Anda di halaman 1dari 5

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil dengan HIV

Kehamilan adalah kondisi anabolik yang memiliki dampak pada metabolisme


dari semua nutrien -nutrien yang berguna untuk menyokong homeostasis maternal,
tumbuh kembang janin, dan untuk mempersiapkan laktasi. Dalam meresponsi
beberapa kebutuhan-kebutuhan nutriennya, satu atau lebih daribawah ini akan
muncul: peningkatan deposisi darai penyimpanan maternal dan jaringan janin,
redistribusi dari nutrient-nutrien, dan meningkatkan atau menurunkan penyerapan
nutrient dan laju metabolisme. Untuk kebutuhan energi yang adekuat, respon
maternal dapat merupakan peningkatan napsu makan dan intake makanan, reduksi
di sintesis lemak dan penyimpanan lemak pada usia maternal, reduksi pada Basal
Metabolic Rate atau reduksi aktivitas fisik. Walaupun mekanisme-mekanisme
potensial dapat mengatur metabolism nutrient, kapasitas untuk mengaturnya
sangat terbatas. Jika intake nutrien jatuh di bawah ambang threshold, tumbuh
kembang janin akan berkompromi seperti kesehatan maternal.
Sama juga, peningkatan berat badan adekuat selama kehamilan sangat
penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang janin dan sebagai deposit storasi
lemak dimana peningkatan berat badan secara tidak adekuat di asosiasikan dengan
retardasi pertumbuhan intrauterine dan mortalitas perinatal. Maternal yang
berkembang dan hasil infant juga diasosiasikan dengan peningkatan berat badan
yang terekomendasi. Ini sangat terekomendasi secara umum bahwa wanita yang
memulai kehamilan dengan Body Mass Index yang normal (BMI yang di memiliki
satuan kg/m2 ; 19.8 sampai 26) bertambah 11-16 kg selama kehamilan. Dengan
penambahan berat badan ini, diperkirakan sebanyak 4 kg akan di deposit sebagai
simpanan maternal. Peningkatan berat badan gestasional eksesif adalah suatu
perhatian khusus karena angka peningkatan berat badan atau obesitas di seluruh

populasi pada penjuru dunia. Sebuah review dari literatur Amerika Utara, ibu hamil
dari variasi subpopulasi ditemukan bahwa peningkatan berat badan lebih dari 16 kg
diasosiasikan dengan retensi berat badan postpartum lebih dari 6 kg.
Pola dari peningkatan berat badan selama kehamilan juga bervariasi. Sebuah
studi literature mengatakan bahwa kira-kira 400 ibu hamil di Brazil, Rata rata
peningkatan berat badan gestasionalnya sebesar 12.9 kg (95% Convidence Interval
[CI] 12.2, 13.6; range -6.0 sampai 33.0 kg); mereka dengan peningkatan berat
badan gestasional yang lebih memiliki angka prevalensi lebih tinggi terkena retensi
berat badan postpartum. Pada studi yang lebih besar dari Multiracial American
Women menerima regular prenatal care dan pada wanita hamil yang memiliki gizi
baik saat kehamilan, laju peningkatan berat badan rata-ratanya sangat lambat pada
trimester pertama dan sangat tinggi pada trimester kedua.
Kebutuhan maternal pada saat kehamilan mencakup protein, asam folat,
niasin, zinc, besi dan iodin kira-kira 30-50 % lebih tinggi dari sebelum kehamilan.
Selama setengah jalan kehamilan, ekstra nutrient merupakan kebutuhan utama
untuk meningkatkan jaringan maternal, seperti ekspansi dari darah dan volume
cairan ekstraseluler, pembesaran uterus dan jaringan mammaria dan deposit
lemak. Selama trimester ketiga nutrient tambahan sangat digunakan oleh janin
untuk pertumbuhan secara rapid dan storasi.
Diversitas dari responsi individu untuk mengganti metabolisme nutrien
membuat asesmen nutrisional dari ibu hamil yang kompleks. Interpretasi dari status
mikronutrien selama kehamilan adalah tantangan karena level nutriennya dapat
mempengaruhi perubahan metabolik hormone-induced seperti pergantian volume
plasma. Tidak ada sumber laboratorium nutrient spesifik pada kehamilan yang

tersedia sebagai pembanding, danpengkajian dari status mikronutrien selama


kehamilan juga sulit. Walaupun total jumlah sumber laboratorium nutrien di dalam
darah

mungkin

dapat

meningkat,

konsentrasinya

dapat

menurun

karena

peningkatan volume plasma. Secara umum, konsentrasi dari vitamin yang larut
dalam air dapat lebih rendah pada masa kehamilan dimana konsentrasi vitamin
yang larut pada lemak tidak dapat diubah atau sedikit lebih tinggi.
Efek nutrisi maternal pada bayi baru lahir dan kesehatan maternal
Peningkatan berat badan yang sedikit memperkirakan malnutrisi maternal.
Morbiditas dan mortalitas dengan efek dari nutrisi yang buruk pada maternal dan
bayi baru lahir pada ibu dengan HIV negatif terdokumentasi dengan baik. Status
nutrisi buruk sebelum dan selama masa kehamilan juga telah terasosiasi dengan
retardasi pertumbuhan intrauterina, berat badan lahir rendah, dan kondisi prematur.
Keadaan ini juga diasosiasikan dengan infeksi HIV pada maternal. Anemia defisiensi
besi juga diasosiasikan dengan peningkatan berat badah maternal yang tidak
adekuat, toxaemia, komplikasi dari labor & delivery dengan risiko yang tinggi dari
mortalitas maternal. Walaupun sedikit yang telah di canangkan pada efek dari
malnutrisi dari kesehatan maternal, ulasan ulang dari Tomkins menyimpulkan
nahwa malnutrisi memiliki kontribusi yang

tinggi terhadap

morbiditas dan

mortalitas maternal terutama pada Negara berkembang. Contohnya, di Nepal


dimana defisiensi vitamin A relatif umum diantara semua wanita, suplementasi
vitamin A dapat mereduksi mortalitas dengan 44% jika dibandingkan dengan grup
control placebo.
Jika wanita dengan gizi buruk sebelum masa kehamilan, suplai nutrient yang
tidak adekuat, baik itu dari intake diet dan storasi maternal, dapat menyebabkan

kompetisi fisiologis pada nutrien diantara ibu dan janin. King menyarakan bahwa
nutrient nutrient di sekat secara berbeda antara ibu dan janin tergantung pada
status nutrisi prekonsepsi ibu.
Efek HIV pada status nutrisi
Wanita dengan HIV positif dalam Negara berkembang sangatlah rapuh
terhadap defisiensi nutrien dikarenakan intake diet yang tidak adekuat dan
kebutuhan nutrient yang secara potensial dapat meningkat diasosiasikan dengan
HIV dan infeksi lainnya dan dengan permintaan kebutuhan nutrien dalam masa
kehamilan. Infeksi HIV pada orang dewasa juga telah dihubungkan dengan
peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas. Dalam studi dari wanita yang tidak
hamil, Zaire, menemukan bahwa 51 wanita dengan HIV Positif yang manifestasinya
asimtomati secara signifikan memiliki lemak subkutaneus yang dapat diukur pada
ketebalan lipatan kulit dan massa tubuh yang kurus daripada 11 wanita dengan HIV
negatif. Dalam beberapa studi pada wanita dengan HIV positif menunjukkan paling
tidak pertama kali menunjukkan kehilangan berat badannya.

Daftar Pustaka
(1) Peggy P, Nigel R. HIV and Nutrition: Pregnant and Lactating Women.
Department of Nutrition for Healh and Development. Diunduh tanggal 29
Juli 2015.

Anda mungkin juga menyukai