Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KOSMETOLOGI DAN TEKNOLOGI

KOSMETIK
TENTANG SEDIAAN BEDAK TABUR KULIT
KERING

Nama Dosen : 1. Prof.Dr.Teti Indrawati,MS.Apt.


2. Yayah Siti Juariah,S.Si.M.Si.Apt.

Disusun oleh :

Nuraini

13330006

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2016

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugerahnya, kami
dapat menyelesaikan makalah Kosmetologi dan teknologi kosmetik dengan pokok pembahasan
tentang sediaan bedak tabur untuk kulit kering. Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku
penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yaitu Prof.Dr.Teti

Indrawati,MS.Apt. Yayah Siti Juariah,S.Si.M.Si.Apt . yang telah membantu saya


dalam mengerjakan tugas ini . Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan yang terdapat didalamnya. Oleh
karena itu kritik, dan saran dari para pembaca sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah kami selanjutnya agar bisa lebih baik.

JAKARTA NOVEMBER 2016

PENULIS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai
dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di
sekitar tempat tinggal (Wasitaatmadja, 1997)
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke- 19, pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Bahkan
sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat
(pharmaceutical) atau yang disebut kosmetik medik (cosmeceuticals) (Tranggono dan
Latifah,2007).
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Kulit sehat berarti kulit yang tidak menderita penyakit, baik penyakit
yang mengenai kulit secara langsung ataupun penyakit dalam tubuh secara tidak langsung
mempengaruhi kesehatan kulit. Penampilan kulit sehat dapat dilihat dari struktur fisik kulit
berupa warna, konsistensi yang digunakan untuk memoles kulit wajah dengan
sentuhan artistik untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit dan meningkatkan penampilan
wajah, dengan menutupi kulit yang mengkilap akibat sekresi kelenjar sebaseus dan kelenjar
keringat. Hal yang diinginkan dari bedak adalah tidak membuat kulit wajah tampak berminyak,
kulit tampak lembut untuk waktu yang lama. Sehingga bahan-bahannya harus dapat menempel
dengan waktu yang lama. Oleh karena itu tidak dibutuhkan pembedakan berulang kali
(DitjenPOM, 1985).
Bedak padat adalah bedak kering yang kelembaban, kelenturan, tebal dan tekstur kulit
(Wasitaatmadja, 1997).
Bedak adalah sediaan kosmetik telah diberi tekanan menjadi padatan dan biasanya digunakan
dengan spons bedak. Komposisinya mirip dengan bedak tabur, tetapi efeknya pada kulit

berbeda. Pengikat yang terkandung dalam bedak padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai
hasil dari proses pengepresan, ukuran partikel pada umumnya lebih kecil dari pada
bedak tabur. Bedak padat harus dapat menempel dengan mudah pada spons bedak, dan padatan
bedaknya harus cukup kompak, tidak pecah atau patah dengan penggunaan normal
(Tandiarang,2011).
Warna merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap
suatu produk kosmetik. Oleh karena itu pemilihan warna yang baik dan aman sangatlah penting.
Sampai saat ini penggunaan pewarna sintetis begitu pesat digunakan dan sering kali
disalahgunakan. Beberapa pewarna sintetik ternyata tidak aman digunakan karena sifatnya yang
toksik, bahkan diantaranya bersifat karsinogenik (Andersen dan Bernard, 2001).
Dalam daftar lampiran Peringatan No. HM.03.03.1.43.14.12.8256 tanggal 27 Desember
2012 tentang kosmetika mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang dilarang tercantum
bahwa bahan pewarna methanil yellow merupakan zat warna sintetis yang umumnya digunakan
sebagai zat pewarna tekstil dan cat. Zat warna ini dapat menimbulkan tumor dalam berbagai
jaringan hati dan jaringan kulit (Ditjen POM, 2012).

1.3 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari tugas ini adalah bedak tabur jenis apa yang cocok untuk kondisi kulit
kering dan komposisi formulasi nya
1.4 TUJUAN
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sediaan bedak .
1.5 MANFAAT
Diperoleh gambaran formulasi bedak tabur untuk jenis kulit kering

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, kulit merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang
dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi
mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak
pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, dan bahu.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang
merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. Kulit terbagi
atas 2 lapisan, yaitu

2.1.1 EPIDERMIS
Epidermis dikenal juga dengan kulit ari, yaitu lapisan kulit paling. Lapisan
ini bertanggung jawab terhadap interaksi dan komunikasi kulit dengan dunia luar dan
melindungi lapisan kulit di bawahnya. Para ahli histologi membagi epidermis dari bagian luar
hingga ke dalam menjadi lima lapis, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan paling atas tersusun dari bebrapa lapisan sel yang pipih, mati tidak memiliki
inti tidak mengalami metabolisme tidak berwarna dan sedikit mengandung air. Lapisan ini
sebagian besar terdiri atas keratin, jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten
terhadap bahan- bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh
dari pengaruh luar. Secara alami sel- sel mati yang berada pada permukaan kulit akan
melepaskan diri untuk regenerasi. Permukaan stratum korneum dilapisi oleh suatu lapisan
pelindung lembab tipis yang bersifat asam, disebut mantel asam kulit.

b Lapisan jernih (stratum lucidum)


Terletak dibawah stratum corneum merupakan lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang tidak
berwarna dan bening, banyak terdapat zat eleidin (lapisan mengeras) yang ditemukan hanya pada
lapisan telapak kaki dan tangan sehingga terlihat pada bagian tersebut lebih tebal.
c. Lapisan butir butir (stratum granulosum)
Ditandai oleh 3-5 lapis sel keratinosit yang berbentuk polygonal gepeng yang intinya ditengah
dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang
mengandung protein kaya akan histidin.
d. Lapisan malpigi (stratum spinosum)
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilamen tersebut
memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek
abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum
spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai
lapisan Malpigi.

2.1.2. Dermis,
Dermis adalah lapisan kulit dibawah epidermis. Lapisan ini bertanggungjawab terhadap
elastisitas dan kehalusan kulit. Selain itu lapisan dermis juga berperan menyuplai nutrisi bagi
epidermis. Dermis terdiri dari dua lapisan
a. Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
b. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis, biasanya 40 kali lebih tebal dari epidermis dan tersusun dari bahanmukopolisakarida.
Pada dermis terdapat sel-sel mast dan fibroblast. Sel mast memiliki situs reseptor untuk
immunoglobulin E dan mengandung sejumlah senyawa penting, seperti zat yang bereaksi lambat
pada proses anafilaksis, prostaglandin E2, dan histamin.
Fibroblast mensintesis komponen penunjang struktural dari kulit (yaitu: serat-serat elastik,
kolagen, dan serat retikulum). Serat elastik (jaringan elastik) diberi nama demikian karena serat
ini yang member sifat elastisitas pada kulit. Komponen utama dari serat ini adalah elastin, suatu

protein amorf/tanpa bentuk tertentu. Kolagen, suatu protein fibrosa (berbentuk serat), merupakan
komponen utama kulit, mencakup lebih dari 70% total beratnya. Dikenal sebagai jaringan
penghubung, kolagen memberikan kekuatan yang diperlukan ligamen dan tendon untuk menahan
otot dan tulang ke tempat perlekatannya. Dan dengan demikian juga mendukung tulang rangka
untuk dapat berfungsi. Selain itu, kolagen bertanggung- jawab
untuk member resistensi/ketahanan pada kulit terhadap cedera akibat kekuatan eksternal. Seratserat retikulum, yang juga merupakan bagian dari sistem jaringan penghubung, berukuran lebih
kecil dibandingkan kolagen tetapi berfungsi kurang lebih sama.

Anda mungkin juga menyukai