PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Darah merupakan sesuatu yang sangat penting dalam tubuh manusia,karena
manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk
melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh
arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah
dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian
kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.Darah
juga memiliki fungsi mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari
berbagai penyakit.
Jumlah darah total berkisar antara 7-8% bobot tubuh. Pada orang dewasa harga ini yaitu
4-6 liter volume darah (normovolemia).Secara fisiologi, volume darah normal dapat turun
(hipovolemia setalah pengeluaran keringat yang banyak dan lama atau kehausan) atau menignkat
(hipervolemia pada bayi, wanita hamil dan orang hidup di pegunungan tinggi). Organ yang
kurang atau tidak mendapat pasokan darah yang cukup akan dengan cepat kehilangan
kemampuan fungsi normalnya.
Didalam darah mengandung komponen komponen penyusun darah seperti eritrosit,
leukosit, trombosit, dan plasma darah.Darah manusia berwarna merah, antara merah terang
apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Didalam makalah ini penulis akan membahas tentang komponen darah yaitu Eritrosit, karena
banyak penyakit yang disebabkan karena adanya kelainan pada sel darah merah ini yang sebagai
pembawa oksigen ke seluruh tubuh. Sel darah merah ini berfungsi untuk membantu darah untuk
mengangkut oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh ke seluruh tubuh manusia. Sel darah merah
merupakan bagian yang paling besar yang berupa bikonkaftak berinti dengan diameter rata-rata
7,5m (normosit), tebal tepi sekitar 2m dan tebal bagian tengahnya sekitar 1m.
Di dalam tubuh, eritrosit mengandung hemoglobin yang diperlukan untuk mengangkut
oksigen, yaitu sekitar 3x10 g tiap eritrosit. tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau
jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit
mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing,
atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi
dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel puncahematopoietic
pluripotent yang ada pada sumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang,
eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik
Ada lima jenis leukosit yang dipisahkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
adalah kelompok leukosit yang sitoplasmanya bergranula, disebut leukosit bergranula
(granulosit). Granulosit ini merupakan perkembangan dari sel-sel sumsum merah tulang. Sel
Leukosit bergranula juga disebut dengan leukosit polimorfonuklier karena bentuk inti selnya
beraneka ragam.
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa :
1. Mengetahui fisiologi sel darah merah (eritrosit) meliputi klasifikasi, morfologi,
fungsi,pembentukan eritosit, danmasa hidup eritrosit,.
2. Mengetahui etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan komplikasi dari penyakit yang
memiliki kelainan eritrosit.
3. Mengetahui dasar penegakkan diagnosis dan tata laksana penyakit pada kelainan
ataupun kekurangan eritrosit.
2
Bagaimana
etiologi,
patogenesis,
gejala
klinis,
dan
komplikasi
dari
kekurangan/kelebihan eritosit?
3. Apa saja dasar penegakkan diagnosis dan tata laksana penyakit kekurangan/kelainan
eritrosit?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1
Defenisi Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam
peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluransaluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut
zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau
insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat
oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil,
oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut
secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat
pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru,
mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan
vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan
yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
II. 2
Fungsi Darah
Fungsi Utama Darah diantaranya adalah :
Mentransport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan dengan bantuan eritrosit,
karbondioksida dari jaringan dibawa kembali ke paru-paru
Pada saat yang sama makanan, mineral, hormon, dll, serta bahan obat dan produknya
dibawa ke sel dan hasil metabolisme dibawa kembali untuk dibuang
Disamping itu darah berperan penting dalam pemeliharaan PH dalam tubuh sehingga
berperan sebagai dapar (protein, fosfat, hidrogen, karbonat)
Pengaturan suhu tubuh organisme dengan membawa energi kalor yang dibentuk
metabolisme ke permukaan tubuh
Darah ikut berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap masuknya zat asing atau
penyebab penyakitnya.
II. 3
Bagian-Bagian Darah
Darah terdiri atas sel sel darah ( 45% ) dan plasma darah atau cairan darah (55%). Pada
darah terdapat komponen komponen darah yang menjadi bagian bagian penting dari darah
yang mengalir pada tubuh kita,diantaranya adalah sebagai berikut :
Jumlahnya lebih
sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah.
terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun
mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi. Antara
lain ;
neutrofil, juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung granulgranul, jumlahnya paling banyak. neutrofil membantu melindungi tubuh melawan
infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan. Ada 2
jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil
bersegmen (matur, matang).
limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit t (memberikan perlindungan
terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan
limfosit b (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).
monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan
imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi.
eosinofil membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon
alergi.
basofil juga berperan dalam respon alergi.
Gambar I
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,
magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
albumin
II. 4
immunoglobin (antibodi)
hormon
proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel
menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik
pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah,
sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus
yang berbeda-beda. Di dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang
disebut sel stem. Jika sebuah sel stem membelah, yang pertama kali terbentuk adalah sel darah
merah yang belum matang (imatur), sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit
(megakariosit). Kemudian jika sel imatur membelah, akan menjadi matang dan pada akhirnya
menjadi sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.
Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah ini :
BAB III
PEMBAHASAN
III. 1.
selubung sel, sel darah merah adalah jenis sel darah yang paling banyak.Eritrosit merupakan
bagian utama dari sel-sel darah. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah
karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.Menurut Sloane
(2003), eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya
dan berdiameter 7,65 m. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi.
Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler
(pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 200 juta molekul hemoglobin,
sejenis pigmen pernapasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga
volume sel.
Eritrosit merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam
keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.Setiap mm kubiknya darah pada
10
seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang
perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
Gambar Eritrosit
III. 2.
Fungsi Eritrosit
1. Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Fungsi utama dari
sel sel darah merah atau eritrosit, yang mengandung hemoglobin. Hemoglobin (Hb)
merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin, hemoglobin berfungsi
mengikat oksigen di paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
mengikatbahan limbah berupa karbondioksida yang diangkut dari jaringan tubuh kembali
ke paru-paru dan dikeluarkan dari tubuh.
2Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin). Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi
reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.
4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2.Hb yang tadi bersenyawa dengan oksigen setalah dilepaskan
oksigen akan mengikat karbondioksida yang disebut karbondioksida hemoglobin yang
mana kabondioksida tersebut akan dikeluarkan melalui paru-paru.
Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain.
Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalisis reaksi
antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini
beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan
banyak sekali karbon dioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan
menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonakt (HCO3-). Hemoglobin yang terdapat sel
dalam sel juga merupakan dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein),
11
sehingga sel darah merah bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendaparan
seluruh darah.
2. Berfungsi dalam penentuan golongan darah
3. Eritrosit berperan dalam kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis
oleh pathogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan
radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membrane sel pathogen serta
membunuhnya
4. Melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah, (dimana eritrosit melepaskan
senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin teroksigenasi yang juga berfungsi untuk
melebarkan dan melancarkan arus darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan
oksigen).
III. 3.
diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu zat besi
hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk
eritrosit baru.
Eritrosit dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah pada saat embrio mingguminggu pertama. Eritropoisis adalah proses pembentukan eritrosit. Setelah beberapa bulan
kemudian eitrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sum-sum tulang.Hormone
eritropoietin merangsang pembentukan eritrosit, setalah dewasa eritrosit dibentuk di sum-sum
tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sum-sum tulang
semakin turun.
Eritrosit dibentuk dalam sum-sum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang
selangka dan di dalam ruas-ruas tulng belakang. Pembentukannya terjadi selama 7 hari.Pada
awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setetah
hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam
sirkulasi darah,kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini
kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.
Masa Hidup Eritrosit
12
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hr atau 4 bulan.Dalam keadaan normal, sel darah
merah atau eritrosit mempunyai waktu hidup 120 hari didalam sirkulasi darah, Jika menjadi tua,
sel darah merah akan mudah sekali hancur atau robek sewaktu sel ini melalui kapiler terutama
sewaktu melalui limpa. Penghancuran sel darah merah bisa dipengaruhi oleh faktor intrinsik
seperti :genetik, kelainan membran, glikolisis, enzim, dan hemoglobinopat (kelainan pada
hemoglobin), sedangkan faktot ekstrinsik : gangguan sistem imun, keracunan obat, infeksi
seperti akibat plasmodium jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum
waktunya
(hemolisis),
sumsum tulang
berusaha
menggantinya
dengan
mempercepat
pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal. Jika penghancuran
sel
darah merah
melebihi
terjadi anemia
hemolitik.
III. 4.
Kelainan Eritrosit
lainnya
adalahkarena
rangsangan
eritropoietin
yang
berakibat
c) Anisositosis
Pada kelainan ini tidak ditemukan suatu kelainan hematologic yang spesifik,
keadaan ini ditandai dengan adanya eritrosit dengan ukuran yang tidak sama besar
dalam sediaan apusan darah tepi (bermacam-macam ukuran). Sel ini didapatkan pada
anemia mikrositik yang ada bersamaan anemia makrositik seperti pada anemia gizi.
Dalam masyarakat dikenal penyakit kurang darah yang biasa disebut dengan anemia. Sebenarnya
anemia bukanlah penyakit kurang darah. Definisi yang lebih tepat adalah kurangnya (defisiensi)
sel darah merah karena kadar hemoglobin yang rendah dalam darah.
Jumlah rata rata sel darah merah/mm pada laki-laki normal adalah 5.200.000,
sedangkan pada wanita normal 4.700.000. Jika seseorang memiliki jumlah sel darah merah/mm
kurang dari rata-rata jumlah normal, bisa dikatakan ia menderita anemia. Sel darah merah
dibentuk di sumsum tulang. Dalam pembentukannya diperlukan vitamin B12 (sianokobalamin)
dan asam folat.
Salah satu bagian yang menyusun sel darah merah adalah hemoglobin. Hemoglobin
merupakan suatu struktur protein yang merupakan bagian dari sel darah merah dan yang
menyebabkan warna merah pada darah. Hemoglobin bertugas mengikat oksigen dari paru-paru
dan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen semua
jaringan tubuh.
Dalam pembentukan hemoglobin diperlukan zat besi. Jika tubuh kekurangan zat besi
(defisiensi zat besi), maka akan menghambat pembentukan hemoglobin yang berakibat pada
terhambatnya pembentukan sel darah merah. Selanjutnya timbullah anemia akibat kekurangan
zat besi yang disebut dengan anemia defisiensi zat besi.
Pembagian anemia :
Anemia hemoragi, terjadi akibat kehilangan darah akut. Sumsum tulang secara bertahap
akan memproduksi sel darah merah baru untuk kembali kekondisi normal
Anemia defisiensi zat besi, terjadi akibat penurunan asupan makanan,penurunan daya
besar-besaran.
Hal
ini
dapat
terjadi
karena
pajanan
radiasi
yang
Hipochrome, dapat ditemukan pada anemia kurang besi (defisiensi fe), sickle cells anemia,
thalassemia, atau anemia karena penyakit kronis.
Makrositik, berarti volume eritrosit lebih besar dari normal. Dapat ditemukan pada penyakit
anemia megaloblastik karena kurang vit.B12 atau asam folat, anemia setelah perdarahan akut,
atau anemia karena penyakit hati kronik.
15
Bintik basofil, dapat ditemukan pada anemia sideroblastik dan keracunan timbal.
Gametosit
Ring Form
Kedua gambaran ini dapat ditemukan pada pasien malaria. Prosedur pemeriksaannya dengan
tetes tebal dan tetes tipis. Pada pemeriksaan ini dapat juga ditemukan skizon dan eritrosit yang
telah pecah karena hemolisis.
Aglutinasi
Akantosit
16
Sel Sabit
Sferosit
Skistosit
17
Merupakan fragmen eritrosit berukuran kecil dan bentuknya tak teratur, berwarna
lebih tua. Terjadi pada anemia hemolitik karena combusco reaksi penolakan pada
transplantasi ginjal.
d) Teardrop cells (dacroytes)
Berbentuk seperti buah pir. Terjadi ketika ada fibrosis sumsum tulang atau
diseritropoesis berat dan juga dibeberapa anemia hemolitik, anemia megaloblastik,
thalasemia mayor, myelofibrosi idiopati karena metastatis karsinoma atau infiltrasi
myelofibrosis sumsum tulang lainnya.
e) Blister cells
Eritrosit yang terdapat lepuhan satu atau lebih berupa vakuola yang mudah pecah,
bila pecah sel tersebut bisa menjadi keratosit dan fragmentosit. Terjadi pada anemia
hemolitik mikroangiopati.
f) Acantocyte / Burr cells
Eritrosit mempunyai tonjolan satu atau lebih pada membrane dinding sel kaku.
Terdapat duri-duri di permukaan membrane yang ukurannya bervariasi dan
menyebabkan sensitif terhadap pengaruh dari dalam maupun luar sel. Terjadi pada
sirosis hati yang disertai anemia hemolitik, hemangioma hati, hepatitis pada neonatal.
g) Sickle cells (Drepanocytes)
Eritrosit yang berbentuk sabit. Terjadi pada reaksi transfusi, sferositosis
congenital, anemia sel sickle, anemia hemolitik.
h) Stomatocyte
Eritrosit bentuk central pallor seperti mulut. Tarjadi pada alkoholisme akut, sirosis
alkoholik, defisiensi glutsthione, sferosis herediter, nukleosis infeksiosa, keganasan,
thallasemia.
i) Target cells
Eritrosit yang bentuknya seperti tembak atau topi orang meksiko.Terjadi pada
hemogfobinopati, anemia hemolitika, penyakit hati.
18
3)
4)
19
Suatu granula berbentuk ramping / bulat, berwarna biru tua. Sel ini sulit
ditemukan karena distribusinya jarang.
b) Kristal
Bentuk batang lurus atau bengkok, mengandung pollimer rantai beta Hb A,
dengan pewarnaan brilliant cresyl blue yang Nampak berwarna biru.
c) Heinz bodies
Benda inklusi berukuran 0,2 -22,0 Nm. Dapat dilihat dengan pewarnaan crystal
violet / brillian cresyl blue.
d) Howell-jouy bodies
Bentuk bulat, berwarna biru tua atau ungu, jumlahnya satu atau dua mengandung
DNA. Karena percepatan atau abnormalitas eritropoeisis. Terjadi pada anemia
hemolitik, post operasi, atrofi lien.
e) Pappenheimer bodies
Berupa bintik, warna ungu dengan pewarnaan wright. Dijumpai pada
hiposplenisme, anemia hemolitika.
III. 5.
- Alkohol
- Larutan Hayem, terdiri dari:
Natrium sulfat 2.5g, Natrium klorid 0.5g, Merkuri klorid 0.2g dan
20
Sedian apus darah tepi (A peripheral blood smear / peripheral blood film)
merupakan slide untuk mikroskop (kaca objek) yang pada salah satu sisinya di lapisi
dengan lapisan tipis darah vena yang diwarnai dengan pewarnaan (biasanya Giemsa,
Wright) dan diperiksa di bawah/ dengan menggunakan mikroskop.
Metode: Teknik slide dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell
Wintrobe dan menjadi metoda standar untuk sedian apus darah tepi.
Tujuan :Untuk menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, trombosit
dan mencari adanya parasit seperti malaria, microfilaria dan lain sebagainya.
Bahan:Darah kapiler tanpa antikoagulan atau darah vena dengan antikoagulan EDTA
dengan perbandingan 1 mg/ cc darah.
21
4. Pipet kemudian dipasang pada rak wastergreen dalam posisi tegak lurus
5. Baca setelah 60 menit. Tinggi lapisan plasma dibaca dari 0 sampai batas plasma
endapan darah
Nilai normal
- Laki-laki : 0-12 mm/jam
- Wanita
: 0-20 mm/jam
- Anak <10 mm/jam
- Bayi baru lahir 0-2 mm/jam
4. Hematokrit (HMT)
Hematokrit adalah proses pemisahan darah. Hematokrit berasal dari kata haimat
yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan (Dep Kes RI, 1989).Hematokrit
(mikro) adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di
dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen.
Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui nilai eritrosit rata-rata dan untuk
mengetahui ada tidaknya anemia.
Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Penetapan
hematokrit cara manual (metode mikro) dapat dilakukan sangat teliti, kesalahan metodik
rata-rata 2 % (Gandasoebrata, 2007).
Nilai normal (%):
- Pria 40-48 vol %
- Wanita 37-43 vol %
- Anak-anak 33-38 vol %
Penurunan HMT terjadi pada pasien:
Yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah secara mendadak, misal pada
kecelakaan), anemia, leukemia, gagal ginjal kronik, mainutrisi, kekurangan vitamin B
dan C, kehamilan, ulkuspeptikum (penyakit tukak lambung).
Peningkatan HMT terjadi pada pesien:
Yang dehidrasi, diare berat, eklampsia (komplikasi pada kehamilan), efek pembedahan,
dan luka bakar, dan Iain-Iain.
5. Hemoglobin (HB)
Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas
untukmengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh
kadar
Hemoglobin.
Nilai normal Hb :
-
- Pria 14-18g/dL
23
a) Penurunan eritrosit
- Kehilangan darah (perdarahan)
- Anemia, infeksi kronis, leukemia, dan hidrasi berlebihan.
b) Peningkatan eritrosit
- Polisitemia vena
- Hemokonsentrasi
- Dehidrasi
- Penyakit kardio vaskuler
III. 7.
24
Pengobatan terdiri atas pemberian preparat besi secara oral berupa garam fero
(sulfat, glukonat, fumarat dan lain-lain).Penggunaan secara intramuskular atau
intravena berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika respon pengobatan oral
tidak berjalan baik 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan peningkatan kadar
hemoglobin dan cadangan besi terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan.10 Untuk
menghindari adanya kelebihan besi maka jangka waktu terapi tidak boleh lebih dari 5
bulan.Transfusi darah.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti
selubung sel, sel darah merah adalah jenis sel darah yang paling banyak.Eritrosit merupakan
bagian utama dari sel-sel darah. Fungsi utama eritrosit adalah untuk pertukaran gas yang
membawa oksigen dari paru menuju ke jaringan tubuh dan membawa karbondioksida (CO) dari
jaringan tubuh ke paru dan dikeluarkan dari tubuh.
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan
tidak berinti. Bentuk bikonkaf tersebut menyebabkan eritrosit bersifat fleksibel sehingga dapat
melewatipembuluh darah yang sangat kecil dengan baik.
Masa hidup eritrosit selam 120 hr atau 4 bulan yang kemudian eritrosit akan dihancurkan.
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka,
dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada
awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah
hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam
sirkulasi darah.
Kelainan eritrosit dapat digolongkan menjadi 4, yakni kelainan berdasarkan ukuran
eritrosit ( makrosit, mikrosit, serta anisositosis ), kelainan berdasarkan bentuk eritrosit ( ovalosit,
sferosit, schistocyte, teardrop cells, blister cells, acantocyte / burr cells, dll ), kelainan
berdasarkan warna eritrosit ( hipokromia, hiperkromia, anisokromasia dan polikromasia ) , serta
kelainan brdasarkan benda inklusi eritrosit ( basophilic stipping, kristal, heinz bodies, dll ).
Anemia adalah kurangnya (defisiensi) sel darah merah karena kadar hemoglobin yang rendah
25
dalam darah. Jika tubuh kekurangan zat besi (defisiensi zat besi), maka akan menghambat
pembentukan hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel darah merah.
Selanjutnya timbullah anemia akibat kekurangan zat besi yang disebut dengan anemia
defisiensi zat besi.
Pemeriksaan Eritrosit ( Antal Eritrosit ) dapat dilakukan dengan menggunakan
Cara menghitung jumlah eritrosit, laju endap darah, sediaan apus darah tepi, hematocrit,
hemoglobin
Pengobatan untuk penderita anemia
Makanlah variasi makanan yang
kaya
besi,
asam
folat,
dan
B12
dari
empat
kelompokmakananwajib.
Pengobatan untuk penderita anemia defisiensi zat besi
Pengobatan terdiri atas pemberian preparat besi secara oral berupa garam fero (sulfat, glukonat,
fumarat dan lain-lain).Penggunaan secara intramuskular atau intravena berupa besi dextran dapat
dipertimbangkan jika respon pengobatan oral tidak berjalan baik 4-30 hari setelah pengobatan
didapatkan peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi terpenuhi 1-3 bulan setelah
pengobatan.10 Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka jangka waktu terapi tidak boleh
lebih dari 5 bulan.Transfusi darah.
26