Anda di halaman 1dari 9

M.L. 3.

MATA LATIHAN

: Instrumen Analisa Sosial dalam


Program Peduli

SUB-MATA LATIHAN
3.1

: Instrumen Analisa Sosial

KOMPETENSI

: Setelah
pembahasan
Instrumen
Analisa Sosial, diharapkan peserta
dapat:
1. Menjelaskan model Instrumen
Analisa Sosial dalam suatu
masyarakat.
2. Menjelaskan pertanyaan kunci
analisa sosial

WAKTU

: 3 jam pelajaran @ 45 menit = 125


menit

PROSES PEMBELAJARAN

No
A.

LANGKAH-LANGKAH
PENGANTAR
Fasilitator menjelaskan:
- Judul ML, tujuan dan waktu
- Judul SML, tujuan dan waktu
CERAMAH DAN TANYA JAWAB
Fasilitator
menjelaskan
tentang :
- Tujuan penggunaan instrumen
analisa sosial
- Manfaat
penggunaan
instrumen analisa sosial
- Model instrumen analisa sosial
Fasilitator memberikan
kesempatan pada peserta untuk

WAKTU
(MENIT
)
5

MEDIA

No

LANGKAH-LANGKAH

WAKTU
(MENIT
)

MEDIA

menanyakan materi yang


dianggap belum jelas
D

DISKUSI KELOMPOK
Fasilitator mengajak peserta
untuk berdiskusi dalam
membuat presentasi hasil dikusi
kelompok.
Fasilitator membagi kelompok
dan menjelaskan tata cara
diskusi

20

REFLEKSI BERSAMA
Fasilitator memimpin refleksi
dan memberikan rangkuman
atas hasil diskusi.

20

D.

PRESENTASI DAN FEEDBACK


Fasilitator memberi penegasan
terhadap pokok-pokok materi.

20

BAHAN BACAAN
Analisis Sosial Sebagai Alternatif Metode Pemecahan Masalah
Kemasyarakatan

A. Pengertian
Usaha untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai
situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan antar berbagai
sub sistem dalam kehidupan masyarakat. Analisis sosial juga
merupakan alat yang memungkinkan kita menangkap realitas sosial
yang di komunitas yang didampingi. Analisis sosial membantu untuk
memahami dan mengidentifikasi:
a. Manakah permasalahan kunci dalam suatu masyarakat.
b. Manakah kelompok dalam masyarakat yang mempunyai akses
pada sumber-sumber daya
c. Kaitan berbagai sistem dalam masyarakat
d. Potensi-potensi yang ada dalam masyarakat
e.
Tindakan-tindakan yang mengubah situasi dan yang
memperkuat situasi
B. Langkah praktis dalam Analisis Sosial

Langkah 1, memasukkan data yang diamati ke dalam kolomkolom:

Sistem ekonomi (cara masyarakat mengorganisir


kebutuhan-kebutuhan hidup)

Sistem
social-politik
(cara
mengorganisir
pengambilan keputusan)

Sistem budaya: (membentuk kesepakatan untuk


mengatur dirinya, kerangka acuan, nilai, etika, dan symbolsimbol)

Langkah 2, mengorganisir data-data dalam setiap system


dengan membuat pernyataan-pernyataan pendek dan mencoba
untuk masuk ke dalam infrastruktur yang tak sadar dalam setiap
system.

Langkah 3, menarik hukum umum (pola-pola hubungan yang


tetap) yang mengatur gerak dan hubungan system-sistem tsb,
serta menentukan manakah system yang paling menentukan
(determinan)

C Ciri Analisis Sosial:


1.
Melibatkan sebesar-besarnya anggota komunitas untuk
mendefinisikan
masalahnya,
sedangkan
fasilitator
hanya
memfasilitasi.
2.
Melibatkan
adanya
keberpihakan
peneliti
terhadap
permasalahan atau hal yang diteliti
3.
Menyangkut banyak aspek (multidimensional)
4.
Dilakukan secara intensif dan terus-menerus
5.
Memperhatikan relasi antar aktor/pelaku
6.
Meneliti tentang akar masalah yang menjadi penyebab
dari munculnya berbagai masalah dalam masyarakat.
7.
Pertajam kepekaan terhadap kondisi dan budaya local
D. Kerangka Acuan Pelaksanan Ansos

1.

Fokus analisis pertama-tama memusatkan diri


pada :
Sistem-sistem yang ada dalam komunitas
Dimensi-dimensi obyektif (organisasi, pola perilaku, dan
lembaga-lembaga sosial) dan subyektif (kesadaran, nilai-nilai
dan ideologi)

2.
o
o
o

3.

Batas-Batas ANSOS
ANSOS tidak dirancang untuk menyediakan jawaban atas
pertanyaan apa yang kita perbuat.
ANSOS bukanlah sebuah kegiatan esoteris (untuk kelompok
kecil) monopoli kaum intelektual.
ANSOS bukan perangkat yang bebas nilai. ANSOS
memungkinkan kita untuk bergulat dengan prasangkaprasangka kita sendiri, mengkritik asumsi-asumsi dasar kita
dan menggali horison-horison baru yang terbuka bagi kita.
Proses diskusi dalam kelompok mempunyai peranan yang
sangat penting selama melakukan kunjungan lapangan.
Prinsip Dasar Pendekatan Dalam Analisis Sosial

1. Historis: dengan mempertimbangkan konteks struktur yang


saling berlainan dari periode-periode yang berbeda, dan tugas
strategi yang berbeda dalam tiap periode
2. Unsur-unsur Struktural: dengan menekankan pentingnya
pengertian tentang bagaimana masyarakat dihasilkan dan
diinstruksikan serta bagaimana institusi-institusi saling
berhubungan dalam ruang sosial.
3. Kandungan nilai yang berorientasi pada keadilan sosial,
khususnya bagi masyarakat yang rentan dan miskin.
4. Tidak dogmatis, dapat menggunakan berbagai perspektif dan
berbagai aliran analistis.
4.

Sistematika Penyajian Laporan

I. Pendahuluan (Tahap Konversi), yang didalamnya


memuat tentang hal-hal sebagai berikut:
1.1. Jelaskan apa yang menjadi pusat kepedulian (the centre
of concern) kelompok Anda selama melangsungkan
persentuhan dengan komunitas.
1.2. Kemukakan nilai-nilai apa yang mendasari pusat
kepedulian tersebut (misal: penghargaan terhadap
martabat manusia).
1.3. Kemukakan pertanyaan-pertanyaan inti yang menjadi titik
tolak dalam melakukan analisis sosial.
II. Paparan Hasil (Tahap Deskripsi), yang didalamnya
berisi tentang jawaban atas pertanyaan dalam butir
1.3.
2.1

2.2

Kemukakan gambaran umum tentang situasi (secara


historis dan struktural) yang relevan dengan pusat
kepedulian berdasarkan kategori menurut point-point
dari pertanyaan inti 1.3. dalam bentuk matrik.
Kemukakan hasil observasi yang mendukung data-data
di butir 2.1 (Dapat berupa hasil transeks analisis,
analisis pihak stakeholder, diagram musim, sosiogram,
foto-foto dsb)

III. Pembahasan (Tahap Analisis): di dalamnya berisi tentang


hasil analisis dalam rangka menggali hubunganhubungan historis dan struktural yang membentuk
situasi sosial.
3.1Penjelasan
tentang
faktor-faktor
historis
yang
mempengaruhi terbentuknya situasi sosial.
3.2Penjelasan tentang anatomi dan hubungan antara berbagai
struktur ekonomi, politik, sosial dan budaya, terhadap
terbentuknya situasi sosial yang menjadi pusat
kepedulian dalam proses analisis sosial.
3.3Penjelasan tentang struktur utama yang mempengaruhi
terbentuknya situasi sosial tersebut.
3.4Penjelasan tentang nilai-nilai kunci yang bekerja dalam
struktur utama tersebut.
3.5Penjelasan tentang arah masa depan atas situasi sosial
yang menjadi pusat kepedulian dalam proses ANSOS.
IV. Kesimpulan : berisi tentang kristalisasi dan dalil-dalil umum
yang bisa ditarik dari situasi sosial yang menjadi pusat
kepedulian selama proses analisis sosial.
V. Refleksi: berisi tentang buah-buah permenungan pergumulan
dan persentuhan dengan komunitas selama melakukan proses
analisis sosial.

E. Contoh Aplikasi Ansos Untuk Agenda Aksi:


1. Langkah I : Mengkonstruksi, konseptualisasi dan formulasi ulang
atas indikator-indikator yang ada dalam matrik struktur sosial
budaya, sosial ekonomi dan sosial politik.
Contoh:
sebelumnya:
terbentuknya pusat pesta laut (nyadran) =
gejala (event)
menjadi : Sistem Kepercayaan Masyarakat (Struktur Budaya)
Intinya, kriteria rumusan indikator yang benar adalah:

Tingkat abstraksi dari masing-masing indikator haruslah


yang bersifat struktural, bukan pattern, apalagi event.
Nyatakan dalam bentuk variabel
Nyatakan dalam bentuk kata benda
Setiap indikator harus dengan jelas memberikan gambaran
siapakah aktor kuncinya

2. Langkah II: Melakukan analisis hubungan (relasi) antar variabel


ke dalam sebuah diagram afinitas
Contoh:

Tata
Ruan
g

Sistem
Kepercayaan
Masy.

Kebijakan.
Pariwisata

Invest
asi

Orientasi
Wisata

Mekanism
e Sosial

Lemahnya
Posisi
Masyarak
at Lokal
Di tengah
Perkemba
ngan
Wisata

3. Langkah III: Menentukan faktor kritis (persoalan utama yang


berhubungan dengan pusat kepedulian selama live in) sesuai
dengan kapabilitas dan kompetensi. Hal itu dapat dilakukan
dengan cara melihat variabel yang paling banyak memberikan
sumbangan bagi terbentuknya situasi sosial yang menjadi pusat
kepedulian kita. Dalam contoh di atas terdapat dua variabel yang

sangat menentukan eksistensi masyarakat lokal, yaitu:


Kebijakan Pariwisata dan Mekanisme Sosial.
4. Langkah IV: Memasukkan elemen-elemen faktor kritis ke
dalam sirip-sirip yanga ada di dalam diagram Ishikawa.
Misal: Kebijakan Pariwisata

Tata Ruang

Lemahnya Posisi Masy.


Lokal

orientasi

Keterangan:

Akibat merupakan kristalisasi persoalan yang konsisten


dengan pusat kepedulian.
Tanda panah (
) di dalam sirip ikan berisi polapola
(patterns) yang muncul pada masing-masing elemen.
Contoh: Dalam elemen tata ruang polanya adalah:
1.
Masyarakat menjadi obyek kebijakan
2.
Tidak memanfaatkan potensi lokal
3.
Minimnya fasilitas pendukung
4.
tidak ramah lingkungan

5. Langkah V:
Mentransformasikan
unsur-unsur
dalam
diagram Ishikawa ke dalam Agenda Aksi, dengan cara
sebagai berikut:

Kepala ikan menjadi : Nama Program

Sirip-sirip ikan menjadi : Bentuk-bentuk Aktivitas

Anak-anak sirip ikan menjadi : Keluaran Aktivitas


Contoh: Berdasarkan diagaram Ishikawa di atas, maka
rumusannya menjadi sebagai berikut:

Nama Program: Advokasi Kebijakan Pariwisata Dalam


Rangka Penguatan Posisi Masyarakat Pesisir di Pantai
Krakal Gunung Kidul
Bentuk-bentuk Aktivitas:
1.
2.
3.

Pembentukan Kelompok Pemantau Kebijakan Wisata


Studi pemetaan kebutuhan Wisata
Pemetaan
lokasi-lokasi
potensial
untuk
pengembangan Wisata

Keluaran (Output) Aktivitas:


Terdapat minimal 2 kelompok pemantau kebijakan wisata
dalam 1 tahun
6. Langkah VI: Jabarkan bentuk-bentuk kegiatan tersebut ke
dalam matrik agenda aksi:
Bentuk
Aktivita
s

Output

Dampak
yang
diharapk
an

Pelaksa
na

Durasi
Waktu

Estimas
i Biaya

Sumber Rujukan:
Materi Penunjang Metodologi Penelitian Transformatif,

Februari-Maret, 1991
Panduan Pendidikan Politik Bagi Perempuan, PSW UNAIR

bekerjasama dengan USAID/OTI


Cahyo Suryanto, Modul Analisis Sosial, Pelatihan CEFIL yang

selenggarakan USC SATUNAMA-KAS Jerman dan PPD CIDA


Holland Joe-Henriot Peter, S.J. Analisis Sosial dan Refleksi

Teologis. Yogyakarta: Kanisius, 1986.


Holland, J. and Henriot, P.1984 Social Analysis: Linking Faith
and Justice. Washington: The Center of Concern
Mller, J. 1982 Pembebasan Manusia Dari Penderitaa in
Piramida Kurban Manusia. P.L. Berger. Jakarta: LP3ES, 7 - 26.
Myrdal, G.1982 Obyektivitas Penelitian Sosial. Jakarta: LP3ES.
Suryawasita, A. 1987 Analisis Sosial in Kemiskinan dan
Pembebasan. ed. J.B. Banawiratma. Yogyakarta: Kanisius.
Anne Hope & Sally Timmel, 1989, ,Training for Transformation:
A. Handbook for Community Worker, Mambo Press, Zimbabwe

Anda mungkin juga menyukai