Anda di halaman 1dari 8

Transaksi Derivatif

Suatu transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai
counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Dalam istilah umum, transaksi
derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya
tergantung pada diturunkan dari nilai aset, tingkat referensi atau indeks. Saat ini, transaksi
derivatif terdiri dari sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs
tukar (currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks (index) lainnya.
Mayoritas transaksi derivatif adalah produk-produk Over the Counter (OTC) yaitu kontrakkontrak yang dapat dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna
akhir, sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan
diperjualbelikan di bursa. Menurut para dealer dan pengguna akhir (end user) fungsi dari
suatu transaksi derivatif adalah untuk melindungi nilai (hedging) beberapa jenis risiko
tertentu.
A. Pengertian Transaksi Derivatif
Suatu transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai
counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Dalam istilah umum, transaksi
derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya
tergantung pada diturunkan dari nilai aset, tingkat referensi atau indeks. Saat ini, transaksi
derivatif terdiri dari sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs
tukar (currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks (index) lainnya.
Mayoritas transaksi derivatif adalah produk-produk Over the Counter (OTC) yaitu kontrakkontrak yang dapat dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna
akhir, sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan
diperjualbelikan di bursa. Menurut para dealer dan pengguna akhir (end user) fungsi dari
suatu transaksi derivatif adalah untuk melindungi nilai (hedging) beberapa jenis risiko
tertentu.
Alasan penggunaan derivatif, antara lain :
- Peralatan untuk mengelola risiko;
- Pencarian untuk hasil yang lebih besar;
- Biaya pendanaan yang lebih rendah;
- Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari sekelompok
pengguna;
- Hedging risiko-risiko saat ini dan masa datang;
- Mengambil posisi-posisi risiko pasar;
- Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada di antara pasar-pasar.
Pelaku Transaksi Derivatif :
- Pengguna Akhir (End Users)
Berdasarkan Laporan G-30 tahun 1993, sebagian besar pengguna akhir derivatif yaitu sekitar
80% adalah perusahaan-perusahaan, disamping badan-badan pemerintah dan sektor publik.
Alasan-alasan yang mendorong pengguna akhir menggunakan instrumen derivatif adalah
untuk sarana lindung nilai (hedging), memperoleh biaya dana yang lebih rendah,
mempertinggi keuntungan, untuk mendiversifikasikan sumber-sumber dana, untuk
mencerminkan pandangan-pandangan pasar melalui posisi yang diambil.
- Pialang (Dealer)

Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang bertindak sebagai pialang. Fungsi dari dealer
antara lain menjaga likuiditas dan terus menerus tersedianya transaksi, memenuhi permintaan
pengguna akhir dengan segera, memberikan kemampuan untuk mempertinggi likuiditas pasar
dan efisiensi harga.
Sejarah Perkembangan Derivatif di Dunia :
Pasar Derivatif dimulai sekitar tahun 1950-an di Amerika Serikat. Pada masa itu bursa
financial futures dunia seluruhnya berbasis di Amerika Serikat dimana pada awalnya semua
produk derivatif diperdagangkan di bursa. Chicago Board of Trade (CBOT) dan Chicago
Mercantile Exchange (CME) adalah bursa financial futures yang pertama dan sampai
sekarang tetap merupakan pusat perdagangan derivatif tunggal terbesar. Bila digabung
dengan New York Mercantile Exchange (NYME), CBOT dan CME sampai beberapa tahun
terakhir ini telah menguasai sekitar 90% dari semua produk derivatif yang diperdagangkan.
Namun saat ini hanya setengahnya yang diperjualbelikan di Amerika Serikat. Perkembangan
London Internasional Futures and Options Exchange (LIFFE) dan bursa-bursa di Eropa
lainnya seperti Matif di Paris dan Deutsche Terminborse (DTB) di Frankfurt ditambah
dengan ekspansi di Tokyo, Hong Kong dan Singapura telah menyebarluaskan pengaruh
derivatif ke seluruh dunia. Pangsa pasar derivatif dunia yang meningkat dengan pesat telah
dicapai oleh produk derivatif ini dengan fakta bahwa volume yang diperdagangkan terusmenerus membesar di Amerika Serikat.
Sementara itu, transaksi perdagangan derivatif di bursa Euronext per September 2003
meningkat 26% dibandingkan dengan volume transaksi pada bulan September 2002. Bursa
Euronext merupakan gabungan dari bursa-bursa derivatif di Eropa yang beranggotakan bursa
derivatif Amsterdam, Brussels, Lisbon, Paris dan London. Berdasarkan data LIFFE, Euronext
mencatatkan volume perdagangan derivatif sebanyak 73,8 juta kontrak futures maupun
options pada bulan September 2003. Sedangkan sepanjang bulan Januari-September 2003,
Euronext membukukan transaksi perdagangan derivatif sebanyak 532 juta kontrak futures
dan options dengan rata-rata sekitar 2,7 juta kontrak per hari.
Transaksi derivatif dalam dunia keuangan (finance), adalah sebuah kontrak bilateral atau
perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang
menjadi "acuan pokok" atau juga disebut "produk turunan" (underlying product); daripada
memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu
perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan
dating dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.
Perusahaan sekuritas dan bank komersial besar menggunakan transaksi derivatif sebagai
kendaraan investasi, dan alat lindung nilai posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari
pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing "tanpa"
mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying).
Transaksi derivatif dapat dibagi menjadi 5, yaitu :
1. Spot
2. Future
3. Forward
4. Swap
5. Option

B. Macam-Macam Transaksi Derivatif


I. Spot
Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka
waktu dua hari.
II. Future
Futures adalah kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual) untuk
melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah, harga dan batas
waktu tertentu. Instrumen futures biasanya dikenal juga dengan istilah transaksi future
contract. Future contract adalah kontrak untuk membeli sesuatu aset di masa depan dengan
harga yang ditetapkan dan diperdagangkan di bursa_dengan_sifat_terstandar.
Transaksi futures yaitu transaksi valas dengan perbedaan nilai antara pembelian dan
penjualan future yang tertuang dalam future contracts secara simultan untuk dikirim dalam
waktu yang berbeda. Misalnya, A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A akan
menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per US$ pada 30 Juni 2008, tidak peduli berapa
kurs di pasar saat itu. Di satu sisi transaksi ini dapat dipandang sebagai spekulasi, paling tidak
berunsur maysir, meskipun disisi lain para pelaku bisnis pada beberapa kasus
menggunakannya sebagai mekanisme hedging (melindungi nilai transaksi berbasis valas dari
risiko gejolak kurs). Ulama kontemporer menolak transaksi ini karena tidak terpenuhinya
rukun jual beli yaitu ada uang ada barang (dalam hal ini ada rupiah ada dollar). Oleh karena
itu, transaksi futures tidak dapat dianggap sebagai transaksi jual beli, tetapi dapat ditransfer
kepada pihak lain. Alasan kedua penolakannya adalah hampir semua transaksi futures tidak
dimaksudkan untuk memilikinya, hanya nettonya saja sebagaimana transaksi margin trading.
Pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kuwajiban melaksanakan kontrak tersebut,
apapun kenyataan yg terjadi di kemudian hari (menguntungkan ataupun merugikan)
Kontrak futures merupakan perjanjian antara pembeli dan penjual yang berisi :
1. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau asset tertentu) dari
penjual futures dalam jumlah tertentu dengan harga tertentu pada waktu yang telah ditentukan
dalam kontrak
2. Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau asset tertentu kepada pembeli
futures dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu dan pada batas waktu yang ditentukan
dalam kontrak
Beberapa terminology :
1. Underlying asset : komoditi/asset yang disetujui oleh kedua pihak untuk dipertukarkan
2. Settlement date / delivery date : tanggal yang ditetapkan untuk melakukan transaksi
3. Futures price : harga yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk melakukan transaksi
4. Long position / posisi long futures : pihak yang menyetujui untuk membeli asset yang
menjadi patokan di kemudian hari. Atau disebut sebagai pemilik kontrak futures
5. Short position / posisi short futures : pihak yang menyetujui untuk menjual asset patokan
tersebut di kemudian hari. Atau disebut sebagai penjual kontrak futures
Manfaat kontrak futures
1. Futures sebagai lindung nilai (hedging) : melindungi nilai asset yang dijadikan patokan

dari ancaman risiko ketidakpastian perubahan harga di masa depan


2. Futures sebagai saranan spekulasi : para spekulator mencari keuntungan dari perubahan
harga yang terjadi
Instrumen futures sebagai ajang spekulasi adalah untuk memperoleh keuntungan dari
perubahan harga yang terjadi. Para spekulan secara sukarela menanamkan modalnya dalam
futures yang beresiko untuk memperoleh keuntungan secara cepat dengan membeli pada saat
harga rendah dan menjual dengan harga tinggi. Jadi, tujuan yang ingin dicapai oleh spekulan
hanyalah untuk mengejar return dari pergerakan harga yang fluktuatif (capital gain), tanpa
melakukan transaksi pada perdagangan komoditi atau aset yang menjadi underlying pada
futures secara fisik
III. Forward
Foward adalah Tansaksi/kontrak membeli/menjual valuta asing lawan valuta lainnya pada
tanggal valuta dimasa yang akan datang dengan harga/rate yang sudah ditentukan sekarang
(pada tanggal kontrak).
Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalam
jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya kerugian akibat selisih kurs. Upaya ini
dikenal dengan hedging dalam hutang ataupun piutang. Didalam melakukan hedging ini bank
akan melaksanakan pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka, atau dikenal
dengan forward.
Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang
berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah dicatat sebesar kurs
masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing di hari kemudian yang
ditentukan berdasarkan perjanjian.
IV. Swap
Swap adalah Suatu kontrak untuk membeli/menjual sejumlah valuta asing (refference
currency) terhadap valuta asing lainnya (non-refference currency) pada tanggal valuta
tertentu dan secara bersamaan disepakati untuk menjual/membeli kembali jumlah tersebut di
masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan.
Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalam mekanisme pasar uang
adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal dengan istilah SWAP.
Ada 2 jenis transaksi SWAP:
1. Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka pendanaan
2. Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka trading
Untuk transaksi Swap pendanaan:
Selisih antara suku bunga yg dipertukarkan (original interest rate) dgn suku bunga yg
diperjanjikan (contracted interst rate) disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana dan
diamortisasikan scr proporsional selama jangka waktu kontrak.
Untuk transaksi Swap trading:
Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dgn suku bunga yg diperjanjikan diakui sbg
laba atau rugi pada akhir masa kontrak.

Transaksi swaps (currency swap) yaitu perjanjian untuk menukar suatu mata uang dengan
mata uang lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka mengantisipasi risiko
pergerakan nilai tukar pada masa mendatang. Singkatnya, transaksi swap merupakan
transaksi pembelian dan penjualan secara bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan dua
tanggal penyerahan yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan
oleh bank yang sama dan biasanya dengan cara spot terhadap forward Artinya satu bank
membeli tunai (spot) sementara mitranya membeli secara berjangka (forwad) . Salah satu
contoh transaksi swaps adalah bila bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar
deposito rupiah terhadap dolar pada kurs Rp 9.500 per dolar pada 1 Januari 2008. B
menempatkan US$ 1 juta. A menempatkan Rp 9,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu.
Ulama kontemporer juga menolak transaksi ini karena kedua trasaksi itu terkait (adanya
semacam taalluq) dan merupakan satu kesatuan sebagaimana difatwakan oleh Dewan
Syariah Nasional-MUI. Sebab, bila yang satu dipisahkan dari yang lain, maka namanya
bukan lagi transaksi swaps dalam pengertian konvensional.
Adapun pendapat yang membeolehkan transaksi swaps sebagaimana lazim dianut perbankan
Islam di Malaysia bahkan menurut mereka kebolehannya dianggap telah demikian jelas
sehingga tidak diperlukan lagi fatwa dengan alasannya bahwa bila spot boleh dilakukan dan
futures (sebagian suatu janji) juga boleh, maka tentunya swaps pun boleh dilakukan. Namun
paling tidak, masih ada dua hal yang dapat dipertanyakan dalam praktek ini yaitu; pertama,
bagaimana dengan keberatan sementara ulama akan adanya kompensasi uang untuk transaksi
futures yang dibayarkan kepada konterpartinya. Kedua transaksi spot dan futures dalam
transaksi swaps itu haruslah terkait satu sama lain. Kontra argumen dari alasan kedua ini
adalah dua transaksi dapat saja disyaratkan terkait, selama syaratnya adalah syarat shahih
lazim. Bukan hanya swaps yang dibolehkan, dinegara jiran ini juga dikembangkan Islamic
Futures Contract. Terlepas dari argumen mana yang lebih kuat dalilnya, adalah kewajiban kita
disamping mencari sisi kehati-hatian dan kepatuhan syariah, juga untuk selalu mencari solusi
inovasi transaksi yang islami sebagai kebutuhan dunia bisnis akan transaksi dan peranti
keuangan (financial instruments) yang terus berkembang.
V. Option
Option adalah Hak untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu dengan harga
yang telah ditentukan (strike price) untuk suatu periode tertentu dengan membayar/menerima
sejumlah premi.
Dalam definisi yang lain, Option adalah suatu kontrak antara holder dan writer yang
memberikan hak (bukan kewajiban ataupun obligasi) kepada holder (pemegang kontrak)
untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu (exercise price/strike exercise)
dalam jangka waktu tertentu (expiration date). Option bisa dianalisa resikonya dan dilindungi
nilainya dengan Hedging. Resiko merupakan faktor yang penting bagi investor untuk
mengambil keputusan.
Transaksi option (currency option) yaitu perjanjian yang memberikan hak opsi (pilihan)
kepada pembeli opsi untuk merealisasi kontrak jual beli valutaa asing, tidak diikuti dengan
pergerakan dana dan dilakukan pada atau sebelum waktu yang ditentukan dalam kontrak,
dengan kurs yang terjadi pada saat realisasi tersebut. Misalnya, A dan B membuat
kontrakpada 1 Januari 2008. A memberikan hak kepada B untuk membeli dollar AS dengan
kurs Rp 9.350 per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 2008, tanpa B berkewajiban
membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya kepada B
tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A
memberikan hak kepada B untuk menjualnya disebut put option. Ulama kontemporer

memandang hal ini sebagi janji untuk melakukan sesuatu (menjual atau membeli) pada kurs
tertentu, dan ini tidak dilarang syariah. Namun jelas saja transaksi ini bukan transaksi jual
beli melainkan sekedar waad (janji). Yang menjadi persoalan secara fikih adalah adanya
sejumlah uang sebagai kompensasi untuk melakukan janji tersebut atau untuk memiliki
khiyar (opsi) jual maupun beli.
Transaksi option dapat menjadi lebih rumit. Misalnya A dan B membuat kontrak pada 1
Januari 2008. Perjanjiannya A menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per dolar kepada B.
Transaksi ini lunas. Pada saat yang sama A juga memberikan hak kepada B untuk menjual
kembali US 1 juta pada tanggal atau sebelum 30 juni 2008 dengan kurs Rp 9.500 per dolar.
Hal ini akan gugur dengan sendirinya bila kurs melebihi Rp 9.500 per dolar, itu pun bila
syarat berikutnya terpenuhi.
Adapun contoh transaksi option dapat diilustrasikan seperti berikut:
Setelah suatu kontrak GBP/USD FX option disepakati, nasabah menjual 1,000,000 dan
membeli US$2,000,000 (jual/beli ini berlangsung dalam suatu proses yang bersamaan) pada
tanggal 31 December. Dalam kasus ini, prapersetujuan nilai tukar atau strike price adalah
2.0000 GBP/USD atau 0.5000 USD/GBP. (1,000,000 dari kaca mata USD investor,
$2,000,000 dari kaca mata GBP investor).
Tipe kontrak ini disebut call pada dollar dan put pada poundsterling dan sering disebut
GBP/USD put oleh pelaku pasar, seperti halnya put pada nilai tukar, hal ini sebenarnya bisa
disamakan dengan USD/GBP call, tapi tidak dilakukan karena konvensi pasar adalah menulis
angka 2.0000 (normal quote), bukan angka 0.5000 (inverse quote).
Jika nilai tukar pada tanggal 31 Desember lebih rendah daripada 2.0000 GBP/USD
(anggaplah 1.9000 pound per USD), yang berarti US dollar menguat dan pound melemah,
maka saat option diberlakukan, pemegang kontrak akan menjual GBP pada harga USD
2.0000 dan segera membeli kembali pada harga spot market 1.9000, sehingga untung (2.0000
USD/GBP - 1.9000 USD/GBP)*1,000,000 GBP = USD 100, 000 pada transaksi ini. Jika
pemegang kontrak menukar kembali keuntungannya dalam GBP, maka keuntungannnya
adalah 100,000/1.9000 = GBP 52,631.58 GBP.
C. Hedging
Istilah hedging atau lindung nilai umumnya lebih dikenal dalam rangka transaksi yang terkait
dengan perbankan. Sebenarnya, hedging ini juga banyak dipakai pada transaksi perdagangan
komoditas. Dalam sejarahnya, CBOT (Chicago Board of Trade) itu dibentuk tahun 1848 oleh
para pengusaha pertanian di Amerika sebagai solusi atas fluktuasi harga komoditas biji-bijian
(grains). Saat itu diperkenalkan transaksi forward contract yang kemudian berkembang
menjadi futures contract (kontrak berjangka).
Pengertian hedging menurt kamus yaitu menutup transaksi jual beli komoditas, sekuritas atau
valuta yang sejenis untuk menghindari kemungkinan kerugian karena perubahan harga
sedangkan hedging menurut pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat
fluktuasi harga. Hedging ini dapat dilaksanakan melalui bursa berjangka dengan membuka
kontrak beli atau jual atas suatu komoditas sejalan dengan perdagangan komoditas tersebut di
pasar fisik.
Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan
resiko yang terkait dari langkah tertentu yang diambil seseorang. Dalam pasar uang atau
dunia keuangan, hal ini banyak dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin

timbul dari resiko investasi yang dilakukan.


Hedging atau lindung nilai adalah merupakan suatu mekanisme yang dilaksanakan di Bursa
Berjangka dengan membuka suatu kontrak beli atau jual atas suatu komoditi yang sama
dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar fisik.
Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan
resiko yang terkait dari langkah tertentu yang diambil seseorang. Dalam pasar uang atau
dunia keuangan, hal ini banyak dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin
timbul dari resiko investasi yang dilakukan.
Hedging timbul didasari oleh ketidakpastian akan masa yang akan datang. Apakah musim
hujan akan datang sesuai perkiraan? apakah keamanan barang saya terjamin? apakah harga
minyak akan tetap bulan depan? Semua ketidakpastian ini mendorong orang untuk
melakukan suatu tindakan guna mengurangi resiko yang ada.
Asuransi kebakaran adalah salah satu contoh bentuk hedging terhadap resiko kebakaran.
Bentuk lain adalah pembayaran dalam mata uang dollar untuk pembelian minyak mentah,
yang dilakukan pembeli untuk melindunginya dari resiko tidak stabilnya mata uang negara
asal penjual minyak. Bursa komoditi juga merupakan salah satu bentuk dari hedging untuk
memastikan terjaminnya suplai komoditas yang diperlukan produsen satu ke yang lain.
Hedging juga merupakan cara untuk memastikan ketersediaan suatu produk di masa
mendatang dengan harga yang telah ditetapkan dari sekarang untuk melindungi penjual dan
pembeli dari resiko kelangkaan maupun kelebihan suplai yang dapat membuat harga
fluktuatif. Hedging atau lindung nilai adalah merupakan suatu mekanisme yang dilaksanakan
di Bursa Berjangka dengan membuka suatu kontrak beli atau jual atas suatu komoditi yang
sama dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar fisik. Hedging ini bertujuan untuk
Memperkecil atau menghilangkan resiko kerugian atas ketidakpastian harga yang mungkin
terjadi pada saat transaksi di pasar fisik nantinya,. Jadi dengan melakukan hedging kerugian
yang terjadi akan ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan di
bursa berjangka.
Para pelaku hedging ini biasa disebut hedger, yang terdiri atas hedger pembeli (hedge long)
dan hedger penjual (hedge short).
Hedger Pembeli umumnya berencana akan membeli komoditas di pasar fisik di masa yang
akan datang untuk melindungi transaksinya dari fluktuasi. Hedger pembeli biasa nya
dilakukan oleh kalangan eksportir, prosesor, pengguna bahan baku seperti pabrik, dan
sebagainya.
Hedger Penjual atau hedge short adalah hedger yang akan menjual komoditas tertentu di
pasar fisik di masa yang akan datang. Untuk melindungi harga penjualan komoditasnya,
hedger akan membuka kontrak berjangka sekarang dengan posisi short (jual). Selling hedge
biasanya dilakukan oleh para produsen, terutama para petani, dengan tujuan untuk
melindungi dari kemungkinan penurunan harga komoditas pada waktu panen.
Banyak pihak yang sebenarnya bisa memperoleh manfaat dari transaksi hedging ini, yakni
para produsen komoditas, petani, pengusaha, konsumen, investor, juga bursa berjangka serta
pialang berjangka bila jenis transaksi tersebut digiatkan. Dan di Indonesia sendiri sebagai
salah satu negara komoditas utama di dunia sangat berpotensi untuk mengembangkan lebih

jauh pasar berjangka dengan salah satu manfaatnya dilakukan transaksi lindung nilai fluktuasi
harga komoditas.

Anda mungkin juga menyukai