Panduanteknisakreditasi2013 130316011844 Phpapp02
Panduanteknisakreditasi2013 130316011844 Phpapp02
Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................
B. Maksud dan Tujuan ...........
C. Ruang Lingkup .....
D. Sasaran ....................
E. Dasar Hukum ..............
F. Pengertian .................................
1
1
2
2
3
4
6
7
9
11
12
14
PENYELENGGARAAN AKREDITASI
A. Tata Cara Akreditasi
......................................
B. Alur Kegiatan Akreditasi .......................................................
C. Hasil Akreditasi ....................................................................
15
16
17
PENGENDALIAN AKREDITASI
A. Supervisi
........................................................
B. Monitoring
...........................................................................
C. Evaluasi ..................................................................................
D. Pelaporan
...............................................................................
18
19
19
20
PENUTUP
.................................................................................
21
22
24
25
46
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga di bidang kesejahteraan sosial merupakan salah satu ujung tombak
berhasilnya penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Seiring dengan tuntutan global
maka peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang dilakukan lembaga di
bidang kesejahteraan sosial merupakan hal yang harus dipenuhi. Pemerintah dalam hal
ini melalui Kementerian Sosial perlu menjawab peluang dan tantangan dalam upaya
peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial di Indonesia. Upaya pemerintah dalam
menjamin pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial yang berkualitas salah satunya
melalui pelaksanaan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
Kenyataan faktual di Indonesia menunjukkan bahwa beberapa tahun berselang
telah berkembang demikian banyak lembaga di bidang kesejahteraan sosial, baik jumlah
maupun mutu pelayanan dengan kecenderungan mengalami perkembangan yang relatif
pesat. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos) Kementerian
Sosial RI memperlihatkan secara grafis perkembangan LKS di Indonesia. Trend sosial
tersebut, terlihat dari keberadaan LKS yang terus meningkat. Pada tahun 2004 tercatat
sebanyak 33.364 organisasi sosial lokal yang terdaftar di Kementerian Sosial. Selama
periode Tahun 2004-2009, terjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni dari 33.364
organisasi sosial telah meningkat menjadi 34.587 organisasi sosial lokal (belum
termasuk organisasi sosial asing).
Dalam penyelenggarakan akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan
sosial diperlukan penilaian terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial. Dalam
penilaian akreditasi tersebut diperlukan panduan teknis akreditasi. Panduan teknis ini
sangat penting artinya untuk menjadi tuntunan, pegangan, acuan, dan kesatuan gerak
dalam menjamin mutu penyelenggaraan akreditasi sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
B. Maksud dan Tujuan
1.
Maksud
Pedoman pelaksanaan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial
dimaksudkan sebagai acuan
dalam
menyelenggarakan
akreditasi lembaga di
ii
2.
Tujuan
a. Tersedianya acuan dan alat kerja yang bersifat teknis didasarkan pada norma,
standar, prosedur dan kriteria.
b. Terbangunnya kesatuan pemahaman dan gerak langkah dalam penyelenggaraan
akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
c. Terlaksananya akreditasi secara transparan, benar, tepat dan terukur serta
berkualitas.
C. Ruang Lingkup
Panduan
ini
penyelenggaraan
mendeskripsikan
akreditasi
dan
hal-hal
pihak-pihak
teknis
yang
yang
berperan
terkait
serta
dengan
dalam
penyelenggaraan akreditasi.
Penyelenggaraan akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial,
dilaksanakan
D. Sasaran
Sasaran pengguna buku Panduan Teknis Akreditasi Lembaga di bidang
Kesejahteraan Sosial ini adalah para pemangku kepentingan, yang terdiri dari:
1. Kementerian/Instansi/lembaga terkait di tingkat pusat, baik Kementerian Sosial RI
maupun kementerian/instansi/lembaga lainnya;
2. Badan Akreditasi Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial;
iii
koordinasi
kesejahteraan
sosial
tingkat
nasional,
provinsi
dan
dan Unit
E. Dasar Hukum
Pemerintah
Nomor
39
Tahun
2012
tentang
Penyelenggaraan
iv
F. Pengertian
1. Panduan Teknis adalah acuan kerja yang memuat ketentuan yang bersifat teknis
mengenai tata cara pelaksanaan NSPK dan spesifikasinya, yang harus dijadikan
sebagai patokan oleh semua pihak yang terkait; Panduan Teknis ini merupakan
ketentuan yang akan dijabarkan lebih lanjut ke dalam
berjenjang.
2. Akreditasi adalah penentuan tingkat kelayakan dan standarisasi penye-lenggaraan
kesejahteraan sosial yang diberikan kepada lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
3. Lembaga
di
Bidang
Kesejahteraan
Sosial
adalah
lembaga
yang
vi
BAB II
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
A. Kewenangan
Penerapan Peraturan Menteri Sosial Nomor 17 Tahun 2012 tentang Akreditasi
Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial
vii
viii
3. Badan Akreditasi
a. Ketua Badan Akreditasi, bertugas:
1) Mengkoordinasikan pengelolaan organisasi
2) Mempimpin Rapat Pleno, Rapat Konsultasi Dewan Kehormatan, Rapat
Rutin Anggota Badan Akreditasi, Rapat Rutin Bersama (rapat bersama
jajaran Sekretariat Badan Akreditasi), dan rapat lainnya (termasuk Rapat
Paripurna serta forum-forum pertemuan Badan Akreditasi lainnya).
3) Menandatangani surat keputusan, surat menyurat, pernyataan resmi,
perjanjian kerjasama dengan berbagai pihak atas nama Badan Akreditasi.
4) Tugas dan tanggung jawab lainnya.
b. Wakil Ketua Badan Akreditasi, bertugas:
1) Mengkoordinasikan pengawasan terhadap kinerja organisasi.
2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Badan
Akreditasi dan/ atau tugas-tugas lainnya yang disepakati anggota Badan
Akreditasi.
c. Anggota Badan Akreditasi, bertugas:
1) Melaksanakan program yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab
yang didelegasikan.
2) Menangani permasalahan terkait dengan tugas yang dipimpin, baik
internal maupun eksternal.
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Badan
Akreditasi dan/atau tugas-tugas lainnya yang disepa-kati oleh anggota
Badan Akreditasi.
d. Asesor, bertugas:
1) Melakukan penilaian terhadap kinerja lembaga dibidang kesejahteraan
sosial;
2)
dukungan
administratif
terhadap
seluruh
kegiatan
ix
xi
BAB III
KERANGKA KERJA AKREDITASI
b.
xii
5) Unit layanan lanjut usia, seperti Panti Sosial Tresna Werdha, Sasana
Tresana Werdha, Klub Lansia,
lembaga lainnya
sejenis.
b.
b. Akuntabilitas
Penyelenggaraan Akreditasi dapat dipertanggungjawabkan. Pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan termasuk keberhasilan
atau kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
xiii
c. Transparan
Data/ Informasi akreditasi dan pelaksanaan kerja organisasi akreditasi dapat
diakses oleh publik,
d. Pengawasan
Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan akreditasi
dengan mengusahakan keterlibatan masyarakat luas.
e. Mudah, Cepat dan Tepat
2. Prinsip Penyelenggaraan Akreditasi
a. Prinsip Komitmen
Setiap Anggota, Sekretariat dan Asesor Badan Akreditasi harus berkomitmen
untuk:
1)
2)
3)
4)
5)
b. Prinsip Integritas
Untuk menjamin integritasnya dalam menjalankan tugas dan wewenang setiap
Anggota, Sekretariat dan Asesor Badan Akreditasi dilarang:
1)
2)
3)
membuat kesepakatan atau bargaining dalam arti negatif dengan pihak yang
diakreditasi;
4)
c. Prinsip Independensi
Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas dan wewenang setiap
Anggota, Sekretariat dan Asesor Badan Akreditasi wajib:
1)
xiv
2)
menghindari
terjadinya
benturan
kepentingan
dalam
melaksanakan
kewajibannya;
d. Prinsip Kerahasiaan
1)
2)
C. Pengukuran Akreditasi
1. Penentuan Tingkat Akreditasi
Akreditasi untuk Lembaga di bidang kesejahteraan sosial dikelompokkan 3
kategori:
a. Kategori A (baik sekali) adalah Lembaga di bidang kesejahteraan sosial
yang memperoleh skor/ nilai 86- 100%
b. Kategori B (baik) adalah Lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang
memperoleh skor/ nilai antara 68-85%
c. Kategori C (cukup) adalah Lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang
memperoleh skor/ nilai 50 - 67%
d. < 50 belum terakreditasi
Nilai tersebut diperoleh melalui Nilai Gabungan dari 3 instrumen :
a. Instrumen isian lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
b. Instrumen Diskripsi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial
c. Hasil penilaian asesor
xv
BAB IV
PENYELENGGARAAN AKREDITASI
xvi
Keterangan :
a. Instrumen Daftar isian lembaga di bidang Kesejahteraan sosial: Lembaga di
bidang Kesejahteraan Sosial dengan mengisi instrumen.;
b. Mengajukan Permohonan: Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial mengajukan
permohonan akreditasi kepada Ketua Badan Akreditasi dengan melampirkan isian
instrumen dan persyaratan administrasi ke kantor Badan Akreditasi;
c. Verifikasi
kelengkapan
dan
P4s.kemsos.go.id;
dan/atau ; www.depsos.go.id.
2. LKS atau UPT/UPTD yang akan mengikuti akreditasi diwajibkan mengisi Formulir
Online dan men-scan, meng- up load berkas yang di persyaratkan. dan di kirim
melalui P4s.kemsos.go.id.
3. Badan Akreditasi melakukan penelaahan kelengkapan administrasi yang dikirim
lembaga pemohon
xvii
4. Badan
Akreditasi
menginformasikan
hasil
penelaahan
administrasi
melalui
C. Hasil Akreditasi
1. Lembaga yang sudah telah memenuhi ketentuan administratif dan penilaian, maka
yang bersangkutan akan memperoleh bukti berupa sertifikat akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri Sosial.
2. Masa berlaku sertifikat akreditasi sesuai dengan tingkatan akreditasi yang diperoleh
lembaga di bidang kesejahteraan sosial tersebut, yaitu:
a. Akreditasi A (baik sekali) berlaku selama 5 (lima) tahun
b. Akreditasi B (baik) berlaku selama 3 (tiga) tahun.
c. Akreditasi C (cukup) berlaku selama 2 (dua) tahun.
3. Lembaga yang tidak memenuhi syarat akreditasi diberikan kesempatan untuk
mengajukan kembali dan apabila masa berlakunya akreditasi telah berakhir maka
lembaga yang bersangkutan mengajukan permohonan kembali.
4. Pengumuman
hasil
akreditasi
dilakukan
melalui:
P4s.kemsos.go.id;
dan
xviii
BAB V
PENGENDALIAN AKREDITASI
A. Supervisi
Supervisi adalah asistensi/ bimbingan teknis terhadap proses akreditasi Lembaga
Kesejahteraan Sosial (LKS) dan UPT/UPTD yang dilaksanakan oleh Kementerian
Sosial.
Pelaksana : Kementerian Sosial dan Badan Akreditrasi sesuai kewenangan masingmasing
Tujuan supervisi adalah:
1. Melakukan pembinaan kepada yang disupervisi (LKS dan UPT/D) agar kinerja
pelayanan kesejahteraan sosial semakin baik sesuai standar pelayanan minimal.
2. Membangun kesiapan diri LKS dan UPT/D mengikuti akreditasi
3. LKS dan UPT/D menyiapkan perangkat software dan hardware.
4. Membantu menganalisis faktor penghambat dan pendukung proses akreditasi
yang sesuai dengan standar pelayanan minimal
Pelaksana supervisi adalah:
1. Kementerian Sosial RI cq. Badiklit:
memberikan bimbingan teknis kepada LKS dan UPT/D agar dapat menyiapkan
diri mengikuti akreditasi.
2. Badan Akreditasi
a. Bimbingan teknis kepada perwakilan Badan Akreditasi di daerah
b. Bimbingan teknis kepada para asesor didalam melakukan penilaian
akreditasi
Langkah-langkah supervisi:
1. Menyusun panduan dan instrument supervisi
2. Melaksanakan supervisi
3. Laporan hasil supervisi.
xix
B. Monitoring
Monitoring merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan sistematis dan
dilakukan oleh Kementerian Sosial dalam rangka untuk memantau situasi dan
kondisi, baik terhadap LKS dan/atau UPT/UPTD yang belum maupun yang telah
terakreditasi. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala setiap triwulan, semester
dan tahunan.
Tujuan Monitoring adalah memberikan jaminan bagi terlaksananya proses akreditasi
sesuai dengan rencana, dengan melakukan pengecekan terhadap aktivitas-aktivitas
yang dijalankan, mencatat kemajuan-kemajuan yang sesuai dengan rencana,
menemukenali
kekuatan-kekuatan
dan
masalah-masalah
yang
timbul
dan
Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu rangkaian kegiatan penilaian yang terencana dan
terjadwal.
1. Tujuan evaluasi dilakukan untuk menilai:
a. Kinerja dan kemajuan yang dicapai pada setiap tahapan kegiatan (evaluasi
proses);
xx
b.
c.
d.
e.
2. Pelaksana Evaluasi
a.
b.
Badan Akreditasi
1) Penilaian akreditasi kepada perwakilan Badan Akreditasi di daerah
2) Penilaian terhadap berfungsi atau tidaknya peran asesor didalam
melakukan penilaian akreditasi.
D. Pelaporan
Laporan merupakan suatu rangkaian aktivitas penyampaian data dan informasi
yang terencana dan terjadwal. Bentuk laporan pelaksanaan kegiatan akreditasi
baik yang dilakukan oleh Kementerian Sosial maupun yang dilakukan oleh
Badan Akreditasi terdiri dari:
a. Laporan hasil visitasi/ pelaksanaan akreditasi
b. Laporan pelaksanaan hasil supervisi
c. Laporan pelaksanaan hasil monitoring;
d. Laporan pelaksanaan hasil evaluasi;
e. Laporan rutin berkala, baik laporan semester maupun laporan akhir tahun;
f. Laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran.
xxi
BAB VI
P E N U T U P
Buku Panduan Umum ini disusun untuk menjadi acuan dan pegangan bagi para
penanggung-jawab program pada Kementeria/Instansi/Lembaga yang menjadi mitra
Badan Akreditasi, baik di tingkap pusat, di provinsi maupun di kabupaten/kota. Buku
Panduan Umum ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan oleh semua pihak, baik
segenap civitas Badan Akreditasi maupun Kementerian/ Instansi/Lembaga terkait dan
khususnya para penyelenggara lembaga kese-jahteraan sosial yang berada diberbagai
wilayah Indonesia.
Kehadiran buku panduan ini, pada prinsipnya tidak hanya sebagai acuan bagi
pihak terkait, akan tetapi juga dimaksudkan sebagai upaya perluasan informasi dalam
rangka peningkatan pemahaman dari segenap pemangku kepentingan (stakeholders)
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Dengan tersusunnya buku ini, segenap civitas Badan Akreditasi berharap agar
proses pelaksanaan akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan dapat berjalan
sesuai ketentuan yang berlaku.
xxii