Pemeriksaan Laboratorium DM Kel.7
Pemeriksaan Laboratorium DM Kel.7
DIABETES MELITUS
1. Pendahuluan
adequate, maka sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula yang terdapat di dalam
darah, jadi sel-sel tubuh akan menjalani mekanisme back-up untuk memperolehi energi
supaya sel-sel tubuh bisa hidup. Sel-sel lemak akan mulai lisis dan menghasilkan keton.
Keton ini memberikan energi kepada sel tetapi akan menyebabkan darah menjadi asam
(ketoasidosis). Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan buang air
kecil yang berlebihan, penurunan berat badan, rasa mual, muntah, kelelahan, dan pada
anak-anak terutmanya sakit perut. Selain itu, pasien Diabetes Mellitus Tipe I juga
cenderung untuk bernafas lebih dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk
memperbaiki keadaan keasaman dalam darah. Di samping itu, pasien Diabetes Mellitus
Tipe I ini nafasnya berbau seperti penghapus cat kuku. Jika tidak diobati, ketoasidosis
diabetikum ini bisa mengakibatkan koma dan kematian dalam beberapa jam ( Kishore, P.
MD, 2008).
Pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II mungkin tidak memiliki gejala apapun
selama bertahun-tahun atau berpuluhan tahun sebelum mereka didiagnosis. Gejala yang
mungkin muncul adalah gejala yang halus. Gejala-gelaja yang bisa didapati pada pasien
Diabetes Mellitus Tipe II pada awalnya adalah peningkatan urinasi dan haus yang ringan
dan keadaannya akan menjadi semakin buruk. Akhirnya, penderita DM Tipe II akan
merasa sangat lelah, penglihatannya kabur, dan mungkin mengalami dehidrasi ( Kishore,
P. MD, 2008).
Oleh karena penderita Diabetes Mellitus Tipe II dapatmenghasilkan insulin, maka
ketoasidosis tidak terjadi. Namun, kadar gula darah dapat menjadi sangat tinggi (sering
melebihi 1.000 mg / dL). Kadar gula darah yang tinggi ini adalah akibat dari stres,
infeksi atau penggunaan narkoba. Kadar gula darah yang tinggi ini bisa mengakibatkan
dehidrasi yang parah, kebingungan mental, pusing, dan kejang, yang disebutkan
koma hiperosmolar hiperglikemik non ketotik ( Kishore, P. MD, 2008).
4. Diagnosis Diabetes Mellitus
Diagnosis Diabetes Mellitus (DM) harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa
darah. Dalam menentukan diagnosis DM harus diperhatikan asal bahan darah yang
diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosis, pemeriksaan yang
dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah
plasma vena. Untuk memastikan diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah dilakukan di
laboratorium klinik. Walaupun demikian sesuai dengan kondisi setempat dapat juga
dipakai bahan darah utuh (whole blood), vena ataupun kapiler dengan memperhatikan
angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan oleh WHO. Untuk
pemantauan hasil pengobatan dapat diperiksa glukosa darah kapiler (Gustaviani, R.,
2007).
Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. Uji diagnotik
DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala/tanda DM, sedangkan
pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala,
yang mempunyai risiko DM. Serangkaian uji diagnostik akan dilakukan kemudian pada
mereka yang hasil pemeriksaan penyaringnya positif, untuk memastikan diagnosis
definitif (Gustaviani, R., 2007).
b. GDP
-plasma vena : 110-125 mg/dl
-darah kapiler : 90-109 mg/dl
c. Tes urin glukosa/reduksi positif
Indikasi TTGO bila :
a. keluhan klinis tidak ada:
-Pada tes diagnostic pertama:
GDS : plasma vena = 110-199
GDP:plasma vena=110-125 mg/dl
-Tes diagnostic pertama
GDS : plasma vena = 200 mg/dl
GDP:plasma vena= 126 mg/dl
b. DM gestasi
3. SAMPEL : darah (plasma vena)
4. JENIS TEST :
a. GDP
b. GDS
c. GD2PP
d. Glukosa hjam ke 2TTGO
5. METODE
a. GDP dan GDS
- Metode kimia : metode ortho-toluidin
- Metode enzimatik : metode glucose oxidase/hexokinase
b. Glukosa 2 jam Post Prandial (GD2PP)
- Metode kimia : metode ortho-toluidin
- Metode enzimatik : metode glucose oxidase/hexokinase
c. Glukosa jam ke 2 TTGO:
- Metode kimia : metode ortho-toluidin
- Metode enzimatik : metode glucose oxidase/hexokinase
C. TES PENGENDALIAN
1. TUJUAN : memantau keberhasilan pengobatan untuk mencegah
terjadinya komplikasi kronik
2. INDIKASI : individu yang didiagnosis DM, TGT atau GDPT
3. JENIS TES/SAMPEL :
- GDP
: Plasma vena, darah kapiler
- GD 2 jam PP
: Plasma Vena
- HbA1c
: darah vena, darah kapiler
- Kolesterol total : plasma vena (puasa)
- Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)
- Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
- Trigliserida
: plasma vena (puasa)
4. METODE
1. TES GLUKOSA DARAH
Prinsip :
Metode tes : GDP, GD 2 jam PP, TTGO : metode enzimatik
Interpretasi tes GDS, GDP dan GD2PP
Tes
GDS
Darah Vena
Darah
kapiler
GDP
Darah Vena
Darah
kapiler
GD;PP
Darah Vena
Darah
kapiler
Bukan DM
Belum Pasti
DM
DM
<110
<90
110-199
90-199
200
200
<100
<90
110-125
90-109
126
110
<140
<120
140-200
120-200
200
200
Interpretasi
TES BENEDICT
Warna
Hijau, kekuningan dan keruh
Kuning keruh
Jingga/warna lumpur keruh
Merah keruh
Interpretasi: (1+)
mungkin/diduga DM
Positif + (1+): sesuai dengan
0,5%-1% glukosa
Positif ++ (2+): Sesuai denga
1-1,5% glukosa
Positig +++(3+): ssuai denga
2-3,5% glukosa
Positif ++++(4+): sesuai
dengan lebih dari 3,5% glukos
DAFTAR PUSTAKA