Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum Anorganik

ANODASI ALUMINIUM

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

Laporan Praktikum
ANODASI ALUMINIUM

Disusun dan diajukan oleh

A. Nurul Mujahidah Muhammadiyah


H311 15 308

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui


Praktikan

A. Nurul Mujahidah Muhammadiyah


H311 15 308

Asisten

Agustina Lopang
H311 12 272

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aluminium merupakan logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan
terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh
yaitu oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6. Aluminium
dibuat dalam skala besar dari bauksit, Al2O3.nH2O yang kemudian tahan terhadap
proses korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada permukaannya.
Lapisan-lapisan oksida yang tebal seringkali dilapiskan secara elektrolitik pada
aluminium yang merupakan proses anodasi.
Perkembangan teknologi zaman sekarang dapat dijumpai berbagai barang
yang terbuat dari logam yang direkayasa dengan berbagai cara seperti dicetak,
dibentuk, dan diwarnai serta dilapisi dengan logam lain. Bahkan untuk proses
penyelesaian (finishing) disamping dipoles, ada yang dicat, dipernis, dan dilapisi
logam.
Beberapa metode pelapisan logam, diantaranya pencelupan panas (hot
dipping), penyemprotan dan elektroplating. Prinsip dasar elektroplating adalah
penempatan ion-ion logam yang ditambah elektron yang berasal pada larutan
elektolit logam yang dilapisi. Ion-ion tersebut didapat dari anoda dan elektron berasal
dari larutan elekrolit yang digunakan. Ion logam akan melepaskan ion dari anoda dan
ion yang terlepas akan menempel pada katoda.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan percobaan ini dengan
maksud mengetahui lebih jauh tentang anodasi aluminium.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui peningkatan ketebalan
lapisan oksida logam aluminium setelah proses anodasi dan pewarnaan.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menghitung berat logam aluminium sebelum dan setelah anodasi.
2. Menghitung rendemen logam aluminium setelah proses anodasi.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah logam aluminium dianodasi melalui proses
elektrokimia dengan asam sulfat sebagai larutan elektrolit. Selanjutnya logam
aluminium yang telah dianodasi diwarnai dengan mencelupkan logam ke dalam
larutan campuran besi (III) klorida dan amonium oksalat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Finishing logam merupakan bidang yang sangat luas.


penting finishing adalah

elektroploting. Elektroplating merupakan

pelapisan yang menggunakan listrik sebagai medianya.


mengenal diantaranya
pelapisan/coating

Beberapa proses

adalah

konversi,

anodasi,

plating

dan

cara

Selain elektropoloting

plating electroless

mekanis

suatu

plating

(tanpa

listrik),

terhadap

plastik

(Anwar, 2008).
Elektroplating (lapis lisrik) termasuk dalam proses yang secara umum disebut
proses elekterolisa. proses ini dilakukan dalam suatu bejana yang disebut sel
elektronik dan berisi cairan elektrolit pada cairan ini minimal dicelupkan dua
buah elektroda masing-masing elektroda dihububungkan kesumber listrik. Kutub
positif dinamkan anoda sedangkan yang dihubungkan dengan kutub negative
dinamakan katoda. Jika arus lisrik dialirkan,maka daerah elekroda maupun reaksi
kimia baik reaksi maupun reaksi oksidasi. Reaksi seperti ini diharapkan menjadi
terus menuju arah tertentu secara tetap. Hal penting dalam proses ini dengan
menggunakan arus searah. Hubungan antara besarnya arus listrik dengan jumlah
zat yang dibebaskan dalam larutan tersebut dinyatakan oleh Michael Faraday
(1791 1867) yaitu (Anwar, 2008):
exIxt
G= F
(1.1)
Dimana: G: massa zat yang terbentuk (gram)

...

e: berat ekivalen zat yang dibebaskan


I : kuat arus yang mengalir (ampere)
t : waktu mengalir (detik)
1F : 96500 coulomb, yaitu jumlah arus listrik yang diperlukan untuk
membebaskan 1 gram ekivalen (1 grek) suatu zat.
Korosi merupakan penurunan kualitas yang disebabkan oleh reaksi kimia
bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam . Korosi yang di
berdasarkan proses elektro-kimia (electrochemical process) terdiri dari 4 komponen
utama, yaitu anoda, katoda, elektrolit, anoda dan katoda harus terhubung secara
elektris. Anoda biasanya terkorosi dengan melepaskan elektron-elektron dari atomatom logam netral untuk membentuk ion-ion yang bersangkutan. Ion-ion ini mungkin
tetap tinggal dalam larutan atau bereaksi membentuk hasil korosi yang tidak larut.
Katoda biasanya tidak mengalami korosi, walaupun mungkin menderita kerusakan
dalam kondisi-kondisi tertentu. Reaksi yang terjadi pada katoda berupa

reaksi

reduksi. Reaksi pada katoda tergantung pada pH larutan yang bersangkutan.


Elektrolit adalah larutan yang mempunyai sifat menghantarkan listrik. Elektrolit
dapat berupa larutan asam, basa dan larutan garam. Larutan elektrolit mempunyai
peranan penting dalam korosi logam karena larutan ini dapat menjadikan kontak
listrik antara anoda dan katoda. Antara anoda dan katoda harus ada hubungan listrik
agar arus dalam sel korosi dapat mengalir. Hubungan secara fisik tidak diperlukan
jika anoda dan katoda merupakan bagian dari logam yang sama (Sidiq, 2013).
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron
atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi,
keadaan oksidanya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi

adalah zat yang memperoleh electron dan dalam proses zat itu direduksi. Definisi
oksidasi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat,
lelehan maupun gas. Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya
suatu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur
direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Suatu zat
pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi.
Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat
padat, lelehan maupun gas (Svehla, 1979).
Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa
garam rangkap KAl(SO4)2.12H2O. Kata ini berasal dari bahasa latin alumen yang
artinya garam pahit. Oleh Humprey Davy, logam dari garam rangkap ini diusulkan
dengan nama aluminium dan kemudian berubah menjadi aluminium dengan
konfigurasi elektron (10Ne) 3s23p1 (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara karena reaksi antara logam
aluminium dengan oksigen udara menghasilkan iksidanya Al 2O3 yang merupakan
lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam tersebut hingga tidak terjadi
reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-4-10-6 mm sudah cukup mencegah
terjadinya kontak lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi
karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionik ~ 124 pm, tidak jauh berbeda dari
jari-jari metalik atom aluminium

(143 pm).

Akibatnya

kemasan

permukaan

hampir tidak berubah, karena jari-jari ion aluminium (~68 m) tepat menempati
rongga-rongga struktur permukaan oksida (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).

Anodasi merupakan proses oksidasi elektrolitik . Anodasi dapat dianggap


sebagai penebalan buatan (1-5 nm) lapisan tipis oksida asli yang selalu terdapat pada
aluminium yang terkena atmosfer (Selvam dkk., 2014).
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan


Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain asam sulfat 2 M,
besi(III) klorida, amonium oksalat, aquades, sabun cair, amplas, dan tissue roll.
3.2 Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain neraca analitik, gelas
kimia 50 mL, gelas kimia 200 mL, power supply, penjepit buaya (alligator clips),
perangkat pemanas listrik, pinset, gunting, sendok tanduk, sikat tabung, dan kawat.
3.3 Prosedur Percobaan
Lempeng aluminium digunting dan dilekukkan menyerupai silinder sesuai
ukuran gelas kimia 50 mL. Dengan penjepit alligator silinder lempeng aluminium
dihubungkan dengan kawat. Lempeng aluminium ini bertindak sebagai katoda.
Diambil kepingan aluminium lain dengan ukuran (1,5 x 3 cm) diamplas dan
dibersihkan kemudian dibilas dengan aquades lalu ditimbang menggunakan neraca
analitik. Digunakan pinset untuk menjepit keping aluminium. Keping aluminium
diletakkan persis ditengah silinder aluminium di dalam gelas kimia. Keping
aluminium ini bertindak sebagai anoda. Dituang asam sulfat 3 M ke dalam gelas
kimia sampai sebagian besar keping

aluminium tercelup. Kemudian, keping

aluminium dijepit dengan penjepit aligator yang dihubungkan ke adaptor dengan arus

6 volt. Adaptor dinyalakan dan diamati perubahan yang terjadi setelah setengah
waktu yang ditentukan lalu arus dinaikkan menjadi 12 volt. Anodasi dilakukan pada
3 keping aluminium dengan waktu anodasi masing-masing 5 menit, 10 menit, dan
15 menit.
Larutan pewarna disiapkan dengan melarutkan 1 gram besi(III) klorida dan 1
gram amonium oksalat ke dalam 200 mL aquades. Dipanaskan larutan hingga
mendidih dan keping aluminium hasil anodasi dicelupkan ke dalam larutan selama 10
menit. Setelah itu dimasukkan lagi ke dalam air panas selama 10 menit. Diamati
perubahan yang terjadi. Kemudian kepingan diangkat dari air mendidih lalu
ditimbang kembali dengan neraca analitik.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Dalam percobaan ini kita akan mengamati peningkatan penebalan lapisan
oksida logam aluminium dengan yang telah melalui proses anodasi (anodizing).
Anodasi dilakukan dengan menggunakan sebuah sel elektrokimia dengan
menggunakan asam sulfat sebagai larutan elektrolit. Percobaan anodasi dilakukan
dengan dua tahap yaitu teknik anodasi pada keeping aluminium dan pewarnaan pada
logam yang telah dianodasi.
Tabel 1. Hasil penimbangan
No
1.
2.
3.

Berat sebelum

Berat setelah

Berat lapisan

Berat rendemen

anodasi (g)
0,31
0,33
0,32

anodasi (g)
0,32
0,34
0,33

oksida (g)
0,01
0,01
0,01

(%)
38,46
18,93
12,63

Tabel 2. Hasil anodasi dengan variasi waktu


Waktu anodasi
5
10
15

Hasil anodasi, +++, ++, +, +


++
+++

4.2 Reaksi
Setengah reaksi :
Anoda

: Al

Katoda

: 2H+ + 2e-

Anoda

: 2Al

Katoda

: 6H+ + 6e-

Al3+ + 3eH2
2Al+ + 6e3H2

x2
x3

2Al + 6H+

2Al+ + 3H2

2Al + 3H2SO4

Al2(SO4)3 + 3H2

Ion aluminium sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk oksida di
permukaan logam:
2Al3+ + 3H2O

Al2O3 + 6H+

Al2(SO4)3 + 3H2O

Al2O3 + 3H2SO4

Sehingga reaksi totalnya:


2Al + 3H2SO4

Al2(SO4)3 + 3H2

Al2(SO4)3 + 3H2O

Al2O3 + 3H2SO4

2Al + 3H2O

Al2O3 + 3H2

4.3 Pembahasan
Percobaan dimulai dengan menggunting lempeng aluminium lalu dilekukkan
menyerupai silinder sesuai ukuran gelas kimia 50 mL. Lempeng aluminium tersebut
akan bertindak sebagai katoda dalam proses elektrolisis yang akan terjadi nanti.
Selanjutnya, disiapkan kepingan aluminium dengan ukuran 1,5 x 3 cm sebanyak
3 keping. Ketiga keping aluminium tersebut kemudian diamplas dan dibersihkan lalu
dibilas dengan aquades. Ketiga keping yang telah dibersihkan harus ditimbang
terlebih dahulu untuk mengetahui berat keping sebelum proses anodasi. Diperoleh
berat sebelum anodasi untuk keping I = 0,31 gram, keping II = 0,33 gram, dan keping
III = 0,32 gram. Kepingan aluminium ini akan bertindak sebagai anoda pada proses
elektrolisis. Keping anoda diletakkan di tengah silinder aluminium di dalam gelas
kimia, diatur agar keping tidak mengenai silinder, hal ini dapat menyebabkan
terjadinya

perpindahan

elektron

sehingga

dapat

menghasilkan

data

yang

menyimpang dari yang diharapkan. Keping yang tidak bersentuhan, maka proses

elektrolisis dapat berjalan dengan baik dan tidak akan menghambat perpindahan
elektron.
Selanjutnya dituangkan asam sulfat 3 M ke dalam gelas kimia sampai
sebagian besar keping aluminium tercelup. Asam sulfat ini berfungsi sebagai larutan
elektrolit yang merupakan media bergeraknya elektron dimana asam sulfat akan
mengalami reaksi reduksi. Kemudian adaptor dinyalakan lalu diamati perubahan
yang terjadi. Setelah dialiri arus listrik, pada anoda logam Al akan mengalami
oksidasi dari Al menjadi Al3+, sedangkan pada katoda terjadi reduksi ion H+ dari asam
sulfat yang menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung gas H2 pada larutan
asam sulfat di sekeliling keping aluminium. Awalnya arus adaptor ini 6 volt setelah
setengah dari menit yang ditentukan arus adaptor dinaikkan menjadi 12 volt. Apabila
terjadi gelembung-gelembung di luar silinder aluminium, maka hal tersebut
menunjukkan bahwa proses elektrolisis berjalan dengan baik. Percobaan dilakukan
terhadap 3 kepingan logam aluminium dengan lama anodasi masing-masing 5 menit,
10 menit, dan 15 menit. Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa semakin lama
proses anodasi, makin semakin banyak gelembung yang dihasilkan. Setelah proses
anodasi, keping aluminium akan memiliki pori-pori yang dapat menyerap zat warna,
sehingga keping aluminium tersebut dapat diwarnai.
Percobaan dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Fungsi dari pewarnaan ini
adalah untuk mengetahui tingkat ketebalan lapisan oksida logam, dimana larutan
pewarna disiapkan dengan melarutkan 1 gram amonium oksalat dan 1 gram besi(III)
klorida ke dalam 200 mL aquades. Larutan tersebut kemudian dipanaskan hingga
mendidih. Selanjutnya, kepingan logam hasil anodasi dicelupkan ke dalam larutan
warna selama 10 menit. Hal ini dilakukan karena struktur oksida hasil anodasi
mempunyai pori-pori yang teratur sehingga masih dapat menyerap partikel warna

sehingga kepingan logam tersebut dapat diwarnai dengan berbagai warna. Kemudian
kepingan logam dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit. Untuk
mencegah terjadinya pengotoran setelah pewarnaan, pori-pori tersebut harus ditutup
melalui proses pemanasan, sehingga lapisan oksida akan mengembang dan menutup
pori-pori tersebut. Semakin lama proses anodasi, semakin baik pula hasil pewarnaan
yang ditunjukkan oleh logam aluminium. Dari percobaan ini dapat dihasilkan logam
aluminium yang lebih tahan karat karena lapisan oksidanya telah mengalami
penebalan melalui proses anodasi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan berat
aluminium sebelum dan setelah anodasi, dimana berat sesudah anodasi lebih besar
daripada berat sebelum anodasi. Diperoleh berat sesudah anodasi untuk keping I =
0,32 gram, keping II = 0,34 gram, dan keping III = 0,33 gram.
Dari hasil perhitungan diperoleh berat rendemen untuk keping I setelah
anodasi sebesar 38,46 %, keping II adalah 18,93 %, dan keping III adalah 12,63 %.
Adapun faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan disebabkan karena
terkontaminasinya logam dengan kotoran pada saat penimbangan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan anodasi aluminium yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bobot sebelum anodasi keping I adalah 0,31 gram, keping II adalah 0,33 gram,
dan keping III adalah 0,32 gram. Berat aluminium setelah dianodasi dengan
waktu masing-masing 5 menit, 10 menit, dan 15 menit adalah 0,32 gram, 0,34
gram, dan 0,33 gram.
2. Rendemen dan keping I adalah 38,46 %, keping II adalah 18,93 %, dan keping
III adalah 12,63 %.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Laboratorium
Diharapkan alat-alat di laboratorium dapat ditambah agar praktikum dapat
berjalan lebih cepat dan lancar serta praktikan dapat melaksanakan praktikum
perorang agar keahlian praktikan dalam penggunaan alat-alat laboratorium lebih
baik.
5.2.2 Saran Percobaan
Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu
sebaiknya pada proses anodasi menambahkan elektrolit dengan
asam lemah untuk mengetahui perbedaan pada elektrolit asam
kuat dan elektrolit asam lemah.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S., 2008, Variabel Tegangan Terhadap Hasil Electroplating


Pada Alat Penyepuh Logam, Poli Rekayasai, 1(4): 42-49.
Selvam, M., Sigamani, S., Srinivasan, K. N., dan Thangavelu, P. R.,
2014, Studies on AC Anodizing of Aluminum in Sulfuric Acid
Electrolyte Containing Sodium Sulfate, International Journal of
Innovative Research in Science, Engineering and Technology,
6(3): 13869-13875.
Sidiq, M. F., 2013, Analisa Korosi dan Pengendaliannya,
Foundry, 1(3): 25-30.

Jurnal

Sugiyarto, K. H., dan Suyanti, R. D., 2010, Kimia Anorganik Logam,


Graha Ilmu, Yogyakarta.
Svehla, G., 1979, Textbook of Macro and Semimicro Qualitative
Inorganic Analysis Fifth Edition, Longman, London dan New
York.

Lampiran 1

BAGAN PROSEDUR KERJA


A. Anodasi Aluminium
Lempeng
Aluminium

Keping Aluminium

Digunting

- Dibersihkan, dibilas
dengan aquades
- Dihubungkan ke
adaptor dengan penjepit
aligator

Dilekukkan
menyerupai
silinder sesuai
ukuran gelas
kimia 50 mL

Dihubungkan ke
adaptor dengan
penjepit
aligator

- Diletakkan di tengah
silinder aluminium ke
dalam gelas kimia

Diatur menjadi
katoda

- Diatur menjadi anoda


Gelas kimia

Dituangkan asam sulfat 3 M sampai


sebagian keping

Diberi arus 6 volt

Diamati perubahan yang terjadi

Setelah 5 menit, arus dinaikkan


menjadi 12 volt

Hasil anodasi

B. Pewarnaan Keping Al
Larutan campuran 1 g besi(III)klorida dan
1 g ammonium oksalat dalam 200 mL
aquades

Data

Didihkan
Dicelupkan keeping aluminium hasil anodasi ke dalam larutan
larutan pewarna selama beberapa menit

Diangkat lalu dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit


Diperhatikan perubahan yang terjadi
Dilakukan variasi waktu anodasi , kemudian diperbandingkan.

Lampiran 2

PERHITUNGAN
I

= 0,5 ampere

BE Al2O3

Mr
n

102
= 6
= 17 g/mol ekuivalen
a. Keping I,

1. Berat teori

t = 5 menit = 300 detik


BE x I x t
= F

17 g/mol ekuivalen x 0,5 ampere x 300 detik


96500 Coulomb

= 0,026 gram
2. Berat praktek

= berat setelah anodasi berat sebelum anodasi


= 0,32 gram 0,31 gram
= 0,01 gram

3. Berat rendemen =

berat praktek
x 100 %
berat teori
0,01
x 100 %
0,026

= 38,46 %
b. Keping II,
1. Berat teori

t = 10 menit = 600 detik


BE x I x t
= F

17 g/mol ekuivalen x 0,5 ampere x 600 detik


96500 Coulomb

= 0,052 gram
2. Berat praktek

= berat setelah anodasi berat sebelum anodasi


= 0,34 gram 0,33 gram
= 0,01 gram

3. Berat rendemen =

c. Keping III,

1. Berat teori

berat praktek
x 100 %
berat teori
0,01
x 100 %
0,0528

= 18,93 %
t = 15 menit = 900 detik
BE x I x t
= F

17 g/mol ekuivalen x 0,5 ampere x 900 detik


96500 Coulomb

= 0,0792 gram
2. Berat praktek

= berat setelah anodasi berat sebelum anodasi


= 0,33 gram 0,32 gram
= 0,01 gram

3. Berat rendemen =

berat praktek
x 100 %
berat teori
0,01
x 100 %
0,0792

= 12,63 %

Lampiran 3

PERCOBAAN

Alat dan
bahan percobaan
anodasi aluminium

Keping
aluminium
sebelum proses
anodasi

Proses anodasi
keping aluminium

Proses pewarnaan
keping
aluminium dan
proses pemanasan
keping
aluminium dalam
air panas

Hasil proses anodasi dan pewarnaan keping Aluminium

Anda mungkin juga menyukai