RBGI
RBGI
Sub Kelompok B
a.
Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung
monmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok
dioktohedral.
Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P.
Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan
cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada
umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) . Beberapa
lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasikmalaya,
Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Nabentonit terdapat di Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko;
Boyolali.
Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi
(filler), lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi
kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit
banyak
dipakai
sebagai
bahan
penyerap.
Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis
lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang
telah
diaktifkan.
Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Cabentonit dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah
melalui pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Nabentonit dan diharapkan terjadi peningkatan sifat reologi dari
suspensi mineral tersebut Agar mencapai persyaratan sebagai
bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada
penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi
bentonit untuk bahan lumpur bor.
Dikarenakan bentonit bersifat lunak, oleh karena itu
penambangannya bisa dilakukan dengan sistem quarry atau
dengan peralatan sederhana.
b.
Ball Clay dan Bond Clay
Ball clay adalah jenis lempung yang tersusun dari mineral
kaolinit yang bentuk kristalnya tidak sempurna, ilit, kuarsa dan
mineral lain yang mengandung karbon. Apabila sifat-sifat fisik
ball clay tersebut lebih rendah dari standart maka lempung
tersebut disebut bond clay.
Ball
clay
dan
Bond
clay
hampir
tersebar
merata
diseluruh indonesia. Sistem penambangnnya dengan system
quarry mining.
Ball clay dan Bond clay banyak digunakan untuk bahan industri
keramik dan bata tahan api, Campuran makanan ternak, Sebagai
bahan vulkanisir dalam industri karet.
c.
Fire Clay
Fire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang
bentuk kristalnya tidak sempurna, dengan mengandung sedikit
mika atau ilit, kuarsa, dan mineral lempung yang bersifat lunak
dan tidak mempunyai perlapisan. Lempung tersebut mempunyai
nilai PCE >19, sehingga tahan terhadap suhu tinggi (>15000 C)
tanpa adanya pembentukan masa gelas. Fireclay terbentuk
karena soil yang tertimbun oleh sedimen lain di daratan atau
cekungan lakustrin ataupun delta yang umumnya mengandung
batubara.
Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll.
Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
Teknik penambangan yang digunakan dengan sistem quarry dan
penambangan sederhana, dengan peralatan sederhana seperti
linggis.
d. Zeolit
Zeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi,
dengan unsur utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali
tanah. Senyawa ini berstruktur tiga dimensi dan mempunyai pori
yang dapat diisi oleh molekul air.
Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan tufa asam
berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau air
meteorik
Penggunaan zeolit adalah untuk bahan baku water treatment,
pembersih limbah cair dan rumah tangga, untuk industri
pertanian, peternakan, perikanan, industri kosmetik, industri
farmasi, dan lain-lain.
Zeolit terdapat di beberapa daerah di Indonesia yang
diperkirakan mempunyai cadangan zeolit sangat besar dan
berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Jawa Barat dan Lampung.
Sistem penambangan yang digunakan dengan menggunakan
sistem quarry.
e.
Diatomea
Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen
silika, yang secara geologi terbentuk dari akumulasi dan
pengendapan kulit atau kerangka diatomea (fosil tumbuhan air
atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal) dan
terendapkan di danau atau non marin.
Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah
pecah, dan abrasif, densitas ruah 0,5 1 ton/m3, berat jenis, 2
2,3, porositas < 90%, dan kandungan cangbangl 1,7 30
juta/cm3, dengan ukuran 0,001 0,4 mm. Sebagian diatomit
berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada juga yang
berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang
tergantung dari unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi
utama diatomit adalah silika, tetapi ada unsure lainnya seperti
yang
halus.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal
ialah
:
1) Serat
asbes
yang
dipintal,
digunakan
untuk
:
a. Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantongkantong asbes, pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian
pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil
asbes,
dan
lain-lain.
b. Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung
pipa uap, alat listrik, alat kimia, gasket keperluan laboratorium,
dan
pelilit
kawat
listrik.
2) Serabut
yang
tidak
dapat
dipintal
terdiri
atas :
a. Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya,
dinding, lantai, alat-alat kimia dan listrik.
b.
Asbes untuk atap : Kertas asbes untuk lantai dan atap,
penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik; Dinding-dinding
asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket,
ketel, dan tanur; Macam-macam bahan campuran lain yang
menggunakan asbes sangat halus dan kebanyakan asbes
sebagai
bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil
adalah dari jenis varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan
daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri tekstil.
Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes
serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat
penting dalam industri pertekstilan.
Proses penambangan asbes dengan menggunakan tambang
terbuka menggunakan peralatan sederhana. Dan banyak
ditemukan didaerah jawa tengah, halmahera, sulawesi tenggara,
nusa tenggara timur, dan irian jaya.
D. Kelompok BGI yang berhubungan dengan endapan Residu
1.
Lempung
Lempung merupakan butir-butir halus berdasarkan tabel
wentworth jika butir-butir tersebut menyatu maka dinamkan batu
lempung yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku
sebelumnya. Dan ditemukan hampir tersebar merata diseluruh
indonesia. Metode penambangan yang digunakan ialah tambang
terbuka. Dan lempung banyak dimanfaatkan untuk pembuatan
bata dan keramik.
2.
Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal
silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa
selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan
nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang
mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil
5.
Magnesit
Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat
jenisnya 1,74, cukup kuat dan dalam bentuk alloy, tahan
terhadap korosi di udara tetapi tidak tahan terhadap air laut,
serta mudah terbakar. Jumlah mineral yang mengandung
magnesium tercatat sebanyak 244 buah. Magnesit dapat
ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi
dengan batuan sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari
endapan marin, kecuali brukit. Magnesit ditemukan didalam
batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan
bersama magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit.
Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral,
tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3)
bersama-sama Mn dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg.
Magenesit sering digunakan untuk bahan refraktori, industri
semen sorel, bahan isolasi, pertanian, peternakan, industri karet,
dll.
Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan batuan
ubahan, sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola
cadangan bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang
mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca Mg(CO3)2, magnesit
zedin (Mg CO3), epsonil (Mg So4) 7 H2O, dan brukit (Mg (OH) 2.
Batuan dan mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur,
Sulawesi Tengah, Maluku, Irian Jaya.
6.
Pirofilit
Piropilit adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai
rumus kimia Al2O3.4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit
adalah kianit, andalusit, dan diaspor. Bentuk kristal piropilit
adalah monoklin serta mempunyai sifat fisik dan kimia yang
mirip dengan talk.
Piropilit terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit
tua yang memiliki kontrol struktur dan intensitas ubahan
hidrotermal yang kuat. Piropilit terbentuk pada zone ubahan
argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin, namun terbentuk pada
temperatur tinggi dan pH asam.
Kegunaan piropilit adalah untuk pakan ternak, industri kertas
sebagai pengganti talk, dan lain-lain .
Piropilit terdapat di beberapa tempat yang diakibatkan
munculnya formasi andesit tua, seperti di Pulau Sumatera, Jawa
Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Pulau Sulawesi.
7.
Toseki
Nama mineral ini relatif baru, sehingga belum banyak dikenal.
Toseki atau batuan kuarsa-serisit tarbentuk pada zona ubahan
filik yang mengandung kuarsa, serisit, kaolinit, feldspar. Banyak
Indarung (10,1 juta ton), Sumatera Barat (10 juta ton) dan
Begelan di Kabupaten Purwokerto (0,1 Juta ton).
2.
Marmer
Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses
metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu
dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan
terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai
foliasi mapun non foliasi.
Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur
baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan
berumur sekitar 3060 juta tahun atau berumur Kuarter hingga
Tersier.
Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan
batugamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada
batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada
marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan
proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan
maupun perubahan temperatur yang tinggi. Di Indonesia
penyebaran marmer tersebut cukup banyak, seperti dapat dilihat
pada.
Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa
dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan
tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk
pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya,
sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan
patung
3.
Batu Sabak
Batu sabak merupakan batuan malihan yang berasal dari batu
lempung yang mengalami metamorfosa. Penggunaannya sebagai
atap rumah, industri cat. Banyak terdapat didaerah aceh,
sumatera barat. Penambangannya dengan menggunakan alat
sederhana seperti linggis dn gergaji.
4.
Kuarsit
Merupakan metamorfosa dari kuarsa. Banyak ditemukan
didaerah aceh, sumatera utara, riau, jambi, maluku, dan jawa
tengah. Pemanfaatannya sebagai agregat bahan bangunan.
Penambangannya dengan menggunakan peralatan sderhana.
5.
Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga,
kekerasan 1 2 (skala Mohs), berat jenis 2,1 2,3, tidak berbau
dan tidak beracun, serta tidak mudah larut, kecuali dalam asam
hidroflorik atau aqua regia mendidih. Proses dekomposisi
berlangsung lambat pada suhu 6000C dan dalam kondisi oksida
atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.