Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
menyerong ke atas dari kosta IX kanan ke iga VIII kiri. Permukaan posterior hati
berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta
hepatis. (fitri)
Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh
ligamentum falciforme, di inferior oleh fissura yang dinamakan dengan
ligamentum teres dan di posterior oleh fissura yang dinamakan ligamentum
venosum. Lobus kanan merupakan lobus terbesar dan mempunyai tiga bagian
utam, yaitu lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus quadrates. Di antara
kedua lobus terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf,
dan duktus. (fitri)
Hati disuplai oleh dua pembuluh darah, yaitu vena porta dan arteri
hepatika. Darah disalurkan dari hati ke duodenum melalui saluran empedu intra
dan ekstrahepatik. Vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu berkumpul
dalam daerah yang dinamakan porta hepatis. Vena porta membawa darah vena
dari usus dan limpa, sedangkan arteri hepatika menyuplai hati dengan darah
arterial.(gekmas)
2.2.2 Fungsi
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Menurut
Guyton dan Hall, hati mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Metabolisme karbohidrat
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen
dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari hasil
perantara metabolisme karbohidrat.
b. Metabolisme lemak
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, anatar lain:
mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain,
membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk
lemak dari protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan
protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa
lain dari asam amino.
d. Lain-lain
Fungsi hati yang lain di antaranya hati merupakan tempat penyimpanan
vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati
membentuk zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak
dan hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat-obatan, hormon, dan zat lain.
2.3 Etiologi Sirosis Hati
Penyebab SH masih belum jelas, namun terdapat berbagai macam
penyebab yang sering dikaitkan dengan sirosis hati. Terkadang penyebab sirosis
hati pada satu penderita lebih dari satu sebab. (PAPDI) Ada penyebab yang
didapat maupun genetik. (Fitri) Berikut adalah beberapa hal yang dapat
menyebabkan terjadinya sirosis hati:
a. Alkohol
Kecanduan alkohol merupakan penyebab kedua tersering kasus sirosis di
Amerika. Sebagian besar orang yang mengonsumsi alkohol tidak terhindar dari
kerusakan hati. Bagaimana pun, konsumsi alkohol yang keras selama beberapa
tahun membuat seseorang lebih mungkin untuk memiliki alcohol-related liver
disease. Jumlah alkohol yang dikonsumsi dan risiko terjadinya kerusakan pada
hati bervariasi pada masing-masing orang. Berdasarkan penelitian disarankan bagi
wanita untuk mengonsumsi tidak lebih dari dua minuman dan laki-laki tidak lebih
dari tiga minuman dalam satu hari untuk menghindari terjadinya cedera pada hati.
NIDDC
b. Virus Hepatitis
Virus hepatitis sering disebut sebagai penyebab dari sirosis hepatis. Telah
diketahui hanya beberapa dari tipe virus hepatitis yang menyebabkan sirosis
hepatis, yaitu hepatitis virus B, C, dan D. Gekmas 15. Dikatakan bahwa hepatitis
C merupakan penyebab tersering sirosis hati di dunia bagian Barat, sedangkan
hepatitis B di sebagian besar daerah Asia Detlef dan NIDDC.
Bedasarkan hasil penelitian, sekitar 10% penderita hepatitis B akut akan
menjadi kronis. Jika ditemukan HBsAg positif dan menetapnya e-Antigen lebih
dari 10 minggu disertai tetap meninggginya kadar asam empedu puasa lebih dari 6
bulan, maka mempunyai prognosis kurang baik bahkan menempatkan seseorang
pada risiko kematian yang disebabkan oleh sirosis.gekmas 15 dan GBD. Sekitar
55-85% penderita hepatitis C akan berkembang menjadi infeksi HCV kronis dan
risiko terjadinya sirosis hati sekitar 15-30% dalam 20 tahun ke depan Lozano
dkk. Sedangkan infeksi virus hepatitis D membutuhkan HBV untuk bereplikasi.
Infeksi HDV tidak dapat terjadi tanpa adanya HBV. Koinfeksi atau superinfeksi
dari HDV dengan HBV mengakibatkan keparahan penyakit yang lebih berat
dibandingkan dengan monoinfeksi dari HBV.
c. Gangguan pada Saluran Empedu
Beberapa penyakit dapat mengakibatkan kerusakan ataupun sumbatan pada
saluran empedu yang membawa cairan empedu dari hati ke usus halus,
menyebabkan cairan empedu kembali hati dan dapat menyebabkan sirosis. Pada
keadaan ini penyakit yang paling sering menyebabkan sumbatan adalah primary
biliary cirrhosis, sebuah penyakit kronis yang menyebabkan inflamasi pada
saluran empedu di dalam hati. Penyumbatan yang berlangsung lama pada saluran
empedu oleh batu empedu juga dapat menyebabkan terjadinya sirosis. NIDDC
d. Penyakit Bawaan
Penyakit bawaan yang mengganggu bagaimana hati memproduksi,
memproses, dan menyimpan enzim, protein, dan zat-zat lainnya yang dapat
menyebabkan sirosis hepatis. Beberapa penyakit yang tergolong di dalamnya
adalah defisiensi alpha-1 antitrypsin, hemokromatosis,
penyakit Wilson,
penting yang harus ditanyakan dalam diagnosis awal sirosis, selain itu riwayat
transmisi virus hepatitis B dan hepatitis C, riwayat transfusi dan penyakit
autoimun
terdahulu,
serta
riwayat
penyakit
hati
atau
autoimun
di
keluarga.Gekmas 3.
Sirosis
10
dan ekstremitas bagian atas. Spider vaskular bukan merupakan tanda spesifik
untuk sirosis, tanda ini juga dapat muncul pada masa kehamilan, pasien dengan
malnutrisi berat, dan pada orang yang sehat. Jumlah dan ukuran spider vaskular
berhubungan dengan tingkat keparahan dari penyakit hati kronis. Pasien dengan
jumlah spider vaskular yang banyak meningkatkan risiko terjadinya perdarahan
varises.
b. Asites
Sebagian besar pasien dengan sirosis cukup parah untuk menyebabkan
terjadinya asites yang ditemukan pada pemeriksaan fisik. Mendiagnosa asites
dengan akurat bergantung pada jumlah cairan yang ada di abdomen, teknik yang
digunakan dalam pemeriksaan, dan habitus dari pasien. Teknik pemeriksaan yang
paling berguna untuk konfirmasi asites adalah ditemukannya suara redup di
panggul saat melakukan perkusi. Saat ditemukan suara redup di panggul, hal ini
sangat membantu dalam menentukan apakah cairan itu bergeser dengan dilakukan
rotasi pada pasien (shifting dullness) atau dapat diperkusi di bagian depan. Sebuah
studi menemukan tidak adanya flank dullness merupakan prediktor yang paling
akurat untuk membuktikan tidak adanya asites, kemungkinan adanya asites tanpa
flank dullness <10%. Sekitar 1500 mL cairan harus ditemukan sebelum
ditemukannya dullness pada pemeriksaan fisik.
c. Perubahan Kuku
Perubahan kuku Muchrche, berupa pita putih horisontal dipisahkan dengan
warna normal kuku. Sedangkan perubahan kuku Terry, berupa 2/3 proximal dari
bantalan kuku terlihat putih dimana 1/3 distal terlihat merah.
d. Eritema Palmaris
Warna merah saga pada thenar dan hipothenar telapak tangan. Tanda ini
tidak spesifik pada sirosis, ditemukan pula pada kehamilan, artritis reumatoid,
11
12