Anda di halaman 1dari 27

Kalibrasi memiliki pengertian yang berbeda-beda baik secara teoritis maupun praktis.

Menurut
ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM), kalibrasi adalah
kegiatan yang menghubungkan nilai yang ditunjukkan oleh instrument(alat) ukur atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang
berkaitan dengan besaran yang diukur) dalam kondisi tertentu. Nilai yang sudah diketahui ini
biasanya merujuk ke suatu nilai dari kalibrator atau standar, yang tentunya harus memiliki akurasi
yang lebih tinggi daripada instrumentt ukur yang dikalibrasi (biasa disebut unit under test atau UUT).
Singkatnya kalibrasi adalah kegiatan menentukan kebenaran nilai yang ditunjukkan oleh sebuah
instrumentt ukur dengan cara membandingkannya dengan standar ukur yang tertelusur ke standar
nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.
Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran sehingga dari hasil pengukuran
tersebut dapat dikaitkan/tertelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional
dan internasional)
Fungsi kalibrasi adalah menjaga kendali mutu dengan memastikan kinerja dan akurasi berbagai
instrument yang digunakan melalui penentuan penyimpangan nilai standar dengan nilai yang
ditunjukkan alat ukur, atau dengan kata lain untuk dapat memastikan akurasi dari alat ukur tersebut
sehingga instrument yang digunakan dapat menghasilkan pengukuran yang akurat.
Kalibrasi harus dilakukan secara periodik. Interval kalibrasi alat tergantung dari beberapa faktor, yaitu
jenis instrumentt, frekuensi pemakaian, dan cara pemeliharaan instrumentt. Semakin sering
instrumentt digunakan, maka interval kalibrasinya pun sebaiknya harus lebih singkat, misalkan
dilakukan setahun sekali.
Hal-hal yang dibutuhkan dalam proses kalibrasi:
1. Adanya obyek ukur (Unit Under Test)
2. Adanya calibrator (standard)
3. Adanya prosedur kalibrasi, yang mengacu ke standar kalibrasi internasional, nasional atau
prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji dengan terlebih dulu dilakukan
verifikasi.
4. Adanya teknisi yang telah memenuhi persyaratan mempunyai kemampuan teknis kalibrasi
(sebaiknya bersertifikat).
5. Lingkungan terkondisi, baik suhu maupun kelembabannya. Jika tidak dapat dikondisikan, misalnya
terjadi saat kalibrasi dilakukan di lapangan terbuka, maka faktor lingkungan harus diakomodasi dalam
proses pengukuran dan perhitungan ketidakpastian.
6. Hasil kalibrasi itu sendiri, yaitu quality record berupa sertifikat kalibrasi. Di dalamnya tercatat
measured value, correction value, dan akhirnya nilai uncertainty. Dari sertifikat tersebut dapat
diketahui informasi tentang kelaikkan instrumentt yang dikalibrasi. Artinya, kita bisa menambahkan

banyak keterangan yang diperlukan, bahkan bisa saja ditambahkan foto, gambar, hasil analisa
khusus, nilau TUR (Test Uncertainty Ratio), bahkan bisa saja melampirkan laporan kinerja calibrator
yang digunakan dalam proses ini.
Catatan : TUR adalah perbandingan antara ketidakpastian karakteristik instrument yang dikalibrasi
terhadap ketidakpastian instrument kalibratornya (spesifikasi alat bisa dianggap sebagai
ketidakpastian terbesar)

Definisi Kalibrasi
* * Menurut ISO / IEC Guide 17025: 2005 Dan Vocabulary of International Metrologi
(VIM) Adalah serangkaian Kegiatan Yang membentuk Hubungan ANTARA Nilai Yang
ditunjukkan Diposkan instrumen ukur ATAU Sistem Pengukuran, ATAU Nilai Yang
diwakili Diposkan Bahan ukur, dengan Nilai-Nilai Yang Sudah diketahui Yang
berkaitan Dari besaran Yang diukur hati Kondisi Tertentu. dengan kata
berbaring: Kalibrasi Adalah Kegiatan ulasan untuk review menentukan Kebenaran
konvensional Nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur DENGAN Cara
membandingkan Terhadap standar ukur Yang Mampu Telusur (dilacak) KE standar
maupun nasional untuk review internasional ulasan ukuran satuan dan / ATAU
INTERNASIONAL
dan
bahan-Bahan
Acuan
tersertifikasi.
Baca juga >> Definisi, manfaat, kegunaan Total Station
Tujuan Kalibrasi

Mencapai ketertelusuran Pengukuran. Hasil Pengukuran DAPAT dikaitkan /


ditelusur Sampai ke standar Yang LEBIH Tinggi / teliti (standar primer nasional Dan /
internasional), melalui Rangkaian PERBANDINGAN Yang tak terputus.
Deviasi Menentukan (penyimpangan) Kebenaran Nilai konvensional
penunjukan Suatu instrumen ukur.
Menjamin hasil temuan temuan-HSIL Pengukuran Sesuai DENGAN standar
Nasional maupun Internasional.
Manfaat Kalibrasi
Menjaga Kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar Tetap Sesuai DENGAN
spesefikasinya
Untuk mendukung Sistem Mutu Yang diterapkan di BERBAGAI INDUSTRI
PADA Peralatan laboratorium Dan Produksi Yang dimiliki.

Bisa mengetahui Perbedaan (penyimpangan) ANTARA harga Benar


DENGAN harga Yang ditunjukkan Diposkan alat ukur.
Baca juga >> Definisi Manfaat Kegunaan fungsi Automatic Level atau Waterpass
Prinsip Dasar Kalibrasi

Obyek Ukur (Unit Under Test)


Standar Ukur (Alat standar Kalibrasi, Prosedur / Metrode standar (Mengacu
KE standar Kalibrasi internasional ATAU Prosedur yg dikembangkan Sendiri
Diposkan laboratorium yg Sudah teruji (diverifikasi))
Operator / Teknisi (operator Dipersyaratkan / Teknisi yg mempunyai
kemampuan Teknis Kalibrasi (bersertifikat))
Lingkungan yg dikondisikan (Suhu Dan kelembaban Selalu dikontrol,
Gangguan faktor Lingkungan-luar Selalu diminimalkan & Sumber ketidakpastian
Pengukuran)
Hasil Kalibrasi ANTARA berbaring:

Nilai Obyek Ukur


Nilai Koreksi Naskah Naskah / Penyimpangan
Nilai Ketidakpastian Pengukuran (hati Besarnya Kesalahan Yang mungkin
Terjadi Pengukuran, dievaluasi Penghasilan kena Pajak ADA hasil temuan temuan
Pekerjaan Yang diukur & analisis ketidakpastian yang Benar DENGAN SEMUA
memperhitungkan Sumber ketidakpastian Yang ADA di hati Metode
PERBANDINGAN Yang digunakan Serta besarnya Kesalahan Yang mungkin Terjadi
hati Pengukuran)
Sifat Metrologi berbaring seperti faktor Kalibrasi, kurva Kalibrasi.
Baca juga >> Definisi Manfaat Kegunaan fungsi Theodolite atau Digital Theodolite
Persyaratan Kalibrasi
Standar Acuan Yang Mampu Telusur KE standar Nasional / Internasional
Metoda Kalibrasi Yang Diakui SECARA Nasional / Internasional
Personil Kalibrasi Yang terlatih, Yang dibuktikan DENGAN sertifikasi Dari
laboratorium Yang Terakreditasi
Ruangan / Tempat Kalibrasi Yang terkondisi, seperti Suhu, kelembaban,
Tekanan Udara, Udara Aliran, Dan kedap Kwantitas Gabungan
Alat Yang dikalibrasi hati keadaan berfungsi Baik / TIDAK Rusak
Sistem manajemen KUALITAS memerlukan Sistem Pengukuran Yang Efektif,
termasuk di dalamnya Kalibrasi formal, periodik Dan terdokumentasi, untuk Semua
Perangkat Pengukuran. ISO 9000 danISO 17025 memerlukan Sistem Kalibrasi Yang
Efektif.
Kalibrasi diperlukan ulasan untuk review:

Perangkat baru
Suatu Perangkat SETIAP Waktu Tertentu
Suatu Perangkat SETIAP Waktu PENGGUNAAN Tertentu (Selai Operasi)
Ketika Suatu Perangkat mengalami tumbukan ATAU Kwantitas Gabungan
Yang Berpotensi mengubah Kalibrasi
Ketika hasil temuan temuan pengamatan dipertanyakan

Baca juga >> Buku manual Total Station


Kalibrasi, PADA umumnya, merupakan Proses untuk review menyesuaikan Keluaran
ATAU Indikasi Dari Suatu Perangkat Pengukuran agar Sesuai DENGAN besaran
Dari standar Yang hati digunakan Akurasi Tertentu. Contohnya, Termometer DAPAT
dikalibrasi sehingga Kesalahan Indikasi ATAU Koreksi Naskah Naskah DAPAT
ditentukan Dan Disesuaikan (melalui konstanta Kalibrasi), sehingga Termometer
tersebut menunjukan temperatur Yang sebenarnya hati celcius PADA Titik-Titik
Tertentu di skala Anda Andari.
Di beberapa gatra, termasuk Indonesia, memiliki Lembaga Metrologi nasional
(Lembaga Metrologi nasional). Di Indonesia Terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi
Instrumentasi Dan Metrologi (Puslit KIM LIPI) Yang memiliki standar Pengukuran
tertinggi (hati SI Dan turunannya satuan-satuan) Yang digunakan akan SEBAGAI
Acuan Bagi Perangkat Yang dikalibrasi. Puslit KIM LIPI JUGA mendukung
infrastuktur Metrologi di Suatu gatra (Dan, seringkali, Negara berbaring) DENGAN
Membangun Rantai Pengukuran Dari standar Tingkat Tinggi / internasional
DENGAN Perangkat Yang digunakan.
Hasil Kalibrasi Harus Disertai pernyataan "ketidakpastian terlacak" review untuk
review menentukan Tingkat Kepercayaan Yang di Evaluasi DENGAN seksama
DENGAN analisis ketidakpastian.

JENIS, FUNGSI DAN KALIBRASI ALAT


UKUR DI LAB. KONVERSI ENERGI
TEKNIK MESIN UNS
JUNE 9, 2009 SHAFIYYAH 51 COMMENTS

Artikel ini merupakan penelitian dan identifikasi peralatan Laboratorium di


salah satu Lab Jurusan Teknik Mesin. Alat ukur merupakan alat Mengukur
pada hakekatnya membandingkan sesuatu besaran yang belum diketahui
besarannya dengan besaran lain yang diketahui besarnya. Untuk
keperluan tersebut diperlukan alat ukur. Pemilihan alat ukur yang baik
diperlukan dalam kegiatan pengukuran. Dalam proses pengukuran dapat
terjadi kekeliruan-kekeliruan. Ada 2 kelompok kekeliruan, yaitu kekeliruan
sistematik (berkaitan dengan alat ukur, metode pengukuran, dan faktor
manusia) dan kekeliruan acak (berkaitan dengan faktor non
teknis/sistematik). Istilah pengukuran biasanya disebut metrologi
geometrik atau metrologi industri idefinisikan sebagai : ilmu dan
teknologi untuk melakukan pengukuran karakteristik geometrik dari suatu
produk (komponen mesin/peralatan) dengan alat dan cara yang cocok
sedemikian rupa sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai yang
paling dekat dengan geometri sesungguhnya dari komponen mesin yang
bersangkutan . (Tim FakuLtas Teknik UNY, 2003)
Jurusan Teknik Mesin merupakan jurusan yang bergerak di bidang
keteknikan permesianan yang berhubungan erat dengan kemajuan dan
pengembangan teknologi keilmuan mesin baik secara penelitian ilmiah
maupun rekayasa keteknikan lainnya. Penelitain-penelitian terkait, erat
hubungannya dengan ketepatan pengukuran setiap elemen yang ada.
Tulisan ini memaparkan penjelasan khusus alat ukur yang ada di
Laboratorium Konversi Energi jurusan Teknik Mesin, sebagai penelitian
tugas kuLiah Mata Kuliah ALAT BANTU dan ALAT UKUR .
TERMOMETER AIR RAKSA

Fungsi Termometer Air Raksa


Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa
juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya
masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer
karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan
volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun
ada juga beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan
tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk
dibaca.]
Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun,
bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu
naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat
suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke
bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian
dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah
ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus
diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 C (-37.89 F) dan hanya
dapat digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak
mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca,
membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung
nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak disana
ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan
hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air
raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat
temperatur di bawah -37 C (-34.6 F). Pada area di mana suhu
maksimum tidak diharapkan naik di atas 38.83 C (-37.89 F)
termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa
dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 C (-78 F).

Pengukuran Termometer Air Raksa


Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan
Fahrenhait. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es
mencair dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang
sama pada thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat
dikeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan.
Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca
tabung). Jadi pegukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan
bukan suhu pembekuan.
Titik didih Celcius yaitu 0 C (212 F) dan titik beku pada 100 C (32 F).
Tetapi peneliti lain -Frenchman Jean Pierre Cristin mengusulkan versi
kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 C (32 F) dan titik didih
pada 100 C (212 F). Dia menamakannya Centrigade.
Cara kerja Termometer Air Raksa
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan
kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini
dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur
meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan
memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan
skala yang telah ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sbb ;
1.

Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada


kondisi awal.
2.
Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa
dengan perubahan volume.
3.
Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan
menyusut jika suhu menurun.
4.
Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai
keadaan lingkungan.
Kalibrasi Termometer Air Raksa
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukursesuai
dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan
suatu standar yang terhubung dengan standar
nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Proses kalibrasi thermometer antara lain :

1.

Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai


poin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya.
Poin ini adalah poin titik beku air.
2.
Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air
tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
3.
Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang
sama.
keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI 06 UNS]
TERMOMETER DIGITAL
Fungsi Termometer Digital
Termometer merupakan salah satu alat ukur yang berfungsi untuk
mengetahui suhu objek (benda/tubuh).
Prinsip kerja Termometer Digital
Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai
sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana
termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang
ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini
disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik
hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur.Setiap jenis logam,
pada temperatur tertentu memiliki tegangan tertentu pula. Pada
temperatur yang sama, logam A memiliki tegangan yang berbeda dengan
logam B, terjadilah beda tegangan (kecil sekali, miliVolt) yang dapat
dideteksi. Jadi dari input temperatur lingkungan setelah melalui
termokopel terdeteksi sebagai perbedaan tegangan (volt). Beda tegangan
ini kemudian dikonversikan kembali nilai arusnya melalui
pengkomparasian dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian
komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke
dalam satuan volt kemudian dijadikan besaran temperatur yang
ditampilkan melalui layar/monitor berupa seven segmen yang
menunjukkan temperatur yang dideteksi oleh termokopel.

Termokopel ini macam-macam, tergantung jenis logam yang digunakan.


Jenis logam akan menentukan rentang temperatur yang bisa diukur
(termokopel suhu badan (temperatur rendah) berbeda dengan termokopel
untuk mengukur temperatur tungku bakar (temperatur tinggi)), juga
sensitivitasnya.
Secara terperinci prinsip kerja thermometer digital dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Sensor yg berupa PTC atau NTC dengan tingkat sensitifitas tinggi
akan berubah nilai tahanannya jika terjadi sebuah prubahan suhu yg
mengenainya.
2.
Perubahan nilai tahanan ini linear dengan perubahan arus, sehingga
nilai arus ini bisa dikonversi ke dalam bentuk tampilan display
3.
Sebelum dikonversi, nilai arus ini di komparasi dengan nilai acuan
dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan
setiap satuan amper ke dalam satuan volt yg akan dikonversi ke
display.
Pembacaan Pengukuran Termometer Digital
Pembacaan pengukuran termometer ini dilakukan langsung dari nilai
display dengan memperhatikan garis segmen yang ada.
Kalibrasi Termometer Digital
Kalibrasinya biasa menggunakan kalibrator manual atau otomatis,
kalibrator manual suhu yg dikenakan ke sensor adalah suhu pemanas
nyata dimulai dari 0 derajat untuk setting ofsetnya. Kalibrasi otomatis
terdiri dari suhu pemanas dan checker untuk gain dalam rangkaian
komparatornya
Material Penyusun Termometer Digital
Termometer digital memiliki bagian penyususn terpenting. Material
penyusun tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Sensor PTC/ NTC
2.
Komparator (OP-amp dan sejenisnya)
3.
ANALOG to Digital konverter
4.
Dekoder display (IC 7447 TTL misalnya)
5.
Display (7 segmen, LCD, monitor)
keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI 06 UNS]
ANEMOMETER
Fungsi Anemometer

Pengamatan unsur-unsur cuaca dan iklim memerlukan alat-alat


meteorologi yang bersifat peka, kuat, sederhana dan teliti. Ditinjau dari
cara pembacaannya, alat meteorologi terdiri atas dua jenis, yaitu:
1.
Recording yaitu alat yang dapat mencatat data secara terusmenerus, sejak pemasangan hingga pergantian alat berikutnya. Contoh
: barograf dan anemograf.
2.
Non recording yaitu alat yang digunakan bila datanya harus dibaca
pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data. Contoh: barometer,
ermometer dan anemometer.
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan
kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots
(Skala Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah
0o 360o serta arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di
daerah terbuka.

Pada saat tertiup angin, baling-baling/mangkok yang terdapat pada


anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan
angin meniup mangkok-mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan
berputarnya piringan mangkok-mangkok. Dari jumlah putaran dalam satu
detik maka dapat diketahui kecepatan anginnya. Di dalam anemometer
terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil
yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala
Beaufort.c Gambar Anemometer adalah :
Tipe Anemometer
Anemometer sendiri terdapat dua tipe secara umum. Tipe tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok
Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang
pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua
mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok
menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka
rotor berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung
kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi,

perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak


tiupan angin. Anemometer tipe cup counter hanya dapat mengukur
rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Dengan
alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke
pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin
selama waktu dari kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan
anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh tersebut dibagi
lama selang waktu pengamatannya.
b. Anemometer Termal
Anemometer ini merupakan satu sensor yang digunakan untuk
mengukur kecepatan fluida (angin) sesaat. Cara kerja dari sensor ini
berdasarkan pada jumlah panas yang hilang secara konvektif dari
sensor ke lingkungan sekeliling sensor. Besarnya panas yang
dipindahkan dari sensor secara langsung berhubungan dengan
kecepatan fluida yang melewati sensor. Jika hanya kecepatan fluida
yang berubah, maka panas yang hilang bisa diinterpretasikan sebagai
kecepatan fluida tersebut. Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip
tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan kecepatan.
Proses Pengukuran Anemometer
Berikut contoh perhitungan sederhana kecepatan angin yang diukur
dengan anemometer tiga mangkok. Panjang lingkaran susunan mangkokmangkok adalah 3 m, dan susunan itu pada suatu waktu berputar 20 kali
dalam waktu 10 detik, maka kecepatan angin dapat dihitung : [(203)/10
m = 6 m/dt]
Untuk memudahkan menghitung putaran dari pada piringan anemometer
maka salah satu mangkok diberi warna lain.
Sehubungan dengan karena adanya perbedaan kecepatan angin dari
berbagai ketinggian yang berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer
ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau kegunaannya. Untuk bidang
agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di
atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan data penunjang bagi
pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang anemometer setinggi 0,5
m. Di lapangan terbang pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang
didaerah terbuka pada pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan
navigasi alat harus dipasang pada jarak 10 x tinggi faktor penghalang
seperti adanya bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer ini
umumnya tidak dapat merekam kecepatan angin dibawah 1-2 mil/jam
karena ada faktor gesekan apa awal putaran.

Proses Kalibrasi Anemometer


Proses kalibrasi anemometer dilakukan secara periodik agar perfomansi
dan hasil pencatatan tetap stabil dan baik. Berikut urutan proses kalibrasi
pada anemometer.

For wind direction calibration, the following method can yield an

accuracy of 5 or better if carefully done. Begin by connecting the


instrument to a signal conditioning circuit which indicates wind direction
value. This may be an indicator which displays wind direction values in
angular degrees or simply a voltmeter monitoring the output. Hold or
mount the instrument so the vane center of rotation is over the center
of a sheet of paper which has 30 or 45 crossmarkings. Position
theinstrument so the mounting crossarm is oriented north-south with
the vane on the north and the anemometer on the south. With the
counterweight pointing directly at the anemometer the wind direction
signal should correspond to 180 or due south. Looking from above,
visually align the vane with each of the crossmarkings and observe the
indicator display. It should correspond to vane position within 5. If not,
it may be necessary to adjust the relative position of the vane skirt and
shaft. See step 3 in the MAINTENANCE section under potentiometer
replacement.
It is important to note that while the sensor mechanically rotates

through 360, the full scale wind direction signal from the signal
conditioning occurs at 352. For example, in a circuit where 0 to 1.00
VDC represents 0 to 360, the output must be adjusted for 0.978 VDC
when the instrument is at 352 full scale. (352/ 360 X 1.00 volts =
0.978 volts).
Wind speed calibration is determined by the cup wheel turning

factor and the output characteristics of the transducer. Calibration


formulas showing cup wheel rpm and frequency output vs. wind speed
are included below.
Calibration Formulas for Model 03102 Wind Sentry
Anemometer

WIND SPEED vs CUP WHEEL RPM

m/s = (0.01250 x rpm) + 0.2

knots = (0.02427 x rpm) + 0.4

mph = (0.02795 x rpm) + 0.4

km/hr = (0.04499 x rpm) + 0.7

WIND SPEED vs OUTPUT FREQUENCY Hz

m/s = (0.7500 x Hz) + 0.2


knots = (1.4562 x Hz) + 0.4
mph = (1.6770 x Hz) + 0.4
km/hr = (2.6994 x Hz) + 0.7

keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI 06 UNS]


TERMOKOPEL
Fungsi Termokopel
Pada dunia elektronika, termokopel merupakan sensor suhu yang banyak
digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi
perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat
dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat
mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan
batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 C.

Cara Kerja Termokopel


Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann
Seebeck menemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang
diberi perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan
listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur
perubahan panas ini, gabungan dua macam konduktor sekaligus sering
dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini
kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan
tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda.
Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan
menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil
tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah
sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70
microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi
logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar
industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur,
kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa
termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan
temperatur absolut.

Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin)


dijaga sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada
objek pengukuran. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama
lain untuk membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas
diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke
suhu yang lebih rendah.
Dengan begitu, tegangan pada setiap termokopel menjadi naik, yang
memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi.
Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna
untuk pengukuran di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak
mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan lansung dan
instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke
sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti
termistor atau dioda) untuk mengukur suhu sambungan input pada
peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di
antara ujung-ujungnya.
Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat
disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal
dengan kompensasi hubungan dingin. Biasanya termokopel dihubungkan
dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut kabel ekstensi atau
kompensasi. Tujuannya sudah jelas. Kabel ekstensi menggunakan kawatkawat dengan jumlah yang sama dengan kondoktur yang dipakai pada
Termokopel itu sendiri. Kabel-kabel ini lebih murah daripada kabel
termokopel, walaupun tidak terlalu murah, dan biasanya diproduksi pada
bentuk yang tepat untuk pengangkutan jarak jauh umumnya sebagai
kawat tertutup fleksibel atau kabel multi inti. Kabel-kabel ini biasanya
memiliki spesifikasi untuk rentang suhu yang lebih besar dari kabel
termokopel. Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan tinggi. Kabel
kompensasi pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah.
Mereka memakai perbedaan kecil, biasanya campuran material konduktor
yang murah yang memiliki koefisien termoelektrik yang sama dengan
termokopel (bekerja pada rentang suhu terbatas), dengan hasil yang tidak
seakurat kabel ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output yang mirip
dengan termokopel, tetapi operasi rentang suhu pada kabel kompensasi
dibatasi untuk menjaga agar kesalahan yang diperoleh kecil. Kabel
ekstensi atau kompensasi harus dipilih sesuai kebutuhan termokopel.
Pemilihan ini menghasilkan tegangan yang proporsional terhadap beda
suhu antara sambungan panas dan dingin, dan kutub harus dihubungkan

dengan benar sehingga tegangan tambahan ditambahkan pada tegangan


termokopel, menggantikan perbedaan suhu antara sambungan panas dan
dingin.
keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI 06 UNS]
HYGROMETER
Prinsip Kerja Hygrometer
Hygrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan dua
thermometer. Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu
udara biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/lembab
(bagian bawah thermometer diliputi kain/kapas yang
basah). Thermometer Bola Kering: tabung air raksa dibiarkan kering
sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
Thermometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang
terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar
uap air dapat berkondensasi.

Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban


dengan mempergunakan Psychrometer ialah :
1.
Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
2.
Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah
3.
Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
4.
Letak bola kering atau bola basah
5.
Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain
Fungsi Hygrometer
Hygrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara relative (RH)
Proses Pengukuran
Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang
satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan
di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan
bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h
dan kalau suhu dengan derajat celcius.
Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa
termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa

dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk mengukur


kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu. yang bundar ya dibaca
skalanya.
Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer selama
pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat
tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipasi alat tersebut dengan
secarik kertas atau kipas. Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar.
Kalibrasi
Sebuah sistem kalibrasi higrometer telah dirancang dan dibuat dalam
rangka peningkatan kemampuan kalibrasi higrometer untuk menghasilkan
sebuah sistem kalibrasi yang dapat memberikan kemampuan ukur terbaik
di bawah 2,5%. Sistem yang dibangun memanfaatkan prinsip kerja
divided flow atau aliran terbagi. Pengujian dilakukan terhadap sistem
tersebut pada rentang kelembaban relative yang biasa dipakai untuk
melakukan kalibrasi, yaitu dari 10% hingga 95%. Pengukuran
ketidakseragaman test chamber telah dilakukan pada rentang
kelembaban tersebut dengan menggunakan dua buah sensor. Hasil akhir
pengujian menunjukkan sistem yang dibangun mampu memberikan
kemampuan ukur terbaik masing-masing adalah 0,62% pada RH 10% dan
0,51% pada RH 60% dan 95%.
keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI 06 UNS]
NERACA DIGITAL/ELEKTRONIK
Fungsi
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi
dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak
dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi
dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai
alat pengukur massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari skala dari
neraca tersebut misal neraca/timbangan elektrik yang ada di pasar
swalayan dengan yang di laboratorium tentu sensitivitas dan skala
neracanya jauh berbeda.
Proses Pengukuran
Secara umum proses meninbang dengan neraca elektronik/digital adalah:
1.
Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
2.
Pastikan timbangan menunjukkan angka nol( jika tidak perlu di
koreksi).
3.
Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat
benda.

4.

Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan
timbangan tersebut.
5.
Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30
menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan.

Kalibrasi
1.
Pengontrolan Timbangan/Neraca
Timbangan/Neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang
sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr
dan 100 gr. Timbangan/Neraca elektronik, harus menunggu 30 menit
untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat
sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang
angka nol harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Penyimpangan
berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut
tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak
dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu
agen (supplier).
1.
Kebersihan timbangan
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian
dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus
atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan
timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat
diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan
pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol.
Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek
kembali dengan menggunakan anak timbangan.
keLompok keYen.. tea_twin1&2_putz1&2_ikaL-pakDokter_sH [TI 06 UNS]
PYRANOMETER
Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur
besarnya pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan
satuan W/m2. Kinerja alat ini dengan dipasang pada suatu permukaan

bidang kemudian dengan adanya hantaman cahaya tepat pada sensor


cahaya yang akan diteruskan pada tampilan komputer dalam bentuk
simpangan besarnya fluks yang diberikan cahaya tersebut.
Nilai maksimum yang memberikan fluks terbesar jika cahaya
menghantam sensor sejajar dengan bidang vertikal dan nilai terkecil fluks
cahaya saat cahaya jatuh sejajar bidang horizontal, sehingga besarnya
simpngan fluks bergantung pada sudut cosinus terhadap sumbu vertikal
selain dari besarnya muatan elektron yang menghantam sensor dari
radiasi cahaya. Dengan adanya muatan elektron tersebut dapat diukur
dengan rumus medan listrik sehingga simpangan fluks magnet
berbanding lurus dengan peningkatan arus akibat penumpukan elektron.
Pada saat kalibrasi digunakan saat diletakkan pyranometer di dalam
ruangan gelap yang tidak ada cahaya dan pengaruh medan listrik maupun
medan magnet sebagai keadaan ideal saat keadaan normal atau keadaan
nol.

1. Kalibrasi Ampermeter Arus Searah (DC) Kalibrasi secara sederhana yang dilakukan
pada ampermeter arus searah. Caranya dapat dilakukan dengan membandingkan
arus yang melalui ampermeter yang akan dikalibrasi (A) dengan ampermeter standar
(As). Langkah-langkahnya ampermeter (A) dan ampermeter standar (As) dipasang
secara seri perhatikan gambar di bawah. Gambar Kalibrasi Ampermeter Arus Searah
(DC) Sebaiknya ampermeter yang akan digunakan sebagai meter standar adalah
ampermeter yang mempunyai kelas presisi yang tinggi (0,05, 0,1, 0,2) atau presisi
tingkat berikutnya (0,5). Gambar diatas menunjukkan bahwa IA adalah arus yang
terukur pada meter yang akan dikalibrasi, Is adalah arus standar yang dianggap
sebagai harga arus sebenarnya. Jika kesalahan mutlak (absolut) dari ampermeter
diberi simbol dan biasa disebut kesalahan dari alat ukur, maka dapat dituliskan :
Perbandingan kesalahan alat ukur () terhadap harga arus sebenarnya (Is), yaitu : /
Is biasa disebut kesalahan relatif atau rasio kesalahan. DInyatakan dalam persen.
Sedangkan perbedaan atau selisih antara harga sebenanya atau standar dengan
harga pengukuran disebut harga koreksi dituliskan : Perbandingan harga koreksi
terhadap arus yang terukur (k / IA ) disebut rasio koreksi atau koreksi relatif
dinyatakan dalam persen. Contoh kasus ampermeter yang sudah waktunya
dikalibrasi : Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang besarnya 20 mA,
ampermeter menunjukan arus sebesar 19,4 mA. Berapa kesalahan, koreksi,
kesalahan relatif, dan koreksi relatif. Maka ampere meter tersebut memiliki nilai :
Kesalahan = 19,4 20 = 0,6 mA Koreksi = 20 19,4 = 0,6 mA Kesalahan relatif =
-0,6/20 . 100 % = 3 % Koreksi relatif = 0,6/19,4 . 100 % = 3,09 % 2. Kalibrasi
Voltmeter Arus Searah (DC) Sama halnya pada ampermeter, kalibrasi voltmeter arus
searah dilakukan dengan cara membandingkan harga tegangan yang terukur
voltmeter yang dikalibrasi (V) dengan voltmeter standar (Vs). Langkah-langkahnya
voltmeter (V) dan voltmeter standar (Vs) dipasang secara paralel perhatikan gambar
cara kalibrasi sederhana voltmeter dibawah. Gambar Kalibrasi Voltmeter Arus Searah
(DC) Voltmeter yang digunakan sebagai meter standar adalah voltmeter yang
mempunyai kelas presisi tinggi (0,05, 0,1, 0,2) atau presisi tingkat berikutnya (0,5).
Pada Gambar cara kalibrasi sederhana voltmeter diatas , V adalah tegangan yang
terukur pada meter yang dikalibrasi, sedangkan Vs adalah tegangan standar yang
dianggap sebagai harga tegangan sebenarnya. Jika kesalahan mutlak (absolut) dari
voltmeter diberi simbol dan biasa disebut kesalahan dari alat ukur, maka dapat
dituliskan : Perbandingan besar kesalahan alat ukur () terhadap harga tegangan
sebenarnya (Vs), yaitu : / Vs disebut kesalahan relatif atau rasio kesalahan
dinyatakan dalam persen. Sedangkan perbedaan harga sebenanya atau standar
dengan harga pengukuran disebut koreksi dapat dituliskan : Demikian pula
perbandingan koreksi terhadap arus yang terukur (k / V ) disebut rasio koreksi atau
koreksi relatif dinyatakan dalam persen. Contoh kasus volt meter yang sudah
waktunya dikalibrasi : Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan yang besarnya
50 V, voltmeter tersebut menunjukan tegangan sebesar 48 V. Berapa nilai kesalahan,
koreksi, kesalahan relatif, dan koreksi relatif. Maka volt meter tersebut memiliki nilai :
Kesalahan = 48 50 = 2 V Koreksi = 50 48 = 2 V Kesalahan relatif = 2/50 . 100

% = 4 % Koreksi relatif = 2/48 . 100 % = 4,16 %


Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/kalibrasi-alat-ukur-listrik-arus-searahdc/
Copyright Elektronika Dasar

"KALIBRASI AVOMETER"
A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat melakukan pengkalibrasian AVO meter

B.

Materi

Kalibrasi

Fungsi

AVO

dan

Tujuan

meter
Kalibrasi

Sebelum mengetahui langkah-langkah dari kalibrasi avometer, alangkah lebih baiknya kita mengetahui
fungsi dan tujuan dari kalibrasi itu sendiri. Adapun fungsi dan tujuan dari kalibrasi adalah sebagai berikut :
1.

Untuk menjaga kondisi instruen ukur dan bahan ukur tetap sesuai dengan spesifikasinya.

2.

Untuk menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran konvensional petunjuk suatu instrumen ukur

3.

Untuk menjamin hasil pengukuran sesuai standar nasional dan internasional

4.

Untuk melihat tingkat ketelitian alat ukur dibangingkan dengan alat ukur standar

5.

Untuk mempresisikan alat ukur dan memperkecil error

Langkah-langkah Kalibrasi

(a)

(b)

Gambar 6. (a) Kedudukan Normal Jarum Penunjuk Meter dan (b)Setelah Dikalibrasi
Berikut adalah langkah-langkah kalibrasi AVO meter :
1.

Jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 (lihat gambar 6a).

2.

Jika belum putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan
menggunakan obeng pipih (-) kecil.

3.

Pasang Probe pada konektor + dan .

4.

Putar range selektor switch ke skala Ohmmeter.

5.

Tempelkan probe + ke probe agar terjadi Short Circuit (lihat gambar 6b).

6.

Pastikan jarum penunjuk sudah mengarah ke nol pada skala ohmmeter atau tidak, jika belum maka
putar zero adjustment agar jarum menunjuk ke nol

Cara Kalibrasi Pressure Gauge


Serba Serbi Instrumentasi
Author Dini Aprilyana - November 26, 2015
0
Tekanan adalah besaran proses yang mempunyai peranan sangat penting dalam pabrik industri. Baik
dalam industri migas, manufaktur, makanan, petrokimia, pembangkit listrik dan lain-lain, tekanan
menjadi
parameter
yang
berpengaruh
terhadap
kualitas
produk.
Tekanan dirumuskan sebagai GAYA PER SATUAN LUAS. Satuan unit untuk tekanan ada
bermacam-macam, diantaranya Bar, PSI, Pascal, Atmosphere, Kg/cm2, meter air raksa dan lain-lain.
Perbandingan antar satuan tekanan dinamakan konversi, contoh table konversi seperti ditunjukkan
dibawah ini

Klik pada gambar untuk membesarkan tampilan

Pengukuran terhadap besaran proses yang disebut TEKANAN hanya berlaku untuk benda dalam
phase cair dan benda dalam phase gas. Sebagai salah satu parameter besaran proses hasil
pengukuran tekanan harus ditampilkan dalam bentuk angka, salah satu perangkat yang banyak
digunakan untuk keperluan menampilkan ukuran tekanan adalah pressure gauge . Selain pressure
gauge peranti ukur lain nya adalah manometer, barometer, dan pressure transmitter.
Pressure gauge adalah perangkat yang paling banyak dipergunakan untuk mengukur tekanan pada
pabrik industri, oleh karen itu dalam artikel ini saya akan menjelaskan cara memeriksa keakuratan
pressure gauge atau cara menyetel pressure gauge yang sudah menyimpang, aktivitas ini dalam
ilmu instrumentasi di kenal dengan istilah Kalibrasi .
Langkah-langkah kalibrasi pressure gauge
1.

Persiapkan alat-alat untuk kalibrasi diantaranya,


Kunci
Puller
(alat
untuk
mencabut
jarum
pressure
Strap
band
(alat
untuk
membuka
kaca
pressure
Kalibrator
misalnya
Dead
Weight
Tester
atau
Dead
Weight
Spidol permanent, kertas dan ballpen.

inggris,
Obeng,
gauge)
gauge)
Gauge

2. Pasangkan pressure gauge pada kalibrator, dibawah ini adalah gambar Dead Weight Gauge
sebagai kalibrator

Keterangan Gambar:
A-Pressure
B-Pressure
gauge
C-Tabung
D-Valve
Pengatur
E-Manifold
pengencang
F-Valve
G-Piston pengatur tekanan kasar

gauge
yang
tekanan
pressure

3. Lepaskan kaca pressure gauge, dengan memakai strap band

standard
dikalibrasi
oli
halus
gauge

4. Dengan menggunakan spidol beri tanda pada casing sesuai angka angka yang tertera pada
skala, karena piringan skala nantinya akan dilepas pada waktu kalibrasi
4. Lepaskan jarum dengan menggunakan puller.

6. Siapkan kertas dan ballpen untuk mencatat nilai-nilai yang diperoleh sepanjang kalibrasi.
Catat range pressure gauge, misalnya nilai range bawah 0 Bar, nilai range bawah ini biasa
juga disebut titik zero, lalu catat nilai range atas misalnya 25Bar.
6. Kalibrasi dimulai dengan memeriksa kondisi pressure gauge ketika tidak di beri tekanan, jarum
harus menunjukkan angka nol (range bawah).
6. Naikkan tekanan pada kalibrator hingga mencapai tekanan range atas yaitu 25 Bar.
6. Amati posisi jarum pressure gauge, harus menunjuk tepat pada angka 25, jika tidak setel
dengan menggeser posisi baud span adjuster.

10. Kemudian turunkan tekanan kalibrator sampai menjadi 0 Bar, pada kondisi ini jarum
pressure gauge harus menjunjuk angka 0, jika tidak , cabut jarum dengan menggunakan
puller lalu pasang kembali jarum dengan menempatkannya pada possisi 0 ( nol).
10. Ulangi langkah 8 , 9, 10 hingga posisi jarum menunjuk pada angka yang sama dengan
besarnya tekanan kalibrator.
10. Setelah kondisi jarum pada tekanan nol dan pada tekanan range atas sesuai dengan besarnya
tekanan kalibrator , langkah berikutnya adalah memeriksa linearitas, caranya yaitu dengan
menaikkan tekanan kalibrator per 25% lalu membandingkannya dengan posisi jarum pressure
gauge jika sudah sesuai maka langkah kalibrasi selesai, jika ada penyimpangan atau
penunjukkan pressure gauge tidak linear misalnya pada saat tekanan kalibrator 12,5 Bar lalu
pressure gauge menunjuk angka 13,5 berarti telah terjadi penurunan kualitas bagian dalam
pressure gauge seperti bourdon flexsibilitasnya sudah tidak merata, untuk kasus seperti ini
maka pressure gauge sudah tidak layak pakai lagi.
Langkah kalibrasi tersebut diatas dapat dilakukan oleh siapa saja asal memiliki peralatan yang
dibutuhkan , tetapi dalam hal validasi atau penentuan sahnya hasil kalibrasi telah diatur dalam
perundang-undangan yang disetujui oleh pihak-pihak terkait baik di Negara kita maupun di luar
negeri. Bagi anda yang memerlukan tempat kalibrasi alat instrument di Indonesia, beberapa
perusahaan kalibrasi yang sudah memiliki sertifikate akreditasi dari Komite akreditasi Nasional ada
di halaman Promosi Usaha.

Cara Kalibrasi Pressure Transmitter


Serba Serbi Instrumentasi

Author Dini Aprilyana - November 29, 2015


0
Tekanan adalah besaran proses yang sangat penting dalam industri oleh karena itu besarnya tekanan
pada fasilitas industri harus dimonitor bahkan harus dikendalikan. Untuk keperluan memonitor
tekanan tersebut dibutuhkan suatu alat pengukur. Pressure gauge adalah salah satu jenis perangkat
pengukur tekanan, hanya saja pengukuran dengan menggunakan pressure gauge terbatas pada
point point yang bisa terjangkau, sedangkan jika posisi pengukuran tidak bisa diakses oleh operator
seperti pada sebuah reaktor proses di pabrik petrochemical yang mencapai ketinggian puluhan meter
atau pada jaringan pipa yang tidak dilengkapi dengan sarana akses yang memadai, maka tidak bisa
dipergunakan alat ukur pressure gauge. Untuk pengukuran pada kondisi seperti ini ada peranti
instrumentasi yang disebut pressure transmitter, alat ini bekerja sebagai sensor dan pengirim data
dari lokasi pengukuran ke ruang monitor. Prinsip kerja pressure transmitter yaitu mendeteksi besaran
tekanan baik dari proses dengan phasa cair maupun proses dengan phasa gas, kemudian transmitter
ini mengirim data yaitu berupa signal listrik ke perangkat monitor seperti display elektronik, kontroler
elektronik
atau
perangkat
instrumentasi
terpadu
seperti
PLC
dan
DCS.
Pressure transmitter mengirimkan data berupa signal elektronika, signal ini merupakan signal
standard, dalam instrumentasi dikenal beberapa macam signal standard seperti signal elektrik, signal
pneumatic, signal digital, field bus, profibus, dan lain-lain. Signal elektrik 4-20mA lebih dikenal karena
signal ini lebih banyak dipakai, dimana perubahan arus 4mA sampai 20mA secara proportional
menunjukkan perubahan besaran proses yang diukur. Sebagai contoh jika sebuah pressure
transmitter mempunyai batas ukur bawah 0 Bar (untuk selanjutnya batas ukur bawah disebut LRV,
Low Range Value) dan batas ukur atas 100 Bar (untuk selanjutnya batas ukur atas disebut URV,
Upper Range Value) atau dengan kata lain pressure transmitter mempunyai range 0 Bar sampai 100
Bar. maka signal yang dihasilkan oleh transmitter adalah 4mA ketika tekanan yang diukur 0 Bar dan
signal yang dikeluarkan pressure transmitter sama dengan 20mA ketika pressure yang diukur berada
pada kondisi 100 Bar, demikian pula pada kondisi diantaranya besarnya keluaran mA dari pressure
transmitter akan sebanding demngan besarnya tekanan yang diukur, misalnya pada saat tekanan 50
Bar keluaran transmitter adalah 12 mA, formula perbandingan tekanan dengan keluaran transmitter
adalah sebagai berikut:

Dalam posting ini saya akan menjelaskan cara kalibrasi pressure transmitter, kita ambil contoh
spesifikasi transmitter yang akan di kalibrasi mempunyai range 0 Bar sampai 100 Bar,
Type Differential pressure transmitter, model SMART transmitter HART applicable, output transmitter
4-20 mA, type sensor diaphragm, material 316SS.
Langkah-langkah kalibrasi.
1.
2.
3.
4.
5.

Pertama-tama kita siapkan alat kerja seperti; Multimeter, kunci pas, kunci inggris, obeng,
sumber power 24V DC, kalibrator misalnya DWT, HART communicator.
Pasangkan pressure transmitter pada DWT pastikan tidak ada kebocoran, karena kita akan
memberikan tekanan sampai 100 Bar pada transmitter tersebut.
Pasangkan power dan multimeter untuk membaca keluaran transmitter( lihat gambar A)
Siapkan alat untuk mencatat nilai-nilai hasil kalibrasi,
Pasangkan HART, karena transmitter ini HART applicable maka proses konfigurasi dan
eksekusi kalibrasi akan dilakukan melalui alat yang disebut HART.

6. Setelah semua perlengkapan terpasang, dalam keadaan tanpa tekanan lihat keluaran
transmitter harus 4mA jika tidak lakukan pengaturan zero trim melalui HART sehingga
keluaran yang terukur pada multi meter menunjukkan 4mA.
6. Naikan tekanan ke transmitter sampai mencapai tekanan batas atas (100Bar) pertahankan
tekanan dalam keadaan ini untuk beberapa saat sementara itu amati multimeter harus
menunjukkan 20mA jika tidak maka lakukan langkah pengaturan melalui HART yang biasa
disebut span adjustment.
6. Ulangi langkah 6 dan 7 hingga keluaran transmitter menunjukkan nilai yang seharusnya yaitu
4mA ketika transmitter tidak bertekanan dan 20mA pada saat transmitter mendapat tekanan
100Bar.
Jika sudah demikian maka proses kalibrasi hampir selesai, tetapi jangan lupa untuk memeriksa nilai
keluaran transmitter pada beberapa titik antar LRV dan URV, untuk itu mulai dengan memberi
tekanan sebesar 25% catat mA yang dihasilkan, lakukan hal yang sama untuk tekanan 50% dan
tekanan 75%, nila mA yang dihasilkan pada point-point antara LRV dan URV tersebut dapat dihitung
dengan formula dibawah ini;

Sudah menjadi karakteristik alat kalau nilai keluaran transmitter yang sesungguhnya selalu ada
perbedaan dengan nilai hasil perhitungan, perbedaan inilah yang disebut error, besarnya error
menentukan hasil akhir kalibrasi, ada batasan yang menentukan apakah hasil kalibrasi LOLOS
( pass) atau GAGAL ( fail).
Maksudnya dalam spesifikasi transmitter sudah ditentukan besarnya error maksimum yang menjadi
patokan hasil kalibrasi dapat diterima atau tidak

Anda mungkin juga menyukai