Pengontrolan Mikroorganisme
Alifida Rahma Fanani, Eka Lestariya, Juhaini, Najla Sari, Siska Paradifta, Sri Rohana Dewi, Zakina Octaviano
Kelompok 2A , Praktikum Mikrobiologi Dasar
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman
Abstrak
Mikroorganisme dapat meneyebabkan permasalahan, hal itu nampak dari kemampuannya
menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman yang menimbulkan penyakit. Bukan hanya itu aktifitas
negatif menimbulkan rusaknya bahan makanan hingga berakibat tidak dapat di konsumsi bahkan beracun.
Karena itu perlu adanya suatu usaha untuk mengendalikan aktifitas dari mikroba. Yang di maksud
pengendalian di sini adalah upaya pemberantasan, penghambatan dan pemusnahan sel mikroba dan segala
bentuk sel vegetatif. Telah banyak di temukan teknik-teknik dalam pengendalian mikroorganisme seperti
desinfektan, sterilisasi, pasteurisasi, antiseptik, germisida, bakteoristatik, bakterisid. Salah satunya yang
kita gunakan adalah teknik desinfektan. Daya kerja antibiotik dengan menggunakan metode swab atau
metode Kirby/Bauer. Caranya, yaitu dengan mengoles media LBA dengan swab yang telah dicelupkan ke
dalam aquades yang bercampur 1 ose biakan bakteri. Lalu dicelupkan kertas cakran dalam larutan-larutan
desinfektan dan diletakkan ke media LBA yang telah di swab. Terakhir, inkubasikan selama 48 jam pada
suhu ruang. Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa larutan rinso yang
memiliki desinfektan terbaik karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Selanjutnya bayclin yang
memiliki zona hambat sebesar 12,25 mm sehingga menjadi desinfektan kedua terbaik. Lalu, lifebuoy yang
memiliki zona hambat sebesar 9,6 mm. Terakhir, kloromfenikol yang hanya memiliki zona hambat sebesar
8,6 mm yang artinya kloromfenikol belum bekerja sempurna untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri
karena kandungan desinfektannya yang sedikit. Berbagai faktor yang mempenqaruhi penahambatan
mikroorganisme mencakup kepadatan populasi mikroorganisme, kepekaan_terhadap_bahan antimikrobial
volume bahan yang disterilkan, lamanya _ bahan antimikrobial diaplikasikan pads mikroorganisme,
konsentrasi bahan antimikrobial, suhu, dan kand_, omen bahan organik. Protein akan mengurangi daya
kerja disinfektan; sedangkan panes mempercepat daya kerjanya. Daya kerja disinfektan terhadap bakteri
Kata Kunci : Desinfektan/Antibiotik/Luria Bertani/Swab
Tanggal Praktikum: 14 Desember 2015 Diserahkan tanggal: 18 Desember 2015
Pendahuluan
Mikroorganisme terdapat dalam populasi
yang besar dan beragam, dan mereka terdapat
hampir dimana-mana di alam ini. Mereka
merupakan bentuk kehidupan yang tersebar paling
luas dan terdapat paling banyak di planet ini.
Sesungguhnya telah dihitung bahwa massa
mikroorganisme di bumi melebihi massa organisme
lain. Didalam setiap gram tanah subur terdapat
berjuta-juta mikroorgansime[4].
Peranan
mikroorganisme
dalam
kehidupan
sangat
penting,
teknologi
mikrobiologis telah memecahkan sekelumit
permasalahan manusia. Pengadaan energi,
pangan , obat-obatan merupakan hasil dari
peranan mikroorganisme. Fermentasi sel
mikrobe
menghasilkan
alkohol
dapat
digunakan untuk bahan bakar alternatif.
Pengadaan nutrisi untuk pakan ternak
merupakan salah satu terobosan pemecahan
masalah dalam pengadaan pakan ternak.
Namun
mikroorganisme
dapat
meneyebabkan permasalahan, hal itu nampak
Bersihkan tangan menggunakan alkohol 70%. 3. Uji daya hambat mikroba menggunakan
Siapkan suspensi biakan bakteri Staphylococcus
desinfektan (Bayclin dan Lifebuoy)
Lifebuoy
Daya hambat
sebesar
9,4
mm.
2.
Cloromfenikol
Keterangan
Perhitungan :
Tidak
ada
indeks daya
hambat
karena
diameter
tidak dapat
diukur dan
inkubasi
lebih dari 24
jam.
Daya hambat
sebesar 8,6
mm.
Antimikroba :
1. Rinso
Tidak ada indeks daya hambat karena diameter
tidakdapat diukur.
2. Cloromfenikol
Diameter zona bening
U1 = D1 (0,9 cm)
D3 (1,1 cm)
D2 (0,9 cm)
D4 (1 cm)
U2 = D1 (0,9 cm)
D2 (0,8 cm)
D3 (1,4 cm)
D4 (1 cm)
U3 = D1 (1 cm)
D2 (1,2 cm)
D3 (1 cm)
D4 (0,9 cm)
keterangan
Daya hambat
sebesar 12,25
mm.
U1 = D1+D2+D3+D4
= 0,9+0,9+1,1+1
= 3,9 cm 39 mm
Indeks daya hambat : 39 mm-6 mm
4
: 8,25 mm
U2 = D1+D2+D3+D4
= 0,9+0,8+1,4+1
= 4,1 cm 41 mm
Indeks daya hambat : 41 mm-6 mm
D3 (1,9 cm)
D4 (1,7 cm)
U2 = D1 (1,5 cm)
D2 (1,5 cm)
D3 (1,4 cm)
D4 (1,4 cm)
U3 = D1 (1 cm)
D2 (0,9 cm)
D3 (0,8 cm)
D4 (0,9 cm)
4
: 7,5 mm
Rata-rata keseluruhan :
= (U1+U2+U3) : 3
=(16,25+13+7,5) : 3
=36,75 : 3
= 12,25 mm
Jadi, daya hambat keseluruhan menggunakan
Bayclin adalah sebesar 12,25 mm.
2. Lifebuoy
Diameter zona bening
U1 = D1 (0,6 cm)
D3 (0,5 cm)
D2 (0,5 cm)
D4 (0,7 cm)
U2 = D1 (0,5 cm)
D2 (0,4 cm)
D3 (0,4 cm)
D4 (0,4 cm)
U3 = D1 (1,2 cm)
D2 (2,2 cm)
D3 (1,5 cm)
D4 (1 cm)
4
: 16,25 mm
U2 = D1+D2+D3+D4
= 1,5+1,5+1,4+1,4
= 5,8 cm 58 mm
Indeks daya hambat : 58 mm-6 mm
4
: 13 mm
U3 = D1+D2+D3+D4
= 1+0,9+0,8+0,9
= 3,6 cm 36 mm
Indeks daya hambat : 36 mm-6mm
: 4,25 mm
U2 = D1+D2+D3+D4
= 0,5+0,4+0,4+0,4
= 1,7 cm 17 mm
Indeks daya hambat : 17 mm-6 mm
4
: 0,75 mm
U3 = D1+D2+D3+D4
= 1,2+2,2+1,5+1
= 5,9 cm 59 mm
Indeks daya hambat : 59 mm-6mm
4
: 13,25 mm
Rata-rata keseluruhan :
= (U1+U2+U3) : 3
=(4,25+0,75+13,25) : 3
=36,75 : 3
= 9,4 mm
Kloramfenikol
mempunyai
daya
antimikroba yang kuat maka penggunaan
Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai
pada
tahun
1950
diketahui
bahwa
Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia
aplastik yang fatal. Efek antimikroba dalam
Kloramfenikol
bekerja
dengan
jalan
menghambat sintesis protein kuman. Yang
dihambat adalah enzim peptidil transferase
yang berperan sebagai katalisator untuk
membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses
sintesis
protein
kuman.
Efek
toksis
Kloramfenikol pada sel mamalia terutama
terlihat pada sistem hemopoetik/darah dan
diduga berhubungan dengan mekanisme kerja
Kloramfenikol. Kloramfenikol digunakan
untuk mengatasi H.influenzae dan S. thypi
karena bersifat toksit terhadap sumsum tulang.
Kontrol
terhadap
pertumbuhan
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
adalah
upaya
pemberantasan,
penghambatan
dan
pemusnahan sel mikroba dan segala bentuk sel
vegetatif. Teknik-teknik dalam pengendalian
mikroorganisme seperti desinfektan, sterilisasi,
pasteurisasi,
antiseptik,
germisida,
bakteoristatik, bakterisid. Cara pengontrolan
mikroba itu ada secara fisika, kimia dan
mekanik. Antiseptik adalah substansi kimia yang
digunakan pada jaringan hidup yang dapat
menghambat
pertumbuhan
mikroorganisma.
Desinfektan adalah substansi kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan sel vegetatif pada materi
yang tidak hidup.
Dari praktikum diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa Rinso merupakan bahan
kimiayang paling baik untuk menghambat
pertumbuhan bakteri, selanjutnya bayclin lalu
lifebuoy dan yang memiliki cara kerja yang buruk
dalam peenghambatan bakteri yaitu kloromfenikol