Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING)

SISTEM KARDIOVASKULAR

OLEH:
KELAS B
KELOMPOK IV

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2016

NAMA:

NIM:

1. Rahmat Hidayat H. Otoluwa

841415071

2. Della Relisebra Abdul

841415086

3. Zein Permata Ase

841415070

4.

Ade Rahmatya Ibrahim

841415095

SKENARIO I
Anak 5 Tahun datang ke rumah sakit bersama orang tua dengan keluhan kebiruan,
TB 80 cm, BB : 10 kg. Orang tua klien mengeluh sering berjongkok, tidak bisa
bermain dengan teman sebaya, klien susah berbicara, TD : 70/50 mmHg, Nadi : 120
x/menit, RR : 45 x/menit, SB : 350C.

1. KLASIFIKASI ISTILAH ISTILAH PENTING:


- Kebiruan atau sianosis : adalah warna kulit dan membran mukosa kebiruan
atau pucat karena kandungan oksigen yang rendah dalam darah. Kondisi
-

ini terutama mencolok di bibir dan kuku.


Tekanan Darah ( TD ) : yang dimaksud dengan Tekanan Darah adalah
jumlah tenaga darah yang ditekan terhadap dinding Arteri ( pembuluh nadi

) saat jantung memopa darah keseluruh tubuh manusia.


Normal Tekanan Darah : Menurut WHO
Dewasa: sistolik < 120 mmhg
1 bulan: 86/54 mmhg
Diastolic < 80 mmhg
1 tahun: 96/65 mmhg
2 tahun: 99/65 mmhg
Sistolik: 121-129 mmhg
4 tahun: 99/65 mmhg
Diastolic: 81-84 mmhg
6 tahun: 100/65 mmhg
8 tahun: 105/60 mmhg
10 tahun: 110/60 mmhg
12 tahun: 115/60 mmhg
15-20 tahun: 90/60-120/80 mmhg
> 30 tahun: 110/70-140/90 mmhg
- Denyut Nadi : adalah denyutan yang muncul nadi dan teraba pada dinding
pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan diastole dari jantung
1

yang disebabkan oleh gelombang tekanan yang bergerak menuruni cabang

vascular.
Normal Denyut Nadi : Menurut WHO
Nadi: BBL: 120/60x/menit
<1 bulan : 90-170x/menit
1-12 bulan: 80-120x/menit
1 tahun : 80-160x/menit
1-2 tahun: 80-130x/menit
2 tahun: 80-120x/menit
2-6 tahun: 75-120x/menit
6 tahun: 75-115x/menit
6-12 tahun: 75-110x/menit
10 tahun: 70-110x/menit
12 tahun-dewasa: 60-100x/menit
14 tahun: 65-100x/menit > 60-100x/menit
lansia: 60-70x/menit
RR ( Respiratory Rate ) : Tingkat respirasi atau respiratory rate adalah
jumlah seseorang mengambil nafas permenit. Tingkat respirasinya
biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya melibatkan
menghitung jumlah nafas selama satu menit dengan menghitung berapa

kali dadas meningkat


Normal RR : Menurut WHO
RR: BBL: 30-40x/menit
Bayi: 30-60x/menit
Anak: 20-30x/menit
1 tahun: 30x/menit
Remaja: 15-24x/menit
2-5 tahun: 24x/menit
Dewasa: 16-120x/menit
Dewasa: 10-20x/menit
Suhu Badan ( SB ) : adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur
dengan menggunakan thermometer yang dapat dibagi beberapa standar
penilaian antara lain : normal atau afebris, hipertermi atau febris, dan
hipotermi
Normal Suhu badan : Menurut WHO
Suhu normal: - 36-37,50C
- 37,2-37,50C
0
Bayi: 37,5 C
Suhu Normal: 36,7-37,220C
Anak: 36,7-37,00C
Dewasa: 36,40C > 70 tahun: 36,00C

2. KATA KUNCI/PROBLEM KUNCI


a. Kebiruan
b. Tinggi badan rendah
c. Berat badan menurun
d. Berjongkok
e. Susah bicara
f. Tekanan darah dibawah normal
g. Pernafasan meningkat
h. Suhu badan menurun

ARITMIA

TOF
Definisi :

Definisi :

Tetralogy of Fallot adalah kelainan jantung

Gangguan irama jantung atau aritmia

kongenital dengan gangguan sianosis yang

merupakan

ditandai
dengan
kombinasi
hal yang
3. MAIN
MAP/
Lembarempat
Cheklis
a.
MIND
MAP
abnormal meliputi defek septum ventrikel,

terjadi pada infark miokardium. Aritmia

stenosis pulmonal, overriding aorta, dan

frekuensi dan

hipertropi ventrikel kanan.

Tetralogi

yang

abnormal

irama

jantung

fallot

muncul

pada

masa

berkembang. Sejumlah faktor seperti gizi


buruk, infeksi virus, atau kelainan genetik

oleh konduksi elektrolit


atau

otomatis

Etiologi :
1.Peradangan jantung, misalnya demam
reumatik,

namun

(miokarditis karena infeksi)

dalam

penyebabnya

kebanyakan

masih

Faktor

belum

endogen

kasus,
diketahui.

diantaranya

Gangguan

peradangan
sirkulasi

arteri

kelainan kromosom, ada riwayat Anak yang

miokard, infark miokard.

sebelumnya
bawaan,

menderita
endogen

miokard
koroner

(aterosklerosis koroner atau spasme

Berbagai jenis penyakit genetik seperti

jantung

(Doenges,

elektrofisiologi sel-sel miokardium.

dapat meningkatkan risiko penyakit ini,

lahir

yang

1999). Aritmia timbul akibat perubahan

perkembangan janin, ketika jantung sedang

Beberapa

sering

atau disritmia adalah perubahan pada

disebabkan
Sianosis (Kebiruan)

Etiologi :

komplikasi

koroner),

misalnya

iskemia

penyakit

2.Karena obat (intoksikasi) antara lain

diantaranya

oleh digitalis, quinidin dan 3obat-obat

Berbagai jenis penyakit genetik seperti

anti aritmia lainnya.

kelainan kromosom, ada riwayat Anak yang

3. Gangguan keseimbangan elektrolit

jantung bawaan, Adanya penyakit tertentu

4. Gangguan pada pengaturan susunan

dalam keluarga seperti diabetes melitus,

saraf autonom yang mempengaruhi

hipertensi, penyakit jantung atau kelainan

kerja dan irama jantung

bawaan

5. Ganggguan
6. Gangguan

Derajat stenosis pulmonal berpengaruh

alkalosis)

langsung pada berbagai macam manifestasi

7.Gangguan

klinis yang dapat ditemukan pada pasien


Seorang

dan

susunan saraf pusat.

Manifestasi klinis :

ToF.

psikoneurotik

pasien

dengan

stenosis

pulmonal ringan mungkin tidak memiliki

metabolik

(asidosis,
endokrin

(hipertiroidisme, hipotiroidisme)
8.Gangguan irama jantung karena
kardiomiopati atau tumor jantung

gejala apa pun sampai akhir masa kanak-

9.Gangguan irama jantung karena

kanak, sementara pasien dengan stenosis

penyakit degenerasi (fibrosis sistem

pulmonal berat memiliki kemungkinan

konduksi jantung)

lebih tinggi muncul gejala klinis dalam


bulan

pertama

kehidupan.

Bayi

tidak

menunjukkan sianosis pada saat lahir, gejala


mulai berkembang antara umur 2-6 bulan.
Manifestasi klinis paling umum adalah
murmur asimtomatik dan sianosis. Saturasi
oksigen arteri bayi

ToF bisa tiba-tiba

menurun dengan nyata. Fenomena ini


disebut hypercyanotic spell, biasanya
merupakan

hasil

penyempitan

secara

Manifestasi klinis :
1. Perubahan TD ( hipertensi atau
hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;
defisit nadi; bunyi jantung irama tak
teratur bunyi ekstra, denyut menurun;
kulit

pucat,

sianosis,

berkeringat;

edema; haluaran urin menurun bila


curah jantung menurun berat.

mendadak aliran darah ke paru. Serangan

2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit

dapat terjadi setiap waktu antara usia 1

kepala, disorientasi, bingung, letargi,

bulan dan 12 tahun, terutama terjadi antara

perubahan pupil
3. Nyeri dada ringan sampai berat,

bulan ke-2 dan ke-3.

dapat hilang atau tidak dengan obat


antiangina, gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan
4

kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi


nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)
mungkin ada menunjukkan komplikasi

mungkin ada menunjukkan komplikasi


pernafasan seperti pada gagal jantung
kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik

pulmonal;

hemoptisis.
5. Demam; kemerahan kulit (reaksi
obat);

inflamasi,

(trombosis

eritema,

siperfisial);

edema

kehilangan

tonus otot/kekuatan

b. Lembar Cheklis
No

Manifestasi Klinis

TOF

Aritmia

Kebiruan

Tinggi badan rendah

Berat badan menurun

Berjongkok

Susah bicara

Tekanan darah dibawah

normal

Pernafasan meningkat

Suhu badan menurun

4. PERTANYAAN PERTANYAAN PENTING


a. Apa penyebab kebiruan pada anak umur 5 tahun berhubungan dengan
Tetralogi Of Fallot?
b. Mengapa anak umur 5 tahun dengan TOF sering berjongkok?
c. Mengapa anak umur 5 tahun dengan TOF sulit berbicara?
d. Mengapa anak umur 5 tahun dengan TOF berat badannya hanya 10
kg?
5. JAWABAN PERTANYAAN PENTING
a. TOF menyebabkan oksigenasi rendah, dikarenakan tercampurnya
darah yang deoksigenasi dan teroksigenasi pada ventrikel kiri yang
akan dipompakan ke aorta karena obstruksi pada katup pulmonal dan
defek septum ventrikel. Hal ini sering mengakibatkan kulit anak atau
bayi penderita TOF terlihat biru. (www.alodokter.com)
b. Posisi jongkok merupakan posisi terbaik pada anak yang sering
melakukan aktivitas, posisi itu diambil sebagai solusi anak untuk
mengatasi kelelahan. Anak akan lebih merasa nyaman setelah lelah
beraktivitas. Pada anak penderita TOF akan lebih sering melakukan hal
tersebut sebagai manifestasi dari kelelahan yang sering dirasakannya.
Dengan posisi jongkok akan menurunkan aliran darah balik yang
kurang oksigen, meningkatkan resistensi sistemik dengan cara
menekukkan arteri femoralis, dapat meningkatkan right to left shunt
dan membawa lebih banyak dari ventrikel kanan ke paru paru.
(www.halosehat.com)
c. Pada TOF dengan kondisi VSD, akan memperlihatkan adanya gagal
tumbuh kembang, yang mempengaruhi kemampuan bicara. Dari
6

pemeriksaan vital sign diatas didapatkan bahwa Respirasi Rate di


kisaran 45x/menit,, mengindikasikan Tachipneu,, atau pernapasan yang
cepat.

Kebutuhan

tubuh

akan

oksigen

meningkat

sehingga

kompensasinya ritme pernapasan harus lebih cepat dari kondisi normal


yang hanya pada kisaran 14-20x/m, sehingga anak akan lebih ekstra
menggunakan saluran pernapasannya (mulut dan hidung) untuk
mendukung fungsi respirasinya ketimbang digunakan untuk bicara.
(www.alodokter.com)
d. Berat badan anak normal diusia 5 tahun berada pada kisaran 14 18
kg. pada kondisi anak dengan TOF, terjadi gangguan pada tahap
tumbuh kembang, dimana

mereka mengalami malnutrisi kronik

dengan pengurangan lemak subkutan dan otot yang mengecil.


Takipneu dan takikardi mempengaruhi peningkatan kebutuhan energy,
peningkatan kebutuhan nutrisi otot otot jantung dan pernapasan,
mempengaruhi berkurangnya asupan makanan serta penggunaan
nutrisi yang tidak efisien. (www.wedaran.com)
6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA:
a. Mengapa tekanan darah klien hanya 70/50 mmHg ?
b. Apa yang menyebabkan pernafasan klien meningkat atau mencapai 45
x/menit ?
c. Mengapa suhu badan klien pada kasus ini menurun ?
7. INFORMASI TAMBAHAN
Diagnosis dan tatalaksana Tetrologi Of Fallot
Riska Habriel Ruslie, Darmadi
RSUD ZA, Pagar Alam, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Indonesia
CDK-202/Vol.40. No. 3, Th. 2013
8. KLARIFIKASI INFORMASI
Tetralogy of fallot (ToF) merupakan kelainan anatomis kompleks akibat
gangguan perkembangan infundibulum ventrikel kanan. ToF terjadi 1 dari
3.600 kelahiran hidup atau 3,5% dari bayi yang lahir dengan penyakit jantung
bawaan. ToF merupakan kelainan tersering penyakit jantung congenital
sianotik, sekitar 10% dari seluruh kasus. Dengan diagnosis dini dan

tatalaksana yang tepat, mayoritas anak ToF dapat bertahan hidup hingga
dewasa. Artikel ini membahas diagnosis dan tata laksana terkini ToF.

9. ANALISA DAN SINTESIS


Pada kasus skenario 1 Informasi yang tertera merupakan informasi yang
sangat umum, gejala-gejala yang muncul merupakan gejala umum pada penyakit
kardiovascular sehingga pengambilan diagnosis yang pasti merupakan hal yang
kurang bijak dan tidak tepat. Oleh karena itu dengan berdasarkan gejala-gejala
tersebut, dapat dimunculkan beberapa diagnosis banding yang masih memerlukan
tahap-tahap tertentu seperti pemeriksaan penunjang lainnya yang memungkinkan
munculnya kasus penyakit dan penegakan diagnosa yang tepat. Diagnosa
bandingnya berupa : TOF, ARITMIA, dan PJB.
Berdasarkan analis kelompok kami mengenai gejala yang dialami oleh anak
pada skenario 1, maka dapat ditetapkan bahwa Differensial TOF Namun, dalam
penetapan diagnosis tetap harus dilakukan pemeriksaan penunjang karena
manifestasi klinis yang diberikan skenario sangatlah umum.
10. LAPORAN DISKUSI
Setelah menganalisa skenario di atas telah di simpulkan dalam diskusi
kelompok, bahwa manifestasi klinik yang dialami klien menunjukan klien
menderita penyakit TOF (TETRALOGI OF FALLOT ) dengan diagnosa
keperawatan yang di angkat yakni : Penurunan Curah Jantung, dan Keletihan.

LAPORAN PENDAHULUAN
8

TOF (TETRALOGI OF FALLOT)


A. KONSEP MEDIS
a) Definisi
Tetralogy of Fallot adalah kelainan jantung kongenital dengan gangguan
sianosis yang ditandai dengan kombinasi empat hal yang abnormal meliputi defek
septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertropi ventrikel
kanan. (Buku Ajar Kardiologi Anak, 2002).
ToF merupakan jenis penyakit jantung bawaan tersering. Sekitar 3-5%
bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan menderita jenis ToF. 3 Di AS,
10% kasus penyakit jantung congenital adalah ToF, sedikit lebih banyak pada lakilaki dibandingkan perempuan. Seiring dengan meningkatnya angka kelahiran di
Indonesia, jumlah bayi yang lahir dengan penyakit jantung juga meningkat. Dua
per tiga kasus penyakit jantung bawaan di Indonesia memperlihatkan gejala pada
masa neonatus. Sebanyak 25-30% penderita penyakit jantung bawaan yang
memperlihatkan gejala pada masa neonates meninggal pada bulan pertama
usianya jika tanpa penanganan yang baik. Sekitar 25% pasien ToF yang tidak
diterapi akan meninggal dalam 1 tahun pertama kehidupan, 40% meninggal
sampai usia 4 tahun, 70% meninggal sampai usia 10 tahun, dan 95% meninggal
sampai usia 40 tahun. Penyakit jantung bawaan sering dapat dideteksi dengan
USG pada masa kehamilan. Pemeriksaan fetal echocardiography juga baik
dilakukan pada pelayanan antenatal sebagai salah satu cara deteksi dini penyakit
jantung bawaan. Diagnosis dini ToF dapat menentukan langkah selanjutnya harus
diambil. Penetapan langkah yang tepat setelah deteksi dini penyakit jantung
bawaan.
ToF pada anak dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas.Dengan
penegakan diagnosis yang tepat dan cepat, komplikasi penyakit jantung bawaan
ToF dapat diminimalkan.
b) Klasifikasi
a. TOF dengan atresia pulmonal
b. TOF dengan atresia pulmonal dengan kolateral aortapulmonal multiple
c. TOF dengan absennya katup pulmonal
d. TOF dengan double outlet RV
e. TOF dengan defek septum atrium
c) Etiologi
9

Tetralogi fallot muncul pada masa perkembangan janin, ketika jantung


sedang berkembang. Sejumlah faktor seperti gizi buruk, infeksi virus, atau
kelainan genetik dapat meningkatkan risiko penyakit ini, namun dalam
kebanyakan kasus, penyebabnya masih belum diketahui. Beberapa Faktor
endogen diantaranya Berbagai jenis penyakit genetik seperti kelainan
kromosom, ada riwayat Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit
jantung bawaan, Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes
melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan. Sedangkan untuk
faktor eksogennya diantaranya Riwayat kehamilan ibu :
sebelumnya ikut program KB oral atau suntik
Minum obat-obatan tanpa resep dokter
Selama hamil ibu menderita rubella atau infeksi virus lainnya
Pajanan terhadap sinar X
Gizi yang buruk selama hamil
Ibu yang alkoholik
Usia ibu diatas 40 tahun
d) Patofosiologi
Sirkulasi darah penderita

ToF berbeda dibanding pada anak normal.

Kelainan yang memegang peranan penting adalah stenosis pulmonal dan


VSD. Tekanan antara ventrikel kiri dan kanan pada pasien ToF adalah sama
akibat adanya VSD. Hal ini menyebabkan darah bebas mengalir bolak-balik
melalui celah ini. Tingkat keparahan hambatan pada jalan keluar darah di
ventrikel kanan akan menentukan arah aliran darah pasien ToF. Aliran darah
ke paru akan menurun akibat adanya hambatan pada jalan aliran darah dari
ventrikel kanan; hambatan yang tinggi di sini akan menyebabkan makin
banyak darah bergerak dari ventrikel kanan ke kiri. Hal ini berarti makin
banyak darah miskin oksigen yang akan ikut masuk ke dalam aorta sehingga
akan menurunkan saturasi oksigen darah yang beredar ke seluruh tubuh, dapat
menyebabkan sianosis. Jika terjadi hambatan parah, tubuh akan bergantung
pada duktus arteriosus dan cabang-cabang arteri pulmonalis untuk
mendapatkan suplai darah yang mengandung oksigen. Onset gejala, tingkat
keparahan sianosis yang terjadi sangat bergantung pada tingkat keparahan
hambatan yang terjadi pada jalan keluar aliran darah di ventrikel kanan.

10

e) Manifestasi klinis
Derajat stenosis pulmonal berpengaruh langsung pada berbagai macam
manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada pasien ToF. Seorang pasien
dengan stenosis pulmonal ringan mungkin tidak memiliki gejala apa pun
sampai akhir masa kanak-kanak, sementara pasien dengan stenosis pulmonal
berat memiliki kemungkinan lebih tinggi muncul gejala klinis dalam bulan
pertama kehidupan. Bayi tidak menunjukkan sianosis pada saat lahir, gejala
mulai berkembang antara umur 2-6 bulan. Manifestasi klinis paling umum
adalah murmur asimtomatik dan sianosis. Saturasi oksigen arteri bayi ToF
bisa tiba-tiba menurun dengan nyata. Fenomena ini disebut hypercyanotic
spell, biasanya merupakan hasil penyempitan secara mendadak aliran darah
ke paru. Serangan dapat terjadi setiap waktu antara usia 1 bulan dan 12 tahun,
terutama terjadi antara bulan ke-2 dan ke-3. Paling sering terlihat setelah
bangun tidur, menangis, buang air besar, dan makan. Serangan ditandai
dengan meningkatnya kecepatan dan kedalaman pernapasan (hiperpnea)
dengan sianosis yang bertambah parah.7 Anak ToF menjadi iritatif dalam
keadaan kadar oksigen berkurang, atau memerlukan asupan oksigen yang
lebih banyak, anak dapat menjadi mudah lelah, mengantuk, atau bahkan tidak
merespons ketika dipanggil, menyusu yang terputus-putus. Anak dengan
hypercyanotic spell akan melakukan gerakan jongkok (squating), agar aliran
darah ke paru menjadi bertambah, dan serangan sianosis dan sesak menjadi
berkurang. Pada anak ToF, biasanya dijumpai keterlambatan pertumbuhan,
tinggi dan berat badan dan ukuran tubuh kurus yang tidak sesuai dengan usia
anak.

11

Sirkulasi Darah pada TOF

f) Pemeriksaan Fisik
Sianosis sentral dapat diamati pada sebagian besar kasus ToF; desaturasi
arteri ringan mungkin tidak menimbulkan sianosis klinis. Clubbing fi ngers dapat
diamati pada beberapa bulan pertama kehidupan. Tanda-tanda gagal jantung
kongestif juga jarang ditemukan, kecuali pada kasus regurgitasi pulmonal berat
atau ToF yang dibarengi dengan tidak adanya katup pulmonal.5
Impuls ventrikel kanan yang lebih kuat mungkin didapatkan pada palpasi.
Systolic thrill bisa didapatkan di perbatasan sterna kiri bawah. Murmur sistolik
grade III dan IV disebabkan oleh aliran darah dari ventrikel kanan ke saluran
paru. Selama serangan hypercyanotic spell muncul, murmur menghilang atau
menjadi sangat lembut. Sama halnya pada ToF dengan atresia paru, tidak akan
terdengar murmur karena tidak ada aliran darah balik ke ventrikel kanan. Aliran
darah yang menuju atau melewati celah antar ventrikel tidak menimbulkan
turbulensi, sehingga biasanya tidak terdengar kelainan auskultasi.5 Murmur ejeksi
sistolik tergantung dari derajat obstruksi aliran darah di ventrikel kanan. Makin
sianosis berarti memiliki obstruksi lebih hebat dan murmur lebih halus. Pasien
asianotik dengan ToF (pink tet) memiliki murmur sistolik yang panjang dan keras

12

dengan thrill sepanjang aliran darah ventrikel kanan. Selain itu bisa ditemukan
klik ejeksi aorta, S2 tunggal (penutupan katup pulmonal tidak terdengar). Sering
pula pasien ToF mengalami skoliosis dan retinal engorgement.
g) Penatalaksanaan.
a. Medik
Tatalaksana farmakologi untuk ToF salah satunya adalah mengetahui dan
menatalaksana kondisi hypoxic spell dengan cepat agar tidak berujung pada
komplikasi yang membahayakan. Terapi propanolol oral dengan dosis 0,5 1,5
mg/kg tiap 6 jam dapat diberikan untuk mencegah hypoxic spell selama
menunggu koreksi melalui pembedahan pada keadaan tidak terdapatnya prosedur
pembedahan dengan bedah toraks. Dilatasi dengan balon pada RVOT dan katup
pulmonal, meskipun jarang dilakukan, dapat menjadi pilihan untuk menunggu
proses koreksi pembedahan yang ditunda dalam jangka waktu beberapa bulan.
Perawatan kebersihan mulut dan gigi serta pemberian profilaksis antibiotik untuk
mencegah terjadinya subacute bacterial endocarditis. Pada beberapa pasien, dapat
ditemukan kondisi defisiensi besi relatif karena adanya polisitemia. Kondisi ini
dapat membuat anak rentan mengalami komplikasi serebrovaskular sehingga
perlu dideteksi sedini mungkin. Nilai hemoglobin atau hematokrit yang normal,
atau menurunnya jumlah eritrosit mengindikasikan adanya defisiensi besi pada
pasien sianotik.
b. Non medik
a) Prosedur Palliative Shunt
Prosedur

ini

ditujukan

untuk

meningkatkan

aliran

darah

pulmonal.

Operasi shunt lebih dipilih dibandingkan koreksi primer pada kondisi di bawah
ini:
1.

Neonatus dengan ToF dan atresia pulmonal

2.

Bayi dengan anulus pulmonal hipolastik yang membutuhkan transannular


patchuntuk perbaikan komplit

3.

Anak dengan arteri pulmonal hipoplastik

4.

Anatomi arteri koroner yang menyulitkan koreksi primer

13

5.

Bayi dengan usia di bawah 3-4 bulan yang mengalami hypoxic spell yang
tidak tertangani dengan pengobatam

6.

Bayi dengan berat kurang dari 2,5 kg


Jenis prosedur yang dapat dilakukan sangat beragam, yaitu:
a. Classic Blalock-Taussig (BT) shunt
Metode ini bertujuan untuk membuat anastomosis antara arteri subklavia dengan
arteri pulmonal ipsilateral. Classic BT shunt umumnya dilakukan pada bayi
berusia lebih dari 3 bulan, karena shunt ini sering mengalami tromosis pada bayi
dengan usia yang lebih muda. Pada pasien dengan arkus aorta kiri, maka
dilakukan right-sided shunt. Sebaliknya, pada pasien dengan arkus aorta kanan,
dilakukan left-sided shunt.
b. Modified Blalock-Taussig (BT) shunt
Metode ini menggunakan shunt interposisi Gore-Tex yang bertempat di antara
arteri subklavia dan arteri pulmonal ipsilateral. Prosedur ini sering digunakan
pada pasien dengan usia yang berbeda-beda, terutama pada bayi dengan usia
kurang dari 3 bulan. Pasien dengan arkus aorta kiri ditatalaksana dengan left-sided
shunt dan pasien dengan arkus aorta kanan dengan right-sided shunt.
c. Waterston shunt
Waterston shunt memiliki prinsip untuk membuat anastomosis antara aorta
asendens dan arteri pulmonal kanan. Namun demikian, karena tingginya
komplikasi pascapembedahan, metode ini sudah tidak lagi dilakukan. Komplikasi
yang muncul pada prosedur ini adalah hipertensi pulmonal maupun shunt besar
yang berujung pada gagal jantung, serta menyempit dan terpuntirnya arteri
pulmonal kanan pada daerah anastomosis. Hal ini akan mempersulit prosedur
untuk menutup shunt dan merekonstruksi arteri pulmonal kanan saat pembedahan
korektif.

14

d. Operasi Potts
Operasi Potts membuat adanya anastomsis antara aorta desendens dengan arteri
pulmonal kiri. Sama halnya dengan Waterston shunt, metode ini juga tidak lagi
dilakukan, karena dapat menyebabkan gagal jantung atau hipertensi pulmonal.
Insisi yang pada daerah berbeda (misal: torakotomi kiri) juga dibutuhkan untuk
menutup shunt pada saat pembedahan korektif yang dilakukan pada insisi
midsternal.
b) Koreksi Total
Koreksi total sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Indikasi dilakukannya
pembedahan untuk menentukan waktu pembedahan adalah sebagai berikut:
1.

Saturasi

oksigen

kurang

dari

75%

80%.

Munculnya hypoxic

spell merupakan pertimbangan utama indikasi operasi.


2.

Bayi simtomatik dengan anatomi RVOT dan atresia pulmonal dapat menjalani
pembedahan korektif pada usia 3 4 bulan. Namun demikian, pada beberapa
tempat, pembedahan elektif primer dilakukan pada usia 1 2 tahun, meskipun
pasien asimtomatik, asianotik, atau sianotik minimal. Pembedahan dini memiliki
keuntungan yaitu menurunkan derajat hipertrofi dan fibrosis pada ventrikel kanan,
pertumbuhan normal dari arteri pulmonal hingga unit alveolar, dan menurunkan
insidens kontraksi ventrikular prematur paskaoperasi, serta kematian. Pembedahan
dini juga menurunkan kebutuhan akan prosedur pembedahan tambahan, sehingga
dapat mereduksi lama rawat dan biaya operasi.

3.

Bayi sianotik ringan yang memiliki riwayat pembedahan shunt dapat


menjalani koreksi total 1 2 tahun setelah operasi shunt.

4.

Pada pasien dengan ToF asimtomatik yang disertai dengan anomali arteri
koroner dapat menjalani pembedahan setelah usia 1 tahun, karena dibutuhkan
pembuatan kanal/saluran antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal.
h) Pemeriksaan Penunjang

15

Pada pemeriksaan laboratorium darah dapat dijumpai peningkatan jumlah


eritrosit dan hematokrit (polisitemia vera) yang sesuai dengan desaturasi dan
stenosis.6

Oksimetri dan analisis gas darah arteri mendapatkan saturasi

oksigen yang bervariasi, tetapi pH dan pCO2 normal kecuali pada kondisi tet
spell. Oksimetri berguna pada pasien kulit hitam atau pasien anemia yang
tingkat sianotiknya tidak jelas. Sianosis tidak akan tampak kecuali bila
hemoglobin tereduksi mencapai 5 mg/dL. Penurunan resistensi vaskular
sistemik selama aktivitas, mandi, maupun demam akan mencetuskan pirau
kanan ke kiri dan menyebabkan hipoksemia.
Pemeriksaan elektrokardiogram dapat menemukan deviasi aksis ke kanan
(+120 - +150), hipertrofi
hipertrofi

ventrikel kanan atau kedua ventrikel, maupun

atrium kanan. Kekuatan ventrikel kanan yang menonjol terlihat

dengan gelombang R besar di sadapan prekordial anterior dan gelombang S


besar di sadapan prekordial lateralis. 7 Pemeriksaan foto rontgen thorax dapat
menemukan gambaran jantung berbentuk sepatu (boot-shaped heart/ coueren-sabot) dan penurunan vaskularisasi paru karena berkurangnya aliran darah
yang menuju ke paru akibat penyempitan katup pulmonal paru (stenosis
pulmonal).
Ekokardiogram sangat membantu mengonfi rmasi diagnosis dan mengevaluasi
beberapa masalah yang terkait dengan ToF. Pembesaran ventrikel kanan,
defek septum ventrikel,

overriding aorta, dan obstruksi saluran ventrikel

kanan dapat ditampilkan secara jelas; dapat ditunjukkan

shunting

yang

melewati VSD dan peningkatan kecepatan aliran Doppler yang melewati


ventrikel kanan. Ukuran cabang utama arteri pulmonalis dan proksimal serta
setiap aliran darah tambahan lain menuju ke paru dapat dievaluasi, tetapi
arteri pulmonalis bagian distal tidak dapat dengan mudah dilihat oleh
ekokardiogram. 5 Kateterisasi bukan pemeriksaan yang rutin; dapat dilakukan
jika data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan koreksi bedah tidak
dapat diperoleh dengan pemeriksaan penunjang lainnya. Penting untuk
mendapatkan data saturasi oksigen arteri sistemik dan desaturasi berhubungan
16

dengan stenosis saluran keluar ventrikel kanan. Tujuan kateterisasi jantung


adalah untuk menilai ukuran anulus pulmonal dan arteri pulmonal, menilai
keparahan obstruksi aliran darah ventrikel kanan, lokasi dan ukuran defek
septum ventrikel, serta menyingkirkan kemungkinan anomali arteri koroner.
i) Komplikasi
a. Abses cerebri
b. Gagal jantung
c. Endokarditis
d. Polisitemia dan Sindrom Hiperviskositas

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASCULAR
TOF (TETRALOGI OF FALLOT)

Anak 5 Tahun datang ke rumah sakit bersama orang tua dengan keluhan kebiruan,
TB 80 cm, BB : 10 kg. Orang tua klien mengeluh sering berjongkok, tidak bisa
bermain dengan teman sebaya, klien susah berbicara, TD : 70/50 mmHg, Nadi : 120
x/menit, RR : 45 x/menit, SB : 350C.

1. PENGKAJIAN
17

a. Identitas
1) Nama

: An.

2) Umur

: 5 Tahun

3) Jenis kelamin
b. Pengkajian system
1) Eliminasi
2) Pernapasan
3) Keamanan
c. Status Kesehatan

::: 45 x/menit
:-

1) Status Kesehatan Saat Ini


a) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Klien datang ke rumah sakit bersama orang tua dengan keluhan
kebiruan, TB 80 cm, BB : 10 kg.Orang tua klien mengeluh sering
berjongkok, tidak bisa bermain dengan teman sebaya, klien susah
berbicara.
d. Pengkajian fisik
1) Tanda-tanda vital:
a) TD : 70/50 mmHg
b) Nadi : 120 x/menit
c) RR : 45 x/menit
d) SB : 350C.
2. ANALISA DATA
No
1

Data
DS :
- klien dengan keluhan
kebiruan
- Nyeri diraskan
seperti ditekan
benda berat
DO :- TB 80 cm, BB : 10
kg
- TD : 70/50 mmHg
- Nadi : 120 x/menit
- RR : 45 x/menit
- SB : 350C.

Etiologi
Arterosklerosis

Problem
Penurunan jurah

Vasokontriksi

jantung (00029)
Domain 4:

pembuluh darah
Aliran O2 jantung
dan otot jantung

aktivitas/istirahat
Kelas4: respon
kardiovaskuler pulmonal

menurun
Iskemia otot jantung
Kontraksi otot
jantung menurun
Curah jantung juga
akan menurun
18

Penurunan curah
2

DS :
- klien mengeluh
sering berjongkok
- tidak bisa bermain

jantung
O2 ke Aorta
Tubuh memerlukan
asupan O2 yang lebih

dengan teman
sebaya
DO :- TB 80 cm, BB : 10
kg
- TD : 70/50 mmHg
- Nadi : 120 x/menit
- RR : 45 x/menit
- SB : 350C.

Mudah lelah,
mengantuk

Keletihan (00093)
Domain 4:
Aktivita/istirahat
Kelas 3:
keseimbangan energi

Aliran darah keparu


Sionosis sesak

Gerakan jongkok

keletihan

3. RUMUSAN DIAGNOSA / PRIORITAS MASALAH


a. Penurunan Curah Jantung (Domain 4,Kelas 4, NDX 00029)
b. Keletihan (Domain 4, Kelas 3, NDX 00093)
4. INTERVENSI DAN RASIONAL
No

Dx Keperawatan

NOC

NIC

Rasional

19

1
Penurunan Curah
Jantung (00029)
Domain 4:
Aktivitas/istirahat
Kelas 4 :
Respon
kardiovaskular/Pulmonal

NOC:
1. Cardiac pump
effectiveness
2. Circulation status
3. Vital sigh status
Tujuan:
Mahasiswa mampu
menjelaskan tentang
penurunan curah jantung

yang dipompa oleh jantung


untuk memenuhi kebutuhan
metabolic tubuh
Batasan Karaktekristik:

Perubahan

Frekuensi/irama jantung
Aritmia
Perubahan EKG
Perubahan Aferload
Penurunan resistansi

vascular
Penurunan

Cardiac care
1. Evaluasi adanya
nyeri dada(itensitas
lokasi durasi)
2. Catat adanya
disteretmia jantung
3. Monitor status
pernafasan yang
menandakan gagal

Definisi:
Ketidakadekuatan darah

NIC:

kriteria hasi
Tanda vital dalam
rentang
normal(tekanan
darah,nadi,respirasi)
Dapat mentoleransi
aktivitas,tidak ada
kelelahan
Tidak ada edem
paru,perifer,dan tidak
ada esites

jantung
4. Monitor adanya
perubahan tekanan
darah
5. Monitor espon
pasien terhadap efek
pengobatan
antiaretmia
6. Monitor adanya
dyspne
Vital sign monitoring
1. Monitor

resistansivascular

TD,nadi,suhu, RR
2. catat adanya

sistemik(sistemik

fluktuasi tekanan

vascular resistence,SVR)
Perubahan kontraktilitas
Penurunan indeks
jantung
Faktor yang
berhubungan:
Perubahan afterload
Perubahan kontraktilitas
Perubahan frekuensi

darah
3. monitor kualitas
dari nadi
4. monitor bunyi
jantung
5. identifikasi
penyebab dari
perubahan vital sign

Cardiac care
1. Agar perawat
dapat melakukan
pemeriksaan lebih
lanjut terhadap
pasien
2. Dapat memberikan
informasi tentang
adanya kelainan
denyut jantung
3. Agar perawat
mengetahui ketika
terjadinnya
pernafasan yang
menandakan gagal
jantung
4. Agar perawat
dapat memberikan
perubahan tekanan
darah
5. Agar mahasiswa
dapat mengontrol
pengobatan pasien
yang diberikan
Vital sign
monitoring
1. Agar dapat
mengetahui adanya
gejala subjektif
terhadap pasien
2. Agar mahasiswa
dapat
memperhatikan
20

jantung
Perubahan preload
Perubahan irama
Perubahan volume

tekanan darah,
nadi, suhu dan
Respirasi pada
klien
3. Agar dapat

sekuncup

memberikan
informasi tentang
tekanan darah
4. Agar dapat
mengetahui tekana
nadi
5. Agar dapat
mengetahui
adanya bunyi
jantung
6. Dapat melaporkan
perubahan vital sign
2

Keletihan (00093)
Domain 4:
Aktivita/istirahat
Kelas 3:
keseimbangan energi

NOC:
1.
2.
3.
4.

Endurance
Conceration
Energy conservation
Nutrional status:
energy

Definisi:
Rasa letih dan luar biasa

Tujuan:
Setelah dilakukan

dan penurunan kapasitas

tindakan keperawatan

kerja fisik dan jiwa pada

dapat menurunkan

tingkat yang biasanya

aktivitas pasien.

secara terus-menerus.
Kriteria hasil:
Batasan karakteristik:
Gangguan konsentrasi

Menjelaskan
penggunaan energy

NIC:
Energy management
1. Observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
2. Dorong anak untuk
mengungkapkan
perasan terhadap
keterbatasan
3. Kaji adanya factor
yang menyebabkan
kelelahan
4. Monitor respon

1. Agar dapat
mengetahui apa
yang membuat
klien aktivitas
terbatas
2. Agar dapat
mengetahui
keterbatasan yang
dirasakan anak
tersebut
3. Agar dapat
mengetahui factor
apa yang

kardiaovaskuler

menyebabkan

terhadap aktivitas
5. Dukung pasien dan

keletihan
4. Agar pasien dapat
21

Peningkatan keluhan fisik


Peningkatan kebutuhan
istirahat
Mengatakan perasaan
lelah
Mengatakan tidak mampu

kelurga untuk

kelelahan

mengungkapkan

Kecemasan menurun

perasaan,

Kualitas hidup

berhubungan dengan

meningkat

perubahan hidup

mempertahankan

Istirahat cukup

yang disebabkan

aktivitas fisik pada

Mempertahankan

tingkat yang biasanya


Mengatakan tidak mampu

kemampuan untuk
berkonsentrasi.

keletihan
6. Konsultasi dengan
ahli gizi untuk

mempertahankan rutinitas

meningkatkan

yang biasanya.

asupan makannan

Faktor yang
berhubungan:
Psikologis
- Mengatakan gaya hidup
membosankan,stress
Fisiologis
- status penyakit
- Peningkatan kelemahan

untuk mengatasi

melakukan
aktivitas
5. Agar dapat
membantu
mengungkapkan
perasaan apa yang
diraskan pasien
6. Agar dapat
meningkatkan
asupan makanan
yang bergizi

yang berenergi
tinggi
Behavior
management Activity
Terapy Energy
Management Nutrion
Management

fisik
Lingkungan
suhu, cahaya,kebisingan
Situasional
Peristiwa hidup negative
Pekerjaan.

22

DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. 2012 Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Huda. Nurarif & Kusuma, 2015, NANDA NIC-NOC, Edisi I. Jogjakarta :
Mediaction Publishing.
Judith M, Wilkinson.2015. Diagnosa Keperawatan edisi 9. Jakarta: ECG.
Nike, Budi. 2009. Patofisiologi. Jakarta: EEGC.
Nurarif , Amin H dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA, Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction Jogja
Nurarif, Amin. 2015. Nanda Jilid 1.Yogyakarta: Mediaction.
Nurarif, Amin. 2015. Nanda Jilid 2.Yogyakarta: Mediaction.
Nurarif,Amin.2015.Nanda Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction.
07_202Diagnosis dan Tata Laksana Tetralogy of Fallot - Riska Habriel Ruslie,
Darmadi- RSUD ZA Pagar Alam, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Indonesia:
CDK-202/ vol. 40 no. 3, th. 2013

23

PHATWHAY
Penyakit rubenall,alkonol,sinar
radiasi,herediter

Endroroksin pada ibu hamil


Invasi pada embrio veral
Pembentukan struktur

Kardiovaskuler tidak sempurna

Perubahan struktur jantung

Penyakit jantung bawan

Tof (tetrologi of fallot)

VSD

Stenosis pulmonal

Tekanan dua
ventrikel

Ventrikel
Kanan

Darah Mengalir

Hambatan aliran darah


Aliran darah keparu
24

Ventrikel kanan

Ventrikel
kiri

Darah keparu O2
O2 ke Aorta
Saluran O2 keseluruh tubuh

Tubuh memerlukan
asupan O2 yang lebih
banyak

Sianosis

Untuk memenuhi O2

Hambatan paruh

Tubuh bergantung pada


diksus arteriosis dan
cabang-cabang arteri

Dx Penurunan Curah Jantung

Mudah lelah, mengantuk

Aliran darah keparu

Sionosis sesak

Gerakan jongkok

Dx keletihan

25

26

Anda mungkin juga menyukai