DAIRY CATTLE BREEDING

Dr. Drh. Prabowo Purwono Putro, M.Phil

Reproduction andObstetrics, FKH UGM
HP 081392086052
email: prabowopp@yahoo.co.id

Rambu-rambu dalam perbibitan sapi perah

nasional:
Bangsa sapi perah yang digunakan bangsa sapi
Friesian Holstein (FH) yang berwarna belang
putih-hitam.
Metode pemuliaan yang digunakan adalah
pemurnian bangsa (pure breeding) dan atau
grading-up (peningkatan kemurnian bangsa).
Pure breeding perkawinan sapi pejantan atau
semen beku FH dengan sapi betina FH.
Grading up dilakukan dengan tujuan mengubah
bangsa sapi lokal menjadi sapi FH, yaitu dengan
jalan silang-balik (back crossing) secara terus
menerus dengan pejantan bangsa sapi FH.

Friesian Holstein Class

A
B
C
D

Dairy Types Classification

Standar sapi perah international

1

TINGGI BADAN

SUDUT KUKU

LEBAR DADA

10

PERTAUTAN AMBING
DEPAN

KEDALAM TUBUH

11

LETAK PUTING DEPAN

ANGULARITY

12

PANJANG PUTING

SUDUT PINGGUL

13

KEDALAMAN AMBING

LEBAR PINGGUL

14

TINGGI AMBING
BELAKANG

KAKI BELAKANG DILIHAT

DARI BELAKANG

15

LIGAMENTUM TENGAH

BENTUK KAKI BELAKANG

16

POSISI PUTING
BELAKANG

TINGGI BADAN (STATURE)

DIUKUR DARI PUNCAK TULANG BELAKANG YANG BERADA
DIANTARA TONJOLAN TULANG _____ SAMPAI KE PERMUKAAN
TEMPAT SAPI BERDIRI
1 PENDEK (130 CM)
5 SEDANG (142 CM)
9 TINGGI (154 CM)
SKALA : 130 154 CM;
3 CM PER POINT

LEBAR DADA
DIUKUR LEBAR DADA YAITU JARAK ANTARA KEDUA KAKI
DEPAN BAGIAN ATAS TEPAT DIBAGIAN DEPAN DADA SAPI
1 3 SEMPIT 4 6 SEDANG 7- 9 LEBAR
SKALA : 13 29 CM; 2 CM PER POINT

KEDALAMAN TUBUH
JARAK ANTARA PUNCAK TULANG BELAKANG DENGAN
PINGGIR BAWAH PERUT YANG DIUKUR PADA TULANG RUSUK
TERAKHIR
1 3 DANGKAL 4 6 SEDANG 7- 9 DALAM
SKALA : SESUAI DENGAN PROPORSI TUBUH SAPI PERAH

ANGULARITY
SUDUT KEMIRINGAN DAN MELEBARNYA TULANG RUSUK DAN
KOMBINASI DENGAN TULANG-TULANG YANG PIPIH SERTA
TIDAK KASAR
1 3 KURANG MIRING TULANG RUSUK, SANGAT DEKAT SERTA KASAR
4 6 SEDANG KEMIRINGAN TULANG RUSUK SERTA KUALITAS TULANG
SEDANG
7- 9 SANGAT MIRING TULANG RUSUK, TERBUKA DAN PIPIH

1
5
SKALA : 80% KEMIRINGAN DAN TERBUKA TULANG
RUSUK, 20% KUALITAS TULANG

SUDUT PINGGUL
1 Pin Lebih Tinggi (+4 cm)
2(+2 cm)
3 Sama
(+0 cm)
4 Sedikit Lebih Rendah (- 2 cm)
5 Sedang
(- 4 cm)

6789 Ekstrim Rendah

(- 6 cm)
(- 8 cm)
(-10 cm)
(-12 cm)

LEBAR PINGGUL
JARAK ANTARA TONJOLAN PIN BONES

1 3 SEMPIT

4 6 SEDANG

7- 9 LEBAR

SKALA : 10 26 CM; 2 CM PER POINT

KAKI BELAKANG
TAMPAK DARI BELAKANG
1 EKSTRIM KAKI KELUAR
5 SEDANG; KAKI SEDIKIT KELUAR
9 KAKI PARALEL

BENTUK KAKI BELAKANG

1 3 LURUS (160 DERAJAT)
4 6 SEDANG (147 DERAJAT)
7 9 MELENGKUNG (134 DERAJAT)

SUDUT KUKU
1 3 SUDUT SANGAT RENDAH
4 6 SUDUT SEDANG
7 9 SANGAT CURAM
SKALA: 1 = 15 DERAJAT 5 = 45 DERAJAT 9 = 65 DERAJAT

PERTAUTAN AMBING
BAGIAN DEPAN
1 3 LEMAH DAN KURANG KENCANG
4 6 SEDANG
7 9 KUAT DAN KENCANG

LETAK PUTING DEPAN

1 3 KELUAR DARI KUARTIR
4 6 DITENGAH KUARTIR
7 9 DIDALAM KUARTIR

PANJANG PUTING
1 3 PENDEK
4 6 SEDANG
7 9 PANJANG
SKALA: 1 9 CM ; 1 CM PER POINT

KEDALAMAN AMBING
1
2
5
9

DIBAWAH HOCK
SAMA DENGAN HOCK
SEDANG
DANGKAL

SKALA: SAMA=2 (0 CM)

3 PER POINT

TINGGI AMBING BELAKANG

JARAK ANTARA VULVA DENGAN BAGIAN ATAS AMBING
1 - 3 SANGAT RENDAH
4 - 6 SEDANG
7 - 9 TINGGI

SKALA: DIUKUR ANTARA VULVA

DENGAN HOCK. NILAI TENGAH
=4 (29 CM); 2 CM PER POINT

LIGAMENTUM TENGAH
1

1 cm

0,5 cm

0 cm

- 1 cm

Cekung dari Lantai

Sedikit Dalam

- 4 cm
Sangat Dalam

- 5 cm
- 6 cm

- 2 cm

POSISI PUTING BELAKANG

POSISI DARI PUTING BELAKANG PADA BAGIAN TENGAH KUARTIR

1 - 3 DILUAR
4 - 6 DITENGAH KUARTIR
7 - 9 DIDALAM KUARTIR

THANK YOU