size(px)
start on
Link
http://dokum
Category:
Documents
Download: 6
Comment: 0
385
views
Share
Comments
Description
Download Manajemen Lab Makalah
Transcript
Pasca Analitik menurut GLP 1. Cara pencatatan hasil Kegiatan pencatatan dan pelaporan di
laboratorium harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan.
Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya. Ada 4 jenis
pencatatan, yaitu : a. Pencatatan kegiatan pelayanan b. Pencatatan keuangan c. Pencatatan
logistic d. Pencatatan kepegawaian e. Pencatatan kegiatan lainnya, seperti pemantapan mutu
internal, keamanan kerja dan lain-lain. Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan
membuat buku sebagai berikut : a. Buku register penerimaan spesimen terdapat di loket berisi
data pasien dan jenis pemeriksaan b. Buku register besar/induk berisi : data-data pasien secara
lengkap serta hasil pemeriksaan spesimen. c. Buku register/catatan kerja harian teap tenaga : 1).
Data masing-masing pemeriksaan 2). Data rekapitulasi jumlah pasien dan spesimen yang
diterima. d. Buku register pemeriksaan rujukan. e. Buku ekspedisi dari ruangan/rujukan. f. Buku
komunikasi pertukaran petugas (shift) g. Buku register perawatan/kerusakan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah: a. Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil pasien dengan
spesimen yang sesuai. b. Penulisan angka yang digunakan. Khusus mengenai angka, pada
pelaporannya perlu disesuaikan mengenai desimal angka dan satuan yang digunakan terhadap
keperluan pasien maupun terhadap nilai normal. Bila diperlukan satu angkan bulat, cukup
dilaporkan dalam angka bulat tanpa decimal di belakang koma. Satuan yang digunakan
sebaiknya adalah satuan internasional. c. Pencantuman nilai normal. Pada pelaporan juga perlu
dicantumkan nilai normal, yaitu rentang nilai yang dianggap merupakan hasil pemeriksaan
orang-orang normal. Pada pencantuman hasil normal perlu dicantumkan metode pemeriksaan
yang digunakan serta kondisi-kondisi lain yang harus diinformasikan seperti batas usia dan jenis
kelamin. Satuan pelaporan juga harus sama antara hasil pemeriksaan dengan hasil normal. d.
Pencantuman keterangan yang penting, misalnya bila pemeriksaan dilakukan 2 kali dan
sebagainya. e. Penyampain hasil. Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat laporan
tersebut untuk kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu hasil
pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin segera setelah pemeriksaan selesai
dilaksanakan. f. Dokumentasi/arsip. Setiap laboratorium harus mempunyai system dokumentasi
yang lengkap. Hasil suatu kegiatan prncatatan dan pelaporan haruslah berupa dokumentasi yang
lengkap, jelas dan mudah dimengerti serta tidak melupakan efisiensi waktu penyampaian
dokumen tersebut kepada peminta pemeriksa. g. Perlu pula disediakan buku ekspedisi didalam
dan diluar laboratorium. Kasus tertukar dan hilangnya specimen dapat terjadi baik dalam
transportasi didalam maupun diluar laboratorium, sehingga hal ini harus dihindarkan. 2. Cara
menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan Spesimen yang telah diperiksa dicatat dan
kesalahan pra analitik, analitik dan pasca analitik C. Manajemen Mutu Mutu suatu output
laboratorium bergantung dari beberapa faktor. Yang paling mendasar adalah pelaksanaan dan
pemeliharaan sistem Manajemen Mutu didalam suatu laboratorium. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa sistem Manajemen Mutu yang terdapat dalam suatu laboratorium disebut
sebagai Praktek Laboratorium yang Benar (GLP = Good Laboratory Practise). GLP adalah
ungkapan yang diberikan kepada sistem mutu laboratorium yang mencakup proses organisasi
dan kondisi-kondisi laboratorium guna menjamin agar tugas-tugas analisis direncanakan,
dilakukan, dimonitor, direkam, disimpan dan dilaporkan dengan benar. D. Mempertahankan
Mutu Hal-hal yang perlu dilakukan agar mutu suatu laboratorium tetap baik dengan cara
mempertahankan mutu itu agar tidak bergeser atau berubah. Untuk itu maka perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengerjakan proses / prosedur sesuai standar yang telah
ditentukan 2. Melaksanakan dan mengevaluasi program QC 3. Preventive maintenance dilakukan
secara konsisten dan terjadwal 4. Kalibrasi alat/analyzer mengacu pada standar internasional E.
Pemantapan Mutu di Laboratorium Pemantapan mutu laboratorium adalah segala usaha yang
dituangkan dalam suatu prosedur yang dirancang untuk memantau penampilan suatu
laboratorium. Adanya banyak faktor yang perlu diamati atau diawasi karena kemungkinan terjadi
penyimpangan, menuntut digunakannya bermacam-macam teknik pengontrolan supaya didapat
suatu sistem yang efektif. Suatu sistem pengontrolan tidak mungkin sepenuhnya sesuai untuk
seluruh laboratorium. Oleh karena itu masing-masing laboratorium harus memilih dan
menetapkan sistem pengontrolan yang sesuai untuk masing-masing laboratoriumnya. F.
Pemantapan Mutu Internal Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik,
analitik dan paska analitik. Beberapa kegiatan pemantapan mutu internal antara lain : persiapan
penderita, pengambilan dan penanganan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas air, uji
kualitas reagen, uji kualitas media, uji kualitas antigen-antisera, pemeliharaan strain kuman, uji
ketelitian dan ketepatan, pencatatan dan pelaporan hasil Pemantapan mutu internal adalah suatu
sistem dalam arti luas yang mencakup tanggung jawab dalam memantapkan semua kegiatan
yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk mencegah dan mendeteksi adanya suatu kesalahan
serta memperbaikinya. Pengertian pemeriksaan laboratorium mencakup seluruh rangkaian
kegiatan yang dimulai sebelum proses pemeriksaan itu sendiri dilaksanakan yaitu dimulai dari
tahap pra analitik yang mencakup persiapan pasien, pemberian identitas spesimen, pengambilan
dan penampungan spesimen, pengolahan dan penyimpanan spesimen serta transport spesimen,
hingga kegiatan pada tahap analitik dan kegiatan pada tahap pasca analitik. Kesalahan pada
pemeriksaan dapat berupa : 1. Kesalahan teknik Sifat kesalahan disini sudah melekat, selalu ada
pada setiap pemeriksaan dan seakan-akan tidak mungkin dapat dihindarkan. Usaha perbaikan
jenis kesalahan ini hanya dapat memperkecil kesalahan tetapi tidak mungkin menghilangkannya
sama sekali. Kesalahan teknik ini ada 2 macam yaitu : a. Kesalahan acak (Random error)
Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketelitian (presisi) pemeriksaan. Kesalahan ini akan
tampak pada pemeriksaan yang dilakukan berulang pada spesimen yang sama dan hasilnya
bervariasi, kadang-kadang lebih besar, kadang-kadang lebih kecil dari nilai seharusnya. b.
Kesalahan sistematik (Systematic error) Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketepatan
(akurasi) pemeriksaan. Sifat kesalahan ini menjurus ke satu arah. Hasil pemeriksaan selalu lebih
besar atau selalu lebih kecil dari nilai seharusnya. 2. Kesalahan non teknik Kesalahan yang
terjadi di luar tahap analitik pemeriksaan. Kesalahan jenis ini dijumpai pada tahap pra analitik
atau pasca analitik. Kesalahan ini terbagi atas : a. Kesalahan pengambilan sampel (sampling
Manajemen Lab
Manajemen Lab.
1. Bahan Kimia Beracun( ) 2. fhya Bahan Kimia Beracun (Toxic)Adalah bahan kimia yang dapat
menyebabkan bahayaterhadap kesehatan manusiaatau menyebabkan kematian apabila terserap
Manajemen Lab
Manajemen Lab
Manajemen Lab
doc
manajemen lab
Manajemen Lab
teklab
Manajemen Lab
manajemen laboratorium
Manajemen Lab
manlab
Manajemen Lab
Manajemen Lab
Manajemen Lab
Manajemen Lab
k3
Analisis Peranan Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba VINCENT ALLAN D
3203009011 D JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK
WIDYA MANDALA SURABAYA
ABCDE plannning
administrasi
12356
View more