Anda di halaman 1dari 3

2.1.

Syarat Pemilihan Air Baku

Untuk menjamin kelayakan kualitas air olahan baik pemerintah maupun pemerintah
daerah membuat ketentuan ketentuan mengenai syarat pemilihan air baku, baik dari
segi kualitas, kontinuitas dan kuantitas.

Seperti yang tercantum dalam PP RI No. 82 Tahun 2001 di dalam bab II pasal 8 yang
menerangkan tentang klasifikasi dan baku mutu air yang di tetapkan menjadi 4 kelas,
yaitu :
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;
3.

Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi


pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
Selain persyaratan yang dikeluarkan oleh pemerintah, PT PALYJA sendiri telah
memiliki beberapa baku mutu, yang berdasarkan kepada keputusan Gubernur DKI
Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 mengenai kualitas dan kontinuitas selama 24 jam
beroprasi sehingga pengolahan berjalan efektif.

Ada 5 persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air minum, yaitu :
1.

Kualitas
Acuannya terdapat pada Permenkes Nomor 492/MENKES/IV/2010 ayat 3
bahwa, air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter
wajib dan parameter tambahan.

2.

Kuantitas
Kebutuhan mengenai air minum akan berbeda beda di setiap kotanya,
semakin maju kota tersebut maka kebutuhan akan air bersih akan
meningkat, ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan orang orang
diperkotaan lebih banyak di banding dengan kegiatan orang orang didesa.
Acuannya terdapat pada PERPAMSI Tahun 2002 yaitu antara 30-150
/liter /orang /hari.

3.

Kontinuitas
Bahwa sebuah instalasi pengolahan air biasanya beroprasi selama 24 jam
penuh agar dapat memastikan terpenuhinya kebutuhan konsumen.

4.

Tekanan
Tekanan sangat penting dalam proses penditribusian, hal ini dikarekan
apabila tekanan kuran dari 1 (satu) atm dapat memungkinkan air maupun
organisme masuk kedalam saluran. Dan juga memastikan untuk konsumen
yang berlokasi jauh dari instalasi tetap mendapatkan suplay air.

5.

Akses
Bahwa air tersebut harus dapat dengan mudah di jangkau oleh konsumen.

6.

Harga
Harga air haruslah disesuaikan dengan daerah pemakai air tersebut,
contohnya harga air di Jakarta yang lebih mahal di banding di Kerawang hal
ini disebabkan biaya operasional yang lebih tinggi dan juga kemampuan
masyarakatnya dalam membayar.

Anda mungkin juga menyukai