Anda di halaman 1dari 5

A.

Manfaat
1. Memperoleh peluang usaha yang bermanfat
2. Mengembangkan jiwa kewirausahaan.
3. Menambah penghasilan / uang saku.
4. Melatih peserta didik untuk memanfaatkan waktu dengan baik

BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Usaha Pembuatan Telur Asin dan Telur Asin Aneka Rasa
Usaha pembuatan telur asin adalah salah satu jenis industri makanan yang
umumnya berskala mikro dan industri rumahan. Bahan baku utama yang akan
dijadikan telur asin adalah telur itik. Teknologi yang diperlukan untuk
memproduksi telur asin secara umum merupakan teknologi yang sederhana. Oleh
karena itu perbedaan proses produksi dan kualitas produk telur asin ditentukan
berdasarkan cara pengolahannya.
Pengasinan telur merupakan salah satu cara penambahan umur simpan
telur. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan
berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan
mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur
mentah. Selain memiliki daya tahan yang tinggi, kandungan gizi telur asin juga
lebih tinggi dibandingkan dengan telur lainnya. Berikut disajkan perbandingan
kandungan gizi antara telur bebek, telur asin, telur ayam, dan telur puyuh.
Tabel 2.1. Perbandingan Kandungan Gizi Berbagai Jenis Telur
No Zat Gizi

Telur
Telur Bebek
Ayam
1
Kalori (Kal)
169
189
2
Protein (gr)
12.8
13.1
3
Lemak (gr)
11.5
14.3
4
Karbohidrat (gr)
10.7
0.8
5
Kalsium (mg)
54
56
6
Fosfor (mg)
180
175
7
Besi (mg)
2.7
2.8
8
Vitamin A
900
1230
9
Vitamin B
0.1
0.18
10 Air (gr)
74
70.8
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI

Telur Asin
395
13.6
13.6
1.4
120
157
1.8
841
0.23
66.5

Telur
Puyuh
149.8
10.3
10.6
3.3
49
198
1.4
2741
-

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kandungan gizi dalam


telur asing lebh tinggi dibandingkan dengan telur ayam, telur bebek biasa, dan
telur puyuh. Selain itu, telur asin juga lebih awet dibandingkan dengan telur
lainnya. Rasa telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat
dibandingkan telur tawar biasa.
Konsumen terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke
bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah.
Disamping untuk konsumen rumah tangga, konsumen lainnya yang sangat

potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asramaasrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya. Perkembangan industri telur asin
akan mendorong perkembangan peternakan itik akan berdampak kepada
peningkatan pendapatan para peternak itik yang umumnya merupakan masyarakat
pedesaan. Industri telur asin juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap
sumber protein mahal seperti daging.
B. Proses Produksi
1. Syarat telur itik yang baik untuk di buat menjadi telur asin.
Telur itik tidak cacat atau retak
Telur masih segar (1-5 hari)

Bentuk telur oval


Besar telur rata
Warna kulit hijau muda
Untuk mengetahui kesegaran telur dan kualitas telur dapat dilakukan dengan
cara membenturkan dengan pelan dua butir telur. Apabila bunyinya sama,
maka telur dalam kondisi yang baik.
2. Bahan-bahan (untuk sekali proses produksi)
Telur itik 200 butir
Garam 1 kg

Serbuk batu bata 3kg ( 15 keping batu bata )


Detergen bubuk 1 bungkus

Kaos kaki yang bekas namun dicuci bersih


Kayu bakar 1 pikul
Air secukupnya
Untuk telur asin aneka rasa:
Bawang putih 1 rumpun (untuk rasa bawang atau gurih)
Cabe sesuai kebutuhan misalnya untuk memproduksi telur asin

pedas 20 butir menggunakan cabai 100 gr (untuk rasa pedas)


Dapat ditambahkan rasa udang atau rasa ikan sesuai selera
3. Alat-alat yang diperlukan
Ember plastik 3 buah (satu untuk telur asin biasa, satu telur asin rasa

gurih, satu telur asin rasa pedas)


Panci atau kuali tanah
Pisau

Pawon batu
Blender
Stempel dan tinta untuk merek

4. Proses Pembuatan
a. Telur itik direndam di air selama 5 menit, kemudian digosok dengan kaos
kaki yang dilumuri dengan detergen bubuk sedikit. Gosok secara perlahan
gunanya agar permukaan telur pori-porinya terbuka. Setelah itu cuci bersih
dengan air mengalir, kemudian baru ditiriskan.
b. Buat adonan untuk telur asin terlebih dahulu.
Langkah-langkahnya:
1) Bahan adonan (serbuk batu bata) dicampur dengan garam sesuai
takaran yang telah ditentukan. Takaran ini bisa disesuaikan dengan
selera pembuat atau juga bisa sesuai denan pengalaman yang sudah
pernah dilakukan sebelumnya.
2) Untuk yang beraneka rasa:
Bender bawang putih campurkan ke dalam sebagian adonan
Blender cabe, campurkan ke dalam sebagian adonan yang lain
Blender perasa lainnya sesuai selera ke dalam adonan yang lain
3) Aduk semua bahan hingga menjadi adonan yang tercampur merata.
4) Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk menjadi
adonan yang kental agar dapat melekat pada kulit telur. Untuk
mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan dapat dicoba
untuk ditempelkan pada kulit telur. Apabila adonan tersebut dapat
melekat dengan baik dan mudah, bararti tingkat kekentalannya telah
tepat.
c. Bungkus adonan ke telur. Pisahkan antara telur yang mempunyai rasa dan
telur yang biasa.
d. Letakkan adonan dalam ember selama 10-15 hari (setelah 15 hari telur
akan mengandung minyak). Semakin lama disimpan kadar garam dalam
telur akan semakin tinggi sehingga telur akan semakin awet tetapi rasanya
akan semakin asin. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat
yang bersih dan terbuka. Dengan cara pemeraman ini, sebagian kecil (5%10%) dari garam akan terserap kedalam telur. Oleh karena itu, bila adonan
pembalut akan dipergunakan lagi, maka perlu ditambahkan garam pada
adonan tersebut sebanyak 5%-10% dari total berat garam semua.

e. Setelah dirasa pemeraman cukup waktunya (+/- 10-15 hari ). segera


bongkar adonan pada telur.
f. Telur yang telah diperam, dicuci bersih dengan air, kemudian ditiriskan
sebentar, lalu di masak dalam panci dengan kadar air dalam panci
secukupnya atau ukuran telunjuk ke telur yang paling atas. Telur dalam
panci direbus dengan api sedang dan jangan ditutup, jika airnya telah
panas maka api sedikit demi sedikit dibesarkan hingga mendidih. Lama
rebusan kurang lebih 45 menit agar telur asin tahan hingga 15 hari (tidak
bau). Telur yang sudah masak kemudian ditiriskan kembali.
g. Setelah semua proses berakhir, telur asin siap untuk dikonsumsi atau dijual
kepada konsumen.
Catatan:
Asin tidaknya telur asin dan keawetannya, sangat tergantung pada kadar
garam yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin awet
telur yang diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin.
Telur asin yang baik, akan terlihat jika sudah dibelah. Tandanya,
kuningnya berada di tengah, minyaknya hanya di bagian pinggir atau
masir, rasa dan aromanya enak.
Telur asin matang tahan selama 2-3 minggu, sedangkan pembubuhan
larutan teh dalam adonan pengasin dapat meningkatkan ketahanan telur
asin sampai 6 minggu.
\

Anda mungkin juga menyukai