Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani.
Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk
menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun
untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik
atau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui
rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu
dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat
karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan
yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya
yaitu diantaranya faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi atau
berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat
mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat
diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dalam
pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum.
Dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar, maka kami membuat makalah tentang Manusia dan Peradaban untuk
mengetahui tentang pengertian adab dan peradaban, mengetahui pengertian
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab, mengetahui pengertian
evolusi dan apa saja tahapan-tahapan peradaban, mengetahui pengertian dan
cakupan kebudayaan sosial, mengetahui apa saja wujud dari peradaban,
mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani, mengetahui
pengertian ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna

hakiki manusia beradab, dan mengetahui problematika peradaban bagi kehidupan


manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

berikut :
Apakah pengertian dari adab dan peradaban?
Apakah pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab?
Apakah pengertian evolusi dan apa saja tahapan-tahapan peradaban?
Apa pengertian dan cakupan kebudayaan sosial?
Bagaimanakah wujud peradaban?
Apakah pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani?
Apakah ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna

hakiki manusia beradab?


8. Apakah problematika peradaban bagi kehidupan manusia?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui pengertian adab dan peradaban.
2. Mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
3. Mengetahui pengertian evolusi dan tahapan-tahapan peradaban.
4. Mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial.
5. Mengetahui wujud dari peradaban.
6. Mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani.
7. Mengetahui ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai
makna hakiki manusia beradab.
8. Mengetahui tentang problematika peradaban bagi kehidupan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Adab dan Peradaban
Menurut Damono sebagaimana dikutip oleh Oman Sukmana, kata adab
berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi
pekerti.
Adab erat hubungannya dengan:
2

Moral yaitu nilai nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan.
Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan

sesuatu yang baik atau salah.


Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang

menjadi pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.


Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan, kesatuan, keselarasan dan kebalikan.
Menurut Fairchild sebagaimana yang dikutip oleh Oman Sukmana,
peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.
Menurut Bierens De Hans peradaban adalah seluruh kehidupan sosial,
ekonomi, politik dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk
kegunaan yang praktis, sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari
hasrat dan gairah yang lebih murni diatas tujuan yang praktis hubungannya
dengan masyarakat.

2.2 Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab


Manusia disamping sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu juga
sebagai makhluk sosial budaya, dimana saling berkaitan satu dengan yang lain.
Sebagai makhluk Tuhan manusia memiliki kewajiban mengabdi kepada Sang
Kholik, sebagai makhluk individu manusia harus memenuhi segala kebutuhan
pribadinya

dan sebagai makhluk sosial budaya

manusia harus hidup

berdampingan dengan manusia lain dalam kehidupan yang selaras dan saling
membantu.
Manusia sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggungjawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manusia
yang bertanggungjawab adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa
tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus
menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan
wejangan atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan
dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan sosial, sehingga dalam

kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman


dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia beradab.
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu
kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam
suatu masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut
sifat dasarnya dianggap paling cocok bagi setiap orang tersebut, yang tentunya
perlu adanya keselarasan dan keharmonisan. Namun demikian keinginan manusia
untuk mewujudkan keinnginannya atau haknya sebagai salah satu bentuk
pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh dilakukan secara berlebihan bahkan
merugikan manusia lain. Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi
kepentingan pribadinya tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan
orang lain. Sebagai suatu anggota masyarakat yang beradab manusia harus bisa
menciptakan adanya keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi
dan kepentingan umum.
2.3 Evolusi dan Tahapan-tahapan Peradaban
Evolusi diajukan sebagai faktor kebudayaan pada sekitar pertengahan abad
ke 19 dan dengan segera pula menjadi kategori budaya yang sangat populer.
Mereka yang menerapkan gagasan evolusi pada pertumbuhan kebudayaan tidak
begitu melukiskan proses yang sungguh-sungguh terjadi, melainkan hanya
menyusun sebuah artificial selection diantara ratusan peristiwa dan kejadian yang
lalu diurutkan menurut skema evolusi. Menurut JWM Baker SJ, mereka tidak
sampai menerangkan jalan kebudayaan dengan teori evolusi, tetapi mencoba
membuktikan evolusi dengan data budaya yang ada.
Proses evolusi kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan
mengambil jangka waktu yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu,
maka akan menampakkan perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan
arah (directional) dari sejarah perkembangan kebudayaan yang bersangkutan.
Perubahan perubahan tersebut direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari
benda hasil kebudayaan manusia pada jaman dahulu yang antara lain digali dari
lapisan bumi diberbagai tempat.
Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu
:

1.

Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai

kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi agraris).


2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi
listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi industri).
3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat komunikasi digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan gejala
1.
2.
3.
4.
5.
6.

mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :


Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.
Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.

2.4 Peradaban dan Perubahan Sosial


1. Pengertian dan cakupan kebudayaan sosial
Perubahan sosial merupakan gejala

yang

akan

menimbulkan

ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada didalam masyarakat, sehingga


menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat
yang bersangkutan.
William F. Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahanperubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun
immateriil.
Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan perubahan sosial untuk
sesuatu variasi dari cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena
perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, kompetisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya difusi ataupun peubahan-perubahan baru dalam
masyarakat tersebut.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam
hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Cara yang paling
sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah
membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat
sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang dianalisis dari
a.

berbagai segi :
Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (derection of change) bahwa
perubahan tersebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah
meninggalkan faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu

yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk
yang sudah ada pada waktu yang lampau.
b. Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi
dalam masyarakat.
2. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial
a. Teori Sebab Akibat (Causation Problem)
Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab sebab
perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :
1) Analisis Dialektika
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat syarat dan keadaan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Hal ini
dirumuskan oleh Hegell Marx sebagai dialektika artinya thesis antisynthesis.
2) Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
Teori tunggal menerangkan sebab sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan
dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori tunggal maupun
deterministik menurut Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama, timbulnya
pola analisis yang lebih cermat dan lebih didasarkan fakta.
b. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebudayaan teori teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai
kecenderungan yang bersifat kumulatif atau evolusioner.
1) Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan
sesuai dengan tahapan tertentu semula dari bentuk sederhana kemudian yang
kompleks sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah Agust
Comte dan Hebert Spenser.
2) Teori Multilinier
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu
asumsi yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan yang
didapatkan gejala keteraturan yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal
hukum atau skema apriori, tetapi teori ini lebih memperhatikan tradisi dalam
kebudayaan dan dari berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian bagian
tertentu.
2.5 Wujud Peradaban
Peradaban adalah wujud kebudayaan sebagai hasil kreatifitas manusia baik
yang bersifat materiil berupa benda-benda yang kasat mata dan dapat diraba,
seperti candi borobudur, bangunan gedung atau rumah, mobil, perlatan kerja, dan
6

sebagainya, maupun yang bersifat non materiil dalam bentuk nilai, moral,
norma, dan estetika.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non materiil, seperti
adat sopan santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia
senantiasa memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika,
dan estetika.
Menurut Ki Hajar Dewantara, etika adalah ilmu yang mempelajari segala
soal kebaikan dan keburukan didalam hidu manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
Etika merupakan suatu ajaran yang melakukan refleksi kritis atas norma
ajaran moral. Tugas etika adalah mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku
manusia.
Secara dikotomisada etika deskriptif yang berusaha mengkaji secara kritis
dan rasional tentang sikap dan pola perilaku manusia, dan apa yang dikerjakan
oleh manusia dalam hidup sebagai sesuatu yang bernilai. Sedangkan etika
normatif adalah berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku yang ideal
yang seharusnya dimiliki oleh manusia (berupa norma-norma).
Menurut Th. L. Vanhoeven (dalam Oman Sukmana), norma berasal dari kata
normalis, yang berarti menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan, kelaziman,
patokan, standart, ukuran. Norma norma mempunyai kekuatan mengikat yang
1.

berbeda beda, yaitu :


Folkways, yakni norma-norma yang berdasar kebiasaan atau kelaziman dalam
tradisi, dan apabila dilanggar tidak ada sanksinya, tetapi hanya dianggap aneh dan

menjadi sasaran pembicaraan umum saja.


2. Mores (tata kelakuan), yakni norma moral yang menentukan suatu kelakuan
tergolong benar atau salah, baik atau buruk. Individu yang melanggar mores akan
dihukum.
Moral adalah nilai nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan
kesusilaan. Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus
hidup secara baik sebagai manusia, dan sekaligus merupakan petunjuk kongkrit
yang siap pakai tentang bagaimana seseorang itu harus hidup.
Dalam realitas budaya pengembangan kebudayaan dikembangkan melalui
nilai nilai estetika yang tidak terlepas dari nilai nilai etika, moral, norma dan
hukum yang berlaku.

Secara

etimologis

istilah

estetika

berarti

teori

tentang

ilmu

penginderaan. Tetapi kemudian diberi pengertian yang dapat diterima lebih luas
ialah teori tentang keindahan dan seni.
Manusia memiliki sensibilitas esthethis, karena itu manusia tak dapat
dilepaskan

dari

keindahan.

Manusia

membutuhkan

keindahan

dalam

kesempurnaan (keutuhan) pribadinya. Tanpa estetika ini, kemanusiaan tidak lagi


mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril.
2.6 Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani
1. Tradisi
Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa,
merupakan satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke
abad. Oleh karena itu, maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan
sendiri sendiri yang satu dengan yang lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang
merupakan adat kebiasaanturun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat
karena adanya penilaian bahwa cara cara yang telah ada merupakan cara yang
paling baik dan benar, serta hal ini merupakan sumber yang mengagumkan bagi
kekayaan budaya bangsa.
Didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh
daerah daerah suku suku bangsa adalah berbeda beda, meskipun demikian
dasar dan sifatnya adalah satu, yaitu keindonesiaannya. Oleh karena itu, maka
adat bangsa Indonesia itu dikatakan berbhinneka. Adat bangsa Indonesia yang
Bhinneka Tunggal Ika ini tidak mati, melainkan selalu berkembang.
2. Modernisasi
a. Konsep Modernisasi.
Modernisasi dimulai di Italia abad ke 15 dan tersebar di sebagian besar ke
dunia Barat dalam lima abad berikutnya. Manifesto proses modernisasi pertama
kali terlihat di Inggris dengan meletusnya revolusi industri pada abad ke 18,
yang mengubah cara produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses tranformasi yang mengubah :
Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar,
dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.
Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada
masyarakat nasinal dengan integrasi yang baik.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :

a) Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup


dengan konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai
tingkat modern harus berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami
kemajuan.
b) Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang
berbeda beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik
dan nyaman dalam arti yang seluas luasnya.
b. Syarat-syarat Modernisasi.
Modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak
mengarah pada angan angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa

syarat, yaitu :
Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun

masyarakat.
Sistem administrasi negara yang baik yang benar benar mewujudkan birokrasi.
Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu
atau lembaga tertentu.
Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi
dengan cara penggunaan alat komunikasi masa.
Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di
pihak pengurangan kepercayaan.
Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
c.

Ciri-ciri Modernisasi.
Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri ciri :
Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi,

dan akulturasi.
Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru.
Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta

orientasi kebendaan yang berlebihan.


Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan
menumpuk kekayaan.
3. Masyarakat Madani

Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata civil society diterjemahkan


sebagai masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat
adab. Apapun bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang
gerak masyarakat yang berada di luar negara.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka
muncul konsep civil society sebagai arena bagi warga negara yang aktif dalam
politik. Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban
masyarakat, yaitu suatu kualitas kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh
supremasi hukum.
2.7 Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna
Hakiki Manusia Beradab
Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dalam hidupnya selalu bergaul
dan berkumpul serta hidup bersama sama dengan manusia lainnya dalam satu
tempat dan waktu tertentu yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat manusia
saling mengadakan hubungan dan kerjasa (interaksi) antara yang satu dengan
yang lain. Itulah sebabnya filosofis terkenal Aristoteles mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk sosial.
Kehidupan bersama atau berkelompok dari manusia itu, mempunyai
beberapa

tujuan tertentu,

yaitu

untuk

memenuhi

kebutuhan

hidupnya,

menghindarkan diri dari marah bahaya, dan melanjutkan keturunan.


Untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus
mengadakan hubungan dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa
mengadakan interaksi dengan manusia yang laintidak mungkin kebutuhan
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, baik kebutuhan primer dan juga kebutuhan
sekunder.
Sebagai diketahui bahwa manusia disamping sebagai makhluk sosial juga
makhluk individu, dimana dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan sendiri tanpa
menghiraukan kepentingan orang lain. Manusia harus ada keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jika tidak maka dapat menimbulkan
kekacauan, pertentangan diantara sesama manusia sehingga keteraturan,
ketetraman tidak akan terwujud.

10

Agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukan pedoman pedoman hidup
tentang bagaimana seorang berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia
harus bertingkah laku dalam masyarakat. Pedoman - pedoman hidup yang
dimaksud seperti aturan aturan, norma norma adat istiadat, ogeran dan
wejanga atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat. Jika manusia telah
dapat menciptakan hal hal tersebut, maka sesungguhnya manusia telah dapat
memahami arti atau makna hakiki sebagai manusia beradab.
2.8 Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit
untuk dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke
seluruh belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia,
termasuk di dalamnya bangsa Indonesia.
Arus informasi berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan
manusia makin terbuka luas. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena
ditopang pula oleh sistem sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang
makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia
menjadi sempit, ruang, dan waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal,
batas batas negara sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan
akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini menurut Indra Siswarini adalah
masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu
membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam
menghadapi kemerosotan mutu lingkungan hidup.
Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak
punya norma atau heteronmy atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme
sosial terhadap hal hal yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal
masyarakat. Selain itu juga terjadinya diorientasi atau alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian
pesat

sebagai

sebuah

perkembangan

peradaban

manusia

kadang

kala

menimbulkan problematika bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh (handphone)


dengan berbagai fasilitas yang ada didalamnya, dapat memberikan manfaat yang

11

sangan besaar kalau digunakan secara baik, tetapi sebaliknya jika digunakan
secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan
problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang
berkembang, dengan cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan
pekerjaan yang cukup justru akan menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu
membangunan bangsa agar tetap eksis di tengah tengah arus modernisasi dan
globalisasi yang semakin kuat, adalah dengan meningkat peran lembaga
pendidikan untuk terus mengali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi
tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai nilai dan moral
bangsa Indonesia.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata adab berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan
dan kehalusan budi pekerti. Peradaban adalah tahapan tertentu dari kebudayaan
masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kebudayaan tertentu pula, yang
telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan,
teknologi dan seni yang telah maju.

12

Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus


menjunjung tinggi aturan aturan, norma norma, adat istiadat, ugeran dan
wejangan atau nilai nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan
dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan sosial, sehingga dalam
kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman
dan kedamaian.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non materiil, seperti
adat sopan santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia
senantiasa memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika,
dan estetika.
3.2 Saran
Dengan pengertian adab dan peradaban yang disampaikan diatas bahwa
adab dan peradaban di masyarakat memiliki peran yang sangat setral dalam
kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari
makalah ini diharapkan kita bisa belajar dan mengerti akan peradaban, sehingga
bisa diterapkan di kehidupan sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_16.htm
http://indonetasia.com/definisionline/?p=974
http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/JID/article/view/2154
http://www.google=pengaruhglobalisasiterhadapeksistensikebudayaandaerah.com
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar oleh Suratman, SH., M.Hum, Drs. MBM Munir,
MH dan Umi Salamah, S.Pd.

13

14

Anda mungkin juga menyukai