Anda di halaman 1dari 3

Pengamatan Zooplankton di Sungai Siak, Indra Pura Bagian Hilir Riau, Pekanbaru (Dwirastina, M.

PENGAMATAN ZOOPLANKTON DI SUNGAI SIAK,


INDRA PURA BAGIAN HILIR RIAU, PEKANBARU
Mirna Dwirastina
Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang
Teregistrasi I tanggal: 2 Maret 2011; Diterima setelah perbaikan tanggal: 5 April 2011;
Disetujui terbit tanggal: 15 April 2011

PENDAHULUAN
Sungai Siak merupakan salah satu sungai terbesar
di Indonesia yang mengairi daerah sekitar Kepulauan
Riau, Pekanbaru. Seiring dengan waktu keadaan
sungai mulai berubah, dengan banyaknya penduduk
dan pabrik di sekitar sungai tersebut, Sungai Siak
sekarang sudah mulai tercemar baik karena bahan
organik maupun anorganik ataupun bahan kimia.
Beberapa hasil penelitian telah membuktikan bahwa
Sungai Siak sudah diambang pencemaran (Husnah et
al., 2008).

tersebut diklasifikasikan ke dalam kelompok


zooplankton tetapi dengan seiring perkembangan
penelitian maka terungkap sifat mikrotrofi maka ada
tingkatan yang mampu memproduksi makanan sendiri
(fotosintesis). Peranan zooplankton menempati posisi
penting dalan rantai makanan dan jaring-jaring
kehidupan di perairan (Fachrul, 2007).
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui
jenis-jenis zooplankton di lokasi tersebut serta
mengetahui kelimpahan zoooplankton tersebut.
POKOK BAHASAN

Sebagai salah satu indikator pencemaran perairan


dapat dilihat dari jenis maupun kelimpahan
zooplankton (Fachrul, 2007). Zooplankton merupakan
plankton berupa hewan, pada mulanya organisme

Penelitian ini dilakukan di Sungai Siak, Indra Pura


tahun 2009. Dalam penelitian ini salah satu parameter
yang diambil adalah kelimpahan zooplankton.

BAHAN DAN ALAT


Tabel 1.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alat dan bahan


Plankton net size 20
Pipet 1 mL
Botol 100 mL
Mikroskop inverted
Sedweight rafter
Kaca penutup
Buku tulis
Ember

9.
10.

Buku-buku identifikasi
Formalin 40%

Kegunaan
Menyaring plankton
Untuk mengambil contoh zooplankton
Untuk wadah contoh zooplankton
Untuk identifikasi zooplankton
Untuk menghitung dan identifikasi
Penutup sedweight rafter
Mencatat data identifikasi
Mengambil zooplankton saat di lapangan dan mengukur air yang diambil
seberapa banyaknya
Identifikasi
Pengawet zooplankton

Dalam penelitian yang dilakukan di Sungai Siak


Indra Pura alat dan bahan yang diperlukan serta
kegunaanya dapat dilihat pada Tabel 1. Ada 10 Alat
dan bahan yang dibutuhkan dalam pengamatan
zooplankton tersebut.
Cara Kerja
Pengambilan contoh zooplankton sebagai berikut:
1. Siapkan ember ukuran 10 L dan plankton net.
2. Siapkan botol untuk wadah contoh dan diberi label:
ditulis nama lokasi, tanggal contoh, dan jam
pengambilan.

3. Ambil contoh zooplankton 50 L dan disaring


menggunakan plankton net.
4. Air yang sudah disaring menggunakan plankton
net dimasukan dalam botol contoh dengan volume
100 mL.
5. Contoh zooplankton diberi pengawet larutan
formalin 40%.
6. Kemudian contoh diamati di laboratorium.
7. Contoh diamati di bawah mikroskop inverted dan
sedweight rafter dengan pembesaran 20x20.
8. Identifikasi
zooplankton
dengan
buku-buku
identifikasi (Freshwater Invertebrates of the United
States, The Protozoa, Illustrations of the
Freshwater Plankton of Japan, A Guide to the

BTL: Vol.9 No.2 Desember 2011:

Study of Freshwater Biology, Diatom dalam


Gambar, A Key I Common Algae, Illustration of
Marine Plankton) serta dianalisis datanya
berdasarkan atas rumus:
Perhitungan kelimpahan ini menggunakan rumus
sebagai berikut (Wiadnyana & Gabriel, 2004):
K=A/fx( Xn2)/V ................................................. (1
di mana:
K
= kelimpahan (ind./L)
A
= jumlah kotak yang diamati pada sedweight
rafter
Tabel 2.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Xn1 = jumlah total organisme yang ditemukan


dari seluruh cawan yang dihitung
V
= volume yang tersaring pada jaring plankton
net
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan zooplankton di bulan Pebruari
tahun 2009 di lokasi Sungai Siak, Indra Pura
ditemukan genus zooplankton sebagai berikut (Tabel
2).

Hasil pengamatan zooplankton di Sungai Siak, Indra Pura pada bulan Pebruari
Nama genus
Actinophyrs
Anureopsis
Colpoda
Diaptomus
Euchlanis
Euglena
Euglypha

Kelimpahan (Ind./L)
200
200
200
200
800
600
400

Tabel 2 dapat diketahui bahwa ada 13 genus yang


ditemukan dengan jumlah kelimpahan zooplankton
6.400 ind./L. Pada tabel masing-masing terlihat nilai
kelimpahan,
genus
Actinophyrs
200
ind./L,
Anureopsis 200 ind./L, Colpoda 200 ind./L, Diaptomus
200 ind./L, Euchlanis 800 ind./L, Euglena 600 ind./L,
Euglpha 400 ind./L, Nauplius 400 ind./L, Notholca 400
ind./L, Peridinium 1.800 ind./L, Polyartha 600 ind./L,

No.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Nama genus
Nauplius
Notholca
Peridinium
Polyartha
Trachelomonas
Trichocerca
Total

Kelimpahan (Ind./L)
400
400
1.800
600
400
200
6.400

Trachelomonas 400 ind./L, dan Trichocerca 200


ind./L. Kelimpahan yang terbesar terdapat pada
genus Peridinium dengan jumlah kelimpahan 1.800
ind/L.
Di bawah ini ada beberapa gambar zooplankton
dalam pengamatan tersebut.

Euglena sp.
Actinophyrius

Anureopsis

Euglypha

Anureopsis

Gambar 1.

Peridinium
Beberapa gambar zooplankton di Sungai Siak, Indra Pura.
Sumber: Laporan akhir kegiatan tingkat degradasi lingkungan perairan di Sungai Siak,
bagian hilir dengan bentic integrated biotic index (2008)

Pengamatan Zooplankton di Sungai Siak, Indra Pura Bagian Hilir Riau, Pekanbaru (Dwirastina, M.)

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Ada 13 genus zooplankton yang ditemukan.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi.


Bumi Aksara. Jakarta.

2. Genus Peridinium merupakan genus


kelimpahanya terbesar 1.800 Ind./L.

yang

3. Jumlah kelimpahan total 6.400 ind/L.


PERSANTUNAN
Penulis mengucapkan terima kasih kepada teknisi
dan peneliti yang telah membantu dalam penulisan
ini.

Husnah, S. Kaban, K. Fatah, & Makri. 2008. Tingkat


degradasi lingkungan perairan di Sungai Siak
Bagian Hilir dengan bentic integrated biotic index.
Laporan Tahun/Akhir. Pusat Riset Perikanan
Tangkap. Jakarta.
Wiadnyana, N. N. & A. A. Gabriel. 2004. Plankton,
Produksivitas, dan Ekosistem Perairan. Pusat
Riset Perikanan Tangkap. Dana Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai