ANODASI ALUMINIUM
Laporan Praktikum
ANODASI ALUMINIUM
Asisten
Agustina Lopang
H311 12 272
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa proses
adalah
konversi,
anodasi,
plating
dan
cara
Selain elektropoloting
plating electroless
mekanis
suatu
plating
(tanpa
listrik),
terhadap
plastik
(Anwar, 2008).
Elektroplating (lapis lisrik) termasuk dalam proses yang secara umum disebut
proses elekterolisa. proses ini dilakukan dalam suatu bejana yang disebut sel
elektronik dan berisi cairan elektrolit pada cairan ini minimal dicelupkan dua
buah elektroda masing-masing elektroda dihububungkan kesumber listrik. Kutub
positif dinamkan anoda sedangkan yang dihubungkan dengan kutub negative
dinamakan katoda. Jika arus lisrik dialirkan,maka daerah elekroda maupun reaksi
kimia baik reaksi maupun reaksi oksidasi. Reaksi seperti ini diharapkan menjadi
terus menuju arah tertentu secara tetap. Hal penting dalam proses ini dengan
menggunakan arus searah. Hubungan antara besarnya arus listrik dengan jumlah
zat yang dibebaskan dalam larutan tersebut dinyatakan oleh Michael Faraday
(1791 1867) yaitu (Anwar, 2008):
exIxt
G= F
(1.1)
Dimana: G: massa zat yang terbentuk (gram)
...
reaksi
adalah zat yang memperoleh electron dan dalam proses zat itu direduksi. Definisi
oksidasi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat,
lelehan maupun gas. Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya
suatu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur
direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Suatu zat
pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi.
Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat
padat, lelehan maupun gas (Svehla, 1979).
Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa
garam rangkap KAl(SO4)2.12H2O. Kata ini berasal dari bahasa latin alumen yang
artinya garam pahit. Oleh Humprey Davy, logam dari garam rangkap ini diusulkan
dengan nama aluminium dan kemudian berubah menjadi aluminium dengan
konfigurasi elektron (10Ne) 3s23p1 (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara karena reaksi antara logam
aluminium dengan oksigen udara menghasilkan iksidanya Al 2O3 yang merupakan
lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam tersebut hingga tidak terjadi
reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-4-10-6 mm sudah cukup mencegah
terjadinya kontak lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi
karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionik ~ 124 pm, tidak jauh berbeda dari
jari-jari metalik atom aluminium
(143 pm).
Akibatnya
kemasan
permukaan
hampir tidak berubah, karena jari-jari ion aluminium (~68 m) tepat menempati
rongga-rongga struktur permukaan oksida (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).
aluminium dijepit dengan penjepit aligator yang dihubungkan ke adaptor dengan arus
6 volt. Adaptor dinyalakan dan diamati perubahan yang terjadi setelah setengah
waktu yang ditentukan lalu arus dinaikkan menjadi 12 volt. Anodasi dilakukan pada
3 keping aluminium dengan waktu anodasi masing-masing 5 menit, 10 menit, dan
15 menit.
Larutan pewarna disiapkan dengan melarutkan 1 gram besi(III) klorida dan 1
gram amonium oksalat ke dalam 200 mL aquades. Dipanaskan larutan hingga
mendidih dan keping aluminium hasil anodasi dicelupkan ke dalam larutan selama 10
menit. Setelah itu dimasukkan lagi ke dalam air panas selama 10 menit. Diamati
perubahan yang terjadi. Kemudian kepingan diangkat dari air mendidih lalu
ditimbang kembali dengan neraca analitik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berat sebelum
Berat setelah
Berat lapisan
Berat rendemen
anodasi (g)
0,31
0,33
0,32
anodasi (g)
0,32
0,34
0,33
oksida (g)
0,01
0,01
0,01
(%)
38,46
18,93
12,63
4.2 Reaksi
Setengah reaksi :
Anoda
: Al
Katoda
: 2H+ + 2e-
Anoda
: 2Al
Katoda
: 6H+ + 6e-
Al3+ + 3eH2
2Al+ + 6e3H2
x2
x3
2Al + 6H+
2Al+ + 3H2
2Al + 3H2SO4
Al2(SO4)3 + 3H2
Ion aluminium sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk oksida di
permukaan logam:
2Al3+ + 3H2O
Al2O3 + 6H+
Al2(SO4)3 + 3H2O
Al2O3 + 3H2SO4
Al2(SO4)3 + 3H2
Al2(SO4)3 + 3H2O
Al2O3 + 3H2SO4
2Al + 3H2O
Al2O3 + 3H2
4.3 Pembahasan
Percobaan dimulai dengan menggunting lempeng aluminium lalu dilekukkan
menyerupai silinder sesuai ukuran gelas kimia 50 mL. Lempeng aluminium tersebut
akan bertindak sebagai katoda dalam proses elektrolisis yang akan terjadi nanti.
Selanjutnya, disiapkan kepingan aluminium dengan ukuran 1,5 x 3 cm sebanyak
3 keping. Ketiga keping aluminium tersebut kemudian diamplas dan dibersihkan lalu
dibilas dengan aquades. Ketiga keping yang telah dibersihkan harus ditimbang
terlebih dahulu untuk mengetahui berat keping sebelum proses anodasi. Diperoleh
berat sebelum anodasi untuk keping I = 0,31 gram, keping II = 0,33 gram, dan keping
III = 0,32 gram. Kepingan aluminium ini akan bertindak sebagai anoda pada proses
elektrolisis. Keping anoda diletakkan di tengah silinder aluminium di dalam gelas
kimia, diatur agar keping tidak mengenai silinder, hal ini dapat menyebabkan
terjadinya
perpindahan
elektron
sehingga
dapat
menghasilkan
data
yang
menyimpang dari yang diharapkan. Keping yang tidak bersentuhan, maka proses
elektrolisis dapat berjalan dengan baik dan tidak akan menghambat perpindahan
elektron.
Selanjutnya dituangkan asam sulfat 3 M ke dalam gelas kimia sampai
sebagian besar keping aluminium tercelup. Asam sulfat ini berfungsi sebagai larutan
elektrolit yang merupakan media bergeraknya elektron dimana asam sulfat akan
mengalami reaksi reduksi. Kemudian adaptor dinyalakan lalu diamati perubahan
yang terjadi. Setelah dialiri arus listrik, pada anoda logam Al akan mengalami
oksidasi dari Al menjadi Al3+, sedangkan pada katoda terjadi reduksi ion H+ dari asam
sulfat yang menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung gas H2 pada larutan
asam sulfat di sekeliling keping aluminium. Awalnya arus adaptor ini 6 volt setelah
setengah dari menit yang ditentukan arus adaptor dinaikkan menjadi 12 volt. Apabila
terjadi gelembung-gelembung di luar silinder aluminium, maka hal tersebut
menunjukkan bahwa proses elektrolisis berjalan dengan baik. Percobaan dilakukan
terhadap 3 kepingan logam aluminium dengan lama anodasi masing-masing 5 menit,
10 menit, dan 15 menit. Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa semakin lama
proses anodasi, makin semakin banyak gelembung yang dihasilkan. Setelah proses
anodasi, keping aluminium akan memiliki pori-pori yang dapat menyerap zat warna,
sehingga keping aluminium tersebut dapat diwarnai.
Percobaan dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Fungsi dari pewarnaan ini
adalah untuk mengetahui tingkat ketebalan lapisan oksida logam, dimana larutan
pewarna disiapkan dengan melarutkan 1 gram amonium oksalat dan 1 gram besi(III)
klorida ke dalam 200 mL aquades. Larutan tersebut kemudian dipanaskan hingga
mendidih. Selanjutnya, kepingan logam hasil anodasi dicelupkan ke dalam larutan
warna selama 10 menit. Hal ini dilakukan karena struktur oksida hasil anodasi
mempunyai pori-pori yang teratur sehingga masih dapat menyerap partikel warna
sehingga kepingan logam tersebut dapat diwarnai dengan berbagai warna. Kemudian
kepingan logam dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit. Untuk
mencegah terjadinya pengotoran setelah pewarnaan, pori-pori tersebut harus ditutup
melalui proses pemanasan, sehingga lapisan oksida akan mengembang dan menutup
pori-pori tersebut. Semakin lama proses anodasi, semakin baik pula hasil pewarnaan
yang ditunjukkan oleh logam aluminium. Dari percobaan ini dapat dihasilkan logam
aluminium yang lebih tahan karat karena lapisan oksidanya telah mengalami
penebalan melalui proses anodasi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan berat
aluminium sebelum dan setelah anodasi, dimana berat sesudah anodasi lebih besar
daripada berat sebelum anodasi. Diperoleh berat sesudah anodasi untuk keping I =
0,32 gram, keping II = 0,34 gram, dan keping III = 0,33 gram.
Dari hasil perhitungan diperoleh berat rendemen untuk keping I setelah
anodasi sebesar 38,46 %, keping II adalah 18,93 %, dan keping III adalah 12,63 %.
Adapun faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan disebabkan karena
terkontaminasinya logam dengan kotoran pada saat penimbangan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan anodasi aluminium yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bobot sebelum anodasi keping I adalah 0,31 gram, keping II adalah 0,33 gram,
dan keping III adalah 0,32 gram. Berat aluminium setelah dianodasi dengan
waktu masing-masing 5 menit, 10 menit, dan 15 menit adalah 0,32 gram, 0,34
gram, dan 0,33 gram.
2. Rendemen dan keping I adalah 38,46 %, keping II adalah 18,93 %, dan keping
III adalah 12,63 %.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Laboratorium
Diharapkan alat-alat di laboratorium dapat ditambah agar praktikum dapat
berjalan lebih cepat dan lancar serta praktikan dapat melaksanakan praktikum
perorang agar keahlian praktikan dalam penggunaan alat-alat laboratorium lebih
baik.
5.2.2 Saran Percobaan
Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu
sebaiknya pada proses anodasi menambahkan elektrolit dengan
asam lemah untuk mengetahui perbedaan pada elektrolit asam
kuat dan elektrolit asam lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Lampiran 1
Keping Aluminium
Digunting
- Dibersihkan, dibilas
dengan aquades
- Dihubungkan ke
adaptor dengan penjepit
aligator
Dilekukkan
menyerupai
silinder sesuai
ukuran gelas
kimia 50 mL
Dihubungkan ke
adaptor dengan
penjepit
aligator
- Diletakkan di tengah
silinder aluminium ke
dalam gelas kimia
Diatur menjadi
katoda
Hasil anodasi
B. Pewarnaan Keping Al
Larutan campuran 1 g besi(III)klorida dan
1 g ammonium oksalat dalam 200 mL
aquades
Data
Didihkan
Dicelupkan keeping aluminium hasil anodasi ke dalam larutan
larutan pewarna selama beberapa menit
Lampiran 2
PERHITUNGAN
I
= 0,5 ampere
BE Al2O3
Mr
n
102
= 6
= 17 g/mol ekuivalen
a. Keping I,
1. Berat teori
= 0,026 gram
2. Berat praktek
3. Berat rendemen =
berat praktek
x 100 %
berat teori
0,01
x 100 %
0,026
= 38,46 %
b. Keping II,
1. Berat teori
= 0,052 gram
2. Berat praktek
3. Berat rendemen =
c. Keping III,
1. Berat teori
berat praktek
x 100 %
berat teori
0,01
x 100 %
0,0528
= 18,93 %
t = 15 menit = 900 detik
BE x I x t
= F
= 0,0792 gram
2. Berat praktek
3. Berat rendemen =
berat praktek
x 100 %
berat teori
0,01
x 100 %
0,0792
= 12,63 %
Lampiran 3
PERCOBAAN
Alat dan
bahan percobaan
anodasi aluminium
Keping
aluminium
sebelum proses
anodasi
Proses anodasi
keping aluminium
Proses pewarnaan
keping
aluminium dan
proses pemanasan
keping
aluminium dalam
air panas