ISSN 1829-8958
c 1 = (2g H) (m/det)
... (1)
dimana:
= koefisien, harganya tergantung nozel
Setelah kecepatan keliling U1 diketahui, kecepatan
relatif aliran disisi masuk W1 dapat ditentukan. Sudut
yang diapit dua kecepatan terakhir ini dinamai sudut
1. Agar diperoleh efesiensi maksimum, sudut sudu
dititik A harus sama dengan 1. Lengkung AB
menunjukan suatu sudu. Kecepatan nisbi W2 dan
kecepatan keliling U2 di sisi keluar, mengapit sudut
2 dititik itu. Kecepatan mutlak aliran C2 dapat
ditentukan dari W2, 2 atau U2. Sudut yang dibentuk
dua kecepatan C2 atau U2 adalah
Perencanaan Runner dan Poros Turbin Cross Flow Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Safril)
1 opt =
= 0,48063
1 = 300
opt
= 0,55498
dimana :
0 = sudut putaran runner, dalam derajat
Perhitungan kecepatan mutlak rata-rata pada arah
bujur cmi membutuhkan penerapan metode integral
numerik.
2.3 Geometri Sudu
Untuk memungkinkan perencanaan runner dengan
benar, geometri sudu harus ditentukan. Dalam
pelaksanaannya, besar-besaran berikut ditetapkan
atas dasar pertimbangan hidrolis dan segitiga-segitiga
kecepatan yang dimulai:
R1 jari-jari lingkar luar runner
R2
dengan:
u1 = 0,48063 m/det
diperoleh:
K = 0, 0770
Sudut kecepatan relatif disembarang titik diantara
jari-jari luar dan dalam runner dirumuskan sebagai[1]:
... (4)
dengan 1 = 300
u1 = 0, 48063 diperoleh = 0,155
komponen kecepatan mutlak pada arah bujur
disembarang titik antara jari-jari luar dan dalam
merupakan hasil kali kecepatan nisbi dengan sinus
sudut kecepatan nisbi titik itu.
(6)
Komponen kecepatan mutlak rata-rata pada arah
bujur diantara jari-jari luar dan dalam serta
sembarang jari-jari diantara kedua jari-jari itu,
berbanding dengan integral komponen kecepatan
mutlak pada arah bujur yang bersangkutan.
=
w1 = 0,55498 m/det
sin 1 u1 2 = sin 1 =
... (8)
... (7)
b.
ISSN 1829-8958
... (9)
2.4.1 Penstok
a. Bahan Penstok
C=
= arc
= 1800 (1 + 2 + )
= 1 + 2 - (1800 - 2)
d=
= 1800 2 (1 + )
=
rp=
-2
. (10)
keterangan:
Qd
= debit
(11)
, dan
L=
(12)
(13)
dimana:
Q = debit air masuk turbin [m3 / det]
A = luas pemasukan aliran [m2]
Perencanaan Runner dan Poros Turbin Cross Flow Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Safril)
... (14)
... (15)
dimana:
c = kecepatan mutlak
= sudut kecepatan mutlak
Bila dikecepatan pancar bebas, dengan mengabaikan
kerugian tinggi terjun akibat gesekan aliran,
menggantikan kecepatan mutlak, maka:
C=
... (16)
Gambar 4 Luasan Pemasukan
dimana:
g = percepatan gravitasi
H = tinggi terjuan bersih
Menggunakan hubungan tersebut diatas, debit air
masuk turbin dapat dinyatakan dengan:
Q = A. cm
Q = bo . L. cm
Q = bo . 2R1 . . o . cm
360o
Q = bo . 2R1..o.c sin
360o
Q=
(17)
Lebar Pemasukan
Jari-Jari Raner
(18)
Keterangan:
n1 = Putaran pully penggerak (rpm)
n2 = Putaran pully yang digerakkan (mm)
dp = Diameter pully penggerak (mm)
Dp= Diamter pully yang digerakkan (mm)
5
ISSN 1829-8958
3
L=
. (19)
Heff
= Hnet - Hlosses
= 8m 2,64
= 5,36 m
Ditetapkan:
Efisiensi Total () = 75 %
Cx =
(20)
Pa = Q . H . g . t
Menentukan Tegangan
Diizinkan (b)
= 4,704 kW
Pt = Pa 75 %
= 4,704 0,75
Bengkok yang
b =
= 3,258 ~ 3,26 kW
- PI
. (21)
Keterangan:
max = Kekuatan tarik maksimum dari bahan poros
(kg/mm2)
V = Faktor keamanan untuk beban dinamis
berulang = 5
Tegangan bengkok yang terjadi:
= Pt . 82 %
= 3,26 . 0,82
= 2,67 kW
dimana:
Pa = Power air (kW)
Pt = Daya Turbin (kW)
PI = Daya Listrik (kW)
b = Mb
(22)
Keterangan:
b = Tegangan bengkok izin
Mb= Momen bengkok
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Dasar Perencanaan
Dari hasil survey lapangan didapat data-data sebagai
dasar perencanaan Runner dan Poros pada Turbin
Cross Flow, yaitu sebagai berikut:
Perencanaan Runner dan Poros Turbin Cross Flow Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Safril)
D=
D=
Tahan
tekanan
Tahan
puntir
Tahan
korosi
Biaya
murah
Jumlah
22
26
30
28
Aluminium
Baja
Karbon
8
Baja
Krom
8
R1 = 100 mm
R2 = 50 mm
Do = 0,2 m = 200 mm
Besi
Cor
6
Sifat
= 190, 14 mm
Geometri sudu
a.
Jarak (c)
ISSN 1829-8958
=
= 14,01 m/dt
B.
C.
= 114,4 mm
b.
Sudut ()
= arc
= arc
= 9,74.105.
= 1656,695 N/mm
D. Diameter pipa untuk bahan sudu-sudu
= 23,41
c.
d.
Sudut ()
= 180 -
R1 = 100 mm = 10 cm
= 180 -
R2 = 50 mm = 5 cm
= 36,59
Rp =
Teta ()
=
= 30 + 90 =
= 13,18
e.
Rp = 4,21 cm
D = 9,62cm=3 ~ pipa besi yang tersedia dipasaran 4
= 28,69 mm
f.
g.
= 48,13 mm
h.
A.
3.3.3
A.
= 80 ltr/dt = 0.08m3/dt
Perencanaan Runner dan Poros Turbin Cross Flow Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Safril)
= 0.10
= 101 mm2 ~ 100 mm2
Jadi dari effisiensi yang ada bo ditetapkan menjadi
100 mm2
B.
= 100
= 90
+ 28
}
.502. 5 mm)}
Fr = Vr.
= 6,6497048 dm3 . 7,86 N /dm3 .
= 52,2 N
= 157 mm2
Fa = Qd . t .
A = bo . L
= 80N
= 100 . 157
dimana:
= 15700
3.4
F1
Perencanaan Poros
= Fr + Fa
= 52,2 + 80 N
= 132,2 N
F2
= W pully
= 16,3 N
MA = 0
F1 . 95 RB . 190 + F2 .342
18133,6 = RB . 190
dan
kekuatan
lelah
yang
perlu
bisa
diberi
tegangan-tegangan
RB =
untuk
Sjj +
= 95,4 N
statis,
FY = 0
- RA + F1 RB + F2 = 0
ISSN 1829-8958
Sjj +
B. Putaran Runner:
X = 0 MA = 0
X = 95
MC = RA . 95
2. Poros Runner
= 53,1 N .95 mm
= 5044,5 N.mm
X =190
MB
= RA . 190 F1 . 95
= 53,1. 190 132,2 . 95
= 2470 N.mm
X = 342
MD = RA . 342 F1 . 274 + RB . 149
= 53,1. 342 132,2 . 274 + 95,4 . 149
=0
3.4.2 Tegangan Bengkok yang Diizinkan
= 30 mm
= 342 mm
= 2470 kg.mm
a.
= 37 kg/
b.
c.
d.
e.
dimana
5
=
= 7,4 kg/
3.4.3 Diameter Poros
=
edisi kedua,
=
= 14,68 mm
Dengan faktor momen lentur pada beban steady
adalah 2 maka besar poros didapat = 14, 68 mm 2
= 29, 36 ~ 30 mm.
5. KESIMPULAN
Pada perencanaan Runner dan poros maka dapat
disimpulkan:
1. Runner
A. Dimensi dari Runner:
a. Diameter luar (Do) = 200 mm
b. Diameter dalam (Di) = 130 mm
c. Jumlah sudu = 28 buah
10
Perencanaan Runner dan Poros Turbin Cross Flow Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Safril)
11