2.
3.
4.
5.
Ceramah
Diskusi
Curah pendapat
Media dan alat :
Laptop
LCD
Layar
Leaflet penyakit TB Paru
Waktu :
Hari
: Sabtu
Tanggal
: 29 Desember 2013
Tempat :
Ruang perawat RPD B RSU A. Yani Metro.
Sasaran :
Pasien TB Paru dan keluarga
C. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab
: Ambar Widiyanto
Bertugas :
a. Sebagai penanggung jawab terhadap jalannya proses penyuluhan
2. Pembawa acara / Moderator
: Usli Udin
Bertugas :
a. Membuka acara
b. Memandu jalannya acara penyuluhan
3. Penyaji
: Yunus
Bertugas :
a. Menyajikan materi penyuluhan tentang TB Paru
b. Memberikan penjelasan tentang penyakit TB Paru.
4. Narasumber
: Hevi Setyaningsih
Tri Kristina
Bertugas :
a. Memberikan penjelasan atas pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh
audiens
5. Observer/Evaluator
: Ridwansyah
Bertugas :
a. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan penyuluhan dari awal sampai
akhir
b. Mencatat semua aktivitas dalam kegiatan penyuluhan
c. Mengevaluasi kemampuan audien/sasaran dalam memahami materi yang
disampaikan penyaji maupun hasil tanya jawab dengan nara sumber
D. KETERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Waktu pelaksanaan telah disepakati oleh Mahasiswa, CI Ruangan dan
sasaran
b. Laporan pendahuluan telah dipersiapkan, alat dan sarana penunjang telah
dikonfirmasi dan dinyatakan alat siap pakai.
c. Topik telah disepakati oleh Mahasiswa dan CI
2. Evaluasi Proses
: TB Paru
Waktu
: 29 Desember 2013
Tempat
Sasaran
Tujuan Penyuluhan :
a. Umum
b. Khusus
Kegiatan penyuluhan
a. Materi
: TB Paru
1. Pengertian
2. Penyebab
3. Cara penularan
4. Tanda dan gejala
5. Cara pencegahan
KEGIATAN
Mahasiswa mengucapkan salam
Peserta menjawab salam
Mahasiswa menanyakan pengetahuan peserta
tentang penyakit TB Paru meliputi :
3. Informasi
( 3 menit )
4. Penyuluhan
(15 menit )
pertanyaan
Mahasiswa memberikan topik yang akan
diberikan
Mahasiswa menjelaskan tentang penyakit TB
Paru meliputi : pengertian, penyebab , tanda
dan gejala, cara mencegahan dan komplikasi
TB Paru
Peserta memperhatikan penjelasan yang
diberikan.
Mahasiswa memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya bila ada penjelasan
5. Penutup
(6 menit )
belum dipahami
Mahasiswa menstimulasi peserta lain untuk
c. Sarana penunjang
1. Metode :
2. Media
:
d. Evaluasi
1. Struktur :
2. Proses
:
telah diberikan.
Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
Mahasiswa menyimpulkan materi yang telah
diberikan
Peserta memperhatikan
Mahasiswa memngucapakan salam
Peserta menjawab salam.
3. Hasil :
Lampiran : Materi
TB PARU
1. Pengertian
2. Penyebab
Kuman Basil Tahan Asam : Mycobacterium tuberculosis
3. Cara Penularan
Tuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melalui droplet nuclei yang
dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiapkali penderita ini
batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi di dalam
ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di
bawah sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang
yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu
keberhasilan pemaparan Tuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet
nuclei dalam udara dan panjang waktu individu bernapas dalam udara yang
terkontaminasi tersebut di samping daya tahan tubuh yang bersangkutan.
Di samping penularan melalui saluran pernapasan (paling sering), M.
tuberculosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan luka
terbuka pada kulit (lebih jarang).
4. Tanda dan Gejala
a. Gejala utama TB Paru adalah batuk lebih dari 2/3 minggu dengan atau tanpa
sputum
b. Gejala tambahan :
Dahak campur darah
Batuk darah
Sesak napas
Nyeri dada
Badan lemah, nafsu makan turun, BB turun, Malaise / lemah, keringat
malam, demam.
(Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II edisi 3, 2001, hal. 824)
5. Diagnosis TB Paru
a. Anamnesis dan Pemeriksaan fisik
b. Laboratorium : LED normal atau meningkat
c. Pemeriksan sputum BTA Positif.
d. Ro thorax PA dan lateral
6. Klasifikasi
a. TB Paru kasus baru
b. TB Paru kasus kambuh (relaps)
c. TB Paru kasus pindah
d. TB Paru kasus gagal
TB Paru BTA (+) yang tetap positif atau kembali menjadi positif pada satu
bulan sebelum akhir pengobatan atau lebih
TB Paru BTA (-) yang mnejadi (+) pada akhir bulan ke -2
e. TB Paru drop out
Penderita yang berhenti berobat 2 bulan atau lebih sebelum masa pengobatan
selesai, datang kembali dengan BTA (+)
f. TB Kronik
Penderita yang BTA-nya tetap (+) setelah menyelesaikan pengobatan ulang dengan
kategori II.
7. Pengobatan
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga
mnecegah kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap
OAT serta memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat
tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam
Klavulanat, derivat Rifampisin/INH. Cara kerja, potensi dan dosis OAT utama dapat
dilihat pada tabel berikut:
Obat Anti
Esensial
TB
Isoniazid (H)
Rifampisin (R)
Pirasinamid (Z)
Streptomisin (S)
Aksi
Potensi
Bakterisidal
Tinggi
Bakterisidal
Tinggi
Bakterisidal
Renda
Bakterisidal
Bakteriostatik h
Etambutol (E)
Renda
h
10
10
25
35
50
15
15
15
15
30
45
Renda
h
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan
lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan
dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang
strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short
Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen
yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung
oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana
penderita harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
8. Komplikasi
1. Pneumothorak
2. Empiema
3. Bronkhiektasi
9. Cara Pencegahan
Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tisu.
Tidur terpisah dari keluarga terutama pada 2 minggu pertama pengobatan.
Tidak meludah di sembarangan tempat
Membuka jendela pada pagi hari agar rumah mendapat udara bersih cahaya
matahari yang cukup sehingga kuman TB-paru yang tertinggal mati.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, dari
WC, bekerja.