PENDAHULUAN
BAB II
KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul
Dia Mengerti
Komunikator
Pesan
Saluran
Komunikan
Gangguan
pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan
meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik.
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai
materi,
3.
dan
Tulisan),
adalah
sarana
4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak
menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak
tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
Pelayanan,
Pedoman Fisioterapi)
Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan qualitas
hidupnya pasca dari rumah sakit. (Lihat Pedoman Pelayanan, Pedoman Gizi,
e.
tepat waktu
Akurat
Lengkap
Jelas
Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalah pahaman).
BAB III
TATALAKSANA
2.
3.
4.
Komunikator
Memberi
pesan
Konfirmasi
CATAT
Lengkap
BACA
Ulang
Komunik
an
Dalam berkomunikasi ada kalanya terdapat informasi misalnya nama obat, nama orang dll.
Untuk memverifikasi dan mengklarifikasi, maka komunikan sebaiknya mengeja huruf demi
huruf menggunakan alfabeth standart internasional yaitu :
Sumber: Wikipedia
3.2 Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan
dengan kondisi kesehatannya.
Prosesnya:
a.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
Tahap cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahap
asesmen pasien, di temukan :
1.
Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
2.
Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan
tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada
pasien dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu, atau saudara
sekandung) dan menjelaskannya kepada mereka.
3.
marah
komunikasi
yang
efektif
adalah
Tahap cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan:
1.
Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi
pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan
kembali edukasi yang telah diberikan.
Pertanyaannya adalah: Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira
apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?.
2.
Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami
hambatan
fisik,
maka
verifikasinya
adalah
dengan
pihak
keluarganya dengan pertanyaan yang sama: Dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bias pelajari ?.
3.
ada
3.3 Komunikasi serah terima pasien antar perawat dan / staf medis
Serah terima terjadi kapanpun pada saat ada pengalihan tanggung jawab pasien dari
satu tenaga kesehatan kepada yang lain.
Tujuan dari serah terima tersebut adalah untuk menyediakan informasi secara akurat,
tepat waktu tentang rencana keperawatan, pengobatan, kondisi terkini, dan perubahan
kondisi pasien yang baru saja terjadi ataupun yang dapat di prediksi selanjutnya
Serah terima informasi pasien di RSUD Bahteramas dilakukan pada saat,
Serah terima tugas perawat antar shift
Pengalihan tanggung jawab dari dokter kepada perawat
Serah terima tugas perawat antar ruangan
Sebagai strategi untuk meningkatkan komunikasi efektif saat serah terima informasi
pasien di RSUD Bahteramas menggunakan metode SBAR.
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment,
Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga
kesehatan, supaya dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi
catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. sehingga tenaga kesehatan lain
dapat mengetahui perkembangan pasien.
1. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
Diagnosa medis
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya
untuk perbandingan
Riwayat medis
Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan
asites
Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
Assessment (A) :
Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit lebih
Pasien tampak tidak stabil
Recommendation (R) :
Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM
Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump?
Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
BAB III
DOKUMENTASI
Panduan komunikasi efektif ini diterapkan dilingkup rumah sakit yang ditujukan kepada :
Pemberi pelayanan saat memberikan informasi lisan atau melalui telepon tentang
pelayanan, jam operasional, dan proses untuk mendapatkan pelayanan dirumah
sakit kepada masyarakat.
Pelaksana panduan ini adalah seluruh pemberi pelayanan, petugas laboratorium, petugas
radiologi, petugas informasi, pelaksana PKRS, dan semua karyawan di rumah sakit.
Dengan tujuan :
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan pesan yang disampaikan komunikator
akan sampai pada komunikan dengan benar dan lengkap
2. Mengurangi kesalahan persepsi akibat komunikasi secara lisan
3. Tercapainya 5 hal pokok, yaitu :
1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan
2. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar
3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau tidak
menyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar)
4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita
dan maksud kita bisa mereka terima
5. Memperoleh umpan balik dari pendengar
BAB IV
PENUTUP
Dengan ditetapkannya Panduan Komunikasi Efektif di RSUD Bahteramas, maka seluruh
pemberi pelayanan, petugas laboratorium, petugas radiologi, petugas informasi, pelaksana
PKRS, dan semua karyawan di RSUD Bahteramas diharapkan dapat menggunakan
komunikasi yang efektif dalam memberikan edukasi dan pelayanan kepada pasien.
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima
informasi dapat mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Depkes RI. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety).
Jakarta: Bakti Husada.
2.
3.
4.