Oleh :
Nama Mahasiswa
: Nofirly Hamli
Nim
: 140722601754
Mata Kuliah
: Geografi Budaya
Offering
: H/2014
Dosen Pengampu
Tggl/Bln/Thn
: 26 Februari 2016
Pada perkembangan selanjutnya dalam konteks seni rupa dunia, istilah seni
rupa tradisional kerap ditujukan kepada karya seni rupa non Barat. Sifatnya yang
mentradisi dan tidak berubah ini menjadi pembeda utama dengan karya seni rupa
Modern yang senantiasa menuntut inovasi dan kebaruan. Ciri lain dari karya-karya
seni rupa tradisional ini adalah latar belakang penciptaan atau pembuatannya yang
senantiasa terikat oleh fungsi atau konteks tertentu. Pada karya-karya komunal seperti
itu, peran ekspresi individu senimannya nyaris tidak tampak. Hak penciptaan karya
seni rupa bukan milik perorangan tetapi milik masyarakat pendukungnya. Dengan
demikian hampir tidak ada karya seni rupa tradisional yang menggunakan inisial
pembuatnya seperti yang umumnya terdapat pada karya-karya seni Modern Karya
seni rupa tradisional tersebar luas dari ujung Barat hingga ujung Timur kepulauan
Nusantara (Indonesia). Sejak masuknya kolonialisme barat (penjajahan bangsa Eropa)
ke kepulauan Nusantara dan berkembangnya paham seni rupa Modern di Eropa, maka
karya-karya seni rupa Nusantara di luar kategori karya yang menggunakan konsep
Modern tersebut dikategorikan sebagai karya seni rupa tradisional. Pengkategorian ini
dalam pandangan yang sempit seringkali digunakan untuk menunjukkan karya seni
rupa yang bermutu tinggi (modern) dengan karya yang bermutu rendah (tradisional).
Pengaruh penjajahan bangsa Barat yang cukup lama di kepulauan Nusantara
menyebabkan pandangan semacam ini terus berkembang yang memandang karyakarya seni kriya (seni rupa tradisional) lebih rendah dari karya seni lukis atau patung
modern. Hal tersebut tidak terlepas dari pandangan sebagian masyarakat yang
memandang modern identik dengan kemajuan dan perkembangan sedangkan
tradisional identik dengan stagnasi, kuno atau ketinggalan jaman. Sikap dan cara
mengapresiasi yang keliru ini seringkali menyebabkan karya-karya seni rupa
tradisional yang sesungguhnya bernilai tinggi terabaikan dan terlupakan. Padahal
karya-karya seni rupa tradisional Nusantara ini memiliki peluang yang sangat besar
untuk dikembangkan dan menjadi gagasan dalam berkarya seni rupa.
Apresiasi yang tepat diharapkan dapat menghasilkan inovasi karya-karya seni
rupa yang memiliki ciri khas Indonesia.
sebagai satu seri pergerakan budaya progresif dalam seni rupa, arsitektur dan
musik, literatur dan seni pakai yang muncul dalam dekade sebelum 1914. tercakup
di dalam perubahan dan kehadirannya, modernisme menjadi arah karya seniman,
pemikir, penulis dan perancang yang memberikan label baru tradisi akademi dan
sejarah seni pada akhir abad 19 serta mengkonfrontasi aspek ekonomi, sosial dan
politik baru yang dimunculkan dunia modern.
Memahami seni rupa modern dapat juga dengan melakukan analisis
terhadap istilah pembentuknya yaitu seni dan modern. Istilah seni umumnya
merujuk pada segala kegiatan dan hasil karya manusia yang mengutarakan
pengalaman batinnya yang karena disajikan secara unik dan menarik
memungkinkan timbulnya pengalaman atau kegiatan batin pula pada diri orang
lain yang melihat dan menghayatinya. Hasil karya ini lahir bukan karena didorong
oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok, melainkan
oleh kebutuhan spiritualnya, untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat
kemanusiaannya. Dengan batasan seperti ini kita dapat mencoba untuk
menunjukkan benda apa saja yang layak untuk disebut seni dapat masuk ke
dalamnya. Adapun istilah modern dalam hal ini tidak selalu harus dihubungkan
dengan waktu. Sarah Newmeyer misalnya, walaupun terasa agak absurd, menulis
dalam bukunya bahwa seni modern itu boleh jadi berupa gambar bison yang
digoreskan 20.000 tahun yang lalu dan boleh jadi juga karya Picasso yang baru
saja diselesaikan pagi ini. Berdasarkan pendapat ini jelaslah bahwa ia
menggunakan istilah modern tidak dalam hubungannya dengan kronologi
melainkan dimaksudkan untuk menunjukkan sesuatu kelompok karya yang
memifiki sifat-sifat tertentu. Maka sifat-sifat tertentu itulah yang dapat dipandang
sebagal ciri khas seni modem sehingga dengan mudah akan dapat dikenali mana
yang bisa digolongkan dalam seni modern dan mana yang tidak. Dengan
ungkapan itu sesungguhnya artian modern tersebut diperluas tetapi sekaligus juga
dipersempit. Diperluas, karena istilah itu menyangkut juga seni prasejarah dan
dipersempit karena sebaliknya, belum tentu apa yang dilukiskan sekarang dapat
masuk di dalamnya. Apabila kita ingin membenarkan kata-kata Newmeyer
tersebut, dapatlah dikatakan bahwa setidaknya pada saat diciptakan, seni
prasejarah ini memang memifiki sifat-sifat modern. Kalaupun secara kronologis
kita akan membatasi daerah seni modern ini dan menyempitkan pada karya-karya
yang diciptakan pada apa yang biasa kita sebut sebagai jaman modern, kita akan
juga mengalami kesukaran, yaitu di mana menarik garis batasnya; kapan dan di
manakah mulainya seni rupa modern itu. Modern art begins nowhere because it
begins everywhere. It is fed by a thousand roots, from cave paintings 30,000 years
old to the spectacular novelties in the last weeks exhibitions, kata Canaday yang
kurang lebih menunjang ungkapan Newmeyer di atas. Semua pencapaian dari
masa ke masa di banyak tempat di dunia ini memberikan andilnya pada
pembentukan seni modern, sehingga susahlah untuk menentukan kapan dan di
mana periode seni rupa modern itu sebenarnya mulai. Maka untuk itu, sekali lagi,
kita harus mempunyai pegangan, kualitas apakah yang paling berharga dalam seni
modern tersebut dan dengan itu mencoba untuk mencari kapan kualitas tadi mulai
ada atau berkembang biak dengan baik (Soedarso, 2000).
Kalau kita mengacu periodisasi sejarah umum di Eropadimana sebagian
besar kejadian dalam panggung sejarah seni rupa modern ini berlangsungmaka
babakan sejarah modern Eropa dianggap mulai sejak zaman Renesans pada abad
ke-15 sedangkan sejarah seni rupa modern di Eropa baru pada abad ke-19, dengan
munculnya tokoh pelukis J.L. David di Perancis yang dianggap memiliki sesuatu
yang dapat disejajarkan dengan kualitas modern tadi. Bahkan ada pula yang
menganggap seni modern Eropa dimulai pada massa yang lebih akhir lagi.
Seperti telah diuraikan di atas, seni modern pada dasarnya tidak terbatas
oleh hal-hal yang kasatmata seperti objek-objek lukisan tertentu ataupun corak
dan gaya tertentu, melainkan ditentukan oleh sikap batin senimannya. Seni
modern pun, berkat perkembangan komunikasi modern yang menyertai kemajuan
teknologi, tidak kenal lagi akan batas-batas daerah dengan kekhasan tradisinya
masing-masing. Seni modern menjadi universal sifatnya. Walaupun di sana-sini
ada pula terdapat cap-cap daerah atau ada kalanya seni tradisi secara sadar atau
tidak dimunculkan oleh seseorang pelukis modern ke dalam hasil karyanya,
namun kenyataannya kita akan kesulitan untuk dapat menebak dari mana asal
sesuatu lukisan yang dihadapkan kepada kita. Today the boundaries are vague
Horizons are infinite; the artist is tempted to explore in a hundred directions at
once. Tulis Canaday pula. Mengenai yang terakhir ini, yaitu bahwa para seniman
usaha ini tidak selalu identik dengan keberhasilan karya seninya. Maka usaha dan
sikap batin itulah yang harus menjadi ukuran, bukan sematamata hasil usahanya.
Sekalipun tidak sedikit yang mendiskreditkan seni lukis yang realistik dan
lingkungan seni modern, namun bertolak dari pendapat di atas tentunya ada juga
lukisan yang bergaya realistik itu yang dapat digolongkan dalam seni modern,
yaitu apabila sikap batin si seniman dalam melukisnya dapat dikembalikan kepada
watak seni modern di atas; yaitu apabila si seniman tidak bertindak stereotip dan
selalu mengadakan pengamatan dahulu sebelum melahirkan karya realistiknya.
Perlu ditekankan bahwa bagaimanapun juga lukisan atau hasil seni yang lain itu
selalu merupakan interpretasi si seniman dalam menanggapi objeknya. Baik hasil
seni
itu
merupakan
suatu
taferil
yang
secara
perspektip
dapat
Eksplorasi imajinasi dari alam mimpi, lukisan surealis karya Salvador Dali
Dan di bawah ini merupakan ciri-ciri seni rupa yang dibedakan berdasarkan
tradisional atau pun modern.
Ciri-ciri Seni Rupa
Seni Rupa Tradisional
Penciptaannya selalu berdasar pada
filosofi sebuah aktivitas dalam suatu
budaya
Terikat dengan pakem-pakem tertentu
Antara kebudayaan satu dengan
yang lain berbeda
Mengutamakan kegunaan
Dianggap naif karena tidak
mengindahkan kaidah seni
Penciptaannya spontan
Tidak terpengaruh aliran akademis dan
ruang lingkup seni murni
Orisinalitas/Kemurnian
Penguatan dalam konsep
Kreatifitas
Memutus hubungan dengan sejarah
TABEL CONTOH SENI BUDAYA TRADISIONAL DAN MODERN
Seni Rupa Modern
Batik Tulis
Anyaman
Wayang Kulit
Wayang Golek
dll
Sablon
Lukisan
Karikatur
Mozaik
dll