Oleh :
NURNYA AINI DEWI
NIM : 021311133017
a.
b.
Cara Pengukuran
1. Penilaian Tekanan Darah
Saat
jantung
berkontraksi
dan
relaksasi,
sirkulasi
darah
darah, dan kelenturan dinding arteri. Faktor lain yang menentukan tekanan
darah adalah aktifitas fisik, stres emosi, nyeri, dan temperatur sekitar.
Alat dan Bahan Pengukuran Tekanan Darah
a. Stetoskop
b. Spigmomanometer
Terdiri dari kantong yang dapat digembungkan dan terbungkus
dalam manset yang tidak dapat mengembang, pompa karet berbentuk bulat,
manometer tempat tekanan darah dibaca, dan lubang pengeluaran. Lebar
manset harus sesuai dengan dengan ukuran lengan pasien karena dapat
menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat. Ada 2 ukuran yaitu dewasa dan
anak. Ada 2 jenis manometer yaitu manometer gravitasi air raksa terdiri atas
satu tabung kaca yang dihubungkan dengan reservoir yang berisi air raksa dan
manometer aneroid yang memiliki embusan logam dan menerima tekanan dari
manset.
Teknik Mengukur Tekanan Darah
Alat pengukur tekanan darah disebut spigmomanometer, ada 2
macam manometer yaitu : manometer air raksa/merkuri dan manometer
aneroid. Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat lebar manset harus sesuai
dengan ukuran lengan . Pengukuran dapat dilakukan pada arteri apapun, yang
dapat dilingkari manset di bagian 8 proksimal dan dapat diraba di bagian
distal. Pengukuran pada arteri brakhialis paling sering dilakukan karena
letaknya yang tepat.
3. Menekan arteri radialis dengan kuat, dengan jari-jari selama kurang lebih 60
detik, jika tidak teraba denyutan, jari-jari digeser ke kanan dan kiri sampai
ketemu.
4. Langkah-langkah pemeriksaan ini juga dilakukan pada tempat pemeriksaan
denyut nadi lainnya.
Intepretasi
Menggunakan alat tera berat badan, disesuaikan dengan alat tera yang digunakan
Intepretasi
Satuan berat badan dalam kilogram
2. PENATALAKSANAAN KEGAWAT DARURATAN MEDIS DI BIDANG
KEDOKTERAN GIGI
Di dalam merawat pasien, dokter gigi akan berhadapan dengan
pasien dengan populasi dan variasi status kesehatan pasien yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, persiapan dalam menghadapi pasien-pasien dengan status
kesehatan medically compromised patient merupakan hal utama yang harus
dilakukan. Sebagai seorang dokter gigi, kita harus memiliki ilmu dan
keterampilan dalam menghadapi keadaan gawat darurat tersebut. Keadaan
kegawatdruratan yang paling umum terjadi adalah biasanya sehubungan dengan
pemberian obat-obatan, yang paling sering adalah anestesi lokal dan/atau
penggunaan depresan sistem saraf pusat sebagai sedasi, selain itu juga disebabkan
oleh adanya riwayat penyakit sistemik dari pasien tersebut.
Tindakan yang cepat dan benar merupakan kunci utama
penatalaksanaan kegawatdaruratan. Kecekatan operator di dalam mengambil
tindakan harus dilatih dengan benar, agar kesalahan pengambilan keputusan dapat
dihindari. Penatalaksanaan dasar dalam kegawatdaruratan yaitu airway, breathing,
circulation, dan disability.
A. AIRWAY
Airway atau jalan napas adalah struktur anatomi yang berawal dari
nostril yang merupakan bagian paling luar dari rongga hidung sampai dengan
bronchioli terminalis, yaitu bagian paling ujung dari saluran bronchus yang
D. DISABILITY
Dilihat dari kesadaran penderita :
1. Kesadaran menurun / hilang : respon (-) terhadap rangsang nyeri
klinis
apabila
disebabkan
karena
injeksi
intravaskuler maka gejala klinis yang timbul relatif ringan dan tidak
berlangsung lama yaitu: perasaan tidak nyaman, gelisah, sakit kepala, dan
mual. Tetapi apabila disebabkan karena overdosis obat anestesi lokal maka
gejala klinis yang timbul relatif lebih berat dan pemulihannya
membutuhkan waktu lebih lama. Gejala klinis yang timbul berupa:
gangguan kesadaran dimana penderita sangat gelisah, panik, berbicara
tidak terarah (menceracau), kejang ekstremitas, mual, muntah, sampai
dengan hilangnya kesadaran.
Penanganan
1. Posisi semisupine
2. Bernapas lebih dalam dan lebih cepat untuk mempercepat pemulihan
3. menenangkan penderita dengan menerangkan bahwa gejala yang dirasakan
itu tidak berbahaya dan akan segera hilang dengan sendirinya.
4. pemberian oksigen dengan face mask
5. Intervensitersebut di atas biasanya cukup efektif untuk mempercepat
pemulihan penderita.
6. Bila kesadaran penderita tetap belum pulih dan terjadi kejang berulang
maka harus segera dilakukan resusitasi dengan pemasanganvenous line
diikuti dengan pemberian obat-obatan antikonvulsiintravena (misalnya:
diazepam atau midazolam).
4. NYERI DADA (ANGINA PECTORIS)
Angina pectoris adalah nyeri dada yang dialami oleh penderita
penyakit jantung koroner yang terjadinya dipicu oleh adanya faktor stres
psikis, fisik, atau farmakologis atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Di
dalam praktek dokter gigi angina pectoris dapat terjadi akibat pemakaian
Penanganan
1. Penderita didudukkan pada posisi semisupine
2. Beri tablet nitroglycerin (sublingual)
3. Beri oksigenasi dengan face mask
4. Dengan intervensi tersebut biasanya nyeri dada akan hilang dalam waktu
5.