
lebih
dekat
dengan teras depan yang
terbuka. Atau meminta
ijin pada pemilik rumah
untuk membuat jendela
di kamar.
Istri pasien, pasien, dan
kedua
anak
pasien
menjaga kebersihan di
rumah setidaknya di
dalam kamar. Melakukan
olahraga rutin di pagi
hari minumal 2 kali
seminggu.

Menjelaskan kepada keluarga


tentang
pentingnya
membersihkan rumah untuk
menjaga kesehatan pasien dan
keluarganya,
menjelaskan
pentingnya
melakukan
olahraga
ringan,
menganjurkan
untuk
berolahraga minimal 2 kali
seminggu.
Menjelaskan bahaya merokok Pasien berhenti merokok
dan pentingnya istirahat saat dan
lebih
banyak
malam hari.
mengambil shift pagi bila
memungkinkan.

20

21

2.11. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN


Tanggal
kunjungan

Kegiatan yang
Dilakukan

28 September 2016
-

Keluarga
Hasil Kegiatan
yang
Terlibat
Memperkenalkan diri dan Pasien dan Terbinanya suatu
menjelaskan
maksud keluarga
rapor awal serta
kedatangan
hubungan baik
Identifikasi
anggota
dengan keluarga
keluarga dan kondisi
pasien.
Dan
kesehatannya.
pasien
Melakukan anamnesis dan
memahami
pemeriksaan fisik pada
penjelasan
penderita.
tentang
Memberi
penjelasan
penyakitnya
mengenai
penyakit,
penyebab, faktor risiko,
penatalaksanaan.
Menginformasikan untuk
minum obat dengan rutin

7
Oktober - Evaluasi keluhan dan Pasien dan
2016
keadaan umum pasien. keluarga
Melakukan anamnesis
serta pemeriksaan fisik
pada pasien.
- Memberi motivasi untuk
selalu rutin kontrol ke
puskesmas
- Mengevaluasi
tentang
makanan
yang
dikonsumsi oleh pasien
dengan food recall 1 x
24hours
- Menginformasikan
mengenai
bahaya
merokok dan pentingnya
istirahat saat malam hari

Pasien
mengatakan
keluhan batuk
berdarahnya
sudah
berkurang, obat
diminum teratur.
Pasien
juga
memilih
makanan yang
bergizi
untuk
meningkatkan
kesehatannya.
Pasien berhenti
merokok
dan
mengambil lebih
banyak
shift
pagi
bila
memungkinkan.

Indikator
evaluasi
kegiatan
Pasien
memahami
masalah
yang
sedang dialami.
Pasien
lebih
memahami
penyakitnya

Pasien
memahami
pentingnya
meminum obat
secara
teratur
karena
merupakan jalan
menuju
kesembuhan
penyakitnya.
Pasien
dan
keluarga
memahami
pentingnya
asupan makanan
yang bergizi bagi
pasien.
Pasien
sadar
merokok
tidak
baik
untuk
kesehatan.

22

13 Oktober - Evaluasi
keluhan
dan Pasien dan - Diketahuinya
2016
keadaan umum pasien keluarga
kondisi terkini
serta
melakukan pasien
pasien.
pemeriksaan fisik, serta
- Pasien
dan
mengevaluasi
pasien
keluarga
apakah telah kontrol
mengerti
kembali ke puskesmas
tentang
- Memberikan
penjelasan
pentingnya
mengenai
pentingnya
kebersihan
ventilasi
udara
dan
rumah
kebersihan rumah

Pasien rutin
kontrol
ke
puskesmas
dan
dapat
menerapkan
pola
hidup
bersih
dan
sehat

21 Oktober - Evaluasi keluhan dan Pasien dan


2016
keadaan umum pasien keluarga
serta
melakukan
pemeriksaan fisik.
- Memberi
penjelasan
mengenai pentingnya
prinsip hidup bersih dan
sehat

Keluhan
dirasakan
berkurang.
Keluarga
dapat
menerapkan
perilaku hidup
bersih
dan
sehat.

Diketahuinya
kondisi
terkini
pasien.
Keluarga
memahami
perilaku
hidup
bersih dan sehat

2.12. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA


1.

Tingkat pemahaman

: Pembinaan terhadap pasien dan keluarganya

telah dilakukan cukup baik. Pemahaman pasien dan keluarganya tentang


penyakitnya sudah baik.
2.

Faktor pendukung

Pasien dan keluarga mau dan dapat memahami penjelasan yang diberikan

Sikap yang kooperatif pasien dan keluarga sehingga dapat menerapkan


penjelasan yang diberikan

3.

Faktor penyulit

Kondisi lingkungan rumah pasien yang padat penduduk dan kumuh

23

Kondisi sirkulasi udara di rumah yang kurang baik dan tata ruang rumah
yang kurang baik
Kondisi rumah yang tidak dapat dimodifikasi karena merupakan rumah milik
orang lain
4.

Indikator keberhasilan

Keluarga dapat memahami penyakit yang dideritanya dan hal - hal yang
bersangkutan seperti penyebab, faktor risiko, pencegahan, penatalaksanaan,
dan komplikasi yang dapat terjadi.

Keluarga pasien membawa pasien datang kembali ke puskesmas secara rutin


untuk kontrol dan mengambil obat. Serta mampu menerapkan pola hidup
sehat dan bersih di kesehariannya. Mendukung pasien untuk berolahraga
rutin.

24

LAMPIRAN

Foto Kamar Pasien

Foto Keadaan Rumah Pasien

Foto Lingkungan Rumah Pasien

25

Foto dengan Pasien

Foto dengan keluarga pasien

26

DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian kesehatan RI. Pedoman Nasional Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta : 2014.
2. Kementrian kesehatan RI. Terobosan Menuju Akses Universal Strategi Nasional
Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia 2010-2014. Kementran Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta :
2011.

27

Anda mungkin juga menyukai