Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Pemeriksaan Pajak

Menurut UU KUP Nomor 6 Tahun 1983 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU
Nomor 16 Tahun 2009 dan PMK Nomor : 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan
Pajak, pengertian Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakn secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
Berdasarkan pengertian ini, maka salah satu fokus pemeriksaan pajak adalah pada ketaatan atau
kepatuhan (compliance) Wajib Pajak dalam menjalankan asas self assesment, yaitu mengisi,
menghitung, memperhitungkan , memungut , memotong dan melaporkan seluruh kewajiban
perpajakannya sesuai ketentuan berlaku.
Tujuan Pemeriksan Pajak
Tujuan dari pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Pada dasarnya tujuan pemeriksaan pajak ada 2 (dua), seperti yang tercantum dalam UU KUP dan
PMK Nomor 17 Tahun 2013 tujuan pemeriksaan pajak sebagai berikut:
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
a. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar .
b. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan rugi
c. SPT tidak disampaikan atau terlambat.
d. SPT memenuhi kriteria yang ditentukan Dirjen Pajak untuk diperiksa.
e. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran atau
akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya
2. Sedangkan tujuan lain
a. Pemberian atau pencabutan NPWP
b. Pemberian pengukuhan Penghasilan Kena Pajak
c. Penentuan besarnya angsuran pajak suatu masa untuk WP baru
d. WP mengajukan keberatan dan banding
e. Pengumpulan bahan guna menyusun norma penghitungan
f. Pencocokan data dan / atau keterangan
g. Penentuan WP berlokasi di daerah tertentu
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN

Jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan pajak pada umumnya dilaksanakan berdasarkan tempat pemeriksaan tersebut


dilaksanakan, menurut PMK Nomor 17 tahun 2013 jenis pemeriksaan itu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Lapangan
yaitu pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan, tempat usaha, tempat tinggal
Wajib Pajak atau tempat lain.
b. Pemeriksaan Kantor
yaitu pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Semakain tinggi
resiko ketidakpatuhan Wajib Pajak maka pemeriksaannya akan dilakukan melalui
Pemeriksaan Lapangan.
Jangka Waktu Pemeriksaan
Jangka waktu pelaksanaan Pemeriksaan Pajak terdiri dari jangka waktu pengujian dan jangka
waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan serta pelaporan.
a. Jangka Waktu Pengujian
- Untuk jenis Pemeriksaan Lapangan, jangka waktu pengujian paling lama adalah 6
(enam) bulan, yang dihitung sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan
disampaikan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang
telah dewasa dari Wajib Pajak, sampai dengan tanggal Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan (SPHP).
- Untuk jenis Pemeriksaan Kantor, jangka waktu pengujian paling lama adalah 4
(empat) bulan, yang dihitung sejak tanggal Wajib Pajak, wakil, kuasa, pegawai, atau
anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak datang memenuhi Surat
Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor, sampai dengan tanggal SPHP.
b. Jangka Waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan Pelaporan
Jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan Pelaporan (baik untuk
Pemeriksaan Lapangan maupun Pemeriksaan Kantor) paling lama adalah 2 (dua) bulan,
yang dihitung sejak tanggal SPHP disampaikan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa,
pegawai, atau anggota yang telah dewasa dari Wajib Pajak sampai dengan tanggal
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan Pajak
Jangka waktu pengujian Pemeriksaan Lapangan dan Pemeriksaan Kantor dapat diperpanjang
untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.
Perpanjangan jangka waktu Pemeriksaan Lapangan dapat dilakukan dalam hal:
a. Pemeriksaan Lapangan diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
lainnya;
b. terdapat konfirmasi atau permintaan data dan/atau keterangan kepada pihak ketiga;
c. ruang lingkup Pemeriksaan Lapangan meliputi seluruh jenis pajak; dan/atau
d. berdasarkan pertimbangan kepala unit pelaksana Pemeriksaan.

Khusus untuk pengujian Pemeriksaan Lapangan yang terkait dengan:


a. Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi;
b. Wajib Pajak dalam satu grup; atau
c. Wajib Pajak yang terindikasi melakukan transaksi transfer pricing dan/atau transaksi
khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan,
Jangka waktu Pemeriksaan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
dan dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali sesuai dengan kebutuhan waktu untuk melakukan
pengujian.
Sedangkan perpanjangan jangka waktu Pemeriksaan Kantor dapat dilakukan dalam hal:
a. Pemeriksaan Kantor diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
lainnya;
b. terdapat konfirmasi atau permintaan data dan/atau keterangan kepada pihak ketiga;
c. ruang lingkup Pemeriksaan Kantor meliputi seluruh jenis pajak; dan/atau
d. berdasarkan pertimbangan kepala unit pelaksana Pemeriksaan.

Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan


Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dengan jenis Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak berhak:
1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa
Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan;
2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis
sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan;
3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan
tujuan Pemeriksaan;
4. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan
Tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
5. Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;
6. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan;
7. Mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas, dalam hal
terdapat perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak dalam
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan; dan
8. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak
melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan;
9. Mengajukan pengaduan apabila kerahasiaan usaha dibocorkan kepada pihak lain yang
tidak berhak.

Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan


dengan jenis Pemeriksaan Kantor, Wajib Pajak berhak :
1. Meminta Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal
Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan
2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan
tujuan Pemeriksaan
3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan
Pemeriksa Pajak mengalami pergantian
4. Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
5. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan
6. Mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas, dalam hal
terdapat perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak dalam
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
7. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak
melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai