Anda di halaman 1dari 9

Efek Pemberian Topical ASI pada Waktu Pelepasan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir

Nehal A.Allam, Wafa A. Al Megrin, Amall M. Talat


American journal of nursing science
2015;4(5) 288-296
Abstrak
Kebijakan sehubungan dengan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir masih menjadi
perdebatan diantara para peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bukti
yang ada sehubungan dengan perawatan tali pusat, menilai pengetahuan ibu tentang
perawatan tali pusat dan menilai efek diantara kedua metode perawatan tali pusat yaitu topical
ASI dan metode kering terhadap waktu pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Rancangan
penelitian ini adalah studi eksperimental. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan
topical ASI dapat mengurangi waktu pelepasan tali pusat dan dapat digunakan karena mudah,
murah dan nononvasif.
A. Pendahuluan
Infeksi tali pusat merupakan penyebab penting dalam angka kematian bayi ( AKB )
dinegara berkembang, dengan kejadian mencapai 55-79/1000 kelahiran hidup ( Ganatra
dan Zaidi,2010). Tiap tahunnya 3,3 juta bayi baru lahir meninggal diseluruh dunia.
Oestergaad (2011) melapporkan bahwa lebih dari 30% penebab kematian bayi baru lahir
adalah infeksi. Beberapa dari infeksi tersebut berawal dari infeksi pada tali pusat. Tali pusat
merupakan area yang paling mendukung untuk pertumbuhan mikroorganisme yang
berbahaya maupun tidak. Infeksi tali pusat dapat meenjadi omphalitis atau setelah masuk
ke aliran darah menjdai sistemik Lawn (2005) dan Mulany (2009). Data tentang angka
kejadian omphalitis di Negara miskin jarang ada,data tersedia memperkirakan resiko antara
2-77% / 1000 kelahiran hidup di rumah sakit,dengan angka kematian antar 1%
-15%,tergantung dari definisi omphalitis yang digunakan (Mir,2011)
Selain itu bayi baru lahir tidak memiliki flora aktif yang melindungi dirinya pada saat lahir
dan flora aktif kulit mulai diperoleh dalam 24 jam kelahiran. Tahap awal dari infeksi
mikroorganisme adalah kolonisasi bakteri. Bakteri biasanya berkolonisasi pada jaringan
yang langsung kontak dengan lingkungan luar misalnya jalan lahir ibu, flora kulit ibu, dan
perawat bayi. Angka kolonisasi dan infeksi pada bayi yang dirawat ibu ( rawat gabung ) lebih
rendah dari pada bayi yang dirawat oleh tenaga kesehatan (Mulany,2009) dan ( Nouran
2009 ).
American journal of nursing science | 1

Infeksi tali pusat sebenarnya dapat dicegah pada berbagai kasus ( Capurio,2010 ).
Sehingga penting untuk mengidentifikasi teknik perawatan tali pusat terbaik untuk
mengurangi AKB dan memberikan alternatif bagi ibu untuk menghindari praktek tradisional
yang berbahaya. Contohnya seperti penggunaan herbal tradisional yang dicampur dengan
minyak atau air yang digunakan untuk mencuci kemaluan ibu ( num-bati ) atau penggunaan
abu, cairan bunga labu, bubuk pohon,pupuk hewan air liur yang mungkin berbahaya bagi
bayi ( Mulaniy,2007 ) dan ( Mriso,2008 ). Factor yang menghambat proses pelepasan tali
pusat diantaranya penggunaan antiseptic yang dapat merusak flora normal dan mengurangi
sejumlah leukosit disekitar tali pusat ( Whaly,2003 ). Zupan (2004) menunjukan sebuah
meta-analisa 21 penelitian yang diikuti 8959 partisipan untuk menilai efek perawatan topical
ASI pada tali pusat dalam mencegah infeksi tali pusat dan AKB. Hasil penelitian
menunjukan tidak ada keuntungan apapun dalam penggunaan antibiotic dibandingkan
metode kering,penggunaan antibiotic sebenarnya memperpanjang waktu pelepasan tali
pusat.
ASI mengandung sejumlah antibody IgA yang berguna mencegah infeksi pada kulit
( Kramer,2001). ASI berperan sebagai antibiotic dan antivirus. Selain mengandung imun,
ASI membantu proses perbaikan otot dan pertumbuhan. ASI adalah sumber dari 2 faktor
pertumbuhan yaitu TGF-A/TGF-B dan IGF-1/IGF-2 ( Ginjala dan Pakkanen,1998 ). Kedua
factor ini meperbaiki otot dan tulang muda serta menyembukan luka ( Wilson,1998 ). TGFATGF-B brada dalam sel normal misalnya embryonic dan sel proliferasi. TGF-1 berperan
sebagai anabolic dan menyembuhkan luka serta satu-satunya factor pertumbuhan yang
dapat memperbaki dirinya sendiri.
Berdasarkan rekomendasi Mousa ( 2006 ), mereka menggambarkan ASI dan air steril
dapat bermanfaat pada perawatan tali pusat. Penggunaan ASI pada tali pusat adalah salah
satu

budaya

tradisional

yang

digunakan

di

Turki.

Menurut

WHO

ASI

dapat

bermanfaat,mengingat adanya factor antibacterial didalamnya. Kolostrum mengandung


sejumlah komponen perrtumbuhan yang bekerja sebagai agen antimicrobial dan agen
pencegah yang menyediakan spesifik dan nonspesifik imunitas. Di sisi lain Vural dan Kisa
(2006) meelaporkan bahwa ASI dapat mempercepat proses pelepasan tali pusat oleh
karena kandungan leokosit plymornoklear, photolytic enzim dan kandungan imun lainnya..
mereka juga menampilkan sebuah penelitian yang membandingkan penggunaan betadin,
topical ASI dan metode kering. penggunaan topical ASI dan metode kering lebih cepat dari
pada penggunaan povidon iodine dalam mempercepat proses pelepasan tali pusat. Tali
pusat normalnya kering dan terlepas dari bayi dalam 15 hari setelah lahir. Setelah

American journal of nursing science | 2

persalinan, tali pusat adalah tempat yang mudah bagi bakteri untuk berkolonisasi,sehingga
sangat direkomendasikan untuk tetap menjaga tali pusat bersih dan kering.
WHO ( 2006 ) melaporkan bahwa di Negara berkembang kasus infeksi tali pusat terjadi
oleh karena penggunaan antiseptic leh perawat. Menurut MC. Connel ( 2004 ) penting untuk
memberikan perawatan tali pusat tang efektif, tersedia pendidikan kesehatan dan perawat
yang esensial. Edukasi mengenai gambaran tali pusat normal perlu ditampilkan, hal ini
untuk memastikan bahwa orang tua menerima informasi perawatan yang berguna.
B. Permasalahan
Teknik perawatan tali pusat setelah persalinan masih menjadi isu kontrofersial,
khususnya di Negara berkembang yang dithambat oleh praktek tradisional dan
kepercayaan,sehingga perlu untuk mengidentifikasi perawatan tali pusat yang dapat
mengurangi AKB.

Hal ini menjadi sorotan bagi pemberi layanan kesehatan dalam

mengembangkan perawatan tali pusat berbasis bukti. Sebagai hasil dari berbagai literature,
mengenai penggunaan topical ASI yang membantu mempercepat pelepasan tali pusat.
1. Tujuan penelitian
a. Mengidentifikasi bukti terbaik sehubungan dengan perawatan tali pusat.
b. Menilai pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat.
c. Membandingkan efektifitas topical ASI dan metode kering dalam mempercepat
proses pelepasan tali pusat.
C. Subjek dan metode
1. Desain dan setting
Desain untuk penelitian ini adalah studi eksperimental. Penelitian diadakan di 2 tempat.
Pertama di Rumah Sakit Obstetric dan Gynekologi unit postpartum bekerja sama
dengan Iniversitas Cairo,Mesir dan kedua di Rumah Sakit Tertiary unit postpartum
bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan Al-Riwayat, Saudi Arabia.
2. Sampel
Teknik sampel random sampling dengan 400 bayi baru lahir yang diambil dari unit
postpartum di kedua tempat. Peneliti memilih berdasarkan nomor tempat tidur dengan
criteria inklusi :
Usia kehamilan ( 38-42 mg )
Pervaginam/ section caesarean ( BB 2,5 4 Kg )
Tidak ada kelainan bawaan
A-S > 7
Bebas dari penyakit lain.
Criteria ekslusi :
Bayi baru lahir dengan masalah kesehatan / cacat bawaan yang dirawat di ruang
NICU
3. Instrumen

American journal of nursing science | 3

Ada 3 instrumen yang digunakan dan diisi oleh peniliti untuk mengumpulkan data. Isi
instrument telah sesuai dengan literatur dan penelitian lain tentang perawatan tali pusat.
a. Kuesioner untuk ibu terkait data ibu dan bayi. Terdiri atas 3 bagian yaitu bagian
pertama berisi tentang umur, dan jenjang pendidikan, bagian kedua berisi tentang
usia kehamilan, jenis kelamin dan berat badan lahir, sedangkan ketiga berisi tentang
budaya, kepercayaan dan kebiasaan ibu dalam merawat tali pusat. Peneliti
menanyakan kuesioner dalm bahsa arab selama 10 menit untuk masing-masing ibu.
b. Swab tali pusat untuk pengujian bakteri. Untuk kelompok A : topical ASI, swab
pertama diambil setelah lahir dan swab ketiga setelah 3 hari kelahiran. Specimen
diberi nama ibu,nomor bed dan tanggal lahir. Specimen dikirim ke lab bakteriologi dan
hal yang sama juga dilakukan untuk kelompok B : metode kering.
c. Ceklist untuk menilai tanda penyembuhan dan pelepasan tali pusat. Ceklist
dikembangkan dan diisi sendiri oleh penilit. Terbagia atas 2 bagian. Ceklist pertama
untuk menilai perkembangan bu dalam merawat tali pusat dan kedua untuk menilai
tanda infeksi tali pusat ( kemerahan.pembengkakan. pengeluaran secret, dan bau )
sampai tali pusat terlepas.
4. Prosedur
Penelitian ini diadakan dalam periode 19 bulan dari juni 2013-desember 2014. Penelitian
telah disetujui oleh kepala unti postpartum di 2 Rumah Sakit, perawat dan ibu yang ikut
serta dalam penelitian. Perencanaan penelitian dilakukan dan beberapa tahap
a. Tahap penilaian
Penelitian ini telah memperoleh etikal review. Peneliti mengalokasikan 1 bulan untuk
mengumpulkan data tentang studi leteratur dan 1 bulan untuk persetujuan dan
interview di kedua tempat penelitian untuk mendiskusikan objek penelitian dan teknik
intervensi ke semua perawata untuk memastikan tidak ada penggunaan apapun
diluar protocol penelitian untuk kasus yang sudah dipilih.
b. Tahap implementasi dan pengumpulan data
Tiap ibu dilakukan interview selama 10 menit. Memberikan penjelasan kepada ibu
dimana kelompok A akan diberikan perawatan topical ASI untuk perawatan tali pusat
dan kelompok B menjaga tali pusat tetap kering dan bersih. Setelah mendapat
persetujuan peniliti menandai pakaian bayi dengan kartu biru untuk memastikan
keselamatan sampel.
Langkah- langkah penelitian :
Kedua group merupakan 400 bayi baru lahir, yang masing- masing dipilh
berdasarkan penilaian acak ke dalam group A dengan menggunakan topical ASI dan
group B dengan metode kering. Peneliti mengumpulkan data 4 hari dalam seminggu.
American journal of nursing science | 4

Group A : setelah ibu mengetahui secara lengkap tentang penelitian dan setuju
untuk ikut penelitian. Peneliti kemudian memastikan keselamatan dan mencegah dari
resiko infeksi dengan mencuci tangan dengan baik. Peneliti memberikan instruksi
pada tiap ibu tentang cara membersihkan tali pusat dan sekitarnya 3x/hari dan saat
bayi mengganti popok. setelah mencuci tangan dengan air dan sabun ibu dianjurkan
untuk menesteskan ASI pada tali pusat ( 4-6 tetes ) dan biarkan mongering.
Penggunaan topical ASI dimulai 4 jam setelah lahir untuk memastikan ibu siap
setelah operasi sesar. Peneiti meminta ibu untuk meneteskan ASI pada tali pusat
3x/hari hingga tali pusat terlepas dan 2 hari setelahnya. Tidak ada yang diberikan
pada tali pusat,termasuk obat lainnya bersama ASI dan bayi yang lahir secara SC
untuk memeriksakan bayinya 4 hari dirumah sakit. Selain itu memastikan ibu untuk
tetap menjaga popok bayi tetap dibawah tali pusat agar tetap kering serta mencegah
kontaminasi.
Group B : setelah ibu mengetahui secara lengkap tentang penelitian dan setuju
untuk ikut penelitian. Peneliti meminta ibu untuk tetap menjaga tali pusat bersih dan
kering.
Ibu dalam ke dua group direkomendasikan untuk tidak menggunakan obat lain
pada tali pusat, jika tali pusat terkena urin, minta ibu ntuk membersihkan dari ujung
tali pusat dengan cotton bud, kemudian gunakan cutton bud lainnya untuk
membersihkan disekitar daerah tali pusat kemudian keringkan. Ibu dianjurkan untuk
tetap mengikuti perawatan tali pusat ini sampai dirumah.
Peneliti mengembangkan buku dan memberikan pada kedua group yang berisi
tentang informasi metode perawatan tali pusat dan bagaimana menjaga popok bayi di
bawah tali pusat untuk mencegah kontaminasi dengan urin dan menjaga tali pusat
terkena udara luar. Tali pusat akan berubah dari hijau kekuningan menjadi coklat
hitam dan kering kemudian terlepas dalam 10 hari atau kurang. Memperhatikan
gejala infeks,ibu dapat menghubungi peneliti untuk membawa bayi ke rumah sakit jika
mengalami resiko. Menginformasikan kepada ibu bahwa hal yang normal,jika
terdapat beberapa cairan keluar 2 hari setelah tali pusat terlepas.
Untuk kedua kelompok setelah persalinan, peneliti mengambil swab pertama dari
tali pusat segera setelah lahir dan swab kedua diambil 3 hari setelah lahir untuk
mendeteksi kolonisasi awal. Tali pusat umunya terlepas dalam 7-10 hari.
Pengujian bacteriology :
Swab diambil dari bayi oleh ahli technology segera setelah lahir dan langsung
dilakukan pemeriksaan. Teknolog akan memotor perkembangan bakteri sesuai
jadwal. 24 jam pertama setelah pengumulan swab jikaa terdapat infeksi pada bayi,
American journal of nursing science | 5

bayi tidak akan diikutsertakan dalam penelitian. Jika tidak ada bakteri,penelitian
dilanjutkan dan teknolog mengamati perkembangan kemudian mengambil sampel
lainnya pada hari ke-3 setelah kelahiran untuk memastikan keabsahan proses
penelitian.
Peneliti mengikuti perkembangan ibu di kedua group sehubungan dengan
perawatan tali pusat dengan ceklis untuk menilai tanda infeksi,perdarahan tali pusat
dan sekresi. Peneliti menghubungi ibu setiap harinya untuk mendapatkan informasi
tetantang tanggal dan jam pelepasan tali pusat bahkan komplikasi setelah pelepasan
tali pusat. Hal ini dilakukan untuk memastikan keabsahan drai proses penelitian dan
untuk mengukur durasi pelepasan dari tanggal kelahiran. 2 hari setalh pelepasan tali
pusat, peneliti kemudia memeriksa tali pusat bayi.
5. Data analisa
Penelitian ini menganalisadata menggunakan program computer SPSS versi 20
6. Hasil akhir
Berisi kesimpulan dan rekommendasi yang ditemukan dalam penelitian
D. Pertimbangan etik
Penelitian telah disetujui oleh direktur rumah sakit. Semua ibu mengetahui prosedur
yang akan dilakukan dan dengan sukarela dan mereka dapa keluar dari penelitian kapan
saja.
E. Hasil
Variable table (1) menggambarkan bahwa umut rata-rata ibu pada group A 29,9 5,2
setengah dari ibu memiliki pendidikan terakhir S.1 50 % D III 40 % dan hanya 5 % S.2
sedangkan pada group B umur rata-rata ibu 21,4 5,4 dan sebagian besar ibu DIII dan
tidak ada diantara mereka S.II. mengenai paritas sebagian besar (78%) ibu dalam group A
memiliki 2-3 anak, sedangkan group B lebih dari 65% memiliki 4-5 anak. Selanjutnya lebih
dari 51% bayi laki-laki pada group A dan 53% bayi perempuan pada group B.
Variable table (2) pada group A sebagian besar ibu menggunakan alcohol (86%) dan
77,5% menggunkanan bedak untuk perawatan tali pusat pada bayi. 45 % kadang
menggunakan champor oil dan hanya 6 % menggunakan ASI. Sedangkan pada group B
sebagian besar ibu selalu menggunakan olive oil (90%) dan 75% menggunakan chompor
oil, 36% menggunakan air hangat dan hanya 2% menggunakan ASI dalam perawatan tali
pusat.
Variable table (3) terlihat jelas bahwa pelepasan tali pusat lebih cepat pada sebagian
besar bayi yang menggunakan ASI dari pada teknik kering. Sebanyak 80% kelompok ASI,
tali pusat terlepas pada hari ke 4-5 dan hanya 20% terlepas pada hari ke 5-6. Disisi lain 3%

American journal of nursing science | 6

dari kelompok bayi pada teknik kering yang tali pusatnya terlepas pada hari ke 4-5,
sebagian besar 75% terlepas pada hari ke 7 dan seterusnya.
Variable table (4) menggambarkan bahwa sebagian besar kelompok ASI dan teknik
kering memiliki

kolonisasi bakteri normal dimana 55% dan 94% berkembang menjadi

staphylococcus epidermis normal 0,5-6% BB pada kelompok ASI dan teknik kering memiliki
gejala panas dan kemerahan pada tali pusat. Organism pathogen hanya ditemukan 2 %
pada group ASI dan 2-4% pada kelompok kering.
Variable table (5) menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada waktu
pelepasan tali pusat pada group ASI (p 0,001 ) dari pada pada kelompok kering. Rata-rata
waktu pelepasan tali pusat 4,220,45 pada group ASI dan 7,12 10,39 pada group kering.
Disisi lain perdarahan setelah pelepasan tali pusat secara signifikan lebih kecil (p 0,001)
pada kelompok ASI dibandingkan kelompok kering. Tidaka da perbedaan yang signifikan
antara teknik kering dengan metode ASI dalam pengeluaran secret setelah pelepasan tali
pusat. Tidak ditemukan adanya masalah diantara ke-2 group.
F. Diskusi
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ASI lebih efektif dalam
pelepasan tali pusat seperti yang terlihat pada table (3) dimana pelepasan tali pusat
lebih cepat pada sebagian besar bayi yang menggunakan ASI dari pada teknik kering.
Sebanyak 80% kelompok ASI, tali pusat terlepas pada hari ke 4-5 dan hanya 20%
terlepas pada hari ke 5-6. Disisi lain 3% dari kelompok bayi pada teknik kering yang tali
pusatnya terlepas pada hari ke 4-5, sebagian besar 75% terlepas pada hari ke 7 dan
seterusnya. Selain itu terdapa perbedaan signifikan antara topical ASI dan metode
kering pada waktu pelepasan tali pusat dan kolonisasi bakteri, hal ini selaras dengan
Yonis (2010) yang melaporkan bahwa waktu pelpasan tali pusat pada kelompok ASI
lebih cepat dari alcohol ( 4,1 8,8 hari ) ( p < 0,001). Penelitian ini menunjukan bahwa
durasi waktu pelepasan tali pusat pada kelompok ASI dibandingkan teknik kering yaitu
2 hari. Dimana waktu norlmal pelepasan tali pusat antara 5-15 hari.
Berdasarkan hasil analisa waktu pelepasan tali pusat pada kelompok ASI memiliki
perbedaan signifikan dengan etanol yaitu ( p, 0,0001 ) dan kelompok kering ( p<0,003).
Sama seperti penelitian yang dilakukan Dhana Wade (2014) mereka merekomendasikan
bahwa rata-rata nilai kelompok setelah diintervensi adalah 5,22 sedangkan kelompok
control adalah 9,36 sehingga hipotesa HI diterima dimana penggunaan topikal ASI
efektif berdasarkan waktu pelepasan tali pusat.
Hasil penelitian lain menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
kelompok ASI dan kelompok kering dimana perdarahan setelah pelepasan tali pusat
American journal of nursing science | 7

lebih kecil ( p<0,001) dibandingkan dengan kelompok kering. Tidak ada perbedaan
signifikan antara kedua kelompok berdasarkan pengeluaran secret. Hal ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan Awhon (2007) dimana proses penyembuhan
yang normal terlihat keriting. Tali pusat yang tidak terinfeksi akan terlihat
kering,sehingga orang tua harus mengerti perbedaan antara proses peyembuhan yang
normal dan tanda infeksi. Peneliti mengamati bahwa selama proses pelepasan tali pusat
yang normal,terdapat sejumlah kecil material mucoid terkumpul pada tali pusat dan
terlihat seperti nanah. Namun selama tali pusat kering dan terlepas.
Seperti yang tergambar pada table (4) sebagian besar kelompok ASI dan teknik
kering memiliki kolonisasi bakteri normal dimana 55% dan 94% berkembang menjadi
staphylococcus epidermis normal 0,5-6% BB pada kelompok ASI dan teknik kering
memiliki gejala panas dan kemerahan pada tali pusat. Organism pathogen hanya
ditemukan 2 % pada group ASI dan 2-4% pada kelompok kering. Pada penelitian lain
Amirfahrani (2008) membandingkan kolonisasi bakteri tali pusat pada topikal ASI dan
teknik kering, mereka menemukan sebagian besar organisme seperti staphlococus
aureus, e. coli dan krebsiella . oraganisme tersebut terlihat pada tali pusat dengan
topical ASI,sedangkan staphilococus epidermis lebih banyak terdapat pada teknik
kering. Namun hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahrani (2008)
melaporkan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok ASI dengan kelompok kering
dalam kolonisasi bakteri ,dimna persentasi yang tinggi bakteri pathogen ditemukan pada
kelompok kering. Dalam penelitian ini hal itu terjadi oleh karena perbedaan suhu dan ras
antara kedua sampel.
Terdapat banyak substansi yang telah digunakan pada perawatan tali pusat untuk
mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat. Pada penelitian ini sebagian besar
ibu pada group A menggunakan alcohol (86%) dan 77,5% menggunkanan bedak untuk
perawatan tali pusat pada bayi. 45 % kadang menggunakan champor oil dan hanya 6 %
menggunakan ASI. Sedangkan pada group B sebagian besar ibu selalu menggunakan
olive oil (90%) dan 75% menggunakan chompor oil, 36% menggunakan air hangat dan
hanya 2% menggunakan ASI dalam perawatan tali pusat.
Semua ibu yang berada dalam kelompok A sangat terkesan dengan hasil pelepasan
tali pusat bayinya setelah diberikan ASI. Sebagian dari mereka merasa senang dengan
hasil penelitian dan hal ini merupakan hal pertama bagi mereka. Disi lain semua ibu
pada group B terkejut dengan hasil dari pelepasan tali pusat dengan metode kering.
Sebagian dari mereka melaporkan mereka terkejut dengan perawatan tali pusat dengan
teknik kering tanpa menggunakan substasi tradisional apapun.
American journal of nursing science | 8

Dalam penelitian ini, tidak ada factor seperti umur, draajat pendidikan dan paritas
yang mempengaruhi hasil pelepasan tali pusat atau mempercepat proses pelepasan tali
pusat.
7. Kesimpulan dan rekomendasi
Hal ini sangat penting untuk menemukan perawatan tali pusat terbaik untuk
meminimalisir kejadian infeksi pada jutaan bayi tiap tahunnya. Ibu harus up-date dan
mengerti tujuan dari perawatan tali pusat. Hal ini dapat didukung oleh banyaknya bukti
penelitian yang teredia untuk mereka. Selanjutmnya, hal ini snagat direkomendasikan
untuk mengaplikasikan ASI pada bagian tali pusat untuk mengurangi waktu pelepasan
tali pusat dibandingkan dengan teknik kering karena ASI sangan murah,mudah dan
noninvasive.

Untuk penelitian selanjutnya untuk mengkonfirmasi hasil dan evaluasi

efektifitas metode ASI pada perawatan tali pusat.


8. Pernyataan
Peneliti mengucapkan terimakasih untuk semua ibu yang telah berpartisipasi
pada penelitian ini. Selanjutnya kepada doctor ahmed atef dan norah al sadhan untuk
bantuan mereka dan kerjamasamanya dalam penelitian ini.

American journal of nursing science | 9

Anda mungkin juga menyukai