Anda di halaman 1dari 23

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Transformator.
Selain itu makalah ini dapat ditujukan kepada mahasiswa teknik elektro
khususnya konsentrasi teknik listrik. Transformator sendiri sering ditemui
disekitar kita, dari alat elektronik sampai digunakan pada gardu induk.
Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam klasifikasi
mesin listrik statik yang berfungsi menyalurkan tenaga atau daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan
mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui
suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet.
Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah
kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Makalah ini disusun berdasarkan dari hasil praktikum pada Kerja Bengkel
Listrik tentang perancangan transformator. Dibuatnya makalah ini supaya
mengerti bagaimana cara merancang transformator supaya didapat hasil yang
mendekati dengan teori yang didapat pada mata kuliah transformator.
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut
antaralain :
1. Bagaimana cara atau prinsip kerja dari transformator?
2. Bagaimana cara perancangan dan pembuatan transformator?
3. Bagaimana cara pengujian beban nol dan hubung singkat pada transformator?
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini antara lain:
1.

Memahami bagaimana prinsip kerja dari transformator.

2.

Memahami dan mengerti cara perancangan dan pembuatan transformator.

3.

Memahami cara pengujian transformator.

4.

Sebagai tugas individu yang wajib diselesaikan dalam mata kuliah


Transformator.
1

BAB II. TEORI DASAR


A. Pengertian Transformator
Transformator atau sering juga disebut trafo adalah komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan)
tegangangan listrik bolak-balik (AC). Bentuk dasar transformator adalah
sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian
sekunder. Bagian primer dan skunder adalah merupakan lilitan kawat yang tidak
berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah
inti yang dinamakan inti trafo.( Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung, 1991)
Menurut Gabriel, J.T, (2001), transformator atau trafo merupakan alat yang
dipakai untuk mengubah tegangan AC dari suatu harga menjadi suatu harga yang
diinginkan. Trafo dirancang untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak
balik. Trafo terdiri atas dua kumparan kawat berpenyekat, yang disebut kumparan
primer dan kumparan sekunder, dililitkan mengelilingi teras besi yang sama.
Transformator adalah suatu alat elektromagnetis yang mengubah tegangan
bolak-balik menjadi tegangan bolak-balik lain dengan suatu perbandingan
transformasi tertentu yang bekerja berdasarkan prinsip induksi dengan frekuensi
yang sama. Konstruksi dasarnya terdiri dari kumparan primer dan kumparan
sekunder yang dililitkan pada inti besi yang satu sama lainnya terhubung secara
elektromagnetis. Bila pada kumparan primer diberi tegangan bolak-balik, maka
akan timbul fluks yang mengalir pada inti besi dan menginduksikan tegangan
pada kumparan sekunder. (Djiningrat, 2010)
B. Konstruksi Transformator
Konstruksi transformator terdiri dari dua bagian, yaitu peralatan utama dan
peralatan bantu. Peralatan utama transformator terdiri dari:
1. Inti Besi
Inti besi dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang
berguna untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Inti besi yang digunakan berbentuk lempengan tipis
berisolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan
oleh arus eddy Eddy Current.
Beberapa bentuk dari inti trafo yang sering digunakan :

Gb.2.1 Bentuk inti trafo bentuk L, E, dan F.


2. Kumparan
Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang dilapisi
dengan bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi baik terhadap
inti besi maupun kumparan lain. . Untuk trafo dengan daya besar lilitan
dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media pendingin.Konstruksi
dasarnya terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang dililitkan
pada inti besi yang sama. Banyaknya lilitan akan menentukan besar tegangan
dan arus yang ada pada sisi sekunder.Kadang kala transformator memiliki
kumparan tertier. Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan
tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan
tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering

juga untuk

dipergunakan penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone,


kapasitor shunt dan reactor shunt.
3. Bushing
Bushing merupakan sebuah konduktor yang menghubungkan kumparan
transformator dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu
isolator

dan

berfungsi

sebagai

konduktor

tersebut

dengan

tangki

transformator. Selain itu juga bushing juga berfungsi sebagai pengaman


hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.
4. Minyak Transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan
yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada
transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak
transformator mempunyai sifatsebagai media pemindah panas (disirkulasi)

dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus
tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

Peralatan bantu pada transformator biasanya hanya digunakan pada trafo


dengan kapasitas besar, peralatan bantu pada transformator antara lain:
1. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi
besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu
yang berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk mengurangi
adanya kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga
dilengkapi dengan sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan
panas keluar transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin
dapat berupaudara, gas, minyak dan air.
Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
a. Alamiah (natural)
b. Tekanan/paksaan (forced).
2. Tap Changer
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan
jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam
keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), dan
tergantung jenisnya.
3. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya
indicator yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Indikator suhu minyak
b. Indikator permukaan minyak
c. Indikator sistem pendingin
d. Indikator kedudukan tap, dan sebagainya.
4. Peralatan Proteksi
4

Peralatan proteksi digunakan untuk mendeteksi dan mengamankan


transformator jika terjadi gangguan. Peralatan yang digunakan antara lain rele
Bucholz, Rele Tekanan Lebih, Rele Diferensial, Rele Arus lebih, Rele Tangki
Tanah, Rele Thermis.
C. Jenis-jenis Transformator
1.

Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan

sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai


penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan
tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
2.

Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada

lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator


jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
3.

Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut

secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian


lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan
sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah
ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua
lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara
listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan
lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali)
4.

Autotransformator variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa

yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan


primer-sekunder yang berubah-ubah.
5

5.

Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama

dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan


primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih
banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi
sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis
ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
6.

Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk

memberikan

keluaran

gelombang

pulsa.

Transformator

jenis

ini

menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer
mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi
pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet,
transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat
arus pada lilitan primer berbalik arah.
D. Prinsip Kerja Transformator
Transformator menggunakan

prinsip

hukum

induksi

Faraday

dan

hukumLorentz dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang


mengalirmengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi
magnet. Danapabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada
kedua ujungbelitan tersebut akan terjadi beda potensial. Arus yang mengalir pada
belitanprimer akan menginduksi inti besi transformator sehingga didalam inti besi
akanmengalir fluks magnet dan fluks magnet ini akan menginduksi belitan
sekundersehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda potensial.
Ketika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang
berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik
(mutual inductance). Ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada

kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang


dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan
sekunder akan berubah polaritasnya (Musyaddad,
(Musy
2013).

Gb.2.2 Skema transformator tanpa beban


Jika dilihat dari gambar diatas apabila salah satu sisi, dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak balik, maka sisi tersebut,
ut, disebut dengan sisi primer
sedangkan

sisi lain

yangdihubungkan

dengan

beban

disebut

sisi

sekunder.Apabila
Apabila kumparan primer
primer dihubungkan dengan tegangan (sumber),
maka akan mengalir arus
aru bolak-balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena
kumparan
paran mempunyai inti, arus I1 menimbulkan fluks magnet yang
ang juga berubahubah pada intinya. Akibat

adanya fluksmagnett yang berubah


berubah-ubah, pada

kumparan primer akan timbul


tim
GGL induksi ep.
Besarnya GGL induksi pada kumparan primer adalah,
=
dimana

(2.1)

ep= GGL induksi disisi primer.


Np= Jumlah
Ju
lilitan kumparan primer.
d= Perubahan garis-garis
garis garis gaya magnet(1 Weber=108 Maxwell)
dt= Perubahan waktu dalam satuan detik.

Fluks magnet yang menginduksi GGL induksi ep juga dialami oleh kumparan
sekunder karena merupakan fluks bersama (mutual fluks). Dengan demikian fluks
tersebut menginduksikan GGl induksi es pada kumparan sekunder.
Besarnya GGL induksi pada kumparan sekunder adalah,
=

(2.2)

Ns= Jumlah lilitan kumparan sekunder.

dimana

Dari persamaan (2.1) dan (2.2) maka akan didapat perbandingan lilitan
berdasarkan GGL induksi,
=

(2.3)

k = perbandingan transformasi (turn ratio)


Karena arus yang lewat kumparan merupakan arus bolakbalik (AC) maka
berlaku persamaan arus sinusoida,
=

sin(

(2.4)

90) kumparan dianggap induktor murni

karena arus yang lewat kumparan akan membangkitkan (fluks) yang sefasa
dengan arus sehingga persamaan fluks menjadi,
=

sin(

90) =

(2.5)

cos(

Dari persamaan diatas maka persamaan GGL induksi kumparan primer


menjadi

=
=
=

Nilai efektif ep,

cos(

sin(

sin(

(2.6)
)

)
=

(2.7)
(2.8)

= 4,44

(2.9)

Dengan cara yang sama maka pada kumparan sekunder


= 4,44

(2.10)

Jika pada kondisi ideal Ep =V1 dan Es = V2 maka akan berlaku perbandingan
transformasi,
=

(2.11)

dan karena kondisi ideal maka VAinput=VAoutput,


=

(2.12)

BAB III.METODOLOGI
A. Spesifikasi
Spesifikasi dari transformator yang akan dirancang adalah sebuah
transformator satu fasa untuk tegangan input sebesar 220 Volt dan dengan
tegangan output sebesar 15 Volt dengan arus sebesar 10 A.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah trafo sesuai dengan
spesifikasi di atas antara lain:
1. Cutter

2. Alas Kaca

3. Bor Listrik

4. Gergaji kecil

5. Kikir

6. Kern E

83

7. Kern I

83

8. Gunting

9. Kawat email 1,6 mm

secukupnya

10. Kawat email 0,4 mm

secukupnya

11. Papan Pertinaks

secukupnya

12. Mistar Besi

13. Sirlack

secukupnya

14. Tenol

secukupnya

15. Pembungkus kabel

secukupnya

16. Isolasi(Plastik Mika)

secukupnya

C. Rancangan
Pada perancangan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Inti Besi
Untuk inti besi (kern) yang digunakan yaitu berbentuk E dan I.

Gb. 3.1 Bentuk inti trafo yang digunakan


Sedangkan untuk menentukan ukuran dan banyak lempengan yang digunakan
perlu dilakukan perhitungan sesuai dengan daya(kapasitas) transformator
yang akan dibuat. Perhitungan yang diperlukan sebagai berikut :
Arus sekunder (Is)

= 10 A

Tegangan Primer (Vp)

= 220 V

Tegangan Sekunder (Vs) = 15 V


Daya Trafo (Ps=Pp)

= 15 x 10 VA= 150 VA

Dengan besar daya dari trafo yang akan dibuat maka akan didapat
ukuran(luas) kern yang akan digunakan.
=

= 15,3

Luas kern (o)

Lebar kern Dalam (b)

= 3,8 cm (Hasil pengukuran kern pasaran)

Lebar kern total (h)

= O/b = 15,3/3,8= 4,16 cm

Tebal kern per biji

= 0,05 cm (Hasil pengukuran kern pasaran)

Jumlah kern E dan I = h/0,05= 4,16/0,05= 83 buah


Dengan hasil perhitungan didapat bahwa kern yang digunakan memiliki
ukuran sebagai berikut:
Tabel 3.1 Ukuran kern yang digunakan
Tipe
EI-114

c,c1,c2

(mm)

(mm)

(mm)

(mm)

(mm)

(mm)

(mm)

114

38

19

76

95

19

57

10

Gb. 3.2 Ukuran dari kern yang digunakan


2. Membuat Koker(Kerangka)
Koker digunakan sebagai tempat melilit kumparan dan juga sebagai
tempat inti besi. Koker yang digunakan terbuat dari papan pertinak. Untuk
ukuran koker sesuai dengan inti besi yang digunakan sesuai pada tabel ukuran
kern yang digunakan. Berikut desain dari koker :

Gb. 3.3 Desain koker

11

Gb. 3.4 Koker yang sudah jadi


3. Melilit Kumparan
Kumparan menggunakan kawat tembaga dengan ukuran diameter yang
dihitung sesuai dengan besar arus yang lewat pada kumparan.Diameter kawat
dapat dicari dengan persamaan,
Diameter kawat = 1,13

(3.1)

Jadi, dari persamaan diatas untuk besar arus primer(I1=0,618 A) didapat


diameter kawat yang digunakan 0,4 mm. Sedangkan untuk kumparan
sekunder dengan arus sekunder(I2 = 10 A) didapat diameter kawat sebesar 1,6
mm.
Sedangkan untuk menentukan banyaknya lilitan terlebih dahulu mencari
besar lilitan per volt dengan persamaan berikut,
N

(3.2)

Dengan besar frekuensi yang digunakan di Indonesia 50Hz dan besar


diameter koker 2h+2b = 2 (4,16+3,8) =15,92cm. Sehingga akan didapat
N=3,14 lilitan/volt 3 lilitan/volt . Dengan didapat besar lilitan/volt maka
dapat ditentukan banyak lilitan pada kumparan primer dan sekunder.

12

Tabel 3.2 Banyak lilitan pada kumparan primer dan sekunder


Belitan Primer
Tap Tegangan
Primer (V)

Belitan Sekunder

Jumlah Lilitan
Kumparan Primer
(Np)=N.V

Tap Tegangan
Sekunder (V)

Jumlah Lilitan
Kumparan Sekunder
(Ns)=1,1N.V

110

330

10

220

660

20

30

12

40

15

50

Selanjutnya melilit kawat pada koker dan setelah selesai pasang inti besi ke
koker maka transformator sudah jadi.

13

BAB IV.PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN


A. Pengujian Resistansi
Pada pengujian resistansi menggunakan sebuah Ohm meter dan mengukur
resistansi pada kumparan primer dan sekunder sesuai gambar berikut,

Gb. 4.1 Pengujian resistansi trafo


Dari hasil pengukuran didapat hasil seperti dibawah ini:
Tap Tegangan

Resistansi(ohm)

Tap Tegangan

Resistansi (ohm)

0-220 V

20,7

0-9 V

0,92

0-3 V

0,8

0-12 V

0-6 V

0,9

0-15 V

1,1

Dari hasil pengukuran didapat semakin panjang lilitan maka didapat resistansi
yang semakin besar. Hasil ini sesuai dengan persamaan resistansi
=
Dimana

(4.1)

R = resistansi(ohm)
= Hambatan jenis kawat (ohm/m)
L = Panjang kawat (m)
A = Luas Penampang kawat (m2)

Dari persamaan diatas didapat semakin panjang kawat maka resistansinya akan
semakin besar. Sedangkan resistansi berbanding terbalik dengan luas penampang
semakin besar luas penampang maka resistansinya semakin kecil. Dari persamaan
dan hasil pengukuran didapat pada kumparan primer resistansi lebih besar karena
kawat yang digunakan lebih panjang dan luas penampangnya lebih kecil
dibandingkan kumparan sekunder.

14

Hasil pengukuran resistansi ini digunakan untuk mencari rugi-rugi tembaga


pada transformator. Semakin besar resistansi maka semakin besar loses (rugi-rugi)
pada transformator dan menyebabkan kumparan transformator panas.
B. Pengujian Tahanan Isolasi
Pada pengukuran tahan isolasi menggunakan megger dengan rangkaian
pengukuran seperti gambar berikut,

Gb. 4.2 Pengukuran tahanan isolasi


Pada pengukuran isolasi pada setiap tap dan dengan ground (inti besi), hasil
pengukuran sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil pengukuran tahanan isolasi

Pada

Tap Tegangan

Tahanan Isolasi (Mohm)

G-110 V

800

G-220 V

800

G-0 Primer

800

G-0 Sekunder

800

G-3

800

G-6

800

G-9

1000

G-12

1000

G-15

1000

pengukuran

tahanan

isolasi

didapat

hasil

paling

kecil

800Mohm.Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah untuk mengetahui


15

besar nilai kebocoran arus (leakage current) yang terjadi pada isolasi belitan atau
kumparan primer, sekunder atau tertier. Kebocoran arus yang menembus isolasi
peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara
meyakinkan bahwa transformator cukup aman untuk diberi tegangan adalah
dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan
yang ditetapkan akan memberikan jaminan bagi transformator itu sendiri sehingga
terhindar dari kegagalan isolasi. Pengukuran tahanan isolasi sendiri merupakan
pengukuran yang dilakukan pada 2 kawat atau kabel yang saling di isolasi dengan
kententuanminimal bernilai seribu kali dari nilai tegangan nominal. Berdasarkan
PUIL 1987(Pasal 220.B.1) syarat pengujian tahanan isolasi adalah tahanan isolasi
dari bagian instalasi dalam ruangan yang kering harus mempunyai nilai sekurangkurangnya 1000 ohm per satu volt tegangan nominal.
C. Pengujian Beban Nol
Bila sisi primer diberi tegangan sebesar nilai nominalnya (V1) dan sisi
sekunder terbuka, maka dapat ditentukan daya pada beban nol (Po).

Gambar 4.3 Skema rangkaian beban nol


Po merupakan jumlah rugi-rugi besi (Pb) dan rugi-rugi tembaga (PCU)
transformator.
=

(4.2)

16

Fasa Io tertinggal terhadap tegangan primer V1 dan dapat diuraikan terhadap


komponen Ioa yang dapat menyebabkan rugi besi dan Ior yang menyebabkan fluks
utama.

Gambar 4.4 Skema pengukuran beban nol


Dari diagram vektor didapat hubungan :
=
=

Dari hasil pengukuran pada beban nol didapat hasil sebagai berikut,
Tabel 4.3 Hasil pengukuran beban nol
Primer

Tegangan

Sekunder

Masukan

Tap

Vp0

Ip0

Pp0

3V

6V

9V

110 V

110

110

0,15

16,5

2,64

5,5

8,1

11

14,9

220 V

220

220

0,1

22

2,6

5,85

12

15,5

12 V 15 V

Menghitung sebagai contoh perhitungan maka diambil contoh data pada


percobaan tanpa beban tap 220 dengan tap sekunder 15.
Diketahui :

V1 = 220

VoltPp0(Rugi Inti Besi) = 22 watt

17

Penyelesaian:
P

= V1. I . Cos Cos =

Karena pada percobaan tidak menggunakan wattmeter tetapi Pp0 merupakan hasil
perkalian V1 dan Ip0 maka tidak dapat diketahui faktor dayanya.

D. Pengujian Hubung Singkat


Kumparan sekunder dihubung singkatkan, arusnya diukur oleh A2. Sisi
primer diberi tegangan dan frekuensi yang tetap. Tegangan primer diatur
sedemikian rupa sehingga arus sekunder mencapai nominalnya. Tegangan primer
ini disebut sebagai Tegangan Hubung Singkat yang dinyatakan dalam %.
(Djiningrat, 2010)
%

100%

Gambar 4.4 Skema pengukuran hubung singkat

Gambar 4.5 Rangkaian ganti hubung singkat

18

Karena sisi sekunder dihubung singkat, maka Ro>>R2 dan Xo>>R2 sehingga
Io<<I2, dengan demikian Io dapat diabaikan, sehingga dapat digambarkan seperti
gambar 4.5.
=

Karena rugi besi sebanding dengan V1 dan pada hubung singkat nilai V1
sangat kecil, maka rugi besi dapat diabaikan.

Dengan demikian akan didapat besarnya rugi-rugi tembaga pada percobaan


hubung singkat. Maka didapat hubungan :

+
=

Hasil pengukuran hubung singkat didapat hasil sebagai berikut,


Tabel 4.Hasil pengukuran hubung singkat
Primer
Tegangan
Arus Sekunder
Masukan (V)

Tap

Vpsc

Ipsc

Ppsc

Tap 12 V

15

220

15

0,1

1,5

2A

22

220

22

0,18

3,96

3A

30

220

30

0,21

6,3

4A

37

220

37

0,24

8,88

5A

Menghitung Zek dan Xek serta rugi-rugi tembaga (Cu), sebagai contoh
perhitungan maka diambil contoh dari data pertama padapercobaan hubung
singkat.
Diketahu: V1

= 15 Volt

I1 = 0,1 A

P = 1,5 Watt

19

Penyelesaian:
=

Rek

Zek

= = , = 150

Xek

= 150

Z ek Rek

= 1502 1502
=0

20

BAB V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Satelah melakukan berbagai percobaan dan analisis terhadap transformator
yang telah dibuat dan dirancang ini, maka dapat disimpulkan :
1. Transformator merupakan komponen elektronik yang berfungsi untuk
menurunkan atau menaikkan tegangan bolak-balik(AC).
2. Konstruksi dasar transformator terdiri dari kumparan primer dan kumparan
sekunder yang dililitkan pada inti besi yang satu sama lainnya terhubung
secara elektromagnetis
3. Transformator

bekerja

berdasarkan

prinsip

induksi

elektromagnetik.Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer


menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan
lilitan sekunder.Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan
sekunder.Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
4. Inti transformator (kern) digunakan sebagai pembuat trafo dalam
menentukan besar koker pembuatan dengan jumalah inti trafo yang telah
ditentukan.
5. Pengukuran tahanan Resistansi atau kumparan adalah untuk mengetahui
berapa nilai resistansi kumparan.
6. Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah untuk mengetahui besar
nilai kebocoran arus (leakage current) yang terjadi pada isolasi belitan atau
kumparan primer, atau sekunder.
7. Pengukuran beban nol bertujuan untuk mengukur rugirugi inti saat belitan
sekunder tidak terhubung sama sekali pada beban.
8. Pengujian hubung singkat (short circuit) dilakukan untuk mencari besar Rek
dan Zek.

B. SARAN
Dari perancangan transformator yang telah direalisasikan pada makalah ini,
diharapkan dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut, mengingat banyaknya
keterbatasan yang dihadapi maka diusulkan beberapa saran pengembangan, yaitu :
21

1. Pada saat perancangan transformator terlebih dahulu menentukan kegunaan


dari transformator dan kapasitas daya dari transformator yang akan dibuat.
2. Sebaiknya setelah menentukan kapasitas daya trafo kemudian mencari
ukuran untuk kern(inti besi) sesuai dengan perhitungan.
3. Ukuran kern digunakan sebagai acuan dalam pembuatan koker.
4. Saat melilit kumparan sebaiknya merata supaya diameter lilitan stabil
sehingga tidak menyebabkan ketidaksesuaian pada tegangan keluaran.
5. Pengujian resistansi perlu dilakukan untuk mengetahui berapa besar
resistansi dari kumparan. Untuk mengetahui besar impedansi bisa
menggunakan LCR meter.
6. Pengujian beban nol perlu dilakukan untuk mengetahui besar rugi-rugi inti,
dan sebaiknya pada pengujian beban nol dan hubung singkat menggunakan
wattmeter.

22

DAFTAR PUSTAKA
Aprili,Ika,
2014,
Makalah
Transformator,http://tugas/MAKALAH/TRANSFORMATO/(TRAFO)/Let's
StudyTogether.html
Astuti,
Asia,
2013,
Transformasi,http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/transformator.html
Berahim, hamzah, 1996, Pengantar Teknik Tenaga Listri, Andi Offset,
Yogyakarta
Djiningrat, Surya,2010,TransformatorSatuFasa,Modul Praktikum TeknikTenaga
Listrik, Hal 26.
Ichsan, 2010,Pembuatan Transformator Sederhana,(http://ichsandi.blogspot.
com/2010/04/pembuatan-transformator-sederhana.html)
Musyaddad,
Anwaarul,
2013,
Laporan
Praktikum
Tentang
Transformator,http://tongkrongananakemo.blogspot.com/2013/04/laporanpraktikum-tentang-transformator.html
Purnomo,
Susanto
Budi,
2011,Menggulung
Transformator/Trafo,
(http://susantronika.blogspot.com/2011/09/menggulung-transformatortrafo.html)
Sumanto,1991,Teori Transformator,Andi Offset,Yogyakarta
Taqiani,
Ahmad,
2013,Transformator,http://softonezero.blogspot.com/2013/11/transformatortrafo.html
Widiyono, Nur, 2012, Dasar-dasar Perhitungan dan Perencanaan Transformator,
http://widypedia.blogspot.co.id/2012/09/dasar-dasar-perhitungan-danperencanaan.html
Zuhal, 1991, Dasar Tenaga Listrik, ITB, Bandung

23

Anda mungkin juga menyukai