Perawatan saluran akar dilakukan pada gigi desui dilakukan untuk mencegah
tanggalnya gigi desidui sebelum waktunya. Topografi saluran akar gigi yang rumit dengan
banyak saluran akar tambahan membuat akses dan instrumentasi ke dalam saluran akar gigi
menjadi sulit. Proses resorpsi akar pada gigi desidui tidar teratur dan tidak selalu dapat
dideteksi secara radiografi. Karakteriktik ini menyebabkan preparasi dan pembersihan saluran
akar gigi desidui menjadi tidak optimal, oleh karena itu dalam perawatan saluran akar lebih
mengutamakan penggunaan saluran akar yang terbatasdaripada preparasi biomekanis.
Pengisian saluran akar berungsi untuk mencegah bakteri berpindah dan berproliferasi
ke dalam jaringan periradikuler melalui foramen apical dan saluran akar lateral. Sifat bahan
pengisi saluran akar yang terpenting adalah dapat diresorpsi dengan kecepatan yang sama
dengan resorpsi fisiologis akar gigi, selain harus radiopak, tidak toksik terhadap jaringan
periapikal dan benih gigi penggantinya mudah dimasukkan, tidak mengkerut dan memiliki
kemampuan sebagai desinfektan.
Bahan pengisian saluran akar kini telah beragam seiring perkembangan peneltian dan
kemajuan teknologi. Pasta iodoform (kri paste), pasta ZOE, dan pasta Ca(OH)2 merupkan
bahan yang paling sering digunakan di praktik kedokteran gigi. Ketiga bahan tersebut
memiliki indikasi tersendiri.
Dalam makalah ini akan lebih dibahas mengenai keberhasilan perawatan saluran akar
pada gigi sulung dengan menggunakan ketiga bahan tersebut. Makalah ini akan membahas
indikasi, isi bahan, keuntungan dan kerugian., manipulasi kerja, serta evaluasi keberhasilan
dari ketiga bahan.
PASTA ZINC OXIDE-EUGENOL (ZOE)
ZOE merupakan salah satu bahan pengisi saluran akar yang banyak digunakan untuk
gigi sulung.
menguntungkan dari ZOE. Jumlah ZOE yang dilepaskan pada zona periapikal segera setelah
pengisian adalah 10-4 dan menurun menjadi 10-6 setelah 24 jam, dan mecapai 0 setelah 1
bulan.
% Berat
Powder
Zinc oxide
69
Zinc acetate
0.7
White resin
29
Zinc stearate
Liquid
Oil of cloves
78
Canada balsam
22
Keuntungan dari bahan pengisi saluran akar bentuk pasta adalah mudah didapatkan,
biaya relatif murah, mempunyai efek antimikroba yang baik, tidak sitotoksik untuk sel-sel
yang berkontak langsung ataupun tidak langsung, plastisitasnya baik, tidak toksisitas,
merupakan materi radiopak, memiliki anti inflamasi dan analgesik yang sangat berguna
setelah prosedur pulpektomi. Selain itu, ZOE juga tidak menyebabkan diskolorisasi pada gigi.
Kekurangan Zinc Oxide-Eugenol
Zinc Oxide Eugenol (ZOE) dapat mengiritasi jaringan periradicular tulang dan
menyebabkan nekrosis tulang dan cementum. Jika pengisiannya berlebih dapat mengiritasi
jaringan sehingga menyebabkan inflamasi. Tingkat resorpsi lambat, dan mengubah jalan
erupsi gigi permanen.
Manipulasi kerja Zinc Oxide-Eugenol
Manipulasi ZOE Semen dicampur dengan cara menambahkan sejumlah powder ke
dalam cairan sehingga diperoleh konsistensi yang kental. Perbanding jumlah powder dan
cairan disesuaikan denga petunjuk pabrik. Pencampuran dilakukan diatas glass lab dan
diaduk menggunakan spatula semen. Menurut Craig (2002) rata-rata waktu yang diperlukan
untuk mencapai setting time adalah 4-10 menit.
Teknik Pengisian :
1. Pemberian anestesi lokal
2. Isolasi gigi dengan rubber dam
3. Pembuangan jaringan pulpa dari kanal
4. Lakukan irigasi dengan hidrogen peroksida 3% dan diikuti dengan sodium hypchlorite
5. Kanal dikeringkan menggunakan pappeer point yang steril
6. Lakukan kontrol terhadap pendarahan
7. Campuran tipis pasta ZOE unreinforced dilapisi dengan papper point untuk menutupi
dinding saluran akar.
8. Gunakan file untuk memasukkan pasta kedalam dinding
9. Pasta yang berlebih dibuang menggunakan papper point atau hedstorm file
3
menyebabkan lingkungan alkaline sehingga tidak kondusif bagi pertahanan bakteri dalam
saluran akar. Ion calcium memberi efek terapeutik yang dimediasi melalui ion channel.
Keuntungan kalsium hidroksida
Kalsium hidroksida (Ca(OH)) telah digunakan sejak 1920 Kalsium hidroksida terbukti
sebagai bahan biokompatibel, pH bahan kalsium hidroksida berkisar antara 12,5-12,8.
Kalsium hidroksida memiliki kelarutan yang rendah terhadap air, serta tidak dapat larut
dalam alkohol. Karena sifat yang dimilikinya, kalsium hidroksida dinilai efektif dalam
melawan mikroba anaerob yang berada pada pulpa gigi yang nekrosis. Kandungan alkaline
pada CaOH mampu menghalangi proses inflamasi dengan berperan sebagai buffer lokal dan
dengan mengaktivasi alkaline fosfatase yang penting dalam pembentukan jaringan keras.
Keuntungan lain adalah bahan kalsium hidroksida memiliki keefektifan dalam waktu yang
cukup lama jika dibandingkan dengan bahan medikamen lainnya, dan pada beberapa kasus
perawatan saluran akar bahan ini dapat bertahan selama beberapa bulan dalam saluran akar.
Kekurangan kalsium hidroksida
Menurut Tam et al, (1989) kalsium hidroksida juga memiliki beberapa kelemahan, di
antaranya kekuatan kompresif yang rendah sehingga dapat berpengaruh pada kestabilan
kalsium hidroksida terhadap cairan di dalam saluran akar yang akhirnya dapat melarutkan
bahan medikamen saluran akar. Selain itu, Haapasalo et al dan Porteiner et al melaporkan
bahwa dentin dapat menginaktifkan aktivitas antibakteri kalsium hidroksida, hal ini berkaitan
dengan kemampuan buffer dentin yang menghambat kerja kalsium hidroksida. Kemampuan
buffer dentin menghambat terjadinya kondisi alkaline yang dibutuhkan untuk membunuh
bakteri, juga menghambat penetrasi ion hydroxyl ke jaringan pulpa. Begitu juga penelitian
Peters et al, (2002) menunjukkan jumlah saluran akar yang positif mengandung bakteri
meningkat setelah perawatan saluran akar dengan kalsium hidroksida. Kalsium hidroksida
menyebabkan resopsi interna sehingga gigi mudah fraktur.
Manipulasi kerja kalsium hidroksida:
Kunjungan pertama :
1. Melakukan Rontgent-foto
3. Buka atap pulpa dan setelah ruang pulpa terbuka, jaringan pulpa diangkat dengan file
Hedstrom.
4. Instrumen saluran akar pada kunjungan pertama tidak dianjurkan jika ada
pembengkakan, gigi goyang atau ada fistel. keringkan dengan gulungan kapas kecil.
5. Irigasi saluran akar dengan H2O3 3% keringkan dengan gulungan kapas kecil.
6.
Obat anti bakteri diletakkan pada kamar pulpa formokresol atau CHKM dan diberi
tambalan sementara.
8. Estimasi terhadap panjang kerja dari saluran akar, terdapat jarak 2 mm terhadap pada
bagian apeks
9. Pembuangan filamen pulpa bagian saluran akar dengan fine barbed broach,
menyisakan jaringan sehat pada bagian sepertiga dari apikal saluran
10. Hedstorm file membantu dalam pembuangan sisa jaringan pulpa (hindari penetrasi
pada bagian apeks)
11. Masukkan file terkecil ke dalam saluran, mulai dari No 15 dan akhiri dengan No 35
12. Jika terasa bagian yang tertahan, maka tidak perlu coba untuk dimasukkan lebih jauh
lagi
13. Irigasi saluran akar tersebut dengan 3 % H2O2, diikuti dengan sodium hipoklorit dan
normal saline
14. Keringkan saluran dengan paper point yang panjangnya dijaga 2 mm dari ujung akar
15. Aplikasikan formokresol selama 5 menit
16. Jika infeksi terjadi (eksudat dari saluran dan atau berhubungan dengan sinus) dressing
saluran akar dengan kalsium hidroksida non setting
17. Persiapkan campuran pasta yang akan diobturasi ke saluran akar
18. Lakukan obturasi saluran akar dengan pasta iodoform untuk mengisi bagian saluran
akar menggunakan paper point, syringe, atau lentulo spiral root canal filler
19. Plugger saluran akar digunakan untuk mengkondensasi materi pengisian ke dalam
saluran
20. X Ray digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pengisian saluran akar
21. Berikutnya, lapisi bagian sisa kamar pulpa dengan GIC dan dilakukan restorasi
lanjutan
22. Yang penting restorasi harus mencapai eksternal korona secara optimal
keberhasilan pada zinc oxide eugenol dilaporkan mencapai 60-80% namun studi yang
dilakukan akhir ini menyatakan tingkat keberhasilan yang diperoleh adalah diatas 100%
dengan penggunaan Vitapex (kombinasi calcium hydroxide dan Iodoform paste).
PEMBAHASAN
Perawatan saluran akar merupakan salah satu jenis perawatan yang bertujuan
mempertahankan gigi agar tetap dapat berfungsi. Untuk mengatasi kelainan jaringan pulpa
dan kelainan periapeks, maka perlu dilakukan perawatan saluran akar pada gigi sulung.
Material pengisi saluran akar harus biokompatibel dengan jaringan periapikal, dapat
diresorpsi dan tidak bersifat toxic terhadap jaringan periapikal dan benih gigi permanen.
Zinc oxide eugenol bersifat paling rapuh dibandingkan bahan lain tetapi merupakan
bahan yang termurah. Sedangkan pasta iodoform mempunyai kemampuan resorbsi dan
desifektan yang lebih baik dibandingkan dengan ZOE, tidak ada tindakan iritan, dapat
menghilangkan rasa sakit dan tidak ada toksisitas, sangat resorbable, bacteriocidal, tidak
berbahaya, radiopaque, keberhasilan yang baik pada klink dan radiografi, resobability dan
sifat disinfektan yang lebih baik daripada ZOE. Di sisi lain, kalsium hidroksida memiliki aksi
antimicrobial dan mudah diresorpsi namun memiliki kelemahan, kekuatan kompresif yang
rendah, dentin dapat menginaktifkan aktivitas antibakteri kalsium hidroksida, menyebabkan
resopsi interna sehingga gigi mudah fraktur.
Tingkat keberhasilan CaOH dilaporkan rendah karena tingkat resorpsi internalnya
yang tinggi. Penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan CaOH mencapai 60-80%,
sedangkan tingkat keberhasilan ZOE menurut beberapa ahli seperti Barr et al adalah 82,3%,
Gould 82,5%, Coll et al 86,1% dan tingkat keberhasilan pasta Iodoform 95.6% selama 24
bulan. Namun studi yang dilakukan akhir ini menyatakan tingkat keberhasilan yang diperoleh
adalah diatas 100% dengan penggunaan Vitapex (kombinasi calcium hydroxide dan Iodoform
paste).
DAFTAR PUSTAKA
1. Welbury R R. Paediatric dentistry. 2nd ed. New york: Oxford university press, 2003: 192197
2. Jha Mihir, et al. Pediatric Obturating Materials and Techniques. Journal of Contemporary
Dentistry. 2011; 1(2): 27-32.
3. Chen Chung Wen, Kao Chia Tze, Tsui Hsien Huang. Comparison of the biocompatibility
between 2 endodontic filling material for primary teeth. Chin Dent J. 2005; 24(1): 28-34.
4. Praveen P, et al. A review of obturating material for primary teeth. SRM University
Journal of Dental Sciences. 2011; 1(3).
5. Ramar K, Mungara J. Clinical and radiographic evaluation of pulpectomies using three
root canal filling materials: An in-vivo study. J Indian Soc Pedod Prev Dent 2010;228:2529
6.
10
Sarah S
Monica Evithalia M
All Ria Sinulingga
Piter J Simamora
Anggi Dewi Pratiwi
(140600105)
(140600106)
(140600107)
(140600151)
(140600152)
Ibnul Qayyim A. S
Jenny Olivia P
Jessica Sonya S
Anita Ridaryanti S
(140600153)
(140600154)
(140600155)
(140600156)
11