Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Suatu transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai
counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Dalam istilah umum, transaksi
derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya
tergantung pada diturunkan dari nilai aset, tingkat referensi atau indeks. Saat ini, transaksi
derivatif terdiri dari sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs
tukar (currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks (index) lainnya.
Mayoritas transaksi derivatif adalah produk-produk Over the Counter (OTC) yaitu kontrakkontrak yang dapat dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna
akhir, sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan
diperjualbelikan di bursa. Menurut para dealer dan pengguna akhir (end user) fungsi dari
suatu transaksi derivatif adalah untuk melindungi nilai (hedging) beberapa jenis risiko
tertentu.
A. Pengertian Transaksi Derivatif
Suatu transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai
counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Dalam istilah umum, transaksi
derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya
tergantung pada diturunkan dari nilai aset, tingkat referensi atau indeks. Saat ini, transaksi
derivatif terdiri dari sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs
tukar (currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks (index) lainnya.
Mayoritas transaksi derivatif adalah produk-produk Over the Counter (OTC) yaitu kontrakkontrak yang dapat dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna
akhir, sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan
diperjualbelikan di bursa. Menurut para dealer dan pengguna akhir (end user) fungsi dari
suatu transaksi derivatif adalah untuk melindungi nilai (hedging) beberapa jenis risiko
tertentu.
Alasan penggunaan derivatif, antara lain :
- Peralatan untuk mengelola risiko;
- Pencarian untuk hasil yang lebih besar;
- Biaya pendanaan yang lebih rendah;
- Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari sekelompok
pengguna;
- Hedging risiko-risiko saat ini dan masa datang;
- Mengambil posisi-posisi risiko pasar;
- Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada di antara pasar-pasar.
Pelaku Transaksi Derivatif :
- Pengguna Akhir (End Users)
Berdasarkan Laporan G-30 tahun 1993, sebagian besar pengguna akhir derivatif yaitu sekitar
80% adalah perusahaan-perusahaan, disamping badan-badan pemerintah dan sektor publik.
Alasan-alasan yang mendorong pengguna akhir menggunakan instrumen derivatif adalah
untuk sarana lindung nilai (hedging), memperoleh biaya dana yang lebih rendah,
mempertinggi keuntungan, untuk mendiversifikasikan sumber-sumber dana, untuk
mencerminkan pandangan-pandangan pasar melalui posisi yang diambil.
- Pialang (Dealer)
Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang bertindak sebagai pialang. Fungsi dari dealer
antara lain menjaga likuiditas dan terus menerus tersedianya transaksi, memenuhi permintaan
pengguna akhir dengan segera, memberikan kemampuan untuk mempertinggi likuiditas pasar
dan efisiensi harga.
Sejarah Perkembangan Derivatif di Dunia :
Pasar Derivatif dimulai sekitar tahun 1950-an di Amerika Serikat. Pada masa itu bursa
financial futures dunia seluruhnya berbasis di Amerika Serikat dimana pada awalnya semua
produk derivatif diperdagangkan di bursa. Chicago Board of Trade (CBOT) dan Chicago
Mercantile Exchange (CME) adalah bursa financial futures yang pertama dan sampai
sekarang tetap merupakan pusat perdagangan derivatif tunggal terbesar. Bila digabung
dengan New York Mercantile Exchange (NYME), CBOT dan CME sampai beberapa tahun
terakhir ini telah menguasai sekitar 90% dari semua produk derivatif yang diperdagangkan.
Namun saat ini hanya setengahnya yang diperjualbelikan di Amerika Serikat. Perkembangan
London Internasional Futures and Options Exchange (LIFFE) dan bursa-bursa di Eropa
lainnya seperti Matif di Paris dan Deutsche Terminborse (DTB) di Frankfurt ditambah
dengan ekspansi di Tokyo, Hong Kong dan Singapura telah menyebarluaskan pengaruh
derivatif ke seluruh dunia. Pangsa pasar derivatif dunia yang meningkat dengan pesat telah
dicapai oleh produk derivatif ini dengan fakta bahwa volume yang diperdagangkan terusmenerus membesar di Amerika Serikat.
Sementara itu, transaksi perdagangan derivatif di bursa Euronext per September 2003
meningkat 26% dibandingkan dengan volume transaksi pada bulan September 2002. Bursa
Euronext merupakan gabungan dari bursa-bursa derivatif di Eropa yang beranggotakan bursa
derivatif Amsterdam, Brussels, Lisbon, Paris dan London. Berdasarkan data LIFFE, Euronext
mencatatkan volume perdagangan derivatif sebanyak 73,8 juta kontrak futures maupun
options pada bulan September 2003. Sedangkan sepanjang bulan Januari-September 2003,
Euronext membukukan transaksi perdagangan derivatif sebanyak 532 juta kontrak futures
dan options dengan rata-rata sekitar 2,7 juta kontrak per hari.
Transaksi derivatif dalam dunia keuangan (finance), adalah sebuah kontrak bilateral atau
perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang
menjadi "acuan pokok" atau juga disebut "produk turunan" (underlying product); daripada
memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu
perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan
dating dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.
Perusahaan sekuritas dan bank komersial besar menggunakan transaksi derivatif sebagai
kendaraan investasi, dan alat lindung nilai posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari
pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing "tanpa"
mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying).
Transaksi derivatif dapat dibagi menjadi 5, yaitu :
1. Spot
2. Future
3. Forward
4. Swap
5. Option
Transaksi swaps (currency swap) yaitu perjanjian untuk menukar suatu mata uang dengan
mata uang lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka mengantisipasi risiko
pergerakan nilai tukar pada masa mendatang. Singkatnya, transaksi swap merupakan
transaksi pembelian dan penjualan secara bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan dua
tanggal penyerahan yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan
oleh bank yang sama dan biasanya dengan cara spot terhadap forward Artinya satu bank
membeli tunai (spot) sementara mitranya membeli secara berjangka (forwad) . Salah satu
contoh transaksi swaps adalah bila bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar
deposito rupiah terhadap dolar pada kurs Rp 9.500 per dolar pada 1 Januari 2008. B
menempatkan US$ 1 juta. A menempatkan Rp 9,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu.
Ulama kontemporer juga menolak transaksi ini karena kedua trasaksi itu terkait (adanya
semacam taalluq) dan merupakan satu kesatuan sebagaimana difatwakan oleh Dewan
Syariah Nasional-MUI. Sebab, bila yang satu dipisahkan dari yang lain, maka namanya
bukan lagi transaksi swaps dalam pengertian konvensional.
Adapun pendapat yang membeolehkan transaksi swaps sebagaimana lazim dianut perbankan
Islam di Malaysia bahkan menurut mereka kebolehannya dianggap telah demikian jelas
sehingga tidak diperlukan lagi fatwa dengan alasannya bahwa bila spot boleh dilakukan dan
futures (sebagian suatu janji) juga boleh, maka tentunya swaps pun boleh dilakukan. Namun
paling tidak, masih ada dua hal yang dapat dipertanyakan dalam praktek ini yaitu; pertama,
bagaimana dengan keberatan sementara ulama akan adanya kompensasi uang untuk transaksi
futures yang dibayarkan kepada konterpartinya. Kedua transaksi spot dan futures dalam
transaksi swaps itu haruslah terkait satu sama lain. Kontra argumen dari alasan kedua ini
adalah dua transaksi dapat saja disyaratkan terkait, selama syaratnya adalah syarat shahih
lazim. Bukan hanya swaps yang dibolehkan, dinegara jiran ini juga dikembangkan Islamic
Futures Contract. Terlepas dari argumen mana yang lebih kuat dalilnya, adalah kewajiban kita
disamping mencari sisi kehati-hatian dan kepatuhan syariah, juga untuk selalu mencari solusi
inovasi transaksi yang islami sebagai kebutuhan dunia bisnis akan transaksi dan peranti
keuangan (financial instruments) yang terus berkembang.
V. Option
Option adalah Hak untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu dengan harga
yang telah ditentukan (strike price) untuk suatu periode tertentu dengan membayar/menerima
sejumlah premi.
Dalam definisi yang lain, Option adalah suatu kontrak antara holder dan writer yang
memberikan hak (bukan kewajiban ataupun obligasi) kepada holder (pemegang kontrak)
untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu (exercise price/strike exercise)
dalam jangka waktu tertentu (expiration date). Option bisa dianalisa resikonya dan dilindungi
nilainya dengan Hedging. Resiko merupakan faktor yang penting bagi investor untuk
mengambil keputusan.
Transaksi option (currency option) yaitu perjanjian yang memberikan hak opsi (pilihan)
kepada pembeli opsi untuk merealisasi kontrak jual beli valutaa asing, tidak diikuti dengan
pergerakan dana dan dilakukan pada atau sebelum waktu yang ditentukan dalam kontrak,
dengan kurs yang terjadi pada saat realisasi tersebut. Misalnya, A dan B membuat
kontrakpada 1 Januari 2008. A memberikan hak kepada B untuk membeli dollar AS dengan
kurs Rp 9.350 per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 2008, tanpa B berkewajiban
membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya kepada B
tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A
memberikan hak kepada B untuk menjualnya disebut put option. Ulama kontemporer
memandang hal ini sebagi janji untuk melakukan sesuatu (menjual atau membeli) pada kurs
tertentu, dan ini tidak dilarang syariah. Namun jelas saja transaksi ini bukan transaksi jual
beli melainkan sekedar waad (janji). Yang menjadi persoalan secara fikih adalah adanya
sejumlah uang sebagai kompensasi untuk melakukan janji tersebut atau untuk memiliki
khiyar (opsi) jual maupun beli.
Transaksi option dapat menjadi lebih rumit. Misalnya A dan B membuat kontrak pada 1
Januari 2008. Perjanjiannya A menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per dolar kepada B.
Transaksi ini lunas. Pada saat yang sama A juga memberikan hak kepada B untuk menjual
kembali US 1 juta pada tanggal atau sebelum 30 juni 2008 dengan kurs Rp 9.500 per dolar.
Hal ini akan gugur dengan sendirinya bila kurs melebihi Rp 9.500 per dolar, itu pun bila
syarat berikutnya terpenuhi.
Adapun contoh transaksi option dapat diilustrasikan seperti berikut:
Setelah suatu kontrak GBP/USD FX option disepakati, nasabah menjual 1,000,000 dan
membeli US$2,000,000 (jual/beli ini berlangsung dalam suatu proses yang bersamaan) pada
tanggal 31 December. Dalam kasus ini, prapersetujuan nilai tukar atau strike price adalah
2.0000 GBP/USD atau 0.5000 USD/GBP. (1,000,000 dari kaca mata USD investor,
$2,000,000 dari kaca mata GBP investor).
Tipe kontrak ini disebut call pada dollar dan put pada poundsterling dan sering disebut
GBP/USD put oleh pelaku pasar, seperti halnya put pada nilai tukar, hal ini sebenarnya bisa
disamakan dengan USD/GBP call, tapi tidak dilakukan karena konvensi pasar adalah menulis
angka 2.0000 (normal quote), bukan angka 0.5000 (inverse quote).
Jika nilai tukar pada tanggal 31 Desember lebih rendah daripada 2.0000 GBP/USD
(anggaplah 1.9000 pound per USD), yang berarti US dollar menguat dan pound melemah,
maka saat option diberlakukan, pemegang kontrak akan menjual GBP pada harga USD
2.0000 dan segera membeli kembali pada harga spot market 1.9000, sehingga untung (2.0000
USD/GBP - 1.9000 USD/GBP)*1,000,000 GBP = USD 100, 000 pada transaksi ini. Jika
pemegang kontrak menukar kembali keuntungannya dalam GBP, maka keuntungannnya
adalah 100,000/1.9000 = GBP 52,631.58 GBP.
C. Hedging
Istilah hedging atau lindung nilai umumnya lebih dikenal dalam rangka transaksi yang terkait
dengan perbankan. Sebenarnya, hedging ini juga banyak dipakai pada transaksi perdagangan
komoditas. Dalam sejarahnya, CBOT (Chicago Board of Trade) itu dibentuk tahun 1848 oleh
para pengusaha pertanian di Amerika sebagai solusi atas fluktuasi harga komoditas biji-bijian
(grains). Saat itu diperkenalkan transaksi forward contract yang kemudian berkembang
menjadi futures contract (kontrak berjangka).
Pengertian hedging menurt kamus yaitu menutup transaksi jual beli komoditas, sekuritas atau
valuta yang sejenis untuk menghindari kemungkinan kerugian karena perubahan harga
sedangkan hedging menurut pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat
fluktuasi harga. Hedging ini dapat dilaksanakan melalui bursa berjangka dengan membuka
kontrak beli atau jual atas suatu komoditas sejalan dengan perdagangan komoditas tersebut di
pasar fisik.
Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan
resiko yang terkait dari langkah tertentu yang diambil seseorang. Dalam pasar uang atau
dunia keuangan, hal ini banyak dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin
jauh pasar berjangka dengan salah satu manfaatnya dilakukan transaksi lindung nilai fluktuasi
harga komoditas.